2A
Kelompok 3
Dosen Pembimbing :
Renidatyati, M.Kep. Sp. Jiwa
DEPRESI
Pengertian
a. Simtom emosional.
Pada simtom emosional perubahan pada perasaan, manifestasinya berupa kesedihan,
berkurang bahkan hilangnya kesenangan dan respon terhadap kegembiraan, apatis,
berkurang bahkan hilangnya perasaan cinta terhadap orang lain dan kecemasan.
b. Simtom Kognitif
Simtom kognitif mengandung tiga bagian yang berbeda. Bagian pertama sikap pend
erita yang menyimpang terhadap diri sendiri, pengalaman atau lingkungan dan masa
depannya. Bagian kedua adalah penimpaan kesalahan kepada diri sendiri. Bagian
ketiga ditandai dengan ketidakmampuan seorang individu dalam mengambil sebuah
keputusan.
c. Simtom Motivasional
Simtom motivasional diartikan dengan tidak adanya keinginan untuk melakukan
berbagai aktivitas seperti makan dan minum obat, timbulnya hasrat untuk mati dan
meningkatnya ketergantungan pada orang lain. Pada orang depresi terlihat adanya
penurunan atau hilangnya motivasi untuk melakukan berbagai aktivitas dari biasanya.
LANJUTAN
d. Simtom Perilaku.
Simtom perilaku menunjukkan pengunduran diri dari hubungan sosial
dan keinginan untuk lari, bersembunyi atau mati. Pada simtom perilaku,
aktifitas individu tidak seperti biasanya dalam bentuk retardasi atau
agitasi.
e. Simtom Vegetatif
Simtom vegetatif menunjukkan perubahan vegetatif seperti gangguan
makan, tidur dan dorongan libido. Pada simtom vegetatif, biasanya
individu menunjukkan simtom seperti kehilangan nafsu makan dan
insomnia.
Penyebab
Gejala Sensitif
•
• Merasa diri tidak berguna
Psikis • Perasaan bersalah
• Perasaan terbebani
• Mudah marah
Gejala •
•
Tersinggung
Menyendiri
sosial • Mudah letih
• Mudah sakit
Patofisiologi
d. Antidepresan Aminoketon
adalah antidepresan yang memiliki efek yang tidak beg
itu besar dalam reuptake norepinefrin dan serotonin.
e. Antidepresan Triazolopiridin
merupakan obat antidepresan golongan triazolopiridin
yang memiliki aksi ganda pada neuron seratonergik. Mek
anisme kerjanya bertindak sebagai antagonis 5 – HT2 dan
penghambat 5 – HT, serta dapat meningkatkan 5 – HT1A
f. Antidepresan Tetrasiklik
Mirtazapin adalah satu – satunya obat antidepresan gol
ongan tetrasiklik. Mekanisme kerjanya sebagai antagonis p
ada presinaptic α2 – adrenergic autoreseptor dan
heteroreseptor, sehingga meningkatkan aktivitas
nonadrenergik dan seratonergik
Menurut World Health Organization (WHO), dementia adalah sindrom yang ditand
ai dengan disorientasi ingatan/memori, proses berpikir, perilaku, dan penurunan ke
mampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Sindrom ini bersifat kronik dan pr
ogresif. Hampir seluruh penderita dementia adalah populasi lanjut usia (lansia). Me
skipun demikian, sindrom ini bukan bagian dari proses penuaan yang normal.
2. Demensia Vaskuler
Demensia vaskuler merupakan jenis demensia terbanyak kedua setelah
demensia Alzheimer. Demensia vaskuler adalah jenis demensia yang terjadi kar
ena rusaknya jaringan otak akibat gangguan aliran darah ke otak. seseorang d
engan ini akan mengalami kesulotan dalam merencanakan, menilai, menginga
t sesuatu dan proses berpikir lainnya.
Faktor risiko dementia adalah:
• Usia
• Penyakit lain : Depresi, hipertensi, diabetes mellitus, hiper
kolesterolemia, penyakit jantung koroner, disfungsi renal
• Gaya hidup : Merokok, penyalahgunaan alkohol, dan kons
umsi lemak tidak tersaturasi (unsaturated fat) yang rendah
Tanda dan gejala
1. Mudah lupa.
2. Sulit mempelajari hal baru.
3. Sulit konsentrasi.
4. Sulit mengingat waktu dan tempat.
5. Suasana hati tidak menentu.
6. Sering kehilangan benda akibat lupa tempat meletakk
annya.
7. Sulit menemukan kata yang tepat saat berbicara.
8. Apatis atau tidak perduli terhadap lingkungan sekitar.
9. Sering mengulang aktivitas yang sama tanpa disadari.
10. Sulit melakukan aktivitas yang biasa dilakukan sehari-
hari.
Patofisiologi
1. Proteinopati
Pada dementia, terbentuk protein abnormal di otak, misaln
ya amiloid-β dan protein tau pada penyakit Alzheimer. Sela
in itu, badan Lewy dapat ditemukan pada penyakit Badan L
ewy dan Parkinson
2. Gangguan Neurotransmitter
Salah satu hipotesis menyatakan bahwa pada penyakit Alzh
eimer terjadi penurunan asetilkolin dan hiperaktivasi resept
or N-methyl-D-aspartate (NMDA), yaitu reseptor glutamat.
Gangguan sistem kolinergik dan glutaminergik terjadi di korte
ks entorhinal, hipokampus, amigdala, korteks frontal dan parie
tal. Akibatnya, terjadi gangguan fungsi belajar dan memori.
3. Stres Oksidatif
Akumulasi reactive oxygen species (ROS) menyebabkan apopt
osis neuron. Penyebab akumulasi ROS masih belum diketahui s
ecara pasti, namun hal ini diperkirakan berhubungan dengan p
enumpukan amiloid-β, stimulasi reseptor NMDA, dan metaboli
sme mitokondria neuron yang abnormal.
d. Rehabilitasi kognitif
Terapi ini bertujuan untuk melatih bagian otak yang tidak berf
ungsi, menggunakan bagian otak yang masih sehat.
e. Terapi okupasi
Terapi ini bertujuan untuk mengajarkan penderita cara melaku
kan aktivitas sehari-hari dengan aman sesuai kondisinya, serta
mengajarkan cara mengontrol emosi dalam menghadapi perke
mbangan gejala.
TERIMAKASIH