Anda di halaman 1dari 22

Keperawatan Jiwa

Diagnosis Gangguan Jiwa Depresi dan Demensia

2A
Kelompok 3

Ella Angelina (203110128)


Monalisa Alya Putri (203110136)
Rahayu Marfira (203110146)
Vina Vepbryanti (203110159)
Wanda Dwi Putri (203110169)

Dosen Pembimbing :
Renidatyati, M.Kep. Sp. Jiwa
DEPRESI
Pengertian

Depresi adalah keadaan emosional individu dengan perasaan


sedih, putus asa, selalu merasa bersalah, dan tidak ada harapan
lagi secara berlebihan tanpa ada bukti-bukti yang rasional.

Menurut Davison, depresi adalah kondisi emosional yang biasan


ya ditandai dengan kesedihan yang amat sangat, perasaan
tidak berarti dan bersalah. Menarik diri dari orang lain, dan
tidak dapat tidur, kehilangan selera makan, hasrat seksual, da
n minat serta kesenangan dalam beraktivitas yang biasa dilakuk
an
Simtom-simtom
Depresi

a. Simtom emosional.
Pada simtom emosional perubahan pada perasaan, manifestasinya berupa kesedihan,
berkurang bahkan hilangnya kesenangan dan respon terhadap kegembiraan, apatis,
berkurang bahkan hilangnya perasaan cinta terhadap orang lain dan kecemasan.
b. Simtom Kognitif
Simtom kognitif mengandung tiga bagian yang berbeda. Bagian pertama sikap pend
erita yang menyimpang terhadap diri sendiri, pengalaman atau lingkungan dan masa
depannya. Bagian kedua adalah penimpaan kesalahan kepada diri sendiri. Bagian
ketiga ditandai dengan ketidakmampuan seorang individu dalam mengambil sebuah
keputusan.
c. Simtom Motivasional
Simtom motivasional diartikan dengan tidak adanya keinginan untuk melakukan
berbagai aktivitas seperti makan dan minum obat, timbulnya hasrat untuk mati dan
meningkatnya ketergantungan pada orang lain. Pada orang depresi terlihat adanya
penurunan atau hilangnya motivasi untuk melakukan berbagai aktivitas dari biasanya.
LANJUTAN

d. Simtom Perilaku.
Simtom perilaku menunjukkan pengunduran diri dari hubungan sosial
dan keinginan untuk lari, bersembunyi atau mati. Pada simtom perilaku,
aktifitas individu tidak seperti biasanya dalam bentuk retardasi atau
agitasi.
e. Simtom Vegetatif
Simtom vegetatif menunjukkan perubahan vegetatif seperti gangguan
makan, tidur dan dorongan libido. Pada simtom vegetatif, biasanya
individu menunjukkan simtom seperti kehilangan nafsu makan dan
insomnia.
Penyebab

Faktor Fisik Faktor Psikologis


• Faktor genetik • Kepribadian
• Susunan kimia otak dan
tubuh
• Pola pikir
• Faktor usia • Harga diri
• Gender • Stres
• Gaya hidup
• Penyakit fisik
• Lingkungan
• Obat-obatan keluarga
• Obat-obatan terlarang • Penyakit jangka
• Kurangnya cahaya panjang
matahari
Tanda dan Gejala

• Gangguan pola tidur


Gejala •

Menurunya tingkat aktivitas
Menurunnya efisiensi kerja
Fisik • Menurunya produktivitas kerja
• Mudah merasa letih dan sakit

• Kehilangan rasa percaya diri

Gejala Sensitif

• Merasa diri tidak berguna
Psikis • Perasaan bersalah
• Perasaan terbebani

• Mudah marah
Gejala •

Tersinggung
Menyendiri
sosial • Mudah letih
• Mudah sakit
Patofisiologi

1. Hipotesis Amina Biogenik, menyatakan depresi


disebabkan menurunyya atau berkurangnya
norepinefrin (NE), serotonin (5-HT) dan dopami
ne (DA) dalam otak.
2. Hipotesis Sensitivitas Reseptor, yaitu perubahan
patologis pada reseptor yang dikarenakan terlalu
kecilnya stimulasi oleh monoamine dapat
menyebabkan depresi.
3. Hipotesis Desregulasi, tidak beraturannya
neurotransmiter sehingga terjadi gangguan
depresi dan psikiatrik.
Pelaksanaan Obat / Terapi

1. Terapi Non Farmakologi

a. Psikoterapi : adalah terapi pengembangan untuk


menghilangkan atau mengurangi keluhan-keluhan
serta mencegah kambuhnya gangguan pola
perilaku maladaptif. Teknik Psikoterapi tersusun
seperti teori terapi tingkah laku, terapi
interpersonal, dan terapi untuk pemecahan
sebuah masalah.
b. Elektro convulsive Theraphy (ECT) : adalah terapi
dengan mengalirkan arus listrik ke otak untuk
kasus depresi berat yang berisiko bunuh diri.
Terapi ECT terdiri dari 6-12 treatment dan terhgant
ung tingkat keparahan pasien.
c. Terapi Psikoreligius.
Terapi ini mulai dikembangkan di negara-negara muslim seperti Indones
ia dan Malaysia (Razak, 2013). Menurut Fanada (2012), terapi psikoreligi
us adalah terapi yang biasanya melalui pendekatan keagamaan yang dia
nut oleh seseorang dan cenderung untuk menyentuh sisi spiritual
manusia.
Pendekatan psikoreligius dilakukan untuk membangkitkan kekuatan spir
itual yang merupakan faktor psikologis positif dalam psikoterapi. Dalam
psikoreligius terkandung unsur religi yang dapat membangkitkan harap
an, percaya diri, serta keimanan yang pada gilirannya akan meningkatka
n sistem kekebalan tubuh pada orang sakit sehingga mempercepat terja
dinya proses penyembuhan.
2. Terapi Farmakologi
Antidepresan adalah obat yang digunakan untuk mem
perbaiki perasaan (mood) yaitu dengan meringankan atau
menghilangkan gejala keadaan murung karena
keadaan sosial, ekonomi, penyakit, dan obat-obatan.

a. Selective serotonin Reuptake Inhibitor


Merupakan obat antidepresan yang mekanisme
kerjanya menghambat pengambilan serotonin yang telah
disekresikan dalam sinap (gap antar neuron), sehingga
kadar serotonin dalam otak meningkat.

b. Antidepresan Trisiklik (TCA)


merupakan antidepresan yang mekanisme k
erjanya menghambat pengambilan kembali amin
biogenik seperti norepinerin (NE), Serotonin (
5 – HT) dan dopamin didalam otak, karena menghambat a
mbilan kembali neurotransmitter yang tidak sele
ktif,sehingga menyebabkan efek samping yang besar
c. Serotonin /Norepinephrin Reuptake Inhibitor (SNRI)
Mekanisme kerjanya mengeblok monoamin
dengan lebih selektif daripada antidepresan trisiklik, serta
tidak menimbulkan efek yang tidak ditimbulkan
antidepresan trisiklik.

d. Antidepresan Aminoketon
adalah antidepresan yang memiliki efek yang tidak beg
itu besar dalam reuptake norepinefrin dan serotonin.

e. Antidepresan Triazolopiridin
merupakan obat antidepresan golongan triazolopiridin
yang memiliki aksi ganda pada neuron seratonergik. Mek
anisme kerjanya bertindak sebagai antagonis 5 – HT2 dan
penghambat 5 – HT, serta dapat meningkatkan 5 – HT1A
f. Antidepresan Tetrasiklik
Mirtazapin adalah satu – satunya obat antidepresan gol
ongan tetrasiklik. Mekanisme kerjanya sebagai antagonis p
ada presinaptic α2 – adrenergic autoreseptor dan
heteroreseptor, sehingga meningkatkan aktivitas
nonadrenergik dan seratonergik

g. Mono Amin Oxidase Inhibitor ( MAOI )


adalah suatu enzim komplek yang terdistribusi
didalam tubuh, yang digunakan dalam dekomposisi amin
biogenik (norepinefrin, epinefrin, dopamin, dan serotonin)
DEMENSIA
Pengertian

Menurut World Health Organization (WHO), dementia adalah sindrom yang ditand
ai dengan disorientasi ingatan/memori, proses berpikir, perilaku, dan penurunan ke
mampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Sindrom ini bersifat kronik dan pr
ogresif. Hampir seluruh penderita dementia adalah populasi lanjut usia (lansia). Me
skipun demikian, sindrom ini bukan bagian dari proses penuaan yang normal.

Demensia adalah sindrom penurunan kognitif dan fungsional, biasanya terjadi di ke


mudian hari sebagai akibat neurodegenarif dan proses serebrosvaskuler (Killin, 201
6). Demensia merupakan penyakit degeneratif yang sering menyerang pada orang
yang berusia diatas 60 tahun. Demensia terjadi akibat kerusakan sel-sel otak diman
a sistem saraf tidak lagi bisa membawa informasi ke dalam otak, sehingga membua
t kemunduran pada daya ingat, keterampilan secara progresif, gangguan emosi, da
n perubahan perilaku, penderita demensia sering menunjukkan gangguan perilaku
harian (Pieter and Janiwarti, 2011).
Penyebab

Faktor Fisik Faktor Psikologis


• Faktor genetik • Kepribadian
• Susunan kimia otak dan
tubuh
• Pola pikir
• Faktor usia • Harga diri
• Gender • Stres
• Gaya hidup
• Penyakit fisik
• Lingkungan
• Obat-obatan keluarga
• Obat-obatan terlarang • Penyakit jangka
• Kurangnya cahaya panjang
matahari
Jenis- Jenis Demensia

1. Demensia tipe alzheimer


Demensia alzheimer adalah salah satu bentuk demensia akibat degerasi otak y
ang sering ditemukan dan paling ditakuti. Demensia alzheimer, biasanya dideri
ta oleh pasien usia lanjut dan merupakan penyakit yang tidak hanya menggero
goti daya pikir dan kemampuan aktivitas penderita, namun juga menimbulkan
beban bagi keluarga yang merawatnya.

2. Demensia Vaskuler
Demensia vaskuler merupakan jenis demensia terbanyak kedua setelah
demensia Alzheimer. Demensia vaskuler adalah jenis demensia yang terjadi kar
ena rusaknya jaringan otak akibat gangguan aliran darah ke otak. seseorang d
engan ini akan mengalami kesulotan dalam merencanakan, menilai, menginga
t sesuatu dan proses berpikir lainnya.
Faktor risiko dementia adalah:
• Usia
• Penyakit lain : Depresi, hipertensi, diabetes mellitus, hiper
kolesterolemia, penyakit jantung koroner, disfungsi renal
• Gaya hidup : Merokok, penyalahgunaan alkohol, dan kons
umsi lemak tidak tersaturasi (unsaturated fat) yang rendah
Tanda dan gejala

1. Mudah lupa.
2. Sulit mempelajari hal baru.
3. Sulit konsentrasi.
4. Sulit mengingat waktu dan tempat.
5. Suasana hati tidak menentu.
6. Sering kehilangan benda akibat lupa tempat meletakk
annya.
7. Sulit menemukan kata yang tepat saat berbicara.
8. Apatis atau tidak perduli terhadap lingkungan sekitar.
9. Sering mengulang aktivitas yang sama tanpa disadari.
10. Sulit melakukan aktivitas yang biasa dilakukan sehari-
hari.
Patofisiologi

Patofisiologi dementia masih belum diketahui secara pasti,


namun diperkirakan terjadi berbagai proses molekular yan
g menyebabkan hilangnya hubungan sinaps, kematian dan
disfungsi sel otak, gliosis, serta inflamasi. Mekanisme mole
kular yang dimaksud adalah:

1. Proteinopati
Pada dementia, terbentuk protein abnormal di otak, misaln
ya amiloid-β dan protein tau pada penyakit Alzheimer. Sela
in itu, badan Lewy dapat ditemukan pada penyakit Badan L
ewy dan Parkinson

2. Gangguan Neurotransmitter
Salah satu hipotesis menyatakan bahwa pada penyakit Alzh
eimer terjadi penurunan asetilkolin dan hiperaktivasi resept
or N-methyl-D-aspartate (NMDA), yaitu reseptor glutamat.
Gangguan sistem kolinergik dan glutaminergik terjadi di korte
ks entorhinal, hipokampus, amigdala, korteks frontal dan parie
tal. Akibatnya, terjadi gangguan fungsi belajar dan memori.

3. Stres Oksidatif
Akumulasi reactive oxygen species (ROS) menyebabkan apopt
osis neuron. Penyebab akumulasi ROS masih belum diketahui s
ecara pasti, namun hal ini diperkirakan berhubungan dengan p
enumpukan amiloid-β, stimulasi reseptor NMDA, dan metaboli
sme mitokondria neuron yang abnormal.

4. Gangguan Homeostasis Kalsium


Kalsium adalah messenger intrasel yang terlibat dalam berbag
ai proses fisiologis sel, termasuk sel neuron. Pada Alzheimer, t
erjadi gangguan regulasi kalsium yang menyebabkan disfungsi
dan apoptosis neuron. Penyebab pasti gangguan homeostasis
kalsium masih belum diketahui
Pelaksanaan Obat / Terapi

Penatalaksanaan utama pada dementia adalah pendekatan psi


kologis dan suportif yang disertai tata laksana penyakit yang
mendasari dementia.
a. Terapi khusus
Terdapat beberapa terapi yang dapat dilakukan untuk menang
ani gejala dan perilaku yang muncul akibat demensia, yaitu:

b. Terapi stimulasi kognitif


Terapi ini bertujuan untuk merangsang daya ingat, kemampua
n memecahkan masalah, serta kemampuan berbahasa, dengan
melakukan kegiatan kelompok atau olahraga.
c. Terapi ingatan
Terapi ini berguna untuk membantu penderita mengingat riwa
yat hidupnya, seperti kampung halaman, masa sekolah, pekerj
aan, hingga hobi.

d. Rehabilitasi kognitif
Terapi ini bertujuan untuk melatih bagian otak yang tidak berf
ungsi, menggunakan bagian otak yang masih sehat.

e. Terapi okupasi
Terapi ini bertujuan untuk mengajarkan penderita cara melaku
kan aktivitas sehari-hari dengan aman sesuai kondisinya, serta
mengajarkan cara mengontrol emosi dalam menghadapi perke
mbangan gejala.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai