Anda di halaman 1dari 47

K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M D A N P E R U M A H A N R A K Y A T

B AD A N P E N G E M B A N G A N S U M BE R D A Y A M A N U S I A
P U S D I K L A T J A L A N , P E R U M A H A N , P E R M U K I M A N D A N P E N G E M B A N G A N I N F R A S T R U K T U R W I L A Y A H
B A L A I U J I C O B A S I S T E M P E N D I D I K A N D A N P E L A T I H A N P E R U M A H A N D A N P E R M U K I M A N
J l . P r o f . S o e d a r t o , S H - T e m b a l a n g , T e l p . / F a x ( 0 2 4 ) 7 4 7 2 8 4 8 , S e m a r a n g 5 0 2 7 5

Semara ng, 8 Ok tob e r 20 18

Nomor : PD 01 0 5-Md/587
La mpir a n : 1 (Sa tu) Le mbar
Hal : P e rs ia p a n II P e la tih a n P e re n c a n a a n Te kn i k Da la m Ra n g k a
P e m e n uh a n G A P Ko m p e te n s i Te kn is B id a n g Ci p t a Ka rya

Kepada Y th.
(Daf tar T erla mp ir)
di-
Temp at

Den ga n hor mat ,


Seh ub un ga n d enga n Ren can a Pel ak sa na a n Pe lati h an Per e nc a na an Tek n ik Da lam Rang k a
Peme n uhan GAP Ko mpe ten si Tekni s ASN Bida ng Cip ta Ka rya ya ng ak an di la ks anak an o leh Ba la i
Uji Cob a Sis tem Dikla t Per umah an d an Per mukima n Semaran g, de ng an ho rmat k ami
men gu nda ng Bap ak da n Ib u u ntuk ha d ir pa da :

Hari /Ta ng gal : K amis, 11 Oktob er 20 18


Ja m : 09.00 WI B s/d sel esa i
Temp at : Co s mo Am a r o o s s a J a k a rta
J l. Pan ger an An tas ari No . 9 A-B, Jakarta Se lata n
C h e c k In , 10 O k tob er 20 18 Ja m 14 .00 WI B
C h e c k O u t, 12 Okt o be r 20 1 8 Jam 12 .00 W IB
Aca ra : P e rs i a p a n II P e la t ih a n P e re n c an a an Te k n ik Da la m Ra n g ka
P e m e n uh a n G A P Ko m p e te n s i B ida n g C i p ta Ka ry a

Demikia n k ami s ampai kan, atas k eha dira n Ba pak d an I bu kami u capkan teri ma kas ih .

Kepala
Balai Uji Cob a S ist e m Pen didi ka n da n Pel ati ha n
Peru m a han da n Pe rmukima n

Mu had i, S.Sos , M.Pd


NIP 1 96 207 04 19 93 03 100 3

Te mb u s an Y th . :
1. Kep a la Pu sd iklat Ja l an , Pe ru ma ha n, Per mukiman da n P IW , BPSDM
2. Kep a la Pus diklat Ma naj e men da n Pen gemb an gan Ja ba tan Fu ngsi o na l

PERENCANAAN KEBUTUHAN AIR MINUM


(RDS SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM)

Nara Sumber :
ALFIAN RESKI SAPUTRA

Nara Sumber :
Dr. Ir. Tri Joko, M.Si
Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai pembelajaran peserta mampu menjelaskan dan merencanakan kebutuhan
air minum dan pelaksanaan survey kebutuhan nyata :
• Menyusun rencana kegiatan survey kepada masyarakat tentang kondisi sosial ekonomi
dan akan keinginan berlangganan PDAM.
• Menyusun rencana kegiatan survey kepada masyarakat tentang kemampuan dan
kesediaan membayar jasa layanan air minum.
• Menghitung proyeksi kebutuhan air minum
KEINGINAN UNTUK
MENYAMBUNG
(WILLINGNESS TO CONNECT)
Tujuan Survei Keinginan Untuk Menyambung


Untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi masyarakat


Untuk mengetahui keinginan masyarkat untuk menyambung
sambungan PDAM
KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI
Pendidikan Penduduk 
• Pendidikan merupakan salah satu indikator untuk mengetahui kondisi latar
belakang sosial masyarakat. 

Kondisi Rumah 
• Kondisi bangunan yang ditempati atau kondisi hunian rumah tangga dapat
memberikan gambaran terhadap kondisi sosial ekonomi suatu rumah tangga.
sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 tentang
Perumahan dan Kawasan Pemukiman, kondisi rumah yang ditempati dibagi
dalam tiga pilihan, yaitu: 
• 1. Rumah Sederhana 
• 2. Rumah Menengah 
• 3. Rumah Mewah 

Jumlah Anggota Keluarga 

Akumulasi Pendapatan Rumah Tangga Penduduk


• Akumulasi pendapatan rumah tangga adalah total pendapatan responden dan
pasangannya (jika ada), baik pria maupun wanita.
KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI

Sumber Air Penduduk


• Keadaan sumber air yang tidak menentu mengakibatkan masyarakat di daerah
survey memenuhi kebutuhan mereka akan air bersih dari berbagai sumber
air yaitu :
• PDAM
• Sumur (gali/bor)
• Air dari penjaja
• Membeli air dari mobil tangki
• Menampung air hujan

Kualitas Air Sumur Penduduk 


• Kualitas air sumur penduduk dibagi atas tiga kriteria penilaian yaitu
• Kualitas rasa air sumur penduduk,
• Kualitas warna air sumur penduduk dan
• Kualitas bau air sumur penduduk. 

Jumlah Konsumsi Air Penduduk 


TAHAPAN PELAKSANAAN SURVEY

Tahapan Persiapan 
Tahapan ini dilakukan untuk mendapatkan data-data yang lengkap dan akurat guna mendukung
survey dan masih bersifat data sekunder. Untuk menghasIlkan data yang lengkap dan akurat,
aspek yang perlu diperhatikan adalah dengan melihat atau mengamati permasalahan yang
terjadi di daerah survey. 

Penyusunan
Perumusan Pengumpulan
Inventarisasi teknis
masalah, Penentuan studi pustaka
data-data yang pelaksanaan
tujuan, dan lokasi survey yang berkaitan
ada  observasi dan
sasaran survey dengan survey
survei 
TAHAPAN PELAKSANAAN SURVEY

Tahap Pengumpulan Data 


Data merupakan gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan yang dikaitkan dengan
tempat dan waktu, yang merupakan dasar suatu perencanaan dan merupakan alat bantu dalam
pengambilan keputusan. 

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 

Wawancara (Interview) 
• Dalam survey dilakukan wawancara secara tatap muka, wawancara dilakukan untuk
mengetahui secara lebih dalam kondisi sosial dan ekonomi masyarakat tersebut. 

Kuesioner 
• Dalam survey data diperoleh dengan cara mendatangi seluruh responden dan memberikan
angket atau kuesioner untuk diisi oleh responden, kemudian responden mengisi jawaban
pertanyaan dalam kuesioner, serta mengumpulkan kembali angket yang telah diisi.
KESEDIAAN MEMBAYAR
(WILLINGNESS TO PAY)
A. PROFIL RESPONDEN

Menggunakan metode survei untuk mengumpulkan data primer langsung kepada sumber
informasi.

Proses pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara untuk mendapatkan berbagai
informasi yang digali melalui instrumen penelitian.

Instrumen penelitian yang dipergunakan adalah kuesioner untuk mendapatkan data primer
yang dirancang oleh peneliti sesuai dengan kebutuhan informasi yang ingin digali dalam survei
lapangan, yaitu mendapatkan gambaran persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap layanan
penyediaan air bersih yang dijalankan oleh PDAM
Contoh Responden pada PDAM Kabupaten Batang

Tabel 1 : Jumlah Responden (%)


No Wilayah Pelayanan Jumlah
Tabel 1 menyajikan jumlah responden berdasarkan 1 Pelanggan 5.32%
statusnya sebagai pelanggan atau non pelanggan 2 Non pelanggan 94.68%
PDAM Kabupaten Batang. Jumlah responden   Total 100.00%
pelanggan dalam kajian ini berjumlah 94.68%, jauh Sumber: Data primer diolah,
lebih banyak dibandingkan dengan responden non 2012.
pelanggan yang hanya berjumlah 5.32%. Mengingat
bahwa dalam kajian ini pemilihan responden
dilakukan secara acak, maka banyaknya responden
pelanggan bisa menjadi indikasi awal semakin
meratanya layanan PDAM Kabupaten Batang di
seluruh wilayah daerah tersebut.
Tabel 2: Pekerjaan Responden (%) Tabel 3: Pendidikan Responden (%)
No Pekerjaan Jumlah No Pendidikan Jumlah
1 Buruh 5.21 1 SD 35.56
2 Guru 4.17 2 SLTP 36.67
3 Lain-lain 2.08 3 SLTA 18.89
4 Pegawai swasta 7.29 4 Diploma 4.44
5 Pensiunan 8.33 5 Sarjana 4.44
6 PNS 5.21   Total 100.00
7 Petani 8.33 Sumber: Data primer diolah,
8 Wiraswasta 59.38 2012.
Berdasarkan tingkat pendidikan responden
  Total 100.00 tampak bahwa sebagian besar pendidikan
Sumber: Data primer diolah,
responden adalah SLTP (36.67%). Selanjutnya
2012.
Hasil analisis menunjukkan jika pekerjaan responden berturut-turut adalah SD (35,56%), SLTA
paling banyak adalah wiraswasta, yaitu berjumlah (18.89%), diploma (4.44%), dan sarjana
59.38% dari total responden. Sedangkan pekerjaan (4.44%). Beragamnya tingkat pendidikan
responden lainnya, berturut-turut, adalah pensiunan responden menunjukkan bahwa pelayanan
(8,33%), petani (8,33%), pegawai swasta (7.29), PNS PDAM Kabupaten Batang memang dibutuhkan
(5.21%), buruh (5.21%), guru (4.17%), dan lain-lain oleh masyarakat dengan berbagai tingkat
(2.08%). sosial dan ekonomi.
Tabel 4: Penghasilan Responden (%)
No Penghasilan Jumlah
1 Rp 1.000.000,00-Rp 1.500.000,00 45.45
2 Rp 1.500.001,00-Rp 2.000.000,00 43.18
3 Rp 2.000.001,00-Rp 2.500.000,00 0.00 Identifikasi alokasi pengeluaran
4 Rp 2.500.001,00-Rp 3.000.000,00 0.00 responden untuk belanja air bersih
5 Di atas Rp Rp 3.000.000 11.36 akan digunakan untuk menentukan
  Total 100.00 tingkat kemampuan masyarakat dalam
Sumber: Data primer diolah, membayar air bersih (ability to pay).
2012. Karena tingkat kemampuan
Tabel di atas menyajikan pendapatan responden kajian masyarakat ini diperoleh dengan
ini. Sebagian besar responden mengatakan mempunyai mengalikan jumlah pendapatan
pendapatan sekitar Rp 1.000.000,00-Rp 1.500.000,00 responden dan prosentase
(45.45%). Responden yang lain mengaku mempunyai pendapatan untuk biaya air bersih
pendapatan antara Rp 1.500.001,00-Rp 2.000.000,00 dibagi dengan total pemakaian air
(43,18%) dan di atas Rp 3.000.000,00 (11.36%). bersih per bulan.
Tabel 5: Alokasi Penghasilan Untuk Belanja Air Bersih (%)

No Kategori Penghasilan Alokasi Belanja


Air Bersih
1 Rp 1.000.000,00-Rp 1.500.000,00 5.00
2 Rp 1.500.001,00-Rp 2.000.000,00 10.00
3 Rp 2.000.001,00-Rp 2.500.000,00 10.00
4 Rp 2.500.001,00-Rp 3.000.000,00 10.00
5 Di atas Rp Rp 3.000.000 10.00
  Total 10.00
Sumber: Data primer diolah,
2012.

Tabel di atas menyajikan besarnya prosentase pengeluaran responden untuk


belanja air besih per bulannya. Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa
seluruh responden mengakui bahwa belanja air bersih (langganan PDAM) rata-
rata sebesar 5,00% untuk kategori penghasilan Rp 1.000.000,00-Rp
1.500.000,00 dan rata-rata alokasi penghasilan sebesar 10.00% untuk belanja
air bersih bagi yang kategori penghasilannya di atas Rp 2.000.000,00.
Tabel 6: Kualitas dan Kuantitas Air Bersih (%)

No Keterangan Kualitas Kuantitas


1 Sesuai Hasil identifikasi terhadap kualitas dan kuantitas air
kebutuhan bersih yang dihasilkan oleh PDAM Kabupaten Batang
81.44 90.72
2 Tidak sesuai menunjukkan bahwa sebagian besar responden
kebutuhan mengakui bahwa air bersih yang mereka terima telah
18.56 9.28
  Total memenuhi kebutuhannya, baik dari segi kuantitas
100.00 100.00
(81.44%) dan kuantitas (18.56%). Hal sejalan dengan
Sumber: Data primer diolah,
identifikasi terhadap pelanggan terkait dengan alasan
2012.
mengapa mereka membutuhkan PDAM, yaitu
lingkungan sekitar rumah tidak sehat/kotor/tercemar
(36.99%), tidak mau repot merawat sumur yang
dimilikinya (32.88%), lahan yang dimiliki relatif sempit
(17.81%), dan rumahnya berada di permukiman yang
padat penduduk (8.22%).
Penentuan sampel penelitian dilakukan dengan Multistage Random Sampling (MRS) yang
menjanjikan sampel yang representatif didasari populasi yang kompleks dan heterogen.

Tahapan Pengambilan Sampel

01 Melakukan cluster sampling. Tahap ini dilakukan dengan mengelompokkan responden


menurut wilayah pelayanan PDAM

02 Melalui random sampling, yaitu menentukan kelurahan secara random/acak yang dipilih untuk
disurvei dalam satu wilayah kecamatan yang menjadi lokasi kajian.

03 Dilakukan dengan random sampling, yaitu menentukan


perumahan/kompleks/kampung/kawasan yang dipilih untuk disurvei dalam satu wilayah
kelurahan.

04 Dilakukan dengan purposive sampling, yaitu mengambil sampel kepala keluarga atau wakil
kepala keluarga sebagai responden penelitian dengan asumsi responden dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan tentang jasa pelayanan air bersih.
B. KEMAMPUAN DAN KEMAUAN MASYARAKAT MEMBAYAR

1. Kemampuan Masyarakat Membayar

Kemampuan seseorang untuk


membayar pelayanan air bersih
yang diterimanya berdasarkan
penghasilannya (ability to pay).
Pendekatan yang digunakan dalam
analisis ATP didasarkan pada alokasi dimana:
biaya untuk pelayanan air bersih It = Total pandapatan keluarga perbulan
dan intensitas pengguna (Rp/bulan).
memanfaatkan pelayanan air bersih, Pt = Prosentase pengeluaran untuk air bersih per
dimana ability to pay adalah bulan dari total pendapatan keluarga.
kemampuan masyarakat dalam Tt = Total pemakaian air bersih keluarga per
membayar pelayanan air bersih
bulan (m3/bulan).
yang diterimanya.
Contoh Kemampuan Masyarakat Membayar pada PDAM Kabupaten Batang
Tabel 7: Kemampuan Masyarakat Membayar
Hasilnya menunjukkan bahwa untuk
kategori pengeluaran masyarakat Pengeluaran Total
sebesar Rp 1.000.000,00-Rp No Kategori Penghasilan
Untuk Air Pemakaian ATP
1.500.000,00 memiliki kemampuan Bersih Air Bersih (Rp)
(%) (m3/bulan)
untuk membayar air bersih yang
dikonsumsinya sebesar Rp 3,906.12 per 1 Rp 1.000.000,00-Rp 16
1.500.000,00 5.00 3,906.25
meter3. Untuk kategori pengeluaran
masyarakat sebesar Rp 1.500.001,00-Rp 2 Rp 1.500.001,00-Rp 23
2.000.000,00
2.000.000,00 memiliki kemampuan 10.00 7,608.70
untuk membayar air bersih yang 3 Rp 2.000.001,00-Rp ---
dikonsumsinya sebesar Rp 7,608.70 per 2.500.000,00 10.00 ---
meter3. Sedangkan untuk kategori 4 Rp 2.500.001,00-Rp ---
pengeluaran masyarakat di atas Rp 3.000.000,00 10.00 ---
3.000.000,00 memiliki kemampuan 5 Di atas Rp 3.000.000,00 10.00 29 11,206.90
untuk membayar air bersih yang Sumber: Data primer diolah,
dikonsumsinya sebesar Rp 11,206.90 per
2012.
meter3.
2. Kemauan Masyarakat Membayar

Kemauan atau kesediaan seseorang untuk mengeluarkan imbalan atas jasa yang diperolehnya atau
besaran rupiah rata-rata yang masyarakat mau mengeluarkan sebagai pembayaran satu unit pelayanan
air bersih yang dinikmatinya (willingness to pay).

Faktor yang mempengaruhi WTP


Untuk memperoleh taksiran WTP (eliciting
• produksi pelayanan air bersih yang WTP) dapat digunakan metode atau teknik
disediakan oleh PDAM, stated or revealed preferences survey (survei
• utilitas pengguna terhadap preferensi konsumen). Metode atau teknik
pelayanan air bersih, stated preferences (SP) adalah suatu metode
• penghasilan pengguna, dan yang digunakan untuk mengukur preferensi
• kondisi sosial budaya masyarakat. masyarakat atau konsumen apabila kepada
mereka diberikan alternatif atau pilihan.
Contoh Kemauan Masyarakat Membayar pada PDAM Kabupaten Batang

Tabel 8: Kemauan Masyarakat Membayar (%)

Tarif Wajar Menurut


No Jumlah
Masyarakat (Rp)
1 Rp 1.000,00 27.03 Hasil analisis terhadap data WTP menunjukkan
2 Rp 1.500.00 5.41 bahwa responden menyatakan harga/tarif air
3 Rp 2.000,00 18.92 bersih per m3 yang paling wajar menurut
4 Rp 2.500,00 48.65 persepsi masyarakat adalah antara Rp 1.000,00-
  Jumlah 100.00 Rp 2.500,00. Jika dilihat lebih detail tampak
Sumber: Data primer diolah, bahwa sebagian besar responden menyatakan
2012. bahwa tarif air bersih paling wajar adalah Rp
2,500.00 (48.65%), Rp 1,000.00 (27.03%), Rp
2,000.00 (18.92%), dan Rp 1,500.00 (5.41%).
Dapat disimpulkan bahwa WTP masyarakat
Kabupaten Batang saat ini untuk air bersih per
meter3 berkisar antara Rp 1.000,00-Rp 2.500,00.
C. ANALISIS ATP DAN WTP

Perhitungan ATP dan WATP di atas selanjutnya dibandingkan dengan tarif dasar rata-rata air bersih PDAM,
untuk mengetahui seberapa besar kemampuan dan kemauan membayar masyarakat terhadap air bersih
yang dikonsumsinya.

Pedoman untuk menilai tingkat kemampuan dan kemauan membayar masyarakat terhadap air bersih
yang dikonsumsinya tersebut, yaitu:

Tarif lebih kecil dari ATP dan Tarif hampir sama dengan ATP Tarif lebih besar dari ATP dan
WTP dan WTP WTP
• Apabila terjadi kondisi ini • Pada kondisi ini pemakai jasa • Apabila terjadi kondisi seperti
maka kemampuan masyarakat berkemampuan hampir sama ini maka kemampuan dari
sangat baik, karena tarif yang dengan tarif yang masyarakat sangat jelek,
diberlakukan ternyata lebih diberlakukan, tidak semua karena tarif yang diberlakukan
kecil dari daya beli masyarakat mampu membeli ternyata lebih besar dari daya
masyarakat. Pada kondisi ini jasa atau barang tersebut, ada beli masyarakat, maka
masyarakat mampu membeli kemungkinan sebagian sebagian besar masyarakat
jasa atau barang yang masyarakat yang tidak mampu membeli barang
ditawarkan tanpa memikirkan menggunakan alternatif lain atau jasa yang ditawarkan.
untuk mencari alternatif lain. seperti sumur.
Contoh Analisis ATP dan WTP pada PDAM Kabupaten Batang
Tabel 9: Analisis ATP dan WTP

Tarif Dasar
ATP WTP
No Kategori Penghasilan Masyarakat Rata-rata (Rp) (Rp)
(Rp)
1 Rp 1.000.000,00-Rp 1.500.000,00 1,400.00 3,906.25 Rp 1.000,00-Rp 2.500,00
2 Rp 1.500.001,00-Rp 2.000.000,00 1,400.00 7,608.70 Rp 1.000,00-Rp 2.500,00
3 Rp 2.000.001,00-Rp 2.500.000,00 --- --- ---
5 Rp 2.500.001,00-Rp 3.000.000,00 --- --- ---
6 Di atas Rp 3.000.000,00 1,400.00 11,206.90 Rp 1.000,00-Rp 2.500,00

Tabel di atas menyajikan tarif dasar rata-rata, ATP, dan WTP untuk setiap ketegori penghasilan masyarakat. Setiap
kategori penghasilan masyarakat mempunyai ATP yang berbeda. Namun demikian hasil survey menunjukkan bahwa
setiap kategori penghasilan mempunyai WTP yang relatif sama, yaitu sekitar Rp Rp 1.000,00-Rp 2.500,00.

Hasilnya menunjukkan jika ATP relatif jauh lebih besar (diatas) tarif dasar rata-rata air minum PDAM Kabupaten
Batang, sedangkan WTP hampir sama dengan tarif dasar rata-rata tersebut. Hal ini menunjukkan, meski mempunyai
kemampuan yang relatif memadai untuk membeli air bersih produksi PDAM Kabupaten Batang, kemauan
masyarakat untuk membayar air bersih relatif terbatas.
PROYEKSI KEBUTUHAN AIR
DAN IDENTIFIKASI POLA
FLUKTUASI PEMAKAIAN AIR
A. Proyeksi Kebutuhan Air
Sarana memproduksi air bersih :


air baku,

bangunan pengolahan,

pipa transmisi,

jaringan pipa distribusi,

Organisasi dan tenaga pelaksana  untuk mengelola


sistem penyediaan air bersih. Kebutuhan air bersih dari tahun ketahun terus
meningkat. Sarana/sistem penyediaan air
Kita perlu memperkirakan berapa tahun air bersih pada
bersih yang sudah ada mungkin tidak dapat
masa yang akan datang, sehingga kita dapat mempersiapkan
melayani kebutuhan air pada masa yang akan
segala hal yang diperlukan untuk memproduksi air bersih
datang.
sesuai dengan kebutuhan pada masa yang akan datang.
Dengan mengetahui kebutuhan air bersih pada masa yang
Sedangkan untuk merencanakan dan
akan datang kita dapat memperkirakan kebutuhan tenaga
membangun sarana penyediaan air bersih,
dan biaya untuk mengelola sistem penyediaan air bersih
memerlukan waktu yang cukup lama.
pada masa yang akan datang.
STANDAR PENYEDIAAN AIR
Besarnya air yang digunakan untuk
berbagai jenis penggunaan /
Kebutuhan air merupakan jumlah pemakaian air. Besarnya konsumsi
Kebutuhan dasar dan kehilangan
air yang diperlukan bagi kebutuhan air yang digunakan dipengaruhi oleh
tersebut berfluktuasi dari waktu
dasar/suatu unit konsumsi air, faktor seperti :
kewaktu, dengan skala jam, hari,
dimana kehilangan air dan • Ketersediaan air baik dari segi
minggu, bulan selama kurun waktu
kebutuhan air untuk pemadam kualitas, kuantitas, dan kontiunitas
satu tahun.
kebakaran juga diperhitungkan. • Kebiasaan penduduk setempat
• Pola dan tingkat kehidupan
• Harga air

Teknis ketersediaan air seperti


fasilitas distribusi, fasilitas
pembuangan limbah yang dapat Keadaan sosial ekonomi penduduk
mempengaruhi kualitas air bersih setempat
dan kemudahan dalam
mendapatkannya.
Dengan adanya data tersebut,
STANDART KEBUTUHAN AIR BERSIH maka kita dapat
menghitung/memperkirakan
a. Standar Penyediaan Air Domestik jumlah penduduk pada masa
yang akan datang. Sehingga
kita dapat mengetahui
Standar Penyediaan Air domestik ditentukan oleh jumlah konsumen domestik yang kebutuhan air pada masa yang
akan datang.
dapat diketahui dari data penduduk yang ada.
Semakin banyak jumlah orang,
semakin banyak pula
kebutuhan air.
Standar penyediaan kebutuhan domestik ini meliputi: minum, mandi, masak, dan
lain-lain. Sebagai contoh pengaruh
jumlah penduduk terhadap
jumlah kebutuhan air dapat
dilihat pada grafik berikut ini:
Kecenderungan meningkatnya kebutuhan dasar air ditentukan oleh kebiasaan pola
hidup masyarakat setempat dan didukung oleh kondisi sosial ekonomi.

Untuk dapat mengetahui kebutuhan air pada masa yang akan datang, kita perlu
mengetahui jumlah penduduk pada masa yang akan datang;
Jumlah penduduk pada saat ini, sebagai dasar untuk menghitung jumlah
penduduk pada saat yang akan datang , serta Kenaikan penduduk.
Kategori Kebutuhan Air Domestik untuk Kota:
• Kota Kategori I (Metropolitan)
• Kota Kategori II (Kota Besar)
• Kota Kategori III (Kota Sedang)
• Kota Kategori IV (Kota Kecil)
• Kota Kategori V (Desa)

Untuk mengetahui kriteria perencanaan air bersih


pada tiap-tiap kategori, dapat dilihat pada tabel
Sumber : Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya
PU, 1996
STANDART KEBUTUHAN AIR BERSIH
a. Standar Penyediaan Air Non Domestik

Standar penyediaan air non domestik ditentukan oleh


banyakannya konsumen non domestik yang meliputi
fasilitas: perkantoran, kesehatan, industri, komersial,
umum, dan lainnya.
Konsumsi non domestik terbagi menjadi beberapa kategori
yaitu :
Umum (tempat ibadah, rumah sakit, sekolah, terminal,
kantor),
Komersil (hotel, pasar, pertokoan, rumah makan),
Industri (peternakan, industri).

Semakin banyak jumlah sarana yang membutuhkan air, kebutuhan air akan makin banyak pula.
Untuk memprediksi perkembangan kebutuhan air non domestik perlu diketahui
rencana pengembangan kota serta aktifitasnya. Apabila tidak diketahui, maka
prediksi dapat didasarkan pada suatu ekivalen penduduk, dimana konsumen non
domestik dapat dihitung mengikuti perkembangan standar penyediaan air
domestik.

Kebutuhan air non domestik menurut kriteria perencanaan pada Dinas PU


• Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kategori V ( Desa )

Dengan demikian kita perlu


mengetahui jenis dan jumlah
sarana yang akan datang atau
dengan kata lain kita perlu
mengetahui:

• Jenis dan jumlah sarana yang ada


saat ini: Data ini diperlukan sebagai
• Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kategori Lain dasar untuk menghitung perkiraan
jenis dan jumlah sarana pada masa
yang akan datang.

•Perkiraan perkembangan jenis


dan jumlah sarana pada masa yang
akan datang.
STANDART KEBUTUHAN AIR BERSIH
c. Jumlah Kebutuhan Air Untuk Tiap Pemakai Air
Jumlah kebutuhan air untuk tiap orang dari tahun ke tahun akan meningkat, hal ini disebabkan antara lain:
• Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya air bersih untuk kesehatan
• Meningkatnya kebutuhan air untuk pemakaian yang makin beragam, misalnya untuk mencuci mobil, mesin
pendingin udara dan sebagainya.

Pemakaian air oleh masyarakat bertambah besar selaras dengan kemajuan masyarakat tersebut. Sehingga
pemakaian air seringkali dipakai sebagai salah satu tolok ukur tinggi rendahnya suatu masyarakat.

Kebutuhan air untuk pemakaian non domestik antara lain dipengaruhi oleh jenis sarana yang membutuhkan air.
Sebagai contoh kebutuhan air untuk rumah sakit akan berbeda dengan kebutuhan air untuk perkantoran.

Disamping itu kebutuhan air untuk tiap jenis sarana juga tidak selalu sama, misalnya kebutuhan rumah sakit kelas
A akan berbeda dengan kebutuhan rumah sakit kelas C.

Untuk menghitung kebutuhan air pada masa yang akan datang juga perlu diketahui kebutuhan air untuk tiap
pemakai air pada masa yang akan datang. Data-data ini dapat dibuat berdasarkan kecenderungan pemakaian air
pada masa lalu dan saat sekarang.
3. PROYEKSI PENDUDUK

• Dalam perencanaan suatu sistem distribusi air minum, diperlukan beberapa


kriteria sebagai dasar perencanaan. Tujuan untuk mendapatkan suatu hasil
perencanaan yang tepat dan terkondisi untuk suatu wilayah perencanaan.

• Kebutuhan air bersih semakin lama semakin meningkat seiring dengan


bertambahnya jumlah penduduk di masa yang akan datang. Diperlukan
proyeksi penduduk untuk tahun perencanaan. Walaupun proyeksi bersifat
ramalan, dimana kebenarannya bersifat subyektif, namun bukan berarti
tanpa pertimbangan dan metoda.

Beberapa metoda proyeksi penduduk yang digunakan untuk perencanaan.


Metoda Aritmatika Metoda Geometri
• Proyeksi dengan metoda ini dianggap
bahwa perkembangan penduduk secara

Metoda ini sesuai untuk daerah dengan perkembangan
penduduk yang selalu meningkat/bertambah secara otomatis berganda dengan
konstan. pertambahan penduduk.
Pn = Po + a . n • Metoda ini tidak memperhatikan
adanya suatu saat terjadi
perkembangan menurun, disebabkan
kepadatan penduduk mendekati
Dimana : maksimum.
Pn = jumlah penduduk pada tahun proyeksi (jiwa) • Metode ini banyak digunakan karena
Po = jumlah penduduk pada awal tahun dasar (jiwa) mudah dan mendekati kebenaran.
a = rata-rata pertambahan penduduk (% jiwa/tahun)
n = selisih anatara tahun proyeksi dengan tahun dasar
(tahun)
Pn = Po ( 1 + r ) n
Metoda Least Square
• Metoda ini juga dapat digunakan untuk
daerah dengan perkembangan
penduduk yang mempunyai
kecenderungan garis linear meskipun
perkembangan penduduk tidak selalu
bertambah

Pn = a + b . x
4. PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR YANG PERLU DIPRODUKSI

Jumlah air yang diproduksi tidak selalu harus sama


dengan kebutuhan air yang sebenarnya. Selain
dipengaruhi jumlah air yang sebenarnya dibutuhkan, Pada suatu daerah pelayanan tertentu banyak pabrik yang sudah
jumlah air yang diproduksi juga dipengaruhi oleh: menggunakan sumur dalam, maka kawasan pabrik tersebut
mungkin tidak perlu lagi mendapat pelayanan air bersih dari
1. Sumber air lain yang ada, dan PDAM. Demikian juga dengan penduduk yang sudah banyak
2. Kemampuan masyarakat untuk membeli air, dengan menggunakan air sumur berkualitas cukup baik, mungkin tidak
kata lain dipengaruhi oleh pendapatan masyarakat. memerlukan pelayanan air dari PDAM. Akibat adanya sumber air
lain ini, biasanya tidak seluruh penduduk dialokasikan mendapat
Kedua faktor tersebut di atas akan pelayanan dari PDAM.
mempengaruhi persentase jumlah
penduduk atau sarana yang direncanakan Oleh karena itu kemampuan masyarakat ikut mempengaruhi
akan diberi pelayanan air bersih. jumlah air dan tingkat pelayanan air bersih pada konsumen.
Dengan tingkat pelayanan air yang berbeda, biasanya harga jual air
dan jumlah air yang dapat digunakan akan berbeda. Sebagai
Untuk memperkirakan jumlah kebutuhan air yang contoh harga air yang didapat dari sambungan rumah lebih mahal
diproduksi pada masa yang akan datang, perlu dibandingkan dengan kran umum.
diperhitungkan kebutuhan air untuk operasi dan
pemeliharaan sistem penyediaan air bersih, misalnya
untuk menguras reservoir dan filter. Selain itu harus
diperhitungkan pula air yang hilang atau bocor.
5. CONTOH PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR PADA MASA YANG AKAN DATANG
• Misalnya: Berdasarkan data jumlah penduduk yang lalu dengan angka pertumbuhan
tertentu, jumlah penduduk pada masa yang akan datang diproyeksikan sebagai berikut :
Kebutuhan air untuk rumah tangga
Berdasarkan data pemakaian air yang lalu dan
Tahun Jumlah Penduduk (jiwa) berdasarkan data penghasilan masyarakat,
direncanakan:
2019 61551 • Jumlah penduduk yang dapat dilayani oleh sistem PDAM
2024 63981 pada tahun 2019 adalah 50% dan meningkat menjadi 75%
pada tahun 2044.
2029 66411 • Jumlah penduduk yang mendapat sambungan langsung
pada tahun 2044 sebesar 30% dari jumlah penduduk yang
2034 68841 dilayani dan meningkat menjadi 60% pada tahun 2029.
• Jumlah penduduk yang mendapat sambungan halaman
2039 71271 diharapkan tetap 25% dari jumlah penduduk yang dilayani.
2044 73683 Jumlah penduduk yang dilayani dengan kran umum pada
tahun 2019 sebesar 45% dan menurun menjadi 20% pada
tahun 2044.
• Kebutuhan air bersih untuk rumah tangga dapat dihitung seperti pada tabel
berikut ini: Kebutuhan air untuk fasilitas industri/perdagangan
Tahun Jumlah Penduduk Jenis Pelayanan Kebutuhan Air
Total Jumlah % Jiwa Liter/Jiwa/Hari m3/hari
dilayani
% Jiwa SL KH KU SL KH KU SL KH KU SL KH KU Total
2019 61551 50 30776 30 25 45 9233 7694 13849 100 60 30 923,27 461,63 415,47 1800,4
2024 63981 55 35190 35 25 40 12316 8797 14076 110 60 30 1354,8 527,84 422,27 2304,9
2029 66411 60 39847 40 25 35 15939 9962 13946 120 60 30 1912,6 597,7 418,39 2928,7
2034 68841 65 44747 45 25 30 20136 11167 13424 130 60 30 2617,7 671,2 402,72 3691,6
2039 71271 70 49890 50 25 25 24945 12472 12472 140 60 30 3492,3 748,35 374,17 4614,8
2044 73683 75 55262 55 25 20 30394 13816 11052 150 60 30 4559,1 828,93 331,57 5719,6

Untuk menghitung kebutuhan air untuk fasilitas industri/perdagangan diperlukan data mengenai fasilitas
industri dan perdagangan tersebut. Jika data ini tidak diperoleh, maka kebutuhan air dapat diperkirakan
berdasarkan data pemakaian air pada masa yang lalu. Misalnya pada contoh soal ini diperhitungkan
kebutuhan air industri pada tahun 2019 adalah 5% dari kebutuhan air untuk rumah tangga. Pada tahun
2044 diperkirakan meningkat menjadi 10%. Dengan demikian kebutuhan air untuk industri adalah:
Untuk menghitung kebutuhan air untuk fasilitas sosial, diperlukan data
mengenai jenis dan jumlah fasilitas sosial. Standar pemakaian air untuk fasilitas
sosial dapat menggunakan angka-angka sebagai berikut: Jika mengalami kesulitan
memperoleh data jenis dan jumlah
• Kebutuhan air untuk masjid : 1 m3/unit/hari fasilitas social, dapat digunakan
• Kebutuhan air untuk langgar : 0,5 m3/unit/hari melalui pendekatan persentase
terhadap kebutuhan rumah tangga.
• Kebutuhan air untuk gereja : 0,5 m3/unit/hari
Misalnya dalam perhitungan ini
• Kebutuhan air untuk perkantoran : 30-40 liter/pegawai/hari kebutuhan fasilitas social
• Kebutuhan air untuk pendidikan : 10 liter/orang/hari diperkirakan sebesar 15% dari
kebutuhan air untuk rumah tangga.
• Kebutuhan air untuk fasilitas kesehatan : 200-400 liter/tempat tidur/hari

Kebutuhan Air Kebutuhan Air


Rumah Tangga Industri/Komersil Industri/Komersil
Tahun
(m3/hari)
% m3/hari % m3/hari
2019 1800,37 5 90,02 15 270,06
2024 2304,92 6 138,3 15 345,74
2029 2928,73 7 205,01 15 439,31
2034 3691,6 8 295,33 15 553,74
2039 4614,8 9 415,33 15 692,22
2044 5719,64 10 571,96 15 857,95
Kehilangan Air
• Jumlah air yang hilang
karena kebocoran,
operasi dan Kebutuhan Air (m3/hari)
pemeliharaan sistem Jenis Penggunaan
2019 2024 2029 2034 2039 2044
penyediaan air, hidran
kebakaran. Pada A. Rumah tangga 1800,37 2304,92 2928,73 3691,6 4614,8 5719,64
umumnya kehilangan air B. Industri/Komersial 90,02 138,3 205,01 295,33 415,33 571,96
yang dapat ditoleransi
adalah 10-20% dari C. Sosial 270,06 345,74 439,31 553,74 692,22 857,95
seluruh kebutuhan air. 2160,44
D. Sub Total 2788,953 3573,051 4540,668 5722,352 7149,55
4
E. Kebocoran = 10-
216,05 334,8 500,23 726,51 1030,02 1429,91
20% x D
Jumlah Kebutuhan Air
2376,49
• Berdasarkan perhitungan F. Total (m3/hari) 3123,753 4073,281 5267,178 6752,372 8579,46
4
kebutuhan air yang telah Total (liter/detik) 27,51 36,15 47,14 60,96 78,15 99,3
diuraikan sebelumnya,
maka kebutuhan air
seluruhnya dapat
dihitung seperti terlihat
pada tabel :
• Pada jam-jam tertentu dalam satu hari, kebutuhan air akan memuncak yang disebut
“waktu puncak” (peak hour)
• Dalam hari-hari tertentu untuk setiap minggu, bulan atau tahun akan terdapat
Fluktuasi kebutuhan air yang lebih besar dari kebutuhan rata-rata yang disebut “hari
Kebutuhan Air maksimum” (maximum day)

Kebutuhan Kebutuhan
Kebutuhan
pada hari pada jam
Tahun rata-rata f1 f2
maksimum puncak
Kebutuhan air pada hari maksimum (liter/detik)
(liter/detik) (liter/detik)
dan waktu puncak dihitung
berdasarkan kebutuhan air rata-rata 2019 27,51 1,2 33,01 1,5 41,27
dengan pendekatan sebagai berikut:
2024 36,17 1,2 43,4 1,5 54,26

• Kebutuhan air pada hari 2029 47,14 1,2 56,57 1,5 70,71
maksimum : 2034 60,96 1,2 73,15 1,5 91,44
f1 x kebutuhan air rata-rata
• Kebutuhan air pada waktu puncak : 2039 78,15 1,2 93,78 1,5 117,23
f2 x kebutuhan air rata-rata 2044 99,3 1,2 119,16 1,5 148,95
6. KESIMPULAN

Pada umumnya kebutuhan air bersih akan meningkat terus


menerus. Untuk itu perlu diperkirakan kebutuhan air bersih pada
masa yang akan datang. Hal ini dimaksudkan untuk mempersiapkan
segala sarana yang dibutuhkan sesuai dengan peningkatan
kebutuhan air bersih pada masa yang akan datang dengan baik,
efisien dan ekonomis.

Dalam memperhitungkan jumlah air yang diproduksi dan tingkat


pelayanan air bersih pada masa yang akan datang perlu
diperhatikan:

• Jenis dan jumlah fasilitas yang membutuhkan air


• Kebutuhan air tiap jenis pemakai air
• Sumber air lain yang ada
• Kemampuan masyarakat untuk membeli air.
B. POLA FLUKTUASI PEMAKAIAN AIR Sebagai petugas PDAM, perlu dipahami
fluktuasi pemakaian air. Karena hal ini
merupakan salah satu faktor yang perlu
• Jumlah pemakaian air dari waktu ke waktu yang dipertimbangkan untuk membuat jadwal
selalu tidak sama, dengan kata lain terjadi fluktuasi produksi air bersih.
pemakaian air. Fluktuasi pemakaian air ini dapat Pada pelajaran ini akan dijelaskan secara
digambarkan secara grafis seperti contoh berikut : singkat cara mengidentifikasi dan membuat
grafik fluktuasi pemakaian air harian.

Pemakaian yang digunakan konsumen, kebocoran teknis dan


non teknis. Fluktuasi pemakaian air harian, dipengaruhi oleh:
Jumlah dan jenis pemakaian air dan Karakteristik pemakai
air .

Walaupun fluktuasi pemakaian air dari hari ke hari tidak


mutlak sama, tetapi pada umumnya fluktuasi pemakaian air
pada suatu daerah pelayanan akan mengikuti pola fluktuasi
pemakaian air tertentu. Karena suatu keadaan khusus, pola
pemakaian air mungkin dapat berubah. Misalnya pola
pemakaian air pada bulan puasa dapat berbeda dengan pola
pemakaian air pada bulan yang bukan bulan puasa.
3. IDENTIFIKASI POLA PEMAKAIAN AIR

Untuk mengidentifikasikan pola pemakaian air bersih harian,


maka dapat dilakukan tahapan pekerjaan sebagai berikut :
• Pengumpulan dan pencatatan data pemakaian air
• Analisa data pemakaian air
• Pembuatan grafik pola pemakaian air
• Pengumpulan dan pencatatan data pemakaian air

Pengumpulan dan pencatatan data pemakaian air harian


harus dilakukan setiap hari. Khusus untuk
mengidentifikasikan pola pemakaian air harian, maka harus
mempunyai data pemakaian harian selama jangka waktu
tertentu secara berturut-turut dengan jumlah pemakaian air
setiap periode tertentu.
Pemakaian Air
Data Pemakaian Air Harian Januari 2018 Jam Tanggal Keterangan
1 2 3 4 5 6 7
Makin banyak data pemakaian air yang dipunyai (misalnya 7 00-01 147 135 138 143 139 142 131  
hari berturut-turut). Makin pendek periode pencatatan 01-02 133 121 140 135 141 137 126  
pemakaian air (misalnya setiap jam), maka akan baik pula hasil 02-03 132 128 125 140 128 131 137  
identifikasi pola pemakaian harian. Berikut ini dapat dilihat 03-04 147 145 149 138 142 132 148  
contoh formulir dan pencatatan data pemakaian air harian.
04-05 129 132 162 151 132 141 158  
Pada formulir pencatatan data pemakaian air harian ini terlihat 05-06 237 241 205 228 226 231 218  
adanya kolom keterangan, yang dapat diisi dengan keterangan 06-07 276 282 295 272 281 293 278  
yang diperlukan misalnya: Adanya kebocoran pada pipa 07-08 273 268 223 269 248 271 265  
distribusi; Meter air rusak, sehingga tidak dapat dilakukan 08-09 255 251 284 265 258 249 278  
pencatatan data. 09-10 273 270 209 228 256 268 238  
Kolom keterangan ini sangat perlu, karena dari keterangan 10-11 205 200 227 235 209 213 247  
pada kolom ini dapat dianalisa apakah pemakaian air ini 11-12 219 210 234 218 221 234 208  
benar-benar digunakan oleh konsumen atau oleh sebab lain, 12-13 202 200 202 231 208 229 217  
misalnya ada kebocoran. 13-14 172 175 195 187 176 184 177  
14-15 215 222 252 235 218 232 218  
Untuk mendapatkan data pemakaian air harian ini dapat
15-16 202 200 234 226 228 215 227  
dengan cara melihat jumlah air yang melalui meter induk pada
16-17 223 228 234 215 234 227 230  
pipa distribusi atau dengan mengukur perubahan
volume/tinggi air pada reservoir. Bila untuk mendapatkan data 17-18 228 235 260 244 236 254 241  
pemakaian harian ini digunakan cara pengukuran perubahan 18-19 228 214 262 253 236 251 237  
volume/tinggi air dalam reservoir, maka perlu diketahui dan 19-20 147 145 205 148 152 151 143  
diperhitungkan adanya air yang masuk ke dalam reservoir 20-21 205 130 192 135 138 141 136  
selama dilakukan pencatatan dan pemakaian air. 21-22 119 120 126 118 121 118 126  
Analisa Data Pemakaian Air
Pemakaian Air Pemakaian Air Rata- Rata
Jam Tanggal Jumlah Keterangan
m3/jam l/det %
Dari data pemakaian air, 1 2 3 4 5 6 7
00-01 147 135 138 143 139 142 131 975 139,286 38,69 3  
kemudian dilakukan analisa 01-02 133 121 140 135 141 137 126 933 133,286 37,02 2,9  
fluktuasi pemakaian air harian, 02-03 132 128 125 140 128 131 137 921 131,571 36,55 2,9  
03-04 147 145 149 138 142 132 148 1001 143 39,72 3,1  
yang mencakup: 04-05 129 132 162 151 132 141 158 1005 143,571 39,88 3,1  

• Jumlah dan persentase 05-06 237 241 205 228 226 231 218 1586 226,571 62,94 4,9  
06-07 276 282 295 272 281 293 278 1977 282,429 78,45 6,2  
pemakaian air rata-rata untuk 07-08 273 268 223 269 248 271 265 1817 259,571 72,1 5,7  
setiap periode tertentu. 08-09 255 251 284 265 258 249 278 1840 262,857 73,02 5,7  
09-10 273 270 209 228 256 268 238 1742 248,857 69,13 5,4  
• Jumlah pemakaian air rata-rata 10-11 205 200 227 235 209 213 247 1536 219,429 60,95 4,8  
11-12 219 210 234 218 221 234 208 1544 220,571 61,27 4,8  
dalam satu hari. 12-13 202 200 202 231 208 229 217 1489 212,714 59,09 4,6  

• Jumlah dan saat pemakaian air 13-14


14-15
172
215
175
222
195
252
187
235
176
218
184
232
177
218
1266
1592
180,857
227,429
50,24
63,17
3,9
5
 
 
minimum/maksimum dalam 15-16 202 200 234 226 228 215 227 1532 218,857 60,79 4,8  
satu periode. 16-17 223 228 234 215 234 227 230 1591 227,286 63,13 5  
17-18 228 235 260 244 236 254 241 1698 242,571 67,38 5,3  
18-19 228 214 262 253 236 251 237 1681 240,143 66,71 5,2  
19-20 147 145 205 148 152 151 143 1091 155,857 43,29 3,4  
Berdasarkan data pemakaian air 20-21 205 130 192 135 138 141 136 1077 153,857 42,74 3,4  
21-22 119 120 126 118 121 118 126 848 121,143 33,65 2,6  
harian, maka dianalisa/dihitung 22-23 107 110 109 98 112 105 117 758 108,286 30,08 2,4  
fluktuasi pemakaian air. 23-24 97 95 80 97 86 92 89 636 90,857 25,24 2  
Jumlah 4571 4457 4742 4609 4526 4641 4590 32136 4591 1275 100  
Rata-rata 190,5 185,7 197,6 192 188,6 193,4 191,3 1339 191,3 53,1 4,2  
Pembuatan Grafik Pola Pemakaian Air Bersih

Perlu diingat bahwa pola pemakaian air harian


ini hanya menunjukkan pola pemakaian air
harian dan bukan pola kebutuhan air. Karena
jumlah pemakaian air tidak selalu sama dengan
jumlah kebutuhan air yang sebenarnya.

Grafik pola fluktuasi pemakaian air ini harus


ditinjau dan disesuaikan kembali dengan
keadaan sebenarnya, minimal tiap tiga bulan
sekali.

Dari tabel fluktuasi pemakaian air bersih, dapat


dibuat grafik pola pemakaian air bersih, seperti
terlihat pada gambar/grafik:

Anda mungkin juga menyukai