Anda di halaman 1dari 12

TEKNIK DAN SIMULASI PENERIMAAN DAN

PEMBERKASAN LAPORAN/TEMUAN
DUGAAN PELANGGARAN PEMILIHAN
Oleh:
DRS. ARIJADI
(PIMPINAN BAWASLU PROVINSI GORONTALO)

Disampaikan pada BIMTEK PENANGANAN PELANGGARAN


PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR SERTA BUPATI DAN WAKIL BUPATI TAHUN 2017
BAGI PANWAS KECAMATAN SE-PROVINSI GORONTALO
Maqna Hotel Kota Gorontalo, 25-26 Agustus 2016
DEFINISI
LAPORAN DUGAAN PELANGGARAN adalah laporan yang disampaikan secara tertulis oleh
pelapor kepada Pengawas Pemilu tentang dugaan terjadinya pelanggaran Pemilu.

TEMUAN adalah hasil pengawasan Pengawas Pemilu yang mengandung dugaan pelanggaran.

PELAPOR adalah orang yang berhak melaporkan kasus dugaan pelanggaran Pemilu yang terdiri dari Warga
Negara Indonesia yang mempunyai hak pilih, pemantau Pemilu, dan/atau Peserta Pemilu.

PELANGGARAN PEMILU adalah tindakan yang bertentangan atau tidak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan terkait Pemilu.
PELANGGARAN ADMINISTRASI PEMILU adalah pelanggaran yang meliputi tata cara, prosedur,
dan mekanisme yang berkaitan dengan administrasi pelaksanaan Pemilu dalam setiap tahapan
Penyelenggaraan Pemilu.
TINDAK PIDANA PEMILU adalah tindak pidana pelanggaran dan/atau kejahatan terhadap ketentuan
tindak pidana Pemilu sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden dan Undang-Undang tentang Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD.
ALUR PENERIMAAN LAPORAN/TEMUAN

PENGAWAS ADMINISTR
PELAPOR KPU
PEMILU PELANGGA ASI
RAN KODE
DKPP
ETIK
TEMUAN 1. PENELITIAN PENYID
SYARAT PIDANA
IK
DUGAAN FORMAL DAN
PELANGG MATERIL
DIHENTIKA
2. KLARIFIKASI
ARN N
3. KAJIAN BUKAN
4. PLENO PELANGGARAN
LAPORAN DITERUSKAN KE
INSTANSI
BERWEWENANG

DITERUSKAN KE
BAGIAN
SENGKETA PENYELESAIAN
PEMILU SENGKETA
BAWASLU/PANWAS
Pelapor melaporkan pelanggaran di kantor Pengawas
Secara Lisan Pemilu dengan mengisi formulir Penerimaan Laporan
(Model A.1)
LAPORAN
LANGSUNG
Pelapor datang ke Pengawas Pemilu dengan membawa
Secara tertulis. Laporan tertulis berupa surat dan/atau tembusan surat
dan mengisi formulir Penerimaan Laporan Model A.1.
BENTUK
LAPORAN
Secara Lisan Disampaikan Pelapor kepada Pengawas
Pemilu melalui telepon/hotline;

LAPORAN TIDAK
LANGSUNG Disampaikan Pelapor kepada Pengawas Pemilu
dalam bentuk pesan singkat melalui telepon
Secara tertulis genggam, faksimili, surat elektronik, atau laporan
di situs web/website.

LAPORAN TIDAK LANGSUNG dijadikan sebagai informasi awal oleh Pengawas Pemilu
1.Pengawas Pemilu melakukan
penelusuran atas kebenaran informasi
awal
2.Dalam hal ditemukan kebenaran berupa
TINDAK LANJUT dugaan pelangggaran, Pengawas Pemilu
LAPORAN TIDAK melakukan Penindakan.
LANGSUNG
3.Pengawas Pemilu memutuskan dugaan
pelanggaran tersebut menjadi Temuan
melalui rapat pleno Pengawas Pemilu.
4.Keputusan pleno ditindaklanjuti dengan
mengisi formulir Temuan (model A-2 )
SYARAT FORMAL DAN MATERIL
LAPORAN/TEMUAN
SYARAT MATERIL:
SYARAT FORMAL:
a.identitas Pelapor;
a.Pihak yang berhak melaporkan;
b.nama dan alamat terlapor;
b.Waktu pelaporan tidak melebihi ketentuan
c.peristiwa dan uraian kejadian;
batas waktu;
d.waktu dan tempat kejadian;
c.Keabsahan Laporan Pelanggaran yang
e.saksi-saksi yang mengetahui peristiwa
mencakup:
tersebut;
• kesesuaian tandatangan dalam formulir
f. barang bukti yang mungkin diperoleh atau
Laporan Pelanggaran dengan kartu
diketahui; dan
identitas; dan
g.cara mendapatkan barang bukti yang
• tanggal dan waktu
diserahkan

Pasal 32 Ayat 2 dan 3 Perbawaslu Nomor 11 Tahun 2014


Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Panwas
KEWENANGAN PENGAWAS Kabupaten/Kota, Panwas Kecamatan,PPL,
PEMILU/PEMILIHAN dan Pengawas TPS menerima laporan
DALAM MENERIMA
pelanggaran Pemilihan pada setiap
LAPORAN/TEMUAN
tahapan Pemilihan.

1. Warga Negara Indonesia yang memiliki hak pilih


PIHAK YANG BERHAK pada Pemilihan setempat;
MELAPORKAN 2. Pemantau Pemilihan; atau
3. Peserta Pemilihan.

BATAS WAKTU 7 (tujuh) hari sejak diketahui dan/atau


PELAPORAN ditemukannya
BATAS WAKTU PENANGAN PELANGGARAN
OLEH PENGAWAS PEMILIHAN

- laporan pelanggaran Pemilihan telah dikaji dan terbukti kebenarannya,


Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Panwas Kabupaten/Kota, Panwas Kecamatan,
PPL, dan Pengawas TPS wajib menindaklanjuti laporan paling lama 3
(tiga) hari setelah laporan diterima.

- Dalam hal diperlukan, Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Panwas


Kabupaten/Kota, Panwas Kecamatan, PPL, dan Pengawas TPS dapat
meminta keterangan tambahan dari pelapor dalam waktu paling lama 2
(dua) hari.

KETERANGAN :
1. Batas waktu penanganan oleh pengawas pemilihan 3 hari + 2 hari = 5 hari
2. Hari ke-3 atau hari-ke-5 sudah termasuk pelaksanaan pleno
PROSES PEMBERKASAN/PENELITIAN
SEBUAH LAPORAN

A. PEMBERKASAN LAPORAN
1. Petugas penerima laporan menuangkan laporan pada Form A.1
2. Petugas Penerima Laporan melakukan penelitian Syarat Formal dan Materil sebuah
laporan.
3. Apabila syarat formil dan materil terpenuhi, petugas penerima laporan membuat tanda
bukti penerimaan laporan sebanyak 2 rangkap dengan menggunakan Formulir A.3
4. Petugas penerima Laporan wajib memberikan 1 (satu) rangkap tanda bukti penerimaan
Laporan kepada Pelapor dan 1 (satu) rangkap untuk Pengawas Pemilu.
5. Petugas penerima laporan mencatat dalam buku register penerimaan Laporan.
6. Penomoran pada formulir Model A.3 menggunakan nomor yang sama dengan formulir
Model A.3.
7. setelah Laporan telah memenuhi syarat formal dan materil, petugas penerima Laporan
meneruskan Laporan tersebut kepada bagian/petugas yang menangani/mengkaji
pelanggaran.
A. KETETUAN LAPORAN JIKA TIDAK LENGKAP
1. Dalam hal Laporan belum memenuhi syarat formal dan materil, petugas
penerima Laporan melakukan konfirmasi ulang kepada Pelapor untuk
segera melengkapi persyaratan dengan memperhatikan batas waktu
pelaporan
2. Dalam hal Laporan yang tidak memenuhi syarat formal, menjadi informasi
awal adanya dugaan pelanggaran yang ditindaklanjuti oleh Pengawas
Pemilu dengan melakukan penelusuran untuk dapat dijadikan Temuan.
KETERANGAN :
1. Petugas setelah menerima laporan langsung meneliti keterpenuhan syarat formal dan materil
sehingga jika tidak lengkap, langsung diberitahukan pada saat itu dan diberi catatan pada
form A.3 beserta batas waktu perbaikan
2. Petugas menyampaikan bahwa jika sampai batas waktu yang ditentukan tidak dilengkapi,
maka laporan tidak bisa diregister dan diproses.
3. Jika tidak dilengkapi sampai melewati batas waktu pelaporan, maka laporan tersebut
diberhentikan melalui pleno dan laporan tersebut dijadikan informasi awal
PROSES PEMBERKASAN/PENELITIAN
SEBUAH TEMUAN

A. TEMUAN BERASAL DARI :


1. Laporan tidak langsung
2. Laporan yang tidak memenuhi syarat formil
3. Dugaan pelanggaran yang ditemukan langsung oleh pengawas pemilihan
B. PEMBERKASAN TEMUAN
4. Pengawas pemilihan menuangkan hasil pengawasan dalam form A
5. Jika dalam hasil pengawasan terdapat dugaan pelanggaran, pengawas pemilu
melakukan pleno dan menetapkan menjadi temuan
6. Hasil temuan dituangkan dalam form A.2
7. Petugas penerima laporan/temuan meneliti syarat formil dan materil
8. Apabila syarat formil dan materil terpenuhi, petugas penerima laporan membuat tanda
bukti penerimaan laporan sebanyak 2 rangkap dengan menggunakan Formulir A.3
9. Petugas penerima laporan mencatat dalam buku register penerimaan Laporan/temuan.
10.Penomoran pada formulir Model A.3 menggunakan nomor yang sama dengan formulir
Model A.1.
11.Setelah memenuhi syarat formal dan materil, petugas penerima Laporan meneruskan
Laporan tersebut kepada bagian/petugas yang menangani/mengkaji pelanggaran.
TUGAS!
SIMULASIKAN PENERIMAAN DAN
PEMBERKASAN LAPORAN/TEMUAN
DUGAAN PELANGGARAN

semoga bermanfaat ...

semoga bermanfaat ...

Anda mungkin juga menyukai