Anda di halaman 1dari 250

KEPERAWATAN KELUARGA

“ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI”

OLEH :

Ridhatul Jannah (203110149)

Lisa Dilla Nurman Safitri (203110134)

Azizah Akhwat (203110124)

Sofi Alpat Wijaya (203110154)

Vina Vepbrianty (203110159)

Priska Aulia (203110144)

Findi Alandari (203110129)

Nadila Ratinus (203110139)

TK 3.A

Dosen Pembimbing :

Hj. Murniati Muchtar, SKM, S.Kep, M.Biomed

D-III KEPERAWATAN PADANG

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

TAHUN AJARAN 2022/2023


PRAKTIKUM KEPERAWATAN KELUARGA
MAHASISWA TK III PRODI D III KEPERAWATAN PADANG
TAHUN 2022

FORM PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA (Friedman)

A. Data umum

1. Nama KK : Tn. J

2. Umur KK : 78 tahun

3. Alamat : Komplek Mela Sentosa

4. No. Telephon : 082174903222

5. Pekerjaan : Pensiun TNI

6. Pendidikan : STM

7. Susunan Anggota Keluarga :

Gol Pendidika Hubunga


No Nama Sex (L/P) Tgl Lahir (umur) Pekerjaan
Darah n n

1. Istri P 01-02-1948 - SD Ibu rumah Istri


tangga
(74 tahun)

2. Anak L 05 - 07 – 1972 - S1 Wiraswasta Anak

( 50 tahun)
8. Genogram ( dibuat 3 generasi )

: Laki- laki

: Perempuan

: Tinggal serumah

: Meninggal Dunia

: Pasien

9. Tipe Keluarga

Tipe keluarga Tn. J adalah keluarga besar karena terdiri dari suami Tn. J berusia 78
tahun dan istri Ny. N berusia 74 tahun dan anak pertemanya beserta istri dan anak -
anaknya.

10. Latar belakang kebudayaan (etnik)

Keluarga ini bersuku minang, dimana Tn. D bersuku sikumbang dan istri bersuku
melayu. Saat dilakukan pengkajian keluarga tidak mampu untuk menyebutkan
penyebab dan makanan yang dapat memicu hipertensi, dan keluarga juga mengatakan
bahwa pusing dan sakit kepala itu suatu hal yang wajar dan bukan termasuk penyakit
hipertensi. Tn. J mengatakan keluarganya suka mengkonsumsi makanan yang
bersantan seperti gulai dan rendang.

11. Identifikasi religius

Keluarga ini beragama islam, Tn. J mengatakan semua anggota keluarga mengerjakan
shalat 5 waktu sehari semalam. Tn. J mengatakan dia dan istrinya sering mengikuti
kegiatan keagamaan seperti wirid di mesjid dan sholat berjamaah di mesjid.

12. Status kelas sosial

Tn.J seorang pensiunan TNI dengan gaji 3 juta per bulannya, sedangkan Ny. N
bekerja sebagai IRT dan anak Tn.D bekerja sebagai wiraswasta. Gaji pensiunan Tn. J
digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari Tn. J dan Ny. N. Terkadang Tn. D
juga mengasi uang bulanan untuk Tn. J dan Ny.N.

13. Mobilitas kelas sosial

Keluarga Tn. J dalam melakukan kegiatan sehari-hari menggunakan motor sebagai


alat transportasi.

B. Riwayat Keluarga dan Tahap Perkembangan

14. Tahap perkembangan keluarga saat ini


Keluarga Tn. J berada pada tahap perkembangan 8 atau keluarga usia lanjut dimana
Tn. J sudah pensiun dan anak-anak sudah memiliki keluarga sendiri.

15. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


Sebagian tugas perkembangan keluarga Tn. J dan Ny. N sudah terpenuhi dimana Ny.
N sebagai istri selalu merawat Tn. J walaupun Ny. N masih suka memasak makanan
yang bersantan dan berminyak seperti gulai daging. Sebagai anak Tn. D selalu
mengingatkan kedua orang tuanya untuk menjaga kesehatan dan mengingatkan untuk
minum obat. Tn. J dan istri juga menjaga hubungan dengan anak-anaknya.
16. Riwayat keluarga inti

 Tn. J

Tn. J mengatakan dirinya “Pemusing“ sejak 5 tahun yang lalu tepatnya 2017.
Sejak tahun 2017 sampai akhir 2020 Tn. J hanya mengkonsumsi obat herbal
yang diracik sendiri dengan takaran yang dikira-kira saja untuk mengurangi
pusing dan menurunkan tekanan darahnya seperti rebusan daun belimbing dan
alpukat. Namun kondisi Tn. J semakin memburuk. Pada awal tahun 2021 Tn. J
baru mengkonsumsi obat, ( oros nifedipine Gits, Bisoprolol Fumarate 5 mg,
candesartan Cilexetil 16 mg, Furosemide 40 mg). Tn. J rutin mengkonsumsi
obat 2 kali sehari. Semenjak 2 tahun yang lalu sampai sekarang Tn. J rutin
kontrol ke Rs Hermina 1 kali sebulan. Walaupun rutin meminum obat tetapi
Tn. J mengatakan masih suka mengkonsumsi makanan yang bersantan dan
tinggi lemak dan asin. Tn. J juga mengatakan sejak 3 tahun yang lalu sampai
sekarang dirinya sudah tidak pernah berolahraga lagi, karena pernah jatuh
disenggol anak-anak saat berolahraga sehabis pulang sholat subuh. Saat
dilakukan pengkajian Tn. J mengatakan tengkuk terasa berat. Saat diukut TD
Tn. J 150/100. Hr : 85 x/i . RR : 21 x/i. T : 36,7.

Tn. J mengatakan bahwa kaki sebelah kiri terpasang pen sejak tahun 1976 dan
belum dibuka sampai sekarang. Tn. J mengeluh kaki kiri yang terpasang pen
sulit digerakkan dan tersa berat, sehingga jalan TN. J terlihat agak pincang.

 Ny. N

Ny. N juga pernah mengalami hipertensi saat usia 40 tahun namun Ny. N rutin
mengkonsumsi obat setiap hari dan menjaga pola makannya sehingga tekanan
darah Ny. N dapat terkontrol. Saat pengkajian dan dilakukan pemerksaan fisik
TD Ny. N : 110/ 70 mmHg. HR : 71 X/i. RR : 21 x/i . T : 36.6

 Tn. D

Tn.D mengatakan tidak pernah mengalami penyakit berat, hanya flu dan
demam saja saat cuaca buruk. Saat dilakukan pengkajian dan pemeriksaan
fisik didapatkan TD : 130/100 mmHg. HR : 85 x/i. RR : 22 x/i. T : 36. 8
17. Riwayat keluarga sebelumnya

Tn.J mengatakan bahwa orang tua laki-lakinya juga menderita hipertensi dan
meninggal karena stroke.

NY. N mengatakan bahwa tidak ada anggota keluarga menghidap hipertensi, DM dan
penyakit keturunan lainnya.

C. Data Lingkungan

18. Karakteristik rumah

Rumah yang ditempatkan oleh Tn. J adalah rumah yang dibangun sendiri bersama
dengan istrinya setelah menikah. Terdiri dari 3 kamar tidur, 1 ruang tamu yang
digabung dengan ruang keluarga, 1 dapur, 2 kamar mandi, 1 ruang makan. Disamping
rumah ada warung yang langsung terhubung dengan rumah. Kondisi rumah Tn. J
sangat bersih dan rapi. Terdapat 6 ventilasi di ruang tamu, namun pencahayaan
kurang memadai saat siang hari, cahaya matahari tidak cukup untuk menerangi dalam
rumah saat siang hari sehingga memerlukan bantuan lampu saat siang hari. Kamar
mandi terpisah dari kamar tidur, dikamar mandi tidak terdapat pegangan dan lantai
terbuat dari keramik yang licin. Rumah Tn. J tidak memiliki banyak perabot dan jarak
antar perabot tersebut juga jarang dan tidak mengganggu ruang gerak anggota
keluarga. Lantai rumah terbuat dari keramik yang licin. Dirumah juga tidak terlihat
ada pegangang yang bisa membantu Tn. J untuk berjalan, Tn. J dan keluarga
mengatakan hanya memanfaatkan dinding rumah sebagai pegangan. Bagian belakang
rumah dimanfaatkan Tn. J untuk ditanami obat-obatan herbal seperti, bunga raya,
pohon jarak, pohon belimbing, pohon alpukat, dan bahan-bahan masakan seperti
pohon salam dan asam, kunyit.
Denah rumah

2 7

4 5
8 6

Keterangan:

1. Pintu masuk
2. Ruang tamu

3. Kamar tidur (1)

4. Kamar tidur (2)

5. Kamar tidur (3)

6. Dapur

7. Kamar mandi (1)

8. Kamar mandi (2)

19. Karakteristik lingkungan tempat tinggal dan masyarakat

Wilayah tempat tinggal keluarga Tn. J berada dikomplek perumahan yang bersih, asri
dan terletak tepat didepan kantor lurah. Tetangga disamping rumah juga ramah dan
tingkat kepedulian antar tetangga juga sangat tinggi.

20. Mobilitas geografis keluarga

Tn. J dan Ny. N asli orang pesisir selatan setelah menikah dan tuntutan pekerjaan
keluarga pindah ke padang dan menetap di kompleks perumahan mela sentosa ini
sejak 20 tahun yang lalu.
21. Interaksi sosial keluarga dengan masyarakat

Tn. J mengatakan sekali-sekali keluarga pergi jalan keluar rumah jika anak dan
cucunya libur sekolah dan kerja. Biasanya saat malam hari keluarga akan berkumpul
diruang keluarga untuk menonton TV atau sekedar bercerita – cerita. Hubungan
keluarga dengan tetangga juga terjalin dengan baik, Tn. J juga menghadiri acara
gontong royong setiap minggu.

22. Sumber Pendukung Keluarga

Tn. J sebagai sumber pendukung keluarga dalam memutuskan hal yang terbaik bagi
keluarga. Tn. J hidup berkecukupan dan perekonomiannya mampu menghidupi
keluarganya. Dalam bidang kesehatan keluarga Tn. J menggunakan layanan BPJS
Kesehatan untuk membantu memudahkan dalam pelayanan kesehatan.

D. Struktur Keluarga

23. Pola dan Komunikasi Keluarga

Tn. J mengatakan apa bila ada sesuatu hal yang mengganggu fikiran maka akan
langsung dibicarakan bersama Ny.N selaku istrinya. Begitupun Ny. N mereka tidak
saling diam saja jika ada masalah yang melanda keluarga. Jika ada masalah maka
keluarga akan langsung menyelesaikan dengan cara bermusyawarah.

24. Struktur Kekuatan

Sebagai kepala keluarga Tn. J selau melibatkan istri dan anak-anak dalam mengambil
keputusan, apalagi terkait masalah kesehatannya. Tn. J mengatakan bahwa anaknya
Tn. D menjadi salah satu orang yang berpengaruh dalam menentukan pengobatan
yang dijalani dirinya dan istri. Tn. D yang mengantarkan Tn. J untuk kontrol ke RS.

25. Struktur Peran


a. Tn. J sebagai kepela keluarga, suami bagi istrinya dan ayah bagi anak-anaknya
bertanggung jawab dalam memberikan nafkah serta mengambil keputusan
penting dalam keluarga.
b. Ny. N sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya juga berperan sebagai layaknya
ibu rumah tangga yang menyediakan kebutuhan dalam rumah tangga dan
melakukan tugas rumah tangga.
c. Tn. D sebagai anak yang telah memiliki keluarga sendiri selalu memgingatkan
Tn. J untuk meminum obat tepat waktu dan mendampingi Tn. J untuk kontrol
ke Rs.
26. Nilai-Nilai Keluarga

Tn. J yang merupakan mantan prajurit TNI mendidik anak-anaknya dengan cukup
keras dan disiplin. Menekankan etika dan sopan santun dalam bergaul dengan orang
lain, saling menghormati dan menghargai sesama. Keluarga juga taat dalam beribadah
shalat 5 waktu. Dalam hal keehatan keluarga mengatakan tidak ada budaya yang
bertentangan dengan kesehatan.

E. Fungsi Keluarga

27. Fungsi Afektif

Tn. J mengatakan membutuhkan peran istri dan anak-anak dalam mendukung


pengobatan yang dijalaninya. Dimana istri dan anaknya selalu mengingatkan untuk
minum obat dan Tn. D yang selalu mendampinginya untuk kontrol ke RS.

28. Fungsi Sosialisasi

Keluarga Tn. J cukup disiplin, anggota keluarga harus mengerjakan shalat tepat
waktu. Dan keluarga juga memiliki aturan bagi anggota keluarganya bahwa tidak
boleh main Hp saat sedang berbicara dengan orang lain dan saat makan. Keluargga
Tn. J selalu mengajarkan hubungan sosial yang baik pada anggota keluarga maupun
orang lain.

29. Fungsi Ekonomi

Tn. J seorang pansiunan TNI dan memiliki gaji 3 juta perbulan yang digunakan untuk
biaya hidup dirinya dan sang istri saja, dan anak Tn.J yaitu Tn. D juga sesekali
memberi uang kepada Tn. J dan Ny. N. Untuk mengisi waktu luang Tn. J mengelola
satu warung kecil-kecilan yang hasilnya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
30. Fungsi Perawatan Kesehatan

a. Mengenal masalah kesehatan

Tn. J dan istrinya mengatakan bahwa Tn. J mengalami yang namanya


“pemusing” bukan hipertensi. Keluarga mengetahui Tn. J memiliki Riwayat
pemusing sejak 5 tahun yang lalu tepatnya pada tahun 2017. Sejak tahun 2017
sampai akhir 2020 Tn. J hanya mengkonsumsi obat herbal yang diracik sendiri
dengan takaran yang dikira-kira saja untuk mengurangi pusing dan
menurunkan tekanan darahnya seperti rebusan daun belimbing dan alpukat.
Namun kondisi Tn. J semakin memburuk. Pada awal tahun 2021 Tn. J baru
mengkonsumsi obat. Semenjak 2 tahun yang lalu sampai sekarang Tn. J rutin
kontrol ke Rs. Hermina 1 kali sebulan. Dan meminum obat secara tertur 2 kali
dalam sehari. Walaupun rutin meminum obat tetapi Tn. J mengatakan masih
suka mengkonsumsi makanan yang bersantan dan tinggi lemak dan asin. Tn. J
juga mengatakan sejak 3 tahun yang lalu sampai sekarang dirinya sudah tidak
pernah berolahraga lagi, karena pernah jatuh disenggol anak-anak saat
berolahraga sehabis pulang sholat subuh. Saat dilakukan pengkajian Tn. J
mengatakan tengkuk terasa berat.

Tn. J mengatakan bahwa kaki sebelah kiri terpasang pen sejak tahun 1976 dan
belum dibuka sampai sekarang. Tn. J mengeluh nyeri dikaki yang terpasang
pen dan kaki berat untuk digerakkan.

Saat pengkajian Didapatkan

TD Tn. J 150/100. Hr : 85 x/i . RR : 21 x/i. T : 36,7.

TD Ny. D : 110/ 70 mmHg. HR : 71 X/i. RR : 21 x/i . T : 36.6, dan

TD Tn. D TD : 130/100 mmHg. HR : 85 x/i. RR : 22 x/i. T : 36. 8

b. Mengambil keputusan
Tn. J mengatakan saat dia dan istri mengetahui sering pusing 5 tahun yang lalu
mereka tidak langsung memutuskan untuk mengkonsumsi obat dari pelayanan
kesehatan, mereka memilih pengobatan herbal yang diracik sendiri dengan
takaran yang dikira-kira saja seperti rebusan daun belimbing dan alpukat.
Setelah 3 tahun menjalankan pengobatan tradisional kondisi Tn. J semakin
memburuk bahkan tekanan darah Tn. J mencapai 200 / 70 mmHg. Saat itu
anaknya Tn. D membawa Tn. J kepelayanan kesehatan dan memutuskan
menuruti anjuran dokter untuk mengkonsumsi obat, sejak itu sampai sekarang
Tn. J rutin mengkonsumsi obat oros nifedipine Gits, Bisoprolol Fumarate 5
mg, candesartan Cilexetil 16 mg, Furosemide 40 mg setiap hari. Tn. J masih
menggunakan pen sejak tahun 1976 walaupun dokter sudah menyarankan
untuk membuka pen tersebut tetapi keluarga tidak mau membuka pen tersebut
dikarena takut Tn. J tidak bisa berjalan dan melihat usia Tn. J yang sudah
lanjut membuat keluarga takut nanti terjadi hal yang tidak di ingin kan teejdi
kepada Tn. J.

c. Merawat anggota keluarga

Walaupun keluarga sudah mengetahui Tn. J sering pusing sejak 5 tahun yang
lalu, keluarga tidak langsung menjalani program terapi medis melainkan
memilih pengobatan tradisional dengan meracik obat dengan takaran yang
dikira-kira sendiri seperti rebusan daun belimbing dan alpukat untuk
meredakan pusing TN. J dan setelah 3 tahun menjalani pengobatan tradisional
penyakit TN. J semakin berat barulah keluarga memutuskan berobat ke RS.
Keluarga dan Tn. J sendiri masih suka mengkonsumsi makanan bersantan dan
berlemak seperti gulai daging, terlihat saat pengkajian makanan yang tersaji di
meja makan yaitu masakan gulai yang berlemak dan bersantan. Tn.J juga
tidak pernah berolahraga sejak 3 tahun belakangan sampai sekarang.

Ny. N sebagai istri selalu mengingatkan Tn. J untuk minum obat tepat waktu
dan Tn. D sebagai anak selalu menemani dan mendamoingi Tn. J saat
melakukan kontrol 1 bulan sekali ke Rs. Harmina.

d. Memodifikasi lingkungan
Tn. J mengatakan bahwa halaman belakang rumahnya dimanfaatkan oleh
anaknya untuk ditanami obat-obatan herbal seperti pohon jarak, bunga raya,
pohon belimbing dan pohon alpukat. Saat dilakukan kunjungan terlihat jarak
antar perabotan yang ada dirumah juga sudah berjauhan atau tidak terlalu
dempet-dempet. Lantai yang terbuat dari keramik juga agak licin. Kamar
mandi terletak jauh dari kamar tidur dan juga tidak terdapat pegangan tangan
untuk Tn. J dan Ny. N.

e. Menggunakan fasilitas kesehatan

Tn. J mengatakan rutin untuk mengontrol tekanan darahnya 1x dalam sebulan


kerumah sakit hermina didampingi oleh anaknya Tn. D. Dalam memudahkan
pengobatan Tn. J menggunakan BPJS.

31. Fungsi Reproduksi

Ny. N mengatakan sebelum dia menopause menggunakan KB suntik sekali 3 bulan.


Ny. N mengatakan selama menggunakan KB menstruasinya tidak lancar. Saat ini Ny.
N mempunyai 3 orang anak dan yang tinggal serumah dengannya hanya Tn. D.

F. Stress dan Koping Keluarga

32. Stressor jangka pendek

Tn. J mengatakan keluarga dapat menyesesaikan permasalahan hidup sehari-hari


dengan cara musyawarah dan tidak ada masalah yang berlarut-larut dalam keluarga.

33. Stressor jangka panjang

Tn. J mengungkapkan bahwa yang menjadi fikirannya dan istri saat ini selain kondisi
kesehatan Tn. J mereka juga selalu khawatir apakah mereka bisa berangkat haji tahun
depan karena tahun ini mereka gagal naik haji karena usia yang yang sudah tua.

34. Strategi koping yang digunakan keluarga

Tn. J mengatakan selama dirinya sakit istri dan anaknya selalu ada untuk memberikan
dukungan dan semangat untuk sembuh dan menjalani pengobatan. Terlihat dari anak
Tn. J yang selalu mendampingi Tn. J untuk kontrol ke Rs. Dan Ny. N yang selalu
mengingatkan untuk minum obat.

35. Adaptasi maladaptif yang dilakukan keluarga

Tidak ada adaptasi maladaptif yang dilakukan keluarga Tn. J

G. Pemeriksaan Fisik

No Jenis Ayah Ibu Anak 1


pemeriksaan
1. TTV :
Tensi : 150/100 mmHg 110/70mmhg 130/100 mmHg
Suhu : 36,7 ºC 36,6 ºC 36.8 ºC
Nadi : 85 x/i 71 x/i 85 x/i
Nafas : 20 x/i 21 x/i 22 x/i
2. Kulit, rambut Kulit berwarna Kulit berwarna kuning Kulit berwarna kuning langsat,
dan kuku. sawomatang, langsat, terlihat bersi dan terlihat bersi dan tidak pucat.
I : terlihat bersi dan tidak pucat.
tidak pucat. Rambut bersih, panjang dan uban
Rambut bersih, panjang sudah mulai tumbuh
Rambut dan uban sudah mulai
bersih,dipotong Terlihat,Kuku bersih dan tidak
pendek dan uban Terlihat,Kuku bersih dan Panjang
sudah mulai tidak panjang

Terlihat, Kuku Turgor kulit baik


bersih dan tidak Turgor kulit baik
panjang

Turgor kulit baik

P:

3. Kepala, leher Bentuk kepala Bentuk kepala normal, Bentuk kepala normal, tidak
I : normal, tidak tidak nampakada lesi, dan nampakada lesi, dan tidak
nampakada lesi, tidak nampak pembesatan nampak pembesatan vena
dan tidak nampak vena jugularis. jugularis.
pembesatan vena
jugularis. Ny.N mengeluh kepala
pusisng dan tengkuk
terasa berat

Tidak ada benjolan dan


No Jenis Ayah Ibu Anak 1
pemeriksaan

tidak teraba pembesaran Tidak ada benjolan dan tidak


vena jugularis teraba pembesaran vena jugularis

P:
Tidak ada benjolan
dan tidak teraba
pembesaran vena
jugularis.
4. Thoraks dan I : pergerakan dada I : pergerakan dada I : pergerakan dada
paru
I : simetris dan tidak simetris dan tidak ada simetris dan tidak ada
P: ada
P: tarikan dinding dada tarikan dinding dada
A: tarikan dinding
dada P : fremitus kiri dan P : fremitus kiri dan

P : fremitus kiri kanan sama kanan sama


dan
P : sonor P : sonor
kanan sama
A : tidak ada suara A : tidak ada suara
P : sonor nafas tambahan nafas tambahan

A : tidak ada suara


nafas tambahan
3. Abdomen
I : Perut terlihat Perut terlihat rata terdapat Perut rata dan tidak ada bekas
buncit bekas luka post sc luka
Bu normal 12x/i
Tidak terdapat nyeri BU 13x/i
A; BU normal 15x/i tekan
Tidak terdapat Timpani Tidak terdapat nyeri tekan
P: nyeri tekan Timpani
Timpani
P:
4. Genitalia Tidak terdapat Tidak terdapat hemoroid Tidak terdapat hemoroid
I : hemoroid
P:
P:
A:
5. Ekstremitas
atas + refleks
fisiologis
I :
Tidak terdapat Tidak terdapat hambatan Tidak terdapat hambatan dalam
No Jenis Ayah Ibu Anak 1
pemeriksaan
hambatan dalam dalam melakukan melakukan
melakukan gerakan gerakan gerakan

Tidak terdapat Tidak terdapat nyeri Tidak terdapat nyeri tekan dan
P: nyeri tekan dan tekan dan edema edema
edema
6. Ekstremitas
bawah +
refleks klien berjalan klien berjalan dengan klien berjalan dengan normal,
fisiologis dengan lambat dan lambat dan mencari tidak terlihat ada hambatan saat
I : mencari pegangan pegangan ada hambatan berjalan
ada hambatan saat saat berjalan karena lutut tidak ada nyeri tekan, tidak ada
berjalan karena terasa sakit edema
lutut terasa sakit
tidak ada nyeri tekan,
tidak ada nyeri tidak ada edema
P: tekan, tidak ada
edema
7. Kekuatan Fleksi siku kanan : Fleksi siku kanan : 2, 6 Fleksi siku kanan : 2,45
Otot
2, 4 Fleksi siku kiri : 2,3 Fleksi siku kiri : 2,62
Fleksi siku kiri : Ekstensi siku kanan : 2,6 Ekstensi siku kanan : 2,42
2, 3 Ekstensi siku kiri : 2,6 Ekstensi siku kiri : 2,55
Ekstensi siku Fleksi bahu kanan : 2,8 Fleksi bahu kanan : 2,15
kanan : 2, 4 Fleksi bahu kiri : 2,6 Fleksi bahu kiri : 2,10
Ekstensi siku kiri : Ekstensi bahu kanan : 2, 3 Ekstensi bahu kanan : 2, 3
2,4 Ekstensi bahu kiri : 2, 4 Ekstensi bahu kiri : 2, 4
Fleksi bahu kanan : Abduksi bahu kanan : 2,5 Abduksi bahu kanan : 2,52
2, 12 Abduksi bahu kiri : 2,5 Abduksi bahu kiri : 2,50
Fleksi bahu kiri : Fleksi lutut kanan : 1,5 Fleksi lutut kanan : 2,15
2, 7 Fleksi lutut kiri : 1,8 Fleksi lutut kiri : 1,95
Ekstensi bahu Ekstensi lutut kanan : 1.5 Ekstensi lutut kanan :1,77
kanan : 2, 3 Ekstensi lutut kiti : 1 Ekstensi lutut kiti : 1,75
Ekstensi bahu kiri : Dorsolfleksi kanan : 1 Dorsolfleksi kanan : 1.75
2, 4 Dorsolfleksi kiri :1 Dorsolfleksi kiri :1,25
Abduksi bahu
kanan : 2
Abduksi bahu kiri :
No Jenis Ayah Ibu Anak 1
pemeriksaan
2
Fleksi lutut kanan :
1,5
Fleksi lutut kiri : 1
Ekstensi lutut
kanan : 1
Ekstensi lutut kiri :
1
Dorsolfleksi
kanan : 1
Dorsolfleksi kiri :
ANALISI DATA

No DATA MASALAH PENYEBAB


DS :
1. Manajemen Konflik Pengambilan
1. Tn. J dan istrinya mengatakan Kesehatan Keluarga Kepetusan
bahwa Tn. J mengalami yang Tidak Efektif (D.
namanya “pemusing” bukan 0115)
hipertensi.
2. Tn. J dan keluarga mengatakan
hanya mengkonsumsi obat
herbal yang diracik sendiri
dengan takaran yang dikira-kira
saja untuk mengurangi pusing
dan menurunkan tekanan
darahnya seperti rebusan daun
belimbing dan alpukat dan
setelah 3 tahun menjalani
pengobatan tradisional penyakit
TN. J semakin berat barulah
keluarga memutuskan berobat
ke RS Hermina dan rutin
kontrol 1 bulan sekali.

DO :

1. TD Tn. J : 150/100 mmHg


HR : 85 x/i

2. Tn. J dan keluarga terlihat


masih mengkonsumsi makanan
bersantan dan berlemak terlihat
dari makanan yang tersaji di
meja makan yaitu gulai yang
berminyak dan bersantan

DO :
2. Pemeliharaan Ketidakmampuan
1. Tn. J nampak tidak pernah Kesehatan Tidak Mengatasi Masalah
berolahraga Efektif (D. 0117) Keluarga
2. Tn. J dan keluarga masih suka
mengkonsumsi makanan yang
bersantan seperti gulai

3. Tn. J dan istrinya beranggapan


bahwa TN. J hanya pemusing
tidak hipertensi

4. Tn. J dan keluarga lebih


memilih pengobatan tradisional
yang diracik sendiri dengan
takaran yang dikira-kira saja
seperti rebusan daun belimbing
dan alpukat

5. lantai rumah Tn.J terbuat dari


keramik yang licin dan juga
tidak terdapat pegangan
dikamar mandi .
DS : Risiko Jatuh
3. Riwayat Jatuh
1. Tn. J mengatakan pernah jatuh (D. 0143)
saat berjalan 3 tahun yang lalu
2. Tn. J mengatakan kaki sebelah
kiri terpasang pen sejak 3 tahun
yang lalu

3. Tn. J mengatakan kaki sebelah


kiri sulit dan kaku saat
digerakkan dan juga nyeri pada
lulut

4. Tn. J dan keluarga mengatakan


hanya memanfaatkan dinding
rumah sebagai pegangan

DO :

1. Jalan Tn. J nampak pincang


2. Ruang rumah dan kamar mandi
tidak terdapat pegangan yang
dapat membantu Tn. J untuk
berjalan

3. Lantai rumah dan kamar mandi


terbuat dari keramik yang licin
PRIORITAS MASALAH

Dx 1: Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif B/D Konflik Pengambilan Kepetusan

No Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran

1. Sifat Masalah 1 3/3 x 1 = 1 Masalah ini aktual


karena benar-benar ada
 Aktual = 3
 Resiko = 2 pada keluarga dimana
 Potensial = 1 keluarga memilih
pengobatan tradisional
dengan meminum air
rebusan daun
belimbing dan alpukat
untuk menurunkan
tensi Tn. J.

2. Kemungkinan Masalah Dapat 2 2/2 x 2 = 2 Kemungkinan masalah


Diubah ini diubah tinggi karena
2 tahun belakangan Tn.
 Tinggi = 2 J rutin kontrol ke RS.
 Sedang = 1
Hermina
 Rendah = 0

3. Potensial untuk dicegah 1 3 /3 x1 = 1 Potensial masalah


untuk dicegah tinggi
 Mudah = 3 karena klien dan
 Cukup = 2
 Tidak dapat = 1 keluarga rutin kontrol
ke Rs 1 kali sebulan.

4. Menonjolnya masalah 1 2/3 x 1 = 2/3 Keluarga masih


mengkonsumsi
 Masalah dirasakan, dan perlu makanan berlemak dan
segera ditangani = 2
bersantan
 Masalah dirasakan = 1
 Masalah tidak dirasakan = 0

Total Skore 4 2/3

Dx 2 : Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif B/D Ketidakmampuan Mengatasi Masalah


Keluarga

No Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran

1. Sifat Masalah 1 3/3 x 1 = 1 Masalah ini aktual


karena terlihat dari
 Aktual = 3
 Resiko = 2 sikap Tn. J yang tidak
 Potensial = 1 pernah berolahraga.

2. Kemungkinan Masalah Dapat 2 1/2 x 2 = 1 Kemungkinan masalah


Diubah dapat diubah rendah
karena Tn. J masih
 Tinggi = 2 suka makan makanan
 Sedang = 1
yang bersantan
 Rendah = 0

3. Potensial untuk dicegah 1 3 /3 x1 = 1 Potensial masalah


untuk dicegah tinggi
 Mudah = 3 karena Tn. J rutin
 Cukup = 2
minum obat dan
 Tidak dapat = 1
kontrol ke RS 1 kali
sebulan

4. Menonjolnya masalah 1 2/3 x 1 = 2/3 Tn. J dan istrinya


beranggapan bahwa
 Masalah dirasakan, dan perlu
segera ditangani = 2 TN. J hanya pemusing
 Masalah dirasakan = 1 tidak hipertensi
 Masalah tidak dirasakan = 0

Total Skore 3 2/3

Dx 3 : Risiko Jatuh Dibuktikan dengan Riwayat Jatuh

No Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran

1. Sifat Masalah 1 2/3 x 1 = 2/3 Masalah ini risiko


karena belum dirasakan
 Aktual = 3
 Resiko = 2 oleh Tn. J, tetapi jika
 Potensial = 1 tidak segera diatasi bisa
saja dirakan oleh Tn. J
dan keluarga.

2. Kemungkinan Masalah Dapat 2 0/2 x 2 = 0 Kemungkinan masalah


Diubah dapat diubah rendah
karena tidak terdapat
 Tinggi = 2 pegangan dirumah.
 Sedang = 1
 Rendah = 0

3. Potensial untuk dicegah 1 1/3 x1 = 1/3 Potensial masalah


untuk dicegah tidak
 Mudah = 3 dapat karena keluarga
 Cukup = 2
hanya memanfaatkan
 Tidak dapat = 1
dinding rumah untuk
jadi pegangan

4. Menonjolnya masalah 1 2/3 x 1 = 2/3


Tn. J mengeluh nyeri
 Masalah dirasakan, dan perlu
segera ditangani = 2 saat berjalan dan kaki
 Masalah dirasakan = 1 Tn. J juga terpasang
 Masalah tidak dirasakan = 0
pen

Total Skore 5/3


DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS

1. Manajemen Kesehatan tidak efetik b/d konflik pengambilan keputusan (D.0115)

2. Pemeliharaan Kesehatan tidak efektif b/d Ketidakmampuan Mengatasi Masalah Keluarga


(D.0117)

3. Resiko jatuh b/d riwayat jatuh


RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Diagnosa Tujuan Rencana Evaluasi Rencana Tindakan
Keperawata Umum Khusus Kriteria Standar
n
Manajemen Setelah TUK 1 : Manajemen 1. Pengertian hipertensi : Edukasi kesehatan (I.
Kesehatan dilakukan Keluarga mampu kesehatan Hipertensi atau tekanan 12383)
Tidak Efektif intervensi mengenal masalah meningkat darah tinggi adalah  Identifikasi
b/d konflik diharapkan hipertensi : (L.12104) dengan peningkatan tekanan kesiapan keluarga
pengambilan manajemen 1. Pengertian kriteria hasil : darah sistolik lebih dari 140 dan kemampuan
keputusan kesehatan hipertensi 1. Keluarga mmHg dan tekanan darah keluarga menerima
(D.0115) meningkat 2. Klasifikasi mampu diastolik lebih informasi
mengenai hipertensi menyebutkan dari 90 mmHg pada dua kali  Sediakan materi
penyakit 3. Penyebab pengertian pengukuran dengan selang dan media
hipertensi hipertensi hipertensi waktu lima pendidikan
4. Tanda dan gejala 2. Keluarga menit dalam keadaan cukup kesehatan terkait
hipertensi mampu istirahat/tenang penyakit hipertensi
5. Komplikasi mengetahui (Kemenkes.RI, 2014). (pengertian,
hipertensi klasifikasi 2. Klasifikasi hipertensi : klasifikasi, tanda
6. Penatalaksanaan hipertensi  Hipertensi primer : gejala, komplikasi
dan perawatan 3. Keluarga tidak memiliki penyebab dan
hipertensi di mampu medis yang dapat penatalaksanaan
rumah mengetahui diidentifikasi penyakit
penyebab  Hipertensi sekunder : hipertensi.
hipertensi disertai dengan penyebab  Jadwalkan
4. Keluarga spesifik pendidikan
mampu 3. Penyebab hipertensi : kesehatan sesuai
menyebutkan a. Genetik : respon neurologi kesepakatan
tanda dan terhadap stress atau kelainan keluarga
gejala ekskresi  Berikan
hipertensi atau transport Na. kesempatan
5. Keluarga b. Obesitas : terkait dengan keluarga untuk
mampu tingkat insulin yang tinggi bertanya
menyebutkan yang Edukasi Program
komplikasi mengakibatkan tekanan Pengobatan (I. 12441)
dari hipertensi darah meningkat.  Identifikasi
6. Keluarga c. Stress karena lingkungan pengobatan
mampu d. Hilangnya elastisitas tradisional dan
mengetahui jaringan dan arterosklerosis kemungkinan efek
penatalaksanan pada orang tua terhadap
dan perawatan serta pelebaran pembuluh pengobatan
hipertensi di darah  Fasilitasi informasi
rumah. (Aspiani, 2016). tertulis dan gambar
Berdasarkan penyebab untuk
hipertensi dibagi menjadi 2 meningkatkan
golongan pemahaman
 Hipertensi primer tentang obat
Riwayat keluarga tradisional
hipertensi, peningkatan hipertensi
kolestrol plasma  Berikan dukungan
(>240-250 mg/dl), untuk menjalani
kebiasaan program
merokok/alkohol, pengobatan dengan
obesitas, kurang baik dan benar bagi
olahraga, penggunaan pasien hipertensi.
garam yang berlebih,
jenis kelamin dan usia
lansia
 Hipertensi sekunder :
penyakit ginjal, kelainan
hormonal, obat-obatan,
kehamilan.
4. Tanda dan gejala
hipertensi :
 Sakit kepala
 Kelelahan
 Mual
 Muntah
 Sesak napas
 Gelisah
 Pandangan kabur
5. Komplikasi Hipertensi
Kompikasi hipertensi
menurut (Trianto, 2014):
a. Penyakit jantung
Komplikasi berupa infark
miokard, angina pectoris,
dan gagal jantung.
b. Ginjal
Terjadinya gagal ginjal
dikarenakan kerusakan
progresif akibat tekanan
tinggi pada kapiler-kapiler
ginjal, glomerulus.
Rusaknya glomerulus,
darah akan mengalir ke unit-
unit fungsional ginjal dan
nefron akan terganggu
sehingga menjadi hipoksik
dan kematian. Rusaknya
membrane glomerulus ,
protein akan keluar melalui
urin sehingga tekanan
osmotic koloid plasma
berkurang dan
menyebabkan edema.
c. Otak
Komplikasi berupa stroke
dan serangan iskemik.
Stroke dapat terjadi pada
hipertensi kronik apabila
arteri-arteri yang
memperdarahi otak
mengalami hipertrofi dan
menebal sehingga aliran
darah ke daerah-
daerah yang diperdarahi
berkurang.
d. Mata
Komplikasi berupa
perdarahan retina, gangguan
penglihatan,hingga
kebutaan.
e. Kerusaka pada
pembuluh darah arteri
Jika hipertensi tidak
terkontrol, dapat terjadi
kerusakan dan penyempitan
arteri atau yang sering
disebut dengan
aterosklerosis dan
arterosklerosis (pengerasan
pembuluh darah).
Komplikasi berupa kasus
perdarahan meluas sampai
ke intraventrikuler (Intra
Ventriculer Haemorrhage)
atau IVH yang
menimbulkan hidrosefalus
obstruktif sehingga
memperburuk luaran.
6. Penatalaksanaan dan
perawatan hipertensi di
rumah
 Farmakologis
Dengan obat-obatan
antihipertensi
 Nonfarmakologis
Dengan manajemen
berat badan, mengurangi
asupan garam, berhenti
merokok, dan
berolahraga. Dan obat
tradisional seperti,
memanfaatkan dun
alpukat, seledri,
belimbing wuluh, jahe,
mentimun.
TUK 2 : Manajemen Faktor Risiko Hipertensi Identifikasi Risiko (I.
Keluarga mampu kesehatan  Riwayat hipertensi, 14502)
mengambil keputusan meningkat ( L. penyakit jantung, stroke,  Identifikasi risiko
dengan mengubah pola 12104) dengan penyakit ginjal pribadi biologis, lingkungan
hidup menjadi lebih kriteria hasil : dan di keluarga dan perilaku pasien
sehat untuk 1. Keluarga  Riwayat faktor risiko hipertensi
menghindari mampu pribadi dan di keluarga  Lakukan pengelolaan
komplikasi dari mengurangi (contoh: risiko secara efektif
hipertensi faktor risiko hiperkolesterolemia Dukungan pengambilan
terjadinya familial) Keputusan (I.09265)
komplikasi  Riwayat merokok  Identifikasi presepsi
hipertensi  Riwayat diet dan mengenai masalah dan
konsumsi garam informasi yang
Konsumsi alcohol memicu komplikasi
 Kurang aktivitas fisik/ dari hipertensi
gaya hidup tidak aktif  Diskusikan kelebihan
Riwayat disfungsi ereksi dan kekurangan dari
 Riwayat tidur, merokok, setiap solusi untuk
sleep apnoea (informasi mengurangi
juga dapat diberikan oleh komplikasi hipertensi
pasangan)  Identifikasi risiko baru
 Riwayat hipertensi pada sesuai perencanaan
kehamilan/pre-eklampsia yang telah ditetapkan
Cara Mengurangi Faktor  Berikan informasi
Risiko Terjadinya Komplikasi yang dibutuhkan
Hipertensi : pasien
 Mengurangi konsumsi
garam, tidak boleh
melebihi 1 sendok teh per
hari
 Melakukan aktivitas fisik
teratur, seperti jalan kaki
minimal 30 menit per hari
 Tidak merokok dan
menghindari asap rokok
 Diet dengan gizi
seimbang
 Mempertahankan berat
badan ideal
 Menghindari konsumsi
alkohol
TUK 3 : Manajemen Kendalikan Hipertensi Dengan Edukasi Program
Keluarga mampu kesehatan Program CERDIK dan Pengobatan (I. 12441)
merawat anggota meningkat ( L. PATUH ( Kemenkes, RI. 2019)  Berikan dukungan
keluarga yang sakit 12104) dengan CERDIK : untuk menjalankan
dengan menerapkan 5 kriteria hasil :  Cek kesehatan secara program
pilar HIPERTENSI keluarga mampu berkala pengobatan dengan
CERDIK dan PATUH menerapakan 5  Enyahkan asap rokok baik dan benar
dalam kehidupan pilar hipertensi  Rajin aktivitas fisik dengan program
sehari-hari CERDIK dan  Diet seimbang CERDIK dan
PATUH dalam  Istirahat cukup PATUH
kehidupan sehari –  Kelola stres  Jealskan manfaat
hari dan efek samping
1. Periksa PATUH obat
kesehatan P : Pemeriksaan kesehatan  Anjrkan
secara rutin secara rutin dan ikuti mengkonsumsi
dan ikuti anjuran dokter obat sesuai indikasi
anjuran dokter Untuk mengontrol dan Dukungan Keluarga
2. Atasi penyakit mencegah komplikasi dari Merencanakan
dengan hipertensi perlu dilakukan Perawatan (I. 13477)
pengobatan pemeriksaan kesehatan  Identifikasi tindakan
yang tepat dan secara rutin seperti yang dapat dilakukan
teratur melakukan pemeriksaan keluarga dalam
3. Tetap diet tekanan darah menggunakan merawat pasien
dengan gizi tensimeter yang dapat dibeli hipertensi dengan
seimbang tanpa menggunakan resep, program CERDIK dan
4. Upayakan jika tidak bisa PATUH
aktivitas fisik menggunakannya keluarga  Motivasi
dengan aman bisa mengunjungi pelayanan pengembangan sikap
5. Hindari asap kesehatan untuk dan emosi yang
rokok, pemeriksaan tekanan darah mendukung upaya
alkohol, dan secara gratis. Perlu juga kesehatan
zat dilakukan tes laboratorim  Gunakan sarana dan
karsinogenik seperti pemeriksaa urine dan fasilitas yang ada
lainnya tes darah termasuk tes dalam rumah
kolesterol. Dalam keadaan  Informasikan
berat perlu dilakukan pelayanan kesehatan
pemeriksaan EKG yang ada dilingkungan
A : Atasi penyakit dengan keluarga
pengobatan yang tepat dan  Ajarkan cara
teratur perawatan yang bisa
Obat Hipertensi dilakukan keluarga
contohnya pembuatan
1. Furosemide
diet rendah garam
Furosemide merupakan obat
untuk hipertensi yang termasuk
dalam golongan obat diuretik.
Obat jenis ini bekerja dengan
cara membuang kelebihan air
dan kadar natrium dalam tubuh,
sehingga jumlah cairan dan
garam yang mengalir dalam
pembuluh darah dapat menurun.

Penggunaan obat furosemide
dengan dosis 40 mg umumnya
digunakan untuk mengobati
pasien hipertensi dengan
komplikasi jantung.

Pada penderita usia 50 tahun


keatas, Furosemide dapat
dikonsumsi satu kali sehari
selama satu bulan. Namun obat
ini pada beberapa kondisi dapat
menimbulkan efek samping
seperti pusing, dehidrasi, hingga
sering buang air kecil.

2. Captopril

Obat yang termasuk golongan


obat Angiotensin Converting
Enzyme Inhibitor (ACEI) ini
umumnya digunakan pada kasus
hipertensi dengan komplikasi
diabetes melitus.
Cara kerja obat ini yaitu dengan
menghambat produksi hormon
angiotensin atau hormon yang
dapat menyempitkan pembuluh
darah. Dengan mengonsumsi
obat ini, otot dinding pembuluh
darah akan menjadi lebih rileks
dan sedikit melebar sehingga
tekanan dapat berkurang.

Captopril 50 mg merupakan jenis


obat hipertensi yang aman dan
banyak digunakan pada kasus
komplikasi hipertensi.
Perlu diketahui, obat tekanan
darah tinggi yang satu ini juga
dapat meningkatkan risiko
terjadinya kelainan pada janin
jika dikonsumsi oleh ibu hamil.

3. Valsartan

Jika dua obat sebelumnya masuk


dalam golongan diuretik dan
ACEI, Valsartan adalah obat
hipertensi dengan
golongan Angiotensin Receptor
Blocker (ARB).
Meski begitu, Valsartan 80
mg memiliki fungsi yang sama
dengan captopril yaitu banyak
digunakan pada pengobatan
pasien darah tinggi dengan
komplikasi diabetes.
ARB bekerja dengan
mengahalangi hormon
angiotensin yang turut andil
menyempitkan pembuluh darah,
sehingga sirkulasi darah berjalan
lancar dan tekanan darah
menurun.

4. Spironolactone

Spironolactone 25 mg biasa
digunakan untuk mengobati
pasien hipertensi dengan
diagnosa penyakit jantung.
Obat tekanan darah tinggi yang
satu ini banyak diresepkan pada
terapi diuretik. Selain itu, obat
ini umumnya di kombinasikan
dengan obat lain
seperti Glimepiride 1 mg.

5. Glibenclamide

Obat hipertensi golongan beta-


blockers tidak diindikasikan
sebagai pengobatan utama
kecuali jika pasien mengalami
komplikasi diabetes dan gagal
jantung.
Glibenclamide bekerja dengan
cara memperlambat detak
jantung.

Dosis Glibenclamide 5 mg sering


dikombinasikan dengan beberapa
obat lainnya untuk mengatasi
tekanan darah tinggi dengan
komplikasi diabetes melitus.

Bagi pasien hipertensi dengan


usia 60-70 tahun, glibenclamide
dikonsumsi sebanyak sehari
sekali dalam kurun waktu 1
bulan.

6. Metformin

Rekomendasi obat untuk


hipertensi yang aman dan efektif
yang terakhir yakni Metformin.
Obat CCB (Calcium Channel
Blocker) ini terbukti dapat
membantu menurunkan penyakit
kardiovaskular yang mana
berisiko menyebabkan gagal
jantung.
Pada beberapa kasus, Metformin
500 mg juga sering
dikombinasikan
dengan Amlodipine 10 mg.
Sama seperti jenis obat tekanan
darah tinggi lainnya, CCB juga
dapat menimbulkan efek
samping pada kondisi tertentu.
Beberapa efek samping yang
dapat timbul akibat penggunaan
obat CCB adalah kaki bengkak,
sakit kepala, sembelit, hingga
dada berdebar.

T : Tetap diet dengan gizi


seimbang
Contoh Menu Diet Hipertensi
 Makan utama 2-3 kali
sehari dengan salah satu
makanan pokoknya
kentang
 Protein hewani hanya
ikan
 Sumber protein lainnya
adalah kacang-kacangan
 Setiap satu kali makan
minimal ada 1 mangkuk
sayur hijau dan 1 porsi
buah
 Makan selingan 2 kali
 Tidak boleh
mengkonsumsi makanan
olahan pabrik
 Tidak boleh mengolah
makanan dengan cara
digoreng dan disantal
kental
U : Upayakan aktivitas fisik
dengan teratur dan aman.
Bagi pengidap tekanan darah
tinggi, kamu disarankan untuk
berolahraga setiap hari selama 30
menit, atau minimal 3–5 hari
dalam seminggu. Olahraga untuk
pengidap hipertensi berfungsi
untuk meningkatkan detak
jantung dan pernapasan. Berikut
ini beberapa jenis olahraga
sederhana yang bisa kamu
lakukan untuk menurunkan
tekanan darah tinggi:

1. Berjalan kaki

Berjalan kaki terlihat sepele,


tetapi efisien untuk menjaga
kesehatan jantung dan pembuluh
darah dalam tubuh. Bagi
pengidap tekanan darah tinggi,
rutin melakukannya dapat
mencegah hipertensi semakin
parah.

2. Bersepeda

Bukan hanya tekanan darah


tinggi dapat menurun secara
signifikan dengan bersepeda,
bagi kamu dengan berat badan
berlebih, bobot tubuh akan lebih
terkontrol. Hal tersebut akan
mencegah kamu dari serangan
berbagai penyakit.

3. Berenang

Dari hasil penelitian yang


dilakukan, berenang sebanyak 3–
4 kali dalam seminggu selama 12
minggu berturut-turut dapat
menurunkan tekanan darah
sistolik pada pengidap hipertensi,
terutama yang telah berusia
lanjut.

4. Yoga

Menurunnya tekanan darah


dengan melakukan yoga memang
tidak terlalu banyak, tetapi cukup
untuk mengurangi risiko
penyakit jantung sebanyak 7
persen, serta risiko penyakit
stroke sebesar 10 persen.
5. Senam

Senam yang aman dilakukan


untuk pengidap hipertensi,
seperti senam aerobik, senam
lantai, senam irama, atau senam
tera. 

H : Hindari asap rokok, alkohol


dan zat karsinogenik
TUK 4 : Pemeliharaan 1. Tanaman Herbal Yang Bisa Edukasi Keselamatan
Keluarga mampu kesehatan menunrunkan Tekanan Darah Rumah (I. 12385)
memodifikasi meningkat  Seledri  Informasikan
lingkungan dengan (L. 12106) dengan secara empiris, seledri pentingnya
memanfaatkan halaman kriteria hasil : dapat dimanfaatkan penerangan yang
belakang untuk keluarga sebagai peluruh air seni cukup di dalam dan
ditanami tanaman menunjukkan dan penurun tekanan luar rumah
herbal yang bisa minat darah.  Anjurkan
digunakan untuk meningkatkan Apigenin dalam herba memastikan
pengobatan hipertensi perilaku sehat seledri berfungsi sebagai pemasangan
dan menciptakan dengan beta bloker yang dapat pegangan tangan
lingkungan dalam memodifikasi memperlambat detak diarea kamar mandi
rumah yang aman dan lingkungan dengan jantung dan menurunkan  Anjurkan
nyaman bagi penderita 1. Keluarga kekuatan konstraksi memastikan lantai
hipertensi. mampu jantung sehingga aliran kamar mandi tidak
memanfaatkan darah yang terpompa licin
halaman lebih sedikit dan tekanan  Ajarkan cara
belakang darah menjadi berkurang. pelekatan barang-
dengan Sementara, apiin, barang dirumah
tanaman herbal senyawa glikosida dari agar memudahkan
untuk apigenin, bersifat dalam bergerak
pengobatan diuretik, yaitu membantu Bimbingan Sistem
hipertensi ginjal mengeluarkan Kesehatan (I. 12360)
2. Keluarga kelebihan cairan dan  Identifikasi inisiatif
mampu garam dari dalam tubuh keluarga dalam
menciptakan sehingga berkurangnya memodifikasi
lingkungan cairan dalam darah akan lingkungan dengan
dalam rumah menurunkan tekanan memanfaatkan
yang aman dan darah halaman belakang
nyaman bagi  Kumis Kucing untuk ditanami
penderita Secara empiris, kumis tanaman herbal
hipertensi kucing dapat untuk menunjang
dimanfaatkan sebagai kesehatan pasien
diuretik dan peluruh batu hipertensi
ginjal. Tanaman ini
memiliki efek sebagai
diuretik alami karena
mengandung kalium pada
bagian daun. Keberadaan
inositol serta flavonoid
sinensetin juga
berkontribusi terhadap
efek kumis kucing
sebagai diuretik.
 Pegangan
Kandungan zat aktif yang
berperan dalam aktivitas
sebagai pelancar aliran
pembuluh darah adalah
asiatikosid, yaotu
senyawa gloingan
glikosida triterpenoid.
Senyawa tersebut terbukti
dapat meningkatkan
mikrosirkulasi,
menurunkan
permeabilitas kapiler, dan
memproteksi
memburuknya proses
mikrosirkulasi.
 Temulawak
Temulawak terbukti
mengandung flavonoid
yang memiliki fungsi
melindungi endotel
vascular. Hasil penelitian
menunjukkan pemberian
temulawak dalam
kombinasi dengan kumis
kucing, selederi, pegagan,
kunyit dan meniran dosis
72 mg/kg bb memberikan
efek penurunan tekanan
darah pada tikus Wistar
hipertensi yang
didinduksi prednisone 1,5
mg/kg bb dan NACl 2
persen.
 Meniran
Secara empiris, herba
meniran digunakan untuk
pengobatan tekanan darah
tinggi dan peluruh air
seni. Berdasarkan
penelitian, meniran
mengandung kalium yang
bermanfaat untuk
meningkatkan cairan
intraseluler dengan
menarik cairan
esktraseluler, sehingga
terjadi perubahan
kesimbangan pompa
natrium-kalium yang
akan meyebabkan
penurunan tekanan darah
tinggi.
 Kapulaga
Sebuah studi kecil
mengungkap bahwa 20
orang penderita hipertensi
mengalami penurunan
tekanan darah yang
signifikan setelah diminta
mengonsumsi 1,5 gram
bubuk kapulaga dua kali
sehari selama 12 minggu.
Untuk memanfaatkannya,
Anda dapat memasukkan
biji kapulaga atau bubuk
kapulaga ke dalam sup,
semur, atau bahkan
makanan yang
dipanggang.

 Bawang Putih
Bawang putih memiliki
kemampuan untuk
menurunkan tekanan
darah dengan membantu
meningkatkan zat dalam
tubuh, yakni oksida nitrat
yang dapat menyebabkan
pembuluh darah rileks
dan melebar. Kondisi ini
memungkinkan aliran
darah lebih leluasa dan
mengurangi tekanan
darah.
 Jahe
Mengonsumsi jahe dapat
menjadi cara menurunkan
darah tinggi atau
mengontrol tekanan
darah. Dalam penelitian
pada hewan, jahe telah
terbukti meningkatkan
sirkulasi darah dan
mengendurkan otot-otot
di sekitar pembuluh
darah, hingga
menurunkan tekanan
darah. Namun, studi lebih
lanjut diperlukan untuk
melihat manfaat jahe
dapat menurunkan darah
tinggi pada manusia.
 Alpukat
Daun alpukat
mengandung potassium
yang bisa membantu
menurunkan tekanan
darah.
 Belimbing Wuluh
Belimbing wuluh
dipercaya efektif
menurunkan tekanan
darah tinggi. Hal ini
disebabkan belimbing
wuluh mengandung
kalium yang berperan
sebagai pengontrol
tekanan darah dalam
tubuh. 
Untuk mengobati darah
tinggi, cukup siapkan tiga
buah belimbing wuluh
dan biji sriganding 25
gram.  Tumbuk biji
sriganding sampai halus.
Setelah itu, rebus serbuk
biji sriganding bersama
dengan belimbing wuluh
dan empat gelas
air. Dinginkan saring air
rebusan belimbing wuluh
yang sudah mendidih.
Minum air rebusan
tersebut satu gelas per
hari.
2. Karakteristik Rumah Yang
Aman Dan Nyaman Bagi
Pasien Hipertensi
 Pastikan pencahayaan
yang cukup didalam
rumah baik siang hari
maupun malam hari
 Pastikan pertukaran udara
/ ventilasi dirumah tidak
pengap
 Pastikan jarak antar
perabotan yang ada
dirumah tidak rapat. Ini
bertujuan jika pasien tiba-
tiba tidak sadarkan diri
tidak terjadi cidera yang
parah
 Pastikan lantai rumah
dalam keadaan tidak
licin, agar mengurangi
risiko jatuh
 Pastikan didalam kamar
mandi terdapat pegangan
untuk menyangga pasien
saat ke kamar mandi dan
mengurangi risiko jatuh
 Ciptakan lingkungan
yang nyaman dan tidak
berisik yang bisa memicu
stress pasien.

TUK 5 : Manajemen 1. Jenis Pelayanan Edukasi Perilaku Upaya


Keluarga mampu kesehatan Kesehatan di Indonesia Kesehatan (I. 12435)
memanfaatkan meningkat (L. Jenis-jenis pelayanan  Anjurkan
pelayanan kesehatan 12104) dengan kesehatan di Indonesia menggunakan
dengan rutin melakukan kriteria hasil : terdiri dari dua, yaitu fasilitas kesehatan
kontrol ke rumah sakit Keluarga mampu pelayanan kedokteran dan  Anjurkan
maupun puskesmas melakukan pelayanan kesehatan menentukan
minimal 1 bulan sekali. tindakan untuk masyarakat. Berikut perilaku spesifik
mengurangi faktor penjelasannya: yang akan diubah
resiko penyakit ( keinginan untuk
hipertensi dengan  Pelayanan mengunjungi
mengetahui : Kedokteran (Medical pelayanan
1. Jenis Services) kesehatan
pelayanan Pelayanan  Ajarkan cara
kesehatan di kedokteran (medical pemakaian obat
masyarakat services) merupakan  Ajarkan cara
2. Manfaat dan pelayanan kesehatan yang pemeliharaan
tujuan cara pengorganisasiannya kesehatan
dilakukannya secara individu atau sendiri Rujukan ke Layanan
kontrol (solo practice) maupun Masyarakat (I. 12474 )
kepelayanan berkelompok dalam satu  Identifikasi sumber –
kesehatan bagi organisasi. sumber pelayanan
pasien Pelayanan kedokteran ini kesehatan di
hipertensi mempunyai tujuan pokok masyarakat
demi menyembuhkan  Fasilitasi memutuskan
penyakit serta memulihan pelayanan kesehatan
kesehatan yang sasaran yang dapat dijadikan
utamanya adalah individu tujuan rujukan
dan keluarga.  Fasilitasi keluarga
 Pelayanan Kesehatan mempersiapkan proses
Masyarakat (Public
Health Service) rujukan
Pelayanan kesehatan
masyarakat atau public
health services ini
mempunyai tujuan untuk
menyembuhkan penyakit,
memelihara dan
meningkatkan kesehatan
serta mencegah penyakit.
Kelompok dan masyarakat
menjadi sasaran utama pada
pelayanan kesehatan ini.

Bentuk Pelayanan Kesehatan di


Indonesia
 Pelayanan Kesehatan
Primer atau Tingkat
Pertama
Pelayanan kesehatan primer
(primary health care) bersifat
paling dasar yang dilakukan
bersama masyarakat dan
tenaga kesehatan atau
paramedis seperti dokter
maupun perawat.
Pelayanan kesehatan primer
ditujukan pada keluarga atau
masyarakat yang berada di
pedesaan maupun perkotaan
dengan penghasilan rendah.
Sifat pelayanan kesehatan
primer adalah berobat jalan
(Ambulatory Services) pada
pasien yang sakit ringan atau
masyarakat sehat untuk
meningkatkan kesehatannya.
Fasilitas kesehatan untuk
mendukung pelayanan
kesehatan primer ini
seperti Puskesmas atau klinik.
 Pelayanan Kesehatan
Sekunder atau Tingkat
Kedua
Pelayanan kesehatan sekunder
(secondary health care)
bersifat spesialis atau
subspesialis yang dilakukan
oleh dokter spesialis dan
dokter subspesialis terbatas.
Pelayanan kesehatan sekunder
atau tingkat kedua ini
ditujukan kepada masyarakat
atau kelompok yang
membutuhkan pelayanan
jalan atau pelayanan rawat
inap. Ada pun kriteria sasaran
pelayanan kesehatan sekunder
ini adalah pasien yang tidak
lagi dapat ditangani oleh
pelayanan kesehatan primer.
Fasilitas kesehatan yang dapat
memberikan pelayanan
kesehatan sekunder ini seperti
rumah sakit tipe C, rumah
sakit tipe D seperti RSUD
atau rumah sakit swasta.

 Pelayanan Kesehatan
Tersier atau Tingkat
Ketiga
Pelayanan kesehatan tersier
(tertiary health care)
mengutamakan pelayanan
subspesialis dan subspesialis
luas yang dilakukan oleh
dokter subspesialis dan dokter
subspesialis luas. Pelayanan
kesehatan tingkat tiga ini
ditujukan kepada masyarakat
yang membutuhkan
pelayanan jalan maupun
pelayanan rawat inap
(rehabilitasi) pada kelompok
atau masyarakat.
2. Manfaat Dan Tujuan Dari
Dilakukannya Kontrol
Bagi Penderita Hipertensi
Salah satu manfaat dan
tujuan dari dilakukannya
kontrol bagi penderita
hipertensi yaitu untuk
mendeteksi dan mencegah
terjadinya komplikasi.

PERENCANAAN DX 2

Diagnosa Tujuan Rencana Evaluasi Rencana Tindakan


Keperawatan
Umum Khusus Kriteria Standar

Pemeliharaan Setelah TUK 1 : Pemeliharaan Edukasi Perilaku Upaya Kesehatan


Kesehatan Tidak dilakukan Kesehatan (I. 12435)
Keluarga
Efektif intervensi (L.12106)
mampu  Identifikasi kesiapan dan
kepad meningkat dengan
mengetahui kemampuan keluarga dalam
keluarga
upaya
dihaarapka pemeliharaan kriteria hasil : menerima informasi
n kesehatan 1. Keluarga mampu 1. Cegah Hipertensi dengan  Jelaskan penanganan masalah
pemelihara menunjukkan CERDIK kesehatan
an pemahaman C : Cek kesehatan secara  Anjurkan menggunakan
kesehatan perilaku hidup sehat berkala fasilitas kesehatan
meningkat E : Enyahkan asap  Ajarkan cara pemeliharaan
rokok kesehatan

R : Rajin aktivitas fisik  Ajarkan prohram kesehatan

D : Diet seimbang dalam lehidupan sehari-hari

I : Istirahat cukup
K : Kelola stres

Promosi Perilaku Upaya Kesehatan


(I.12472)

 Identifikasi perilaku upaya


kesehatan yang dapat
ditingkatkan
 Anjurkan makan sayur dan
buah setiap hari
 Anjurkan melakukan aktivitas
fisik setiap hari
 Anjurkan untuk tidak merokok
di dalam rumah

Pemeliharaan
kesehatan
(L.12106) Identifikasi Risiko (I.14502)
meningkat dengan
 Identifikasi risiko biologis,
kriteria hasil :
lingkungan dan perilaku
1. Keluarga 1. Memberikan ventilasi
 Lakukan pengelolaan risiko
mampu yang cukup dalam
dengan baik dan ekonomis
menjalankan rumah
 Lakukan pengelolaan risiko
perilaku sehat 2. Menanam tumbuh-
secara berkala
dalam tumbuhan agar
menghindari peningkatan oksigen  Buat perencanaan tindakan
komplikasi / 3. Menciptakan yang memiliki dan
faktor resiko kehidupan yang penanggung jawab yang jelas
TUK 2 : hipertensi nyaman dalam
keluarga
Keluarga
4. Merencanakan
mampu
program diet Dash Dukungan Kepatuhan Program
mengambil
Pengobatan (I. 12361)
keputusan
dengan  Identifikasi kepatuhan
mengetahui menjalankan program
upaya pengobatan
pemeliharaan  Diskusikan hal-hal yang dapat
kesehatan mendukung atau menghambat
pada berjalannya program
pengidap pengobatan
hipertensi  Informasikan manfaat yang
akan diperoleh jika teratur
menjalani program
pengobatan
 Informasikan program
pengobatan yang harus
dijalani

Pemeliharaan
kesehatan (L.
14127) meningklat Edukasi Latihan Fisik (I. 12389)
dengan kriteria
 Identifikasi kesiapan dan
hasil :
kemampuan menerima
1. Keluarga mampu
informasi
menunjukkan
 Jelaskan manfaat kesehatan
perilaku adaptif 1. Tindakaan perilaku
dan efek fisiologis olahraga
adaptif yang dapat
 Jelaskan jenis latihan yang
dilakukan yaitu Self care
sesuai dengan kondisi pasien
management responden
hipertensi patuh dalam  Ajarkan latihan pemanasan dan

mengkonsumsi obat, pendinginan yang tepat

rutin dalam memantau


tekanan darah,
melakukan aktivitas fisik
olahraga. Responden
juga patuh dalam diet
rendah garam, berhenti
dalam kebiasaan
merokok dan tidak
mengkonsumsi alkohol.
TUK 3 :

Keluarga
mampu
merawat
anggota
keluarga
yang sakit
dengan
mengetahui
kontral gejala
hipertensi

TUK 4 : Pemeliharaan Pelibatan keluarga (I. 14525)


Kesehatan
Keluarga Meningkat 1. Identifikasi kesiapan keluarga
mampu untuk terlibat dalam perawatan
(L. 12106) dengan
memodifikas 2. Diskusikan cara perawatan
Kriteria Hasil :
i lingkungan dirumah, dengan cara pengaturan
keluarga
dengan jarak perabotan
menunjukkan minat
menatara 3. Jelaskan kondisi pasien kepada
meningkatkan 1. Cara Menata Perabotan
perabotan keluarga
perilaku sehat Rumah Pasien Hipertensi
rumah dan
dengan a. Memanfaatkan
memanfaatka
memodifikasi ruangan dengan baik
n lingkungan
lingkungan dengan seperti : mengatur
jarak antar suatu
1. Keluarga
barang tidak terlalu
mengetahui cara
dekat
menata
b. Memastikan lantai
perabotan
tidak licin
rumah pasien
c. Memastikan adanya
hipertensi
pegangan dikamar
mandi
d. Memastikan
pencahayaan dan
ventilasi cukup
e. Memastikan jarak
antara kamar tidur
dengan kamar mandi
tidak terlalu jauh

2. Keluarga 2. Keluarga mampu


mampu memanfaatkan halaman
memanfaatkan belakang dengan
lingkungan tanaman herbal untuk
halaman pengobatan hipertensi
belakang a. Memanfaatkan
dengan tanaman lingkungan rumah
herbal untuk dengan ditanami
pengobatan tanaman obat
hipertensi seperti kumis
kucing, bungo
rayo, daun sirih,
saladri, buah pokat
dan buah
belimbing
b. Memanfaatkan
lingkungan rumah
dengan ditanami
rempah-rempah
dan bahan masak
seperti kunyit,
jahe, daun
ketumbar, asam
kapas, cabe,
bawang, dll

3. Karakteristik Rumah
3. Keluarga Yang Aman Dan
mampu Nyaman Bagi Pasien
menciptakan Hipertensi
lingkungan  Pastikan
dalam rumah pencahayaan yang
yang aman dan cukup didalam
nyaman bagi rumah baik siang
penderita hari maupun malam
hipertensi hari
 Pastikan pertukaran
udara / ventilasi
dirumah tidak
pengap
 Pastikan jarak antar
perabotan yang ada
dirumah tidak rapat.
Ini bertujuan jika
pasien tiba-tiba tidak
sadarkan diri tidak
terjadi cidera yang
parah
 Pastikan lantai
rumah dalam
keadaan tidak licin,
agar mengurangi
risiko jatuh
 Pastikan didalam
kamar mandi
terdapat pegangan
untuk menyangga
pasien saat ke kamar
mandi dan
mengurangi risiko
jatuh
 Ciptakan lingkungan
yang nyaman dan
tidak berisik yang
bisa memicu stress
pasien.
TUK 5 : Perilaku Kesehatan Rujukan ke Layanan Masyarakat (I.
Membaik 12474 )
Keluarga
(L.12107) dengan
mampu
Kriteria Hasil :
memanfaatka
Keluarga 1. Identifikasi sumber-sumber
n pelayanan
mengetahui pelayanan kesehatan di
kesehatan
pelayanan masyarakat
kesehatan untuk 2. Fasilitasi memutuskan
meningkatkan pelayanan kesehatan yang
kesehatan keluarga dapat dijadikan tujuan rujukan
3. Fasilitasi keluarga
1. Keluarga
mempersiapkan proses
mengetahui 1. Pelayanan Kesehatan rujukan
pengertian Atau Perawatan
pelayanan Kesehatan
kesehatan Adalah pemeliharaan
Upaya yang atau peningkatan status
dilakukan kesehatan melalui usaha-
untuk usaha pencegahan,
meningkatkan diagnosis, terapi,
status pemulihan,
kesehatan ataupenyembuhan
penyakit, cedera, serta
gangguan fisik dan
mental lainnya.

2. Keluarga
2. Bentuk Pelayanan
mengetahui
Kesehatan
bentuk atau
a. Puskesmas
jenis pelayan
b. Klinik
kesehatan
c. Rumah sakit
d. Home care
e. Rumah bidan

2. Manfaat Dan Tujuan


3. Manfaat dan
Dari Dilakukannya
tujuan
Kontrol Bagi Penderita
dilakukannya
Hipertensi
kontrol
Salah satu manfaat dan
kepelayanan
tujuan dari dilakukannya
kesehatan bagi
kontrol bagi penderita
pasien
hipertensi yaitu untuk
hipertensi
mendeteksi dan
mencegah terjadinya
komplikasi.

PERENCANAAN DX 3

Diagnosa Tujuan Rencana Evaluasi Rencana Tindakan


Keperawatan
Umum Khusus Kriteria Standar

Resiko jatuh b/d Setelah TUK 1 : Mobilitas fisik 1. Resiko jatuh Dukungan mobilisasi
riwayat jatuh dilakukan meningkat dengan Adalah kemampuan
Keluarga 1. fasilitasi aktivitas mobilisasi
intervensi, jaringan untuk
diharapkan mampu kriteria hasil: memperbaiki diri dengan alat bantu ( tongkat)
tingkat jatuh mengenal 1. Nyeri menurun atau mengganti dan 2. libatkan keluarga dalam
menurun masalah 2. Kekuatan otot mempertahankan membantu pasien
dengan meningkat fungsi normalnya 3. fasilitasi melakukan pergerakan
keluarga 3. Kelemahan sehingga tidak
mampu fisik menurun dapat bertahan
menurunkan terhadap infeksi
tingkat dan memperbaiki
jatuh : 1. kerusakan yang
Pengertian diderita.
resiko jatuh 2. faktor faktor yang
berhubungan
2. faktor –
dengan
faktor yang
menyebabkan jatuh
berhubungan
pada pasien. Ada
dengan
tiga faktor yang
menyebabka
menjadi penyebab
n jatuh pada
risiko jatuh pada
pasien yang
pasien lansia.
resiko jatuh
a. Faktor risiko:
3. dampak yaitu faktor yang
dari resiko dipengaruhi oleh
jatuh kondisi ekstrinsik
terhadap seperti lingkungan
riwayat jatuh yang tidak ramah
yang dialami lansia, kehilangan
keseimbangan,
pengaruh obat-
obatan, kehilangan
keseimbangan dan
sebagainya
b. Faktor pencetus
atau penyebab:
yaitu faktor yang
banyak dipengaruhi
oleh kondisi
intrinsik seperti
syncope atau
kondisi kehilangan
kesadaran untuk
beberapa saat,
dizziness atau
pusing, drop
attack, dan
sebagainya.
c. Faktor Penyulit
atau Komorbiditas:
atau adanya peyakit
penyerta selain
penyakit utama
yang diderita pasien
3. dampak dari resiko
jatuh pada lansia
1) Cedera (injury)
menyebabkan
kerusakan fisik
dan psikologis
a. Kerusakan fisik
misalnya patah
tulang panggul,
pergelangan
tangan, lengan atas
dan pelvis
b. Psikologis
misalnya syok
setelah jatuh, rasa
takut seperti
cemas, hilang
percaya diri,
pembatasan
aktivitas sehari
hari.
2) Disabilitas
3) Kematian

Faktor resiko jatuh

faktor faktor yang


berhubungan dengan
menyebabkan jatuh
pada lansia Ada tiga
faktor yang menjadi
penyebab risiko jatuh
tingkat jatuh
menurun dengan pada pasien lansia.
kriteria hasil:
1. Faktor risiko: yaitu
1. Jatuh saat faktor yang
berjalan dipengaruhi oleh
berkurang kondisi ekstrinsik
seperti lingkungan
yang tidak ramah
lansia, kehilangan
keseimbangan,
pengaruh obat-
obatan, kehilangan
keseimbangan dan
sebagainya

2. Faktor pencetus
atau penyebab:
yaitu faktor yang
banyak dipengaruhi
oleh kondisi
intrinsik seperti
syncope atau
kondisi kehilangan
kesadaran untuk
beberapa saat,
dizziness atau
pusing, drop
attack, dan
sebagainya.
3. Faktor Penyulit
atau Komorbiditas:
atau adanya peyakit
penyerta selain
TUK 2: penyakit utama
yang diderita pasien
Keluarga
6 benar minum obat
mampu
mengambil 1. Benar Pasien
keputusan Dapat di pastikan
dengan dengan melihat nama
mengubah pada label obat dan
lingkungan mencocokkan dengan Pencegahan jatuh
rumah agar nama, usia, dan jenis
terhindar dari kelamin. 1. identifikasi faktor resiko jatuh
resiko jatuh 2. Gunakan alat bantu berjalan
2. Benar Obat
pada pasien (tongkat)
Pastikan obat yang
hipertensi
diberikan harus sesuai
resep dokter yang
merawat , dari nama
obat, bentuk dan
warna, serta membaca
label obat sampai 3
kali yaitu :

saat melihat kemasan


obat, saat menuangkan
obat

sesudah menuangkan
obat.

Jika labelnya tidak


terbaca, isinya tidak
boleh dipakai dan
harus dikembalikan ke
bagian apotek.

3. Benar Dosis
Memastikan dosis
yang diberikan sesuai
dengan instruksi
dokter dan catatan
pemberian obat.

4. Benar Waktu
Pemberian
Waktu pemberian obat
harus sesuai dengan
waktu yang tertera
pada catatan
pemberian obat,
misalnya obat
diberikan 2 kali sehari
maka catatan
pemberian obat akan
tertera waktu
pemberian misalnya
jam 6 pagi dan 6 sore.
Perhatikan apakah
Pemberian obat
obat diberikan
sebelum atau sesudah 1. verifikasi obat sesuai order dokter
makan. 2. lakukan prinsip 6 benar minum
obat
5. Benar Cara
3. perikasa tanggal kadaluarsa
Pemberian Obat
4. minum obat teratur sesuai order
Pastikan obat
dokter
diberikan sesuai
TUK 3 :
dengan cara yang
Keluarga diintruksikan dan
mampu periksa pada label cara
merawat pemberian obat.
anggota Misalnya oral (melalui
keluarga mulut) sublingual
yang sakit (dibawah lidah),
dengan inhalasi (semprot
melakukan aerosol) dll.
pemberian
6. Benar Kadaluarsa
obat untuk
Obat
hipertensi
Harus diperhatikan
expire date/masa
kadaluarsa obat yang
akan diberikan.
Biasanya pada label
botol obat tertera
kapan obat tersebut
kadaluarsa. Perhatikan
perubahan warna (dari
bening menjadi
keruh), tablet menjadi
basah/bentuknya rusak

Cara-cara
meningkatkan keadaan
rumah bagi pasien
hipertensi :

1. Penerangan rumah
harus cukup tetapi
tidak menyilaukan

2. Lantai rumah datar,


tidak licin, bersih dari
benda-benda kecil
yang susah dilihat

3. Peralatan rumah
tangga yang sudah
tidak aman (lapuk,
dapat bergeser sendiri)
sebaiknya diganti

4. Kamar mandi
diupayakan tidak licin
sebaiknya diberi
pegangan pada
dindingnya, pintu
yang mudah dibuka.
WC Sebaiknya dengan
kloset duduk dan
diberi pegangan di
dinding
Keamanan
lingkungan rumah
meningkat

Dengan kriteria
hasil:

Perabot rumah di
susun berjarak

Lantai rumah agar


tidak licin

Penerangan yang
baik
Manajemen keselamatan lingkungan

1. Mengelola lingkungan fisik


untuk keselamatan
2. modifikasi lingkungan dengan
merubah posisi perabotan rumah
agar tidak dempat sehingga
disaat jatuh tidak ada benda di
TUK 4 : sekitar
3. modifikasi pencahayaan agar
Keluarga
lebih bagus ke dalam rumah.
memodifikasi
4. memberikan pegangan di
lingkungan
dinding kamar mandi
rumah agar
5. Libatkan keluarga dalam
mengurangi
memodifikasi lingkungan
resiko jatuh
pada pasien
hipertensi
TUK 5 : Puskesmas sebagai Pengenalan fasilitas (l.14549)
sarana pelayanan
Keluarga 1. identifikasi pengetahuan tentang
kesehatan tingkat
mampu fasilitas kesehatan
pertama di Indonesia,
memanfaatka 2. jelaskan pengertian pelayanan
memiliki pengelolaan
n pelayanan kesehatan (puskesmas)
program kerja
kesehatan 3. jelaskan fungsi pelayanan
puskesmas yang
pada kesehatan (Puskesmas)
berpedoman pada 4
hipertensi
asas pokok yaitu, asas
pertanggung jawaban
wilayah, asas peran
serta masyarakat, asas
keterpaduan dan asas
rujukan.

fungsi puskesmas
sebagai berikut:

Puskesmas
mengintegrasikan
program yang
dilaksanakannya
dengan pendekatan

Mewujudkan pusat
kesehatan masyarakat
yang efektif, efisien,
dan akuntabel dalam
penyelenggaraan
pelayanan kesehatan
tingkat pertama yang
bermutu dan
berkesinambungan
dengan
memperhatikan
keselamatan pasien
dan masyarakat

Pembangunan
kesehatan yang
diselenggarakan di
puskesmas bertujuan
untuk mewujudkan
wilayah kerja
puskesmas yang sehat

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No. Hari, Tanggal, Diagnosa Implementasi Evaluasi TTD


Jam Keperawatan
1. Senin, 5 Manajemen kesehatan TUK 1 : S: Subjektif Kelompok
September 2022 tidak efektif b/d  Mengidentifikasi kesiapan Keluarga mengatakan sudah mengetahui 4
jam 11. 00 WIb konflik pengambilan keluarga dan kemampuan mengenai penyakit hipertensi dan faktor
keputusan keluarga dalam menerima risiko dari komplikasi hipertensi
informasi O: Objektif
 Menyediakan media Keluarga terlihat mampu mengulang
lembar balik dan materi kembali pengertian, tanda gejala, penyebab
terkait konsep penyakit serta komplikasi dari hipertensi
hipertensi dan faktor A: Assesment
risiko komplikasi TUK 1 dan 2 tercapai dimana keluarga dan
hipertensi klien mampu mengenal masalah dan
 Menjelaskan pada klien mengabil keputusan ( penyakit hipertensi
dan keluarga mengenai dan faktor risiko komplikasi hipertensi)
penyakit hipertensi P: Plan
melalui penyuluhan Lanjutkan implementasi untuk TUK 3
langsung pada keluarga
 Mempersilahkan klien dan
keluarga untuk bertanya
megenai penyakit
hipertensi
 Menanyakan kembali
kepada keluarga mengenai
materi penyuluhan
TUK 2 :
 Menjelaskan kepada
keluarga mengenai
komplikasi dan faktor
risiko hipertensi melalui
penyuluhan langsung pada
keluarga
 Memberi kesempatan
keluarga untuk bertanya
 Menanyakan kembali
faktor risiko komplikasi
hipertensi kepada keluarga

2. Senin, 5 Manajemen kesehatan TUK 3 : S: Subjektif


September 2022 tidak efektif b/d  Memberi dukungan Keluarga mengatakan sudah mengetahui
konflik pengambilan
jam 11. 00 WIb kepada keluarga untuk dan paham mengenai program CERDIK
keputusan
menjalankan program
pengobatan dengan dan PATUH
program CERDIK dan O: Objektif
PATUH Keluarga terlihat mampu mengulang
 Menjelaskan kepada klien kembali contoh menu diet untuk pasien
dan keluarga mengenai hipertensi dan contoh olahraga yang bisa
program CERDIK dan dilakukan oleh pasien hipertensi
PATUH dengan A: Assesment
penyuluhan langsung pada TUK 3 tercapai dimana keluarga mampu
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
 Memeriksa dan dengan program CRTDIK dan PATUH
mengajarkan klien dan P: Plan
keluarga untuk melakukan Lanjutkan implementasi untuk TUK 4
pemeriksan tekanan darah
secara mandiri
 Memberi contoh menu
diet seimbang untuk
pasien hipertensi
 Menjelaskan contoh
olahraga yang bisa
dilakukan oleh pasien
hipertensi
 Memotivasi keluarga
untuk menghindari rokok
dan asap rokok
 Mengevaluasi materi yang
telah disampaikan kepada
keluarga
3. Rabu, 7 Manajemen kesehatan TUK 4 : S: Subjektif Kelompok
September 2022 tidak efektif b/d  Menjelaskan rumah yang Keluarga mengatakan sudah mengetahui 4
Jam 09. 00 WIB konflik pengambilan aman dan sehat bagi tentang rumah yang aman dan sehat bagi
keputusan pasien hipertensi pasien hipertensi dan cara memanfaatkan
 Menjelaskan ciri-ciri halaman belakang untuk ditamani tanaman
rumah yang aman dan herbal
sehat bagi pasien O: Objektif
hipertensi  Keluaraga nampak bisa mengulang
 Menjelaskan syarat rumah kembali syarat rumah yang aman dan
yang aman dan sehat bagi sehat bagi pasien hipertensi
pasien hipertensi  Keluarga nampak bisa mengulang
 Menjelaskan indikator kembali ciri-ciri dan indikator ruah
lingkungan yang aman yang aman bagi pasien hipertensi
dan sehat bagi pasien  Keluarga nampak bisa mengulang
hipertensi kembali contoh tananman herbal yang
 Mengidentifikasi inisiatif bisa menurunkan tekanan darah
keluarga dalam A: Assesment
memodifikasi lingkungan TUK 4 tercapai keluarga mampu
dengan memanfaatkan memodifikai lingkungan dengan
halaman belakang untuk menciptakan lingkungan yang aman dan
ditamani tanaman herbal sehat bagi pasien hipertensi dan
untuk mengontrol memanfaatkan halaman belakang untuk
hipertensi ditanami tanaman herbal
 Menjelelaskan contoh P: Plan
tanaman herbal yang bisa Lnjutkan implementasi TUK 5
menurunkan tekanan
darah
 Menanyakan kembali
kepada keluarga mengenai
materi yang telah
disampaikan
4. Rabu, 7 Manajemen kesehatan TUK 5 : S: Subjektif Kelompok
September 2022 tidak efektif b/d  Mengidentifikasi Keluarga mengatakan sudah mengetahui 4
konflik pengambilan
Jam 09. 00 WIB pemahaman keluarga jenis pelayanan kesehatan yang bisa
keputusan
mengenai pelayanan dikunjungi untuk mengontrol tekanan
darah
kesehatan yang ada O: Objektif
 Menjelaskan kepada Keluarga terlihat mampu menyebutkan
keluarga mengenai jenis – jenis- jenis pelayanan kesehatan yang
jenis pelayanan kesehatan dapat dikunjungi
yang ada melalui A: Assesment
penyuluhan langsung TUK 5 tercapai dengan keluarga mampu
 Menganjurkan kepada memanfaatkan pelayanan kesehatan dalam
keluarga untuk menunjang kesehatan
mengunjungi pelayanan P: Plan
kesehatan sebagai upaya Intervensi dihentikan
mengontrol tekanan darah
LAMPIRAN
TUGAS KEPERAWATAN KELUARGA

LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP DASAR HIPERTENSI DAN FAKTOR RISIKO KOMPLIKASI


HIPERTENSI

Dosen Pembimbing :

HJ. MURNIATI MUCHTAR, SKM, S.KEP, M. BIOMED

TK 3. A

KELOMPOK 4

1. Azizah akhwat (203110124)


2. Findi Alandari (203110129)
3. Lisa dilla nurman S (203110134)
4. Nadila Ratinus (203110139)
5. Priska Aulia (203110144)
6. Sofi Alpat Wijaya (203110154)
7. Ridhatul Jannah (203110149)
8. Vina Vepbrianty (203110159)
DIII KEPERAWATAN PADANG
POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

TAHUN AJARAN 2022/2023


BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling utama,
karena setiap manusia berhak untuk memiliki kesehatan. Kenyataanya tidak semua
orang dapat memiliki derajat kesehatan yang optimal karena berbagai masalah,
diantaranya lingkungan yang buruk, social ekonomi yang rendah, gaya hidup yang
tidak sehat mulai dari makanan, kebiasaan, maupun lingkungan sekitarnya
(Misbach,2013).

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan


tekanan darah diatas normal yang dapat mengakibatkan angka kesakitan
(morbiditas) dan angka kematian (mortalitas). Hipertensi berarti tekanan darah di
dalam pembuluh-pembuluh darah sangat tinggi yang merupakan pengangkut darah
dari jantung yang memompa darah keseluruh jaringan dan organ-organ tubuh
(Aryantiningsih & Silaen, 2018).

Berdasarkan data World Health Organization (WHO), prevalensi tekanan


darah tinggi tahun 2014 pada orang dewasa berusia 18 tahun keatas sekitar 22%.
Penyakit ini juga menyebabkan 40% kematian akibat penyakit jantung dan 51%
kematian akibat stroke. Selain secara global, hipertensi juga menjadi salah satu
penyakit tidak menular yang paling banyak di derita masyarakat Indonesia
(57,6%), di dalam (Jumriani et all, 2019). Secara nasional hasil Riskesdas 2018
menunjukkan bahwa prevalensi penduduk dengan tekanan darah tinggi sebesar
34,11%. Prevalensi tekanan darah tinggi pada perempuan (36,85%) lebih tinggi
dibanding dengan laki-laki (31,34%). Prevalensi di perkotaan sedikit lebih tinggi
(34,43%) dibandingkan dengan perdesaan (33,72%). Prevalensi semakin
meningkat seiring dengan pertambahan umur (Kemenkes RI, 2019).
Berdasarkan data yang didapatkan dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Barat tahun 2015 penyakit hipertensi menduduki peringkat keempat dari 10
penyakit terbanyak di provinsi sumatera barat sebanyak 140.930 (10,95 %). Pada
pengukuran tekanan darah ≥ 18 tahun menurut jenis kelamin yang memiliki
hipertensi tertinggi di kota padang sebanyak 16.064 (75,1%) pada jenis kelamin
laki-laki dan sebanyak 28.190 (63.6%)pada perempuan dengan total 44.254
(67,4%), diikuti padang pariaman sebanyak 5.863 (20,0%) pada jenis kelamin laki-
laki dan sebanyak 5.487 (12.9%) pada jenis kelamin perempuan dengan total
11.350 (15.9%). Dinas Kesehatan Kota padang (DKK) tahun 2015 mendapatkan
penderita hipertensi sebanyak 6.300 kasus baru dan 25.460 kasus lama dengan
total 31.760 penderita hipertensi. Dari 23 puskesmas di Kota padang, puskesmas
andalas menduduki peringkat pertama sebanyak 825 kasus baru dan 3.202 kasus
lama dengan total 4.027. Pada peringkat kedua yaitu puskesmas lubuk buaya
sebanyak 360 kasus baru dan 2.284 kasus lama dengan total 2.644, sedangkan
peringkat ketiga yaitu puskesmas padang pasir sebanyak 247 kasus baru dan 1.596
kasus lama dengan total 1.843. Sementara itu data yang didapatkan di Puskesmas
Andalas tahun 2016 sebanyak 1003 kasus baru dan 3.525 kasus lama dengan total
4.532 penderita hipertensi, 1.203 orang diantaranya menderita hipertensi (usia 45-
54 tahun) dengan kasus baru sebanyak 273 dan kasus lama sebanyak 930.
Sedangkan pada tbulan Desember tahun 2016 didapatkan data penderita hipertensi
berjumlah 73 orang, 7 orang diantaranya berumur 45- 54 tahun.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Konsep Dasar Manajemen Hipertensi ?
2. Bagaimana Konsep Dasar Faktor Risiko Komplikasi Hipertensi ?
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan selama 30 menit, diharapkan
klien dan keluarga memahami “Manajemen Hipertensi dan Faktor Risiko
Komplikasi Hipertensi”.

2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan klien dan keluarga mampu:
a. Memahami manajemen hipertensi
b. Memahami faktor risiko komplikasi hipertensi
D. MANFAAT
1. Meningkatkan pemahaman klien dan keluarga tentang manajemen
hipertensi
2. Meningkatkan pemahamam klien dan keluarga tentang komplikasi
hipertensi
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Manajemen Hipertensi
1. Pengertian Hipertensi
Seseorang dikatakan hipertensi bila memiliki tekanan darah sistolik ≥
140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg, pada pemeriksaan
yang berulang. Tekanan darah sistolik merupakan pengukur utama yang
menjadi dasar penentuan diagnosis hipertensi (Perhimpunan Dokter Spesialis
Kardiovaskuler Indonesia, 2015).

Hipertensi atau penyakit darah tinggi sebenarnya adalah suatu


gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan
nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang
membutuhkan. Hipertensi sering kali disebut sebagai silent killer, karena
termasuk penyakit yang mematikan tanpa disertai dengan gejala lebih dahulu
(Sustrani dan Alam, 2004).

2. Klasifikasi Hipertensi

3. Jenis Hipertensi dan Penyebab Hipertensi


a. Hipertensi Primer
Pada populasi dewasa dengan hipertensi, antara 90% sampai 95%
mengalami hipertensi esensial (primer), yang tidak memiliki penyebab
medis yang dapat diidentifikasi.
Beberapa penyebab hipertensi primer, yaitu:
1) Herediter atau faktor genetik; hipertensi pada orang yang
mempunyai riwayat hipertensi dalam keluarga sekitar 15-35%.
Hipertensi di bawah 55 tahun terjadi 3,8 kali lebih sering pada
orang dengan riwayat hipertensi dalam keluarga.
2) Peningkatan kolesterol plasma (> 240-250 mg/dl)
3) Kebiasaan merokok/alkohol
4) Kelebihan berat badan/kegemukan/ obesitas
5) Kurang olahraga
6) Penggunaan garam yang berlebihan
7) Jenis kelamin; laki-laki obesitas lebih mempunyai risiko
hipertensi lebih besar dibandingkan perempuan obesitas dengan
berat badan sama.
8) Usia; tekanan darah sistolik meningkat progresif sesuai usia dan
orang lanjut usia dengan hipertensi merupaka risiko besar untuk
penyakit kardiovaskuler.
b. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder yang dicirikan dengan peningkatan tekanan darah
disertai dengan penyebab spesifik, seperti penyempitan arteri renalis,
penyakit parenkim renal, hiperaldosteronisme, medikasi tertentu,
kehamilan, dan koarktasi aorta.
Beberapa penyebab hipertensi sekunder, yaitu:
1) Penyakit ginjal; stenosis arteri renalis, pielonefritis,
glomerulonefritis, tumor ginjal, penyakit ginjal polikista, trauma
pada ginjal, terapi penyinaran yang mengenai ginjal
2) Kelainan hormonal; hiperaldosteronemisme, sindrom cushing,
feokromositoma
3) Obat-obatan; pil KB, kortikosteroid, eritropoietin, kokain,
penyalahgunaan alkohol, dan kayu manis (dalam jumlah sangat
besar)
4) Penyebab lainnya; koartasio aorta, preeklamsi pada kehamilan,
porfiria intermiten akut, keracunan timbal akut
4. Tanda dan Gejala Hipertensi
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala;
meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan
dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya
tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung,
pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada
penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang
normal.

Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala
berikut:

a. Sakit kepala
b. Kelelahan
c. Mual
d. Muntah
e. Sesak napas
f. Gelisah
g. Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada
otak, mata, jantung dan ginjal.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan
bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut
ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera (Maya
Aprianti, 2015)

Menurut Brunner Suddarth (2011) manifestasi klinis dari hipertensi,


yaitu:

a. Tekanan darah di atas normal, yaitu sistolik tekanan darah sistolik ≥


140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg,
b. Perubahan penglihatan atau kemampuan bicara
c. Pusing
d. Kelemahan
e. Jatuh mendadak
f. Nyeri dada
5. Faktor Risiko Komplikasi Hipertensi
Kompikasi hipertensi menurut (Trianto, 2014):
a. Penyakit jantung
Komplikasi berupa infark miokard, angina pectoris, dan gagal jantung.
b. Ginjal
Terjadinya gagal ginjal dikarenakan kerusakan progresif akibat
tekanan tinggi pada kapiler-kapiler ginjal, glomerulus. Rusaknya
glomerulus, darah akan mengalir ke unit-unit fungsional ginjal dan nefron
akan terganggu sehingga menjadi hipoksik dan kematian. Rusaknya
membrane glomerulus , protein akan keluar melalui urin sehingga tekanan
osmotic koloid plasma berkurang dan menyebabkan edema.
c. Otak
Komplikasi berupa stroke dan serangan iskemik. Stroke dapat
terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak
mengalami hipertrofi dan menebal sehingga aliran darah ke daerah-daerah
yang diperdarahi berkurang.
d. Mata
Komplikasi berupa perdarahan retina, gangguan penglihatan,hingga
kebutaan.
e. Kerusakan pada pembuluh darah arteri
Jika hipertensi tidak terkontrol, dapat terjadi kerusakan dan
penyempitan arteri atau yang sering disebut dengan aterosklerosis dan
arterosklerosis (pengerasan pembuluh darah). Komplikasi berupa kasus
perdarahan meluas sampai ke intraventrikuler (Intra Ventriculer
Haemorrhage) atau IVH yang menimbulkan hidrosefalus obstruktif
sehingga memperburuk luaran.
6. Penatalaksanaan dan Perawatan Hipertensi
Berikut penatalaksanaan pada hipertensi menurut Brunner Suddarth (2011):
a. Pendekatan nonfarmakologis mencakup penurunan berat badan;
pembatasan alkohol dan natrium; olahraga teratur dan relaksasi. Diet
DASH (Dietery Approaches to Stop Hypertension) tinggi buah, sayuran,
dan produk susu rendah lemak telah terbukti menurunkan tekanan darah
tinggi.
b. Pilih kelas obat yang memiliki efektifitas terbesar, efek samping terkecil,
dan peluang terbesar untuk diterima oleh pasien.
c. Tingkatkan kepatuhan dengan menghindari jadwal obat yang kompleks.
Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan secara farmakologi
maupun nonfarmakologis. Secara farmakologis dilakukan dengan pemberian
obat-obatan antihipertensi yang telah diresepkan oleh dokter. Pemberian resep
obat oleh dokter sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik penderita hipertensi.
Penggunaan obatobatan hipertensi sesuai dengan petunjuk dan resep dokter
yang diberikan pada pasien (Maya Apriyanti, 2015).

Sedangkan secara nonfarmakologis dilakukan dengan (PERKI, 2015):

a. Manajemen berat badan. Mengganti makanan tidak sehat atau


makanan cepat saji dengan memperbanyak asupan sayuran dan
buah-buahan dapat memberikan manfaat yang lebih selain
penurunan tekanan darah, seperti menghindari penyakit
metabolis lainnya, yaitu DM dan dislipidemia
b. Mengurangi asupan garam. Penderita hipertensi kadang tidak
menyadari kandungan garam pada makanan cepat saji, makanan
kaleng, daging olahran, makanan awetan, dan sebagainya. Diet
rendah garam ini bermanfaat untuk mengurangi dosis obat
antihipertensi pada pasien hipertensi tahap 2. Dianjurkan untuk
asupan garam tidak melebihi 2 g/hari.
c. Berhenti merokok. Walaupun hal ini masih bersifat
kontroversial dan sampai saat ini belum terbukti berefek
langsung dapat menurunkan tekanan darah, merokok merupakan
salah satu faktor risiko tekanan darah tinggi.
d. Berolahraga; jenis olahraga yang dianjurkan untuk penderita
hipertensi adalah olahraga yang sifatnya aerobik, seperti jalan
kaki, jogging, bersepeda, dan renang. Frekuensi yang dianjurkan
adalah 5-7 kali seminggu dengan lama lebih kurang 30 menit.
B. Faktor Risiko Komplikasi Hipertensi
1. Pengertian Komplikasi
Komplikasi dalam kedokteran adalah sebuah perubahan tak diinginkan
dari sebuah penyakit, kondisi kesehatan atau terapi. Penyakit dapat menjadi
memburuk atau menunjukkan jumlah gejala yang lebih besar atau perubahan
patologi yang menyebar ke seluruh tubuh atau berdampak pada sistem organ
lainnya. Sebuah penyakit baru juga dapat muncul sebagai sebuah komplikasi
dari penyakit yang terlah ada sebelumnya (Wikipedia, 2021).
2. Bentuk Komplikasi Hipertensi
Penderita hipertensi berisiko terserang penyakit lain yang timbul
kemudian. Beberapa penyakit yang timbul sebagai akibat hipertensi di
antarany, yaitu:
a. Penyakit Jantung Koroner
Penyakit ini sering dialami penderita hipertensi sebagai akibat
terjadinya pengapuran pada dinding pembuluh darah jantung.
Penyempitan lubang pembuluh darah jantung menyebabkan
berkurangnya aliran darah pada beberapa bagian otot jantung. Hal
ini menyebabkan rasa nyeri di dada dan dapat berakibat gangguan
pada otot jantung, bahkan dapat menyebabkan timbulnya serangan
jantung.
b. Gagal Jantung
Tekanan darah yang tinggi memaksa otot jantung bekerja lebih
berat untuk memompa darah. Kondisi itu berakibat otot jantung
akan menebal dan meregang sehingga daya pompa otot menurun.
Pada akhirnya, dapat terjadi kegagalan kerja jantung.
c. Kerusakan Pembuluh Darah Otak
Beberapa penelitian di luar negeri mengungkapkan bahwa
hipertensi menjadi penyebab utama pada kerusakan pembuluh
darah otak. Ada dua jenis kerusakan yang ditimbulkan yaitu
pecahnya pembuluh darah dan rusaknya dinding pembuluh darah,
sehingga seseorang bisa mengalami stroke dan kematian.
d. Gagal Ginjal
Gagal ginjal merupakan peristiwa dimana ginjal tidak dapat
berfungsi sebagaimana mestinya. Hal ini terjadi karena tekanan
darah tinggi membuat ginjal bekerja lebih berat yang berujung
pada gagal ginjal. Ada dua jenis kelainan ginjal akibat hipertensi,
yaitu nefrosklerosis benigna dan nefrosklerosis maligna.
Nefrosklerosis benigna terjadi pada hipertensi yang berlangsung
lama sehingga terjadi pengendapan fraksifraksi plasma pada
pembuluh darah akibat proses menua. Adapun nefrosklerosis
maligna merupakan kelainan ginjal yang ditandai dengan naiknya
tekanan diastol di atas 130 mmHg yang disebabkan terganggunya
fungsi ginjal.
3. Faktor Risiko Hipertensi
 Riwayat hipertensi, penyakit jantung, stroke, penyakit ginjal pribadi
dan di keluarga
 Riwayat faktor risiko pribadi dan di keluarga (contoh:
hiperkolesterolemia familial)
 Riwayat merokok
 Riwayat diet dan konsumsi garam Konsumsi alcohol
 Kurang aktivitas fisik/ gaya hidup tidak aktif Riwayat disfungsi ereksi
 Riwayat tidur, merokok, sleep apnoea (informasi juga dapat diberikan
oleh pasangan)
 Riwayat hipertensi pada kehamilan/pre-eklampsia
4. Cara Mengurangi Faktor Risiko Terjadinya Komplikasi Hipertensi :
 Mengurangi konsumsi garam, tidak boleh melebihi 1 sendok teh per
hari
 Melakukan aktivitas fisik teratur, seperti jalan kaki minimal 30 menit
per hari
 Tidak merokok dan menghindari asap rokok
 Diet dengan gizi seimbang
 Mempertahankan berat badan ideal
 Menghindari konsumsi alkohol
DAFTAR PUSTAKA

Aryantiningsih, D. S., & Silaen, J. B. (2018). Kejadian Hipertensi Pada Masyarakat


Di Wilayah Kerja Puskesmas Harapan Raya Pekanbaru. Jurnal Ipteks Terapan,
12(1), 64. https://doi.org/10.22216/jit.2018.v12i1.1483

Trianto,(2014). Pelayanan Peperawatan Pagi Penderita Hipertensi.Jakarta: Bumi


Aksara.

Wahyudi, Y. (2019). Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Pada Ny.S Dengan
Diagnosa Medis Hipertensi Di Rsud Bangil Pasuruan. Retrieved from
https://repository.kertacendekia.ac.id/media/296897-asuhan-keperawatanpada-ny-s-
dengan-diag-1baf47fe.pdf

Novia, 2017. Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Ny.S dengan diagnosa medis
hipertensi di Rumah Sakit.

file:///C:/Users/HP/Downloads/KTI%20NOVIA%20PUSPITA%20SARI.pdf
LAMPIRAN
PRAKTEK KEPERAWATAN KELUARGA

SATUAN ACARA PENYULUHAN

HIPERTENSI

Oleh :

KELOMPOK 4

1. Ridhatul Jannah (203110149)


2. Lisa dilla nurman Safitri (203110134)
3. Azizah akhwat (203110124)
4. Sofi Alpat Wijaya (203110154)
5. Vina Vepbrianty (203110159)
6. Priska Aulia (203110144)
7. Findi Alandari (203110129)
8. Nadila Ratinus (203110139)

TK 3. A

Dosen Pembimbing :

Hj. Murniati Muchtar, SKM, S.Kep, M. Biomed

DIII KEPERAWATAN PADANG

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

TAHUN AJARAN 2022/2023


SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Hipertensi

Sub Pokok Bahasan : Konsep Hipertensi

Sasaran : Keluarga dengan hipertensi

Hari / Tanggal : Jum’at / 2 September 2022

Waktu : 11.00 WIB - selesai

Tempat : Rumah Tn.J

Penyuluh : Mahasiswa TK 3A Prodi D3 Keperawatan Padang Poltekkes


Padang

A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang sangat
berisiko.Hipertensi adalah faktor risiko utama untuk penyakit kardiovaskuler
aterosklerotik,gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal. Hipertensi menimbulkan
risiko morbiditasatau mortalitas dini, yang meningkat saat tekanan darah
sistoluk dan diastolic meningkat. Peningkatan tekanan darah yang
berkepanjangan merusak pembuludarah di organ target, seperti jantung, ginjal,
otak, dan mata.
Untuk menghindari risiko tersebut di atas, maka diperlukan
manajemen yangtepat dari hipertensi tersebut serta komplikasi yang mungkin
terjadi pada hipertensiyang berkelanjutan. Klien dan keluarga perlu
mengetahui apa itu hipertensi, jenis,penyebab, tanda dan gejala hipertensi,
penatalaksanaan dan perawatan hipertensi,sertakomplikasi hipertensi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan selama 30 menit, diharapkan
klien dan keluarga memahami “Konsep Hipertensi”.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan klien dan keluarga mampu:
a. Memahami Konsep hipertensi
b. Memahami faktor risiko komplikasi hipertensi
C. Manfaat
1. Meningkatkan pemahaman klien dan keluarga tentang konsep hipertensi
2. Meningkatkan pemahamam klien dan keluarga tentang risiko komplikasi
hipertensi

D. Sasaran
Seluruh anggota keluarga yang tinggal satu rumah dengan Tn. J

E. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Diskusi

F. Media Penyuluhan
1. Lembar balik

G. Setting Tempat
Keterangan :

: Keluarga

: Perawat

H. Pelaksanaan Kegiatan
N Tahap Kegiatan Penyuluh Kegiatan Audien Waktu
o
H-1  Dimulai dengan
membuat tujuan,
 Melakukan
Perencanakan, siapa
yang menjadi
Ketua,Moderator, dan
tugas lainnya, dimana,
kapan kegiatan
kelompok
tersebutdilaksanakan,
 Proses evaluasipada
anggota dan
kelompok,menjelaskan
sumber-sumber yang
diperlukan kelompok

1. Orientas a. Mengucapkan salam Menjawab salam 5


i Menit

b. Memperkenalkan diri Memperhatikan


dan
Mendengar

c. Kontrak waktu Memperhatikan


dan
Mendengar

d. Menjelaskan tujuan Memperhatikan


dan
Yaitu Setelah dilakukan
Mendengar
penyuluhan diharapkan
klien dan keluarga
mampu:
a. Memahami konsep
hipertensi
b. Memahami faktor
risiko komplikasi
hipertensi
2. Fase a. Menggali pengetahuan Menjawab 15 menit
kerja
klien mengenai pertanyaan
tentang penyakit pemateri sesuai
hipertensi denganpengetahua
n.

b. Menjelaskan tentang Memperhatikan


konsep hipertensi, dan
Hipertensi merupakan Mendengar
salah satu penyakit
tidak menular yang
sangat berisiko.
Hipertensi adalah
faktor risiko utama
untuk penyakit
kardiovaskuler
aterosklerotik, gagal
jantung, stroke, dan
gagal ginjal.
Hipertensi
menimbulkan risiko
morbiditas atau
mortalitas dini, yang
meningkat saat
tekanan darah sistoluk
dan diastolic
meningkat.
Peningkatan tekanan
darah yang
berkepanjangan
merusak
pembuludarah di
organ target, seperti
jantung, ginjal, otak,
dan mata.
Untuk menghindari
risiko tersebut di atas,
maka diperlukan
manajemen yang tepat
dari hipertensi tersebut
serta komplikasi yang
mungkin terjadi pada
hipertensi yang
berkelanjutan. Klien
dan keluarga perlu
mengetahui apa itu
hipertensi, jenis,
penyebab, tanda dan
gejala hipertensi,
penatalaksanaan dan
perawatan hipertensi,
serta komplikasi
hipertensi.

c. Menjelaskan faktor Bertanya


risiko komplikasi
hipertensi
 Riwayat hipertensi,
penyakit jantung,
stroke, penyakit
ginjal pribadi dan di
keluarga
 Riwayat faktor
risiko pribadi dan di
keluarga (contoh:
hiperkolesterolemia
familial)
 Riwayat merokok
 Riwayat diet dan
konsumsi garam
Konsumsi alcohol
 Kurang aktivitas
fisik/ gaya hidup
tidak aktif Riwayat
disfungsi ereksi
 Riwayat tidur,
merokok, sleep
apnoea (informasi
juga dapat diberikan
oleh pasangan)
 Riwayat hipertensi
pada kehamilan/pre-
eklampsia

Evaluasi Terminasi Bertanya 15


Menit
• Evaluasi subjektif :
tanyakan perasaan
klien setelah
melakukan kegiatan
penyulhan
• Evaluasi Objektif :
minta klien untuk
menjelaskan tentang
hipertensi
• Memberikan
kesimpulan dari
materi tersebut
• Kontrak yang akan
datang
Tindak Lanjut:
• Kontrak yang akan
datang
• Mengungkapkan
perasaan
• Menyetujui atau
meberi pendapat
tentang rencana
selanjutnya.
Mempersilahkan
audien untuk bertanya

a. Memberikan Memperhatikan
kesimpulan dan
Mendengarkan

I. Evaluasi

1. Evaluasi Struktur
a. Perawat menyiapkan media dan materi yang akan disampaikan pada
penyuluhan
b. Tempat nyaman untuk melakukan pendidikan kesehatan
c. Perawat menguasi materi dan mampu menyampaikan informasi
mengenal konsep hipertensi dan komplikasi hipertensi pada klien dan
keluarga dengan baik
2. Evaluasi Proses
a. Proses penyuluhan sesuai dengan perencanaan mulai dari tahap
pembukaan, acara inti, diskusi, serta penutup.
b. Proses penyuluhan berjalan dengan lancar, walau ada sedikit
gangguandari lingkungan.
c. Klien dan keluarga aktif mendengarkan dan bertanya selama
penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
a. Klien dan keluarga dapat memahami materi yang disampaikan
b. Klien dan keluarga dapat menyebutkan kembali pengertian, tanda dan
gejala, penyebab, dan komplikasi hipertensi.

LAPORAN HASIL KONSEP DASAR HIPERTENSI DAN FAKTOR RISIKO


KOMPLIKASI HIPERTENSI

Kriteria Hasil
a. Evaluasi struktur
1. Pre planning sudah setujui oleh pembimbing satu hari sebelumnya,
jumlah peserta lengkap dan alat yang disediakan lengkap: seperti leaflet,
lembar balik
2. Waktu pelaksanaan tuk 1-2sesuai dengan yang disepakati
3. Tempat dan perlengkapan acara lengkap
4. Materi dan media yang akan digunakan dalam kegiatan tuk 1-2 lengkap
5. Panitia penyelenggara bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masing
b. Evaluasi proses
1. Jumlah peserta hadir sebanyak 100%
2. Peserta mendengarkan penjelasan kegiatan dengan antusias
3. Suasana saat kegiatan tuk 1-2 berlangsung aman dan nyaman
4. Peserta mengikuti kegiatan tuk 1-2 sampai selesai
5. Media dan alat bantu dapat digunakan secara efektif
6. Acara dapat berjalan sesuai rencana
c. Evaluasi hasil
1. Peserta terapi kegiatan tuk 1-2 mengetahui kondisi kesehatannya dan
mampu melakukan usaha untuk meningkatkan status kesehatannya.
2. 70% peserta mampu menjelaskan pengertian hipertensi
3. 75% peserta mampu menjelaskan tanda dan gejala hipertensi
4. 80% peserta mampu menjelaskan penatalaksanaan hipertensi
5. 100% peserta hadir dalam kegiatan terapi tuk 1-2
6. 75% peserta mampu menjelaskan komplikasi hipertensi
7. 100% peserta mampu berkomitmen untuk melakukan pengobatan
hipertensi dengan tujuan hipertensinya stabil
8. 100% tidak meninggalkan tempat sebelum acara selesai.
TUGAS KEPERAWATAN KELUARGA

LAPORAN PENDAHULUAN MENGENDALIKAN HIPERTENSI DENGAN


PROGRAM PATUH DAN CERDIK

DOSEN PEMBIMBING :

HJ. MURNIATI MUCHTAR, SKM, S.KEP, M. BIOMED

TK 3. A

KELOMPOK 4

1. AZIZAH AKHWAT (203110124)


2. FINDI ALANDARI (203110129)
3. LISA DILLA NURMAN S (203110134)
4. NADILA RATINUS (203110139)
5. PRISKA AULIA (203110144)
6. SOFI ALPAT WIJAYA (203110154)
7. RIDHATUL JANNAH (203110149)
8. VINA VEPBRIANTY (203110159)
DIII KEPERAWATAN PADANG

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

TAHUN AJARAN 2022/2023

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan
sebagai berikut Pelaksanaan Program PATUH menunjukkan bahwa tidak
dilaksanakan sebanyak 69 responden (70,4%) dan dilaksanakan sebanyak 29
responden (29,6%). Pengetahuan tentang Program PATUH pada pasien
hipertensi menunjukkan kurang sebanyak 61 responden (62,2%) dan baik
sebanyak 37 responden (37,8%). Dukungan keluarga pada pasien hipertensi
menunjukkan kurang mendukung sebanyak 71 responden (72,4%) dan
mendukung sebanyak 27 responden (27,6%). Pendidikan kesehatan oleh
petugas kesehatan tentang program patuh menunjukkan tidak diberikan
sebanyak 21 responden (21,4%) dan diberikan sebanyak 77 responden
(78,6%). Ada hubungan pengetahuan dengan pelaksanaan Program PATUH
pada pasien hipertensi di Puskesmas Gadang Hanyar Banjarmasin dengan
nilai (p) yaitu sebesar 0,003. Ada hubungan dukungan keluarga dengan
pelaksanaan program PATUH pada pasien hipertensi di Puskesmas Gadang
Hanyar Banjarmasin dengan nilai (p) yaitu sebesar 0,007. Tidak ada hubungan
pendidikan kesehatan oleh petugas kesehatan dengan pelaksanaan Program
PATUH pada pasien hipertensi di Puskesmas Gadang Hanyar Banjarmasin
dengan nilai (p) yaitu sebesar 0,488.
Disarankan Bagi pasien hipertensi diharapkan ikut serta dalam
pelaksanaan program patuh agar teratur dalam melakukan kontrol tekanan
darah sesuai dengan anjuran dokter dan menjalankan pola hidup sehat, rutin
munum obat sehingga dapat meminimalisir kemungkinan komplikasi lain
yang dapat terjadi. Bagi petugas kesehatan diharapkan memberikan
pendidikan kesehatan tidak hanya kepada pasien namun juga kepada keluarga
dan orang terdekat penderita hipertensi agar dapat ikut serta mengingatkan
dan memberikan motivasi kepada penderita dalam pelaksanaan program
patuh. Bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian dengan menggunakan
variabel berbeda seperti dukungan keluarga dan peran kader terhadap
pelaksanaan program patuh.
Kecemasan pada penderita hipertensi dapat di cegah dengan
menggunakan program CERDIK (Cek kesehatan berkala, Enyah asap rokok,
Rajin aktivitas fisik, Diet seimbang, Istirahat cukup, Kelola stress) yaitu
dengan cara cek kesehatan secara rutin yang bermanfaat untuk meningkatkan
tentang kesehatan (Kemenkes, 2016). Beberapa cek kesehatan yang paling
umum dilakukan antara lain yaitu cek tekanan darah, cek kadar gula, cek
lingkar perut, cek kolestrol, dll. Semakin tepat informasi yang kita dapatkan
tentang kesehatan kita, maka semakin bijaksana pula keputusan yang dapat
kita lakukan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana mengendalikan hipertensi dengan program PATUH
2. Bagaimana mengendalikan hipertensi dengan program CERDIK

C. TUJUAN
1. Tujuan umum:
Setelah dilakukan demonstrasi ttg program patuh dan cerdik,diharapkan
keluarga dapat mengendalikan hipertensi nya

2. Tujuan khusus :
1. mendemonstrasikan Kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter
2. Dapat mengatasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur
3. menerapkan diet dengan gizi seimbang
4. mengupayakan aktifitas fisik dengan aman
5. menghindari asap rokok, alkohol dan zat karsinogenik lainnya

D. MANFAAT
1. dapat mengetahui kesehatan yang di alami keluarga hipertensi
2. mengurangi faktor resiko dari hipertensi
3. mengurangi komplikasi dari hipertensi
4. dapat mengetahui olahraga yang cocok untuk hipertensi yang dialami
5. menjaga kesehatan jantung agar terhindar dari komplikasi

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Hipertensi
1. Pengertian
. Pengertian Hipertensi
Seseorang dikatakan hipertensi bila memiliki tekanan darah sistolik ≥
140
mmHg dan/atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg, pada
pemeriksaan yang
berulang. Tekanan darah sistolik merupakan pengukur utama yang
menjadi dasar penentuan diagnosis hipertensi (Perhimpunan Dokter
Spesialis Kardiovaskuler Indonesia, 2015).
Hipertensi atau penyakit darah tinggi sebenarnya adalah suatu
gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan
nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang
membutuhkan. Hipertensi sering kali disebut sebagai silent killer, karena
termasuk penyakit yang mematikan tanpa disertai dengan gejala lebih
dahulu (Sustrani dan Alam, 2004).

2. Etiologi
Jenis Hipertensi dan Penyebab Hipertensi
a. Hipertensi Primer
Pada populasi dewasa dengan hipertensi, antara 90% sampai 95%
mengalami hipertensi esensial (primer), yang tidak memiliki penyebab
medis yang dapat diidentifikasi.
Beberapa penyebab hipertensi primer, yaitu:
1) Herediter atau faktor genetik; hipertensi pada orang yang mempunyai
riwayat hipertensi dalam keluarga sekitar 15-35%. Hipertensi di bawah
55 tahun terjadi 3,8 kali lebih sering pada orang dengan riwayat
hipertensi dalam keluarga.
2) Peningkatan kolesterol plasma (> 240-250 mg/dl)
3) Kebiasaan merokok/alkohol
4) Kelebihan berat badan/kegemukan/ obesitas
5) Kurang olahraga
6) Penggunaan garam yang berlebihan
7) Jenis kelamin; laki-laki obesitas lebih mempunyai risiko hipertensi
lebih besar dibandingkan perempuan obesitas dengan berat badan sama.
8) Usia; tekanan darah sistolik meningkat progresif sesuai usia dan
oranglanjut usia dengan hipertensi merupaka risiko besar untuk
penyakit kardiovaskuler.
b. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder yang dicirikan dengan peningkatan tekanan darah
disertai dengan penyebab spesifik, seperti penyempitan arteri
renalis,penyakit parenkim renal, hiperaldosteronisme, medikasi tertentu,
kehamilan,dan koarktasi aorta.
Beberapa penyebab hipertensi sekunder, yaitu:
1) Penyakit ginjal; stenosis arteri renalis, pielonefritis,
glomerulonefritis, tumor ginjal, penyakit ginjal polikista, trauma pada
ginjal, terapi penyinaran yang mengenai ginjal
2) Kelainan hormonal; hiperaldosteronemisme, sindrom cushing,
feokromositoma
3) Obat-obatan; pil KB, kortikosteroid, eritropoietin, kokain,
penyalahgunaan alkohol, dan kayu manis (dalam jumlah sangat besar)
4) Penyebab lainnya; koartasio aorta, preeklamsi pada kehamilan,
porfiria intermiten akut, keracunan timbal akut

3. Tanda dan Gejala Hipertensi


Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara
tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan
dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang
dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan
dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada
seseorang dengan tekanan darah yang normal.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala
berikut:
a. Sakit kepala
b. Kelelahan
c. Mual
d. Muntah
e. Sesak napas
f. Gelisah
g. Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada
otak, mata, jantung dan ginjal.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan
bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut
ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera (Maya
Aprianti, 2015)
Menurut Brunner Suddarth (2011) manifestasi klinis dari hipertensi, yaitu:
a. Tekanan darah di atas normal, yaitu sistolik tekanan darah sistolik ≥ 140
mmHg dan/atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg,
b. Perubahan penglihatan atau kemampuan bicara
c. Pusing
d. Kelemahan
e. Jatuh mendadak
f. Nyeri dada

B. PROGRAM PATUH HIPERTENSI


Dalam menanggulangi hipertensi, Kementerian Kesehatan mencanangkan
program PATUH, yang bisa mengendalikan tekanan darah tinggi. PATUH
merupakan singkatan dari Periksa, Atasi, Tetapkan, Upayakan, dan Hindari.
1. Periksa Kesehatan Secara Rutin
Step pertama dalam kendalikan hipertensi adalah periksa kesehatan secara
rutin. Tentunya ini berarti Anda harus memeriksa tekanan darah secara
berkala. Tak hanya mengukur tekanan darah, ada baiknya memeriksakan
juga kesehatan lainnya. Dari mulai fisik hingga organ dalam.
2. Atasi dengan Pengobatan Teratur
Setelah mendapat obat tang dokter resepkan, Anda harus
mengkonsumsinya secara teratur. Hipertensi biasanya memang bisa turun
drastis dengan obat tertentu, namun bisa kembali lagi dengan cepat. Oleh
karena itu, rutin meminum obat juga bisa mengendalikan hipertensi Anda.
Ada baiknya juga, jika Anda tetap mengkonsumsi obat-obatan tersebut
walaupun tekanan darah sudah normal.
3. Tetap Diet Seimbang
Kita semua tahu bahwa makanan berpengaruh besar pada gejala
hipertensi. Maka, program ketiga yang harus Anda lakukan adalah tetap
diet seimbang. Cobalah untuk mengurangi konsumsi garam per harinya
menjadi maksimal 1 sendok teh atau 2 gram. Pembatasan konsumsi garam
terbukti dapat menurunkan tekanan darah hingga 2-8 mmHg.
4. Upayakan Aktivitas Fisik
Berolahraga secara rutin juga bisa membantu mengendalikan hipertensi.
Aktivitas fisik bisa dilakukan sesuai dengan minat dan kemampuan
masing-masing. Anda bisa melakukan aktivitas fisik secara rutin 150
menit per minggu. Namun, harus berhati-hati dengan intensitas yang
terlalu tinggi, karena malah dapat semakin menaikkan tekanan darah.
Pilihlah aktivitas fisik dengan intensitas sedang, seperti home workout,
lari, hingga yoga atau senam.

5. Hindari Asap Rokok


Program terakhir yang bisa kendalikan hipertensi adalah hindari asap
rokok, alkohol dan junk food. Dengan berhenti merokok, tekanan darah
bisa turun 5-10 mmHg. Begitupun dengan menghindari alkohol. alkohol
berpotensi merusak berbagai organ dalam dan menaikkan tekanan darah.
Junk food juga sangat mudah membuat indeks massa tubuh di atas
normal, sehingga tekanan darah pun bisa melonjak.

 Pelaksanaan Program PATUH


Distribusi frekuensi pada responden berdasarkan pelaksanaan Program PATUH
didapat tidak dilaksanakan sebanyak 69 responden (70,4%) dan dilaksanakan
sebanyak 29 responden (29,6%). Hasil penelitian diatas menunjukkan sebagian
besar tidak dilaksanakan Program PATUH. Program PATUH telah dijalan
dengan baik di Puskesmas hanya saja masih terdapat responden yang tidak
mematuhi terhadap program tersebut. Ketidakpatuhan masyarakat pada program
patuh disebabkan pasien masih mengkonsumsi ikan asin. Ikan asin banyak
mengandung natrium. Program “PATUH” merupakan program mengendalikan
hipertensi pengendalian penyakit hipertensi dengan PATUH yaitu:
 Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter
 Atasi penyakit dengan
 pengobatan yang tepat dan teratur,
 Tetap diet dengan gizi seimbang,
 Upayakan aktivitas fisik dengan aman dan
 Hindari asap rokok, alkohol dan zat karsinogenik (Kemenkes RI,
2019).
Berdasarkan hasil penelitian dari Fikriyadi dkk (2019) didapat bahwa
lansia (63%) patuhbterhadap jalannya program hipertensi PATUH harus
dilakukan bagi yang sudah menyandang Penyakit tidak menular
merupakan salah satu program khusus bagi penderita hipertensi untuk
mengendalikan hipertensi.

C. PROGRAM CERDIK
Penderita hipertensi akan diberikan obat penurun tekanan darah seperti
amobilin, candesartan, captopril, clevidipin, clonidine, labelatol, nicerdipine,
dan jenis obat anti-hipertensi lainnya. Selain itu, Kemenkes RI memiliki
program promosi kesehatan mencegah dan mengendalikan hipertensi yaitu
dengan gaya hidup CERDIK.
Promosi kesehatan untuk berperilaku CERDIK dalam mengatasi PTM bagi
orang atau kelompok masyarakat yang masih sehat atau memiliki faktor risiko
PTM.
1. Cek kesehatan secara rutin
2. Monitor tekanan darah, perhatikan denyut nadi teratur atau tidak, timbang
berat badan, ukur tinggi badan dan lingkar perut, cek gula darah dan
kolesterol
3. Enyahkan asap rokok
4. Bagi perokok segera berusahalah untuk berhenti merokok
5. Rajin aktivitas fisik
6. Lakukan minimal 30 menit per hari dalam 3-5 kali per minggu
7. Diet sehat kalori seimbang
8. Konsumsi buah dan sayur 5 porsi perhari
9. Konsumsi gula, garam, lemak (GGL) sesuai anjuran
10. Gula tidak lebih dari 4 sdm per orang per hari
11. Garam tidak lebih dari 1 sdt per orang per hari
12. Lemak/minyak tidak lebih dari 5 sdm per orang per hari
13. Kurangi konsumsi GULA putih/coklat/merah, madu dan sirup : Kurangi
makanan yang mengandung gula tinggi seperti permen, soft drink
(minuman kaleng), kue-kue basah, es krim, kue kering. Gantikan dengan
buah segar atau jus buah tanpa gula. Perhatikan makanan/minuman
dengan kandungan gula tersembunyi. Baca labelnya bila ada sukrosa,
laktosa, fruktosa atau sirup maka ada kandungan gula tinggi.
14. Kurangi konsumsi GARAM tinggi : Seperti pada keripik kentang, kacang
asin, keju, makanan kemasan, buah kering. Perhatikan garam kandungan
tinggi tersembunyi seperti sodium fosfat, moosodium glutamat, sodium
nitrat, dll pada makanan kemasan. Baca label kemasan.
15. Kurangi konsumsi LEMAK: Pilih daging tanpa lemak, ikan, unggas,
kacang kering, dan kacang polong sebagai sumber protein, kurangi
daging merah. Buang lemak pada daging sebelum dimasak, kurangi telur,
jeroan, gunakan produk susu rendah lemak. Baca label pada makanan
kemasan.
16. Istirahat cukup sesuai dengan kebutuhan (tidur 7-8 jam perhari pada
orang dewasa)
17. Kelola stres : Relaksasi, berbicara dengan orang lain, rekreasi, aktivitas
bersama keluarga, berbuat sesuai kemampuan dan minat, berpikir secara
positif dan bijaksana, hidup tertib dan teratur, serta merencanakan masa
depan sebaik-baiknya.

penderita hipertensi dapat di cegah dengan menggunakan program CERDIK


(Cek kesehatan berkala, Enyah asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet seimbang,
Istirahat cukup, Kelola stress) yaitu dengan cara cek kesehatan secara rutin yang
bermanfaat untuk meningkatkan tentang kesehatan (Kemenkes, 2016). Beberapa
cek kesehatan yang paling umum dilakukan antara lain yaitu cek tekanan darah,
cek kadar gula, cek lingkar perut, cek kolestrol, dll. Semakin tepat informasi
yang kita dapatkan tentang kesehatan kita, maka semakin bijaksana pula
keputusan yang dapat kita lakukan. Perilaku CERDIK yang ke dua melakukan
olahraga minimal 2 atau 3 kali dalam 1 minggu selama 30 menit, olahraga yang
bisa silakukan seperti jogging, bersepeda, senam aerobic, pergi ke tempat gym,
berenang,dll. Beraktivitas dapat membantu mengurangi hormone asrenalin yang
diproduksi tubuh dalam keadaan stress. Reaksi tubuh kita saat berolahraga
menyerupai reaksi tubuh kita terhadap stress. Detak jantung semakin cepat
belajar untuk menghadapi reaksi-reaksi tersebut dan kemudian akan bisa
mengatasi serangan stress engan baik. Detak antung semakin cepat, tubuh kita
berkeringat dan nafas menjadi berat. Tubuh kita belajar untuk menghadapi
reaksi-reaksi tersebut dan kemudian akan bisa mengatasi serangan stress degan
baik (Depkes, 2009). Latihan fisik atau olahraga dapat menjaga tubuh tetap sehat,
meningkatkan mobilitas, menghindari faktor resiko tulang keropos, dan
mengurangi stress. Penelitian membuktikan bahwa orang yang berolahraga
memiliki faktor resiko lebih rendah untuk menderita penyakit jantung, tekanan
darah tinggi, dan kolestrol tinggi. Orang yang beraktivits rendah beresiko terkena
hipertensi 30-50% dari pada yang aktif.Oleh karena itu, latihan fisik antara 30-45
menit sebanyak >3x/hari penting sebagai pencegahan primer dari hipertensi
(Cortas, 2008,dalam Widyaningrum, 2012). Perilaku CERDIK yang ketiga,
American Health Association (AHA) merekomendasikan konsumsi garam rata-
rata perhari kurang dari 1,5 gram. Asupan garam yang tinggi akan menyebabkan
pengeluaran berlebih dari hormone natriouretik yang secara tidak langsung akan
meningkatkan tekanan darah (Anggraeni et,al., 2009). Mengurangi asupan
sodium dilakukan dengan melakukan diet rendah garam yaitu tidak lebih dari 100
mmol/hari (kira-kira 6 gr NaCl atau2,4 garam/hari), atau dengan mengurangi
konsumsi garam sampai dengan 2300 mg setara dengan satu sendok teh setiap
harinya. Perilaku CERDIK yang ke empat, tidur merupakan sutau proses yang
sangat penting bagi tubuh kita. Saat kita terlelap tubuh akan beristirahat dan
mempersiapkan kembali tenaga agar dapat beraktivitas dengan baik esok harinya.
Saat kita tidur akan terjadi penurunan tekanan darah 10 sampai 20%
dibandingkan dengan saat kita bangun. Aktivitas saraf simpatik juga akan
menurun selama kita beristirahat. Itulah yang menyebabkan tekanan darah
menjadi lebih terkendali saat tidur dan beristirahat yang cukup. Istirahat dan tidur
yang cukup, akan membantu tubuh baru dapat berfungsi secara optimal. Stres
akan mengakibatkan bangkitnya serangan stroke apabila terjadi secara terus
menerus dalam janga waktu yang lama dan tidak sgera ditanggani dengan baik
(Adientya dan Handayani, 2012). Dalam The World Book Encyclopedia
dikatakan bahwa tidur dapat memulihkan energy tubuh, khususnya pada otak dan
system saraf. Gangguan keseimbangan fisiologis dan psikologis dalam tubuh
manusia terjadi karena tidur yang tidak adekuat dalam kualitas tidur yang buruk.
Dalam hal fisiologis meliputi penurunan aktivitas sehari-hari, mudah capek,
lemah, daya tahan tubuh menurun, dan tidak stabilan tanda-tanda vital.
Sedangkan dampak psikologis meliputi depresi, cemas, dan tidak berkonsentrasi
(Bukit, 2003). Perilaku CERDIK yang ke lima, menurut Health Harvard (2014),
mengelola stress merupakan cara yang bisa dilakukan untuk menekan darah
tinggi. Ketika sering tegang dan gelisah, ini memungkinkan timbulnya stress,
maka penting untuk kita bisa mengelolanya dengan baik. Cara yang bisa
dilakukan dengan tidur yang cukup.Pelajari teknik relaksasi. Meditasi, relaksasi
otot progresif, citra terpadu, latihan pernapasan dalam, dan yoga adalah teknik
relaksasi yang ampuh dan penghilang stress. Lalu menjaga gaya hidup yang
sehat, tidak merokok, olahraga teratur, dan diet yang mencakup buah-buahan,
sayuran, biji-bijian, protein tanpa lemak,dan lemak sehat akan membuat tekanan
darah tinggi bisa dikontrol

DAFTAR PUSTAKA

American Diabetes Association, 2010. Diagnosis and Classification ofDiabetes

Mellitus. Diabetes Care. 33:1.

http://care.diabetesjournals.org/conten/31/spplement_1/s12.full. Diakses 15

Desember 2018
Anisa, N. 2016. Hubungan Antara Pengetahuan Diit Diabetes Melitus Dengan Pola

Makan Penderita Diabetes Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Demangan

Kota Madiun. Skripsi: FK Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun

Balitbang Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar: RISKESDAS. Jakarta:

Balitbang Kemenkes RI.

Black, J. M dan Hawks, J. M. 2005. Medical Surgical Nursing.7th ed. Elsevier

Saunder. St louis.

Damayanti, S. 2015. Diabetes Mellitus Dan Penatalaksanaan Keperawatan. Edisi

Pertama. Cetakan Pertama. Yogyakarta : Nuha Medika.

IDF. 2014. IDF Diabetes Atlas. http://www.idf.org/atlasmap/atlasmap , 23 Januari

2015.

PRAKTIKUM KEPERAWATAN KELUARGA

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Tentang :

“mengendalikan hipertensi dengan program patuh dan cerdik ”


OLEH :

Ridhatul Jannah (203110149)

Lisa Dilla Nurman Safitri (203110134)

Azizah Akhwat (203110124)

Sofi Alpat Wijaya (203110154)

Vina Vepbrianty (203110159)

Priska Aulia (203110144)

Findi Alandari (203110129)

Nadila Ratinus (203110139)

TK 3.A

Dosen Pembimbing :

Hj. Murniati Muchtar, SKM, S.Kep, M.Biomed

D-III KEPERAWATAN PADANG

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

TAHUN AJARAN 2022/2023

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Hipertensi

Sub Pokok Bahasan : mengendalikan hipertensi dengan program CERDIK dan


PATUH
Sasaran : keluarga dengan hipertensi

Hari/Tanggal : Jumat / 1 september

Tempat : Ruangan

Waktu :07.30-08.00

Pemateri : Perawat

A. Latar Belakang
Perilaku PATUH harus dilakukan bagi yang sudah menyandang Penyakit
tidak menular merupakan salah satu program khusus bagi penderita hipertensi
untuk mengendalikan hipertensi. Program “PATUH” merupakan program
mengendalikan hipertensi. Adapun maksud saya PATUH adalah P singkatan
dari periksa kesehatan
secara rutin dan ikuti anjuran dokter, A adalah atasi penyakit dengan
pengobatan yang tepat dan teratur, T adalah tetap diet dengan gizi seimbang,
U adalah upayakan aktifitas fisik dengan aman dan H adalah hindari asap
rokok, alkohol dan zat karsinogenik (Kemenkes RI, 2019).
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang ditentukan oleh tiga
faktor yaitu predisposisi (mempermudah). faktor reinforcing (penguat), dan
faktor enabling (pendorong).
 Faktor predisposisi terdiri dari pengetahuan, sikap, tradisi, kepercayaan,
umur, tingkat pendidikan dan tingkat ekonomi.
 Faktor enabling terdiri dari lingkungan fisik, sarana kesehatan atau
sumber-sumber khusus yang mendukung dan keterjangkauan sumber dan
fasilitas kesehatan.
 faktor reinforcing terdiri dari petugas kesehatan, tokoh masyarakat dan
keluarga (Notoatmodjo, 2012).
Dukungan keluarga merupakan bentuk pemberian dukungan terhadap
anggota keluarga lainnya yang mengalami permasalahan, yaitu dukungan
pemeliharaan, emosional untuk mencapai kesejahteraan anggota keluarga dan
memenuhi kebutuhan psikososial. Oleh karena itu peneliti dapat
menyimpulkan secara sederhana bahwa dukungan keluarga sangat penting
dalam proses penyembuhan pasien penderita penyakit hipertensi. Karena
dengan dukungan keluarga, pasien akan merasakan bahwa ada yang
memperhatikan dan mengawasi. Dengan demikian, pasien akan lebih berhati-
hati ketika melakukan sesuatu hal yang dapat memicu terjadinya (kambuh)
hipertensi (Dewi, 2018).
Pengetahuan dan kesadaran pasien tentang hipertensi merupakan faktor
penting dalam mencapai kontrol tekanan darah. Pengetahuan individu
mengenai hipertensi dapat membantu dalam upaya pengendalian hipertensi
karena dengan pengetahuan yang dimilikinya individu akan sering
mengunjungi dokter dan patuh pada pengobatannya (Maswibowo, 2018).
Pendidikan kesehatan dapat mempengaruhi seseorang dalam memiliki
pengetahuan dan motivasi tentang ilmu kesehatan, termasuk cara hidup sehat
dan teratur, sehingga mereka akan mengerti dan dapat menerapkan prinsip-
prinsip pencegahan penyakit dalam kaitannya dengan kesehatan dan
keselamatan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu seseorang yang telah
mendapatkan informasi atau pengetahuan melalui pemberian pendidikan
kesehatan dapat juga memiliki nilai, sikap dan motivasi yang positif terhadap
prinsip hidup (Nababan, 2018).

B. Tujuan
 Tujuan umum:
Setelah dilakukan penyuluhan dan mengajarkan program CERDIK dan
PATUH,diharapkan keluarga dapat mengendalikan hipertensi nya
 Tujuan khusus :
1. Menjelaskan program CERDIK dan PATUH
2. Mengecek tekanan darah
3. Memberi contoh diet dengan gizi seimbang
4. Menjelaskan olahraga yang baik bagi penderita hipertensi
5. Menganjurkan menghindari asap rokok, alkohol dan zat karsinogenik lainnya

C. Manfaat
1.Dapat mengetahui kesehatan yang di alami keluarga hipertensi
2.Pengurangi faktor resiko dari hipertensi
3.Mengurangi komplikasi dari hipertensi
4.Dapat mengetahui olahraga yang cocok untuk hipertensi yang dialami
5.Menjaga kesehatan jantung agar terhindar dari komplikasi

D. Sasaran
Seluruh anggota keluarga yang tinggal satu rumah dengan Tn. J

E. Metode penyuluhan
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Diskusi

F. Media penyuluhan
1. Lembar balik
2. Alat ukur tekanan darah

G. Seting tempat
perawat
keluarga

fasilitator

H. Pelaksanaan kegiatan

No Tahap Kegiatan penyuluh Kegiatan Audien waktu

1. Pembukaa a. Mengucapkan salam Memperhatikan dan 10


n mendengarkan menit

b. Memperkenalkan diri Memperhatikan dan


mendengarkan

c. Kontrak waktu Memperhatikan dan


mendengarkan

d. Menjelaskan tujuan Menjawab


pertanyaan
pemateri sesuai
dengan pengetahua

2. Acara inti a. Menggali pengetahuan Menjawab 15


klien mengenai pertanyaan menit
mengendalikan pemateri sesuai
hipertensi dengan dengan
program patuh dan pengetahuan.
cerdik

b. Menjelaskan Memperhatikan dan


pengertian program mendengarkan
PATUH

PATUH merupakan singkatan


dari Periksa, Atasi, Tetapkan,
Upayakan, dan Hindari.
6. Periksa Kesehatan
Secara Rutin
7. Atasi dengan
Pengobatan Teratur
Setelah mendapat obat
tang dokter resepkan,
Anda harus
mengkonsumsinya
secara teratur. Hipertensi
biasanya memang bisa
turun drastis dengan
obat tertentu, namun
bisa kembali lagi dengan
cepat. Oleh karena itu,
rutin meminum obat
juga bisa mengendalikan
hipertensi Anda. Ada
baiknya juga, jika Anda
tetap mengkonsumsi
obat-obatan tersebut
walaupun tekanan darah
sudah normal.
8. Tetap Diet Seimbang
Kita semua tahu bahwa
makanan berpengaruh
besar pada gejala
hipertensi. Maka,
program ketiga yang
harus Anda lakukan
adalah tetap diet
seimbang.
9. Upayakan Aktivitas
Fisik
Berolahraga secara rutin
juga bisa membantu
mengendalikan
hipertensi. Aktivitas
fisik bisa dilakukan
sesuai dengan minat dan
kemampuan masing-
masing. Anda bisa
melakukan aktivitas fisik
secara rutin 150 menit
per minggu. Namun,
harus berhati-hati
dengan intensitas yang
terlalu tinggi, karena
malah dapat semakin
menaikkan tekanan
darah. Pilihlah aktivitas
fisik dengan intensitas
sedang, seperti home
workout, lari, hingga
yoga atau senam.

10.Hindari Asap Rokok


Program terakhir yang bisa
kendalikan hipertensi
adalah hindari asap
rokok, alkohol dan junk
food. Dengan berhenti
merokok, tekanan darah
bisa turun 5-10 mmHg.
Begitupun dengan
menghindari alkohol.
alkohol berpotensi
merusak berbagai organ
dalam dan menaikkan
tekanan darah. Junk food
juga sangat mudah
membuat indeks massa
tubuh di atas normal,
sehingga tekanan darah
pun bisa melonjak.

c. Menjelaskan apa itu Memperhatikan dan


CERDIK mendengarkan

Promosi kesehatan
untuk berperilaku
CERDIK
18. Cek kesehatan
secara rutin
19. Monitor tekanan
darah, perhatikan
denyut nadi teratur
atau tidak, timbang
berat badan, ukur
tinggi badan dan
lingkar perut, cek
gula darah dan
kolesterol
20. Enyahkan asap
rokok
21. Bagi perokok
segera berusahalah
untuk berhenti
merokok
22. Rajin aktivitas fisik
23. Lakukan minimal
30 menit per hari
dalam 3-5 kali per
minggu
24. Diet sehat kalori
seimbang
25. Konsumsi buah
dan sayur 5 porsi
perhari
26. Konsumsi gula,
garam, lemak
(GGL) sesuai
anjuran
27. Gula tidak lebih
dari 4 sdm per
orang per hari
28. Garam tidak lebih
dari 1 sdt per orang
per hari
29. Lemak/minyak
tidak lebih dari 5
sdm per orang per
hari
30. Kurangi konsumsi
GULA
putih/coklat/merah,
madu dan sirup :
Kurangi makanan
yang mengandung
gula tinggi seperti
permen, soft drink
(minuman kaleng),
kue-kue basah, es
krim, kue kering.
Gantikan dengan
buah segar atau jus
buah tanpa gula.
Perhatikan
makanan/minuman
dengan kandungan
gula tersembunyi.
Baca labelnya bila
ada sukrosa,
laktosa, fruktosa
atau sirup maka
ada kandungan
gula tinggi.
31. Kurangi konsumsi
GARAM tinggi :
Seperti pada
keripik kentang,
kacang asin, keju,
makanan kemasan,
buah kering.
Perhatikan garam
kandungan tinggi
tersembunyi seperti
sodium fosfat,
moosodium
glutamat, sodium
nitrat, dll pada
makanan kemasan.
Baca label
kemasan.
32. Kurangi konsumsi
LEMAK: Pilih
daging tanpa
lemak, ikan,
unggas, kacang
kering, dan kacang
polong sebagai
sumber protein,
kurangi daging
merah. Buang
lemak pada daging
sebelum dimasak,
kurangi telur,
jeroan, gunakan
produk susu rendah
lemak. Baca label
pada makanan
kemasan.
33. Istirahat cukup
sesuai dengan
kebutuhan (tidur 7-
8 jam perhari pada
orang dewasa)
Kelola stres : Relaksasi,
berbicara dengan orang
lain, rekreasi, aktivitas
bersama keluarga,
berbuat sesuai
kemampuan dan minat,
berpikir secara positif
dan bijaksana, hidup
tertib dan teratur, serta
merencanakan masa
depan sebaik-baiknya

d. Cek tekanan darah Memperhatikan dan


mendengarkan

e. Menjelaskan tingkat Memperhatikan dan


diet hipertensi mendengarkan
konsumsi garam per
harinya menjadi
maksimal 1 sendok teh
atau 2 gram.
Pembatasan konsumsi
garam terbukti dapat
menurunkan tekanan
darah hingga 2-8
mmHg.

3. Diskusi a. Mempersilahkan Bertanya 5


audien untuk bertanya menit

b. Memberikan Memperhatikan dan


kesimpulan kepada mendengarkan
keluarga

4. Penutup Salam penutup Menjawab salam

Evaluasi objektif

Menanyakan perasaan klien


setelah dilakukan kegiatan

Menyebutkan kembali apa


itu program, patuh dan
cerdik

I. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
- Perawat menyiapkan media dan materi yang akan disampaikan pada
penyuluhan
- Tempat nyaman untuk melakukan pendidikan kesehatan
- Perawat menguasai materi dan mampu menyampaikan pengetahuan
tentang diet hipertensi dengan baik pada klien dan keluarga
- Klien dan keluarga dapat hadir mengikuti pendidikan kesehatan
2. Evaluasi proses
- Proses penyuluhan sesuai dengan perencanaan
- Penyuluhan berjalan dengan baik dan lancar, tanpa hambatan
- Klien dan keluarga aktif mendengarkan dan bertanya selama
penyuluhan
3. Evaluasi hasil
- Klien dan keluarga dapat memahami materi yang disampaikan
- Klien dan keluarga dapat menyebutkan kembali pengertian, tujuan
diet, dan contoh makanan pada diet hipertensi.
LAPORAN HASIL TUK 3

LAPORAN KEGIATAN MENGENDALIKAN HIPERTENSI DENGAN


CERDIK DAN PATUH

Kriteria Hasil

d. Evaluasi struktur
1. Pre planning sudah setujui oleh pembimbing satu hari sebelumnya,
jumlah keluarga lengkap dan alat yang di sediakan lengkap, seperti
lembar balik dan leaflet, tensimeter, stetoskop
2. Waktu pelaksanaan dan memberikan penyuluhan cerdik dan patuh, cek
tekanan darah sesuai dengan yang disepakati yaitu 30 menit
3. Tempat dan perlengkapan acara penyuluhan lengkap
4. Materi dan media yang akan digunakan dalam kegiatan penyuluhan dan
cek tekanan darah adalah leaflet, lembar balik, tensimeter, dan stetoskop
5. Panitia penyelenggara bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masing
e. Evaluasi proses
1. Jumlah peserta hadir sebanyak 100%
2. Peserta mendengarkan penjelasan kegiatan dengan antusias
3. Suasana saat kegiatan penyuluhan cerdik dan patuh menyenangkan
menyenangkan, berlangsung aman dan nyaman
4. Keluarga mengikuti kegiatan penyuluhan cerdik dan patuh sampai
selesai
5. Media dan alat bantu dapat digunakan secara efektif
6. Acara dapat berjalan sesuai rencana
f. Evaluasi hasil
1. Keluarga kegiatan penyuluhan cerdik dan patuh mengetahui kondisi
kesehatannya dan mampu melakukan usaha untuk meningkatkan status
kesehatannya.
2. 85% kerluarga mampu mengetahui tekanan darah saat ini dan juga
mengerti mngenai cerdik dan patuh
3. 75% keluarga mampu mengikuti kegiatan penyuluhan cerdik dan patuh
4. 100% keluarga hadir dalam kegiatan
5. 100% keluarga mampu menjelaskan kembali olahraga yang dapat
mengatasi hipertensi
6. 100% tidak meninggalkan tempat sebelum acara selesai.

DOKUMENTASI PRAKTIKUM KEPERAWATAN KELUARGA

Hari/Tanggal : 25, Agustus 2022

Kunjungan : 1 “ Melakukan Pengkajian Tahap 1 & 2 Bersama Keluarga “

Link video :https://youtu.be/LrRizn-3-mo


Hari/Tanggal : Minggu, 4 September 2022

Kunjungan : 2 “ H – 1 Melakukan kontrak pada keluarga pasien “

Link Video : https://youtu.be/rxt6PEgDlmM


Hari/Tanggal : Senin, 5 September 2022

Kunjungan : 3 “Melakukan Implementasi Keperawatan Melalui TUK 1, 2 dan


3”

Link Video : https://youtu.be/5h2KaexItzE


TUGAS KEPERAWATAN KELUARGA

LAPORAN PENDAHULUAN RUMAH YANG AMAN DAN SEHAT BAGI


PASIEN HIPERTENSI SERTA UPAYA PEMANFAATAN HALAMAN
RUMAH YANG SEHAT

Dosen Pembimbing :

HJ. MURNIATI MUCHTAR, SKM, S.KEP, M. BIOMED

TK 3. A

KELOMPOK 4

1. Azizah akhwat (203110124)


2. Findi Alandari (203110129)
3. Lisa dilla nurman S (203110134)
4. Nadila Ratinus (203110139)
5. Priska Aulia (203110144)
6. Sofi Alpat Wijaya (203110154)
7. Ridhatul Jannah (203110149)
8. Vina Vepbrianty (203110159)
DIII KEPERAWATAN PADANG

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

TAHUN AJARAN 2022/2023


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Hipertensi merupakan kondisi peningkatan tekanan darah seseorang di
atas normal yang dapat mengakibatkan peningkatan angka kesakitan dan
angka kematian. Gejala yang biasatimbul adalah nyeri kepala, kelelahan,
mual, muntah, sesak nafas, dan gelisah. Dengan gejala yang sering muncul
ini, dapat mempengaruhi pemenuhan rasaaman dan nyaman pada pasien
hipertensi. Nyeri kepala pada penderita hipertensi biasanya terjadi karena
adanya atau tekanan darah tinggi dimana hal itu terjadi karena adanya
penyumbatan pada sistem peredaran darah baik dari jantungnya dan
serangkaian pembuluh darah arteri dan vena yang menyangkut
pembuluhdarah. Hal itu membuat aliran darah di sirkulasi dan menyebabkan
tekanan darah meningkat.
WHO (World Health Organization) menyebutkan bahwa hipertensi
menyerang 22% penduduk dunia, dan mencapai 36% angka kejadian di Asia
Tenggara. Hipertensi juga menjadi penyebab kematian dengan angka 23,7%
dari total 1,7 juta kematian di Indonesia tahun 2016 (Anitasari, 2019).
Prevalensi kejadian hipertensi berdasarkan hasil riskesdas 2018 adalah
34,1%. Angka tersebut lebih tingga disbandingkan tahun 2013 yang
menyentuh angka prevalensi 25,8% sementara kejadian hipertensi di provinsi
Jawa Tengah tahun 2018 mencapai 8,7%. Hasil tersebut merupakan kejadian
hipertensi berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah pada masyarakat
Indonesia berusia 18 tahun ke atas (Kementerian Kesehatan RI, 2018).
Dengan latar belakang yang sudah disampaikan tersebut, kelompok 4
mengangkat judul rumah yang aman dan sehat bagi penderita hipertensi
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Konsep Dasar Hipertensi ?
2. Bagaimana Konsep Dasar Rumah yang Nyaman dan Sehat bagi penderita
Hipertensi ?
3. Bagaimana upaya pemanfaatan halaman rumah yang sehat bagi penderita
Hipertensi ?

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh penataan rumah yang nyaman dan sehat
bagi penderita hipertensi serta upaya pemanfaatan halaman rumah yang
sehat bagi penderita Hipertensi
2. Tujuan Khusus
a. Untuk pencegahan terjadinya komplikasi terhadap penderita hipertensi
b. Untuk mengurangi resiko timbulnya hipertensi
c. Untuk memanfaatkan halaman sekitar rumah sebagai media
penanaman tumbuhan obat yang berguna bagi penderita hipertensi

D. MANFAAT
E. Manfaat Teoritis
a. Memberikan informasi bagi perkembangan mengenai pencegahan
terjadinya komplikasi hipertensi dengan penataan rumah yang nyaman
dan sehat bagi penderita hpertensi
b. Sebagai bahan masukan atau alat bantu dalam mengambil suatu
kebijakan guna meningkatkan pengetahuan dalam hal penatalaksanaan
rumah yang sehat dan bersih bagi penderita hipertensi

F. Manfaat Penulis
Bagi penulis, Laporan Pendahuluan ini diajukan untuk memenuhi
penugasan praktikum kelompok agar dapat dilakukan satuan acara
kegiatan
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Hipertensi


9. Pengertian Hipertensi
Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan suatu keadaan
yang ditandai dengan adanya peningkatan tekanan darah yang terjadi pada
dinding pembuluh darah arteri. Keadaan tersebut mengakibatkan jantung
bekerja menjadi lebih keras untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh
melalui pembuluh darah. Hal ini dapat mengganggu aliran darah, merusak
pembuluh darah, bahkan menyebabkan penyakit degeneratif hingga
kematian (Sari, 2017)
Pengertian hipertensi menurut Chobanian di dalam Kurnia (2021)
adalah kondisi peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg
dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg berdasarkan dua atau
lebih pengukuran tekanan darah

10. Etiologi Hipertensi


a. Hipertensi primer (esensial) Hipertensi primer adalah hipertensi yang
belum diketahui penyebabnya, diderita oleh sekitar 95% orang.
Hipertensi primer disebabkan oleh faktor berikut ini :
1) Faktor keturunan Dari data statistic terbukti bahwa seseorang akan
memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi
jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.
2) Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah
umur (jika umur bertambah maka tekanan darah meningkat), jenis
kelamn (pria lebih tinggi dari perempuan), dan ras (ras kulit hitam
lebih banyak dari kulit putih).
3) Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi
adalah konsumsi garam yang tinggi (lebih dari 30g), kegemukan
atau makan berlebih,stress, merokok, minum alcohol,minum obat-
obatan (efedrin, prednisone, epinefrin).
b. Hipertensi sekunder terjadi akibat penyebab yang jelas salah satu
contoh hipertensi sekunder adalah hipertensi vascular renal, yang
terjadi akibat stenosis arteri renalis. Kelainan ini dapat 9 bersifat
kongenital atau akibat aterosklerosis stenosis arteri renalis
menurunkan aliran darah ke ginjal sehingga terjadi pengaktifan
baroreseptor ginjal, perangsangan pelepasan renin, dan pembentukan
angiotensin II. Angiotensin II secara langsung meningkatkan tekanan
darah tekanan darah, dan secara tidak langsung meningkatkan sintesis
andosteron dan reabsorpsi natrium. Apabila dapat dilakukan perbaikan
pada stenosis, atau apabila ginjal yang terkena di angkat,tekanan darah
akan kembali ke normal.
Penyebab lain dari hipertensi sekunder, antara lain
ferokromositoma, yaitu tumor penghasil epinefrin di kelenjar adrenal,
yang menyebabkan peningkatan kecepatan denyut jantung dan volume
sekuncup, dan penyakit cushing, yang menyebabkan peningkatan
volume sekuncup akibat retensi garam dan peningkatan CTR karena
hipersensitivitas system saraf simpatis aldosteronisme primer
(peningkatan aldosteron tanpa diketahui penyebab-nya) dan hipertensi
yang berkaitan dengan kontrasepsi oral juga dianggap sebagai
kontrasepsi sekunder (Aspiani, 2019).

11. Manifestasi Klinis


Rokhaeni menyebutkan manifestasi klinis hipertensi secara umum
dibedakan menjadi dua yaitu :
4. Tidak ada gejala Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat
dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah.
5. Gejala yang lazim Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang
menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam
kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai
kebanyak pasien yang mencari pertolongn medis (Manuntung,
2018).

12. Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan
laboratorium (darah rutin, ureum, kreatinin, glukosa darah dan elektrolit),
elektrokardiografi (EKG) dan foto dada. Bila terdapat indikasi dapat
dilakukan juga pemeriksaan ekokardiografi dan CT scan kepala(Dwi
Pramana, 2020).

13. Komplikasi Hipertensi


Corwin dalam Manuntung (2018) menyebutkan ada beberapa
komplikasi yang dapat terjadi pada penderita hipertensi yaitu :
a. Stroke Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekanan tinggi di
otak, atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak
yang terpajan tekanan tinggi.
b. Infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang
aterosklerosis tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke
miokardium atau apabila terbentuk thrombus yang menghambat
aliran darah melalui pembuluh darah tersebut.
c. Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat
tekanan tinggi pada kapiler-kapiler ginjal dan glomerolus.
Rusaknya glomerolus mengakibatkan darah akan mengalir ke unit-
15 unit fungsional ginjal, nefron akan terganggu dan dapat
berlanjut menjadi hipoksia dan kematian.
d. Gagal jantung atau ketidakmampuan jantung dalam memompa
darah kembalinya ke jantung dengan cepat mengakibatkan cairan
terkumpul di paru, kaki, dan jaringan lain sering disebut edema.
Cairan di dalam paru-paru menyebabkan sesak nafas, timbunan
cairan ditungkai menyebabkan kaki bengkak.

14. Penatalaksanaan Hipertensi


Penatalaksanaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan
mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan
pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah di atas 140/90 mmHg. Prinsip
pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
a. Penatalaksanaan non farmakologis Menjalani pola hidup sehat
telah banyak terbukti dapat menurunkan tekanan darah. Beberapa
pola hidup sehat yang dianjurkan oleh banyak guidelines adalah :

1) Penurunan berat badan.


Mengganti makanan tidak sehat dengan memperbanyak
asupan sayuran dan buah-buahan dapat memberikan
manfaat yang lebih selain penurunan tekanan darah,
seperti menghindari diabetes dan dislipidemia.
2) Mengurangi asupan garam.
Makanan tinggi garam dan lemak merupakan makanan
tradisional pada kebanyakan daerah. Tidak jarang pula
pasien tidak menyadari kandungan garam pada makanan
cepat saji, makanan kaleng, daging olahan dan
sebagainya. Tidak jarang, diet rendah garam ini juga
bermanfaat untuk mengurangi dosis obat antihipertensi
pada pasien hipertensi derajat ≥ 2. Dianjurkan untuk
asupan garam tidak melebihi 2 gr/ hari.
3) Olahraga.
Olahraga yang dilakukan secara teratur sebanyak 30
sampai 60 menit/ hari, minimal 3 hari/ minggu, dapat
menolong penurunan tekanan darah. Terhadap pasien
yang tidak memiliki waktu untuk berolahraga secara
khusus, sebaiknya harus tetap dianjurkan untuk berjalan
kaki, mengendarai sepeda atau menaiki tangga dalam
aktifitas rutin mereka di tempat kerjanya
4) Mengurangi konsumsi alkohol.
Konsumsi alkohol walaupun belum menjadi pola hidup
yang umum di negara kita, namun konsumsi alkohol
semakin hari semakin meningkat seiring dengan
perkembangan pergaulan dan gaya hidup, terutama di kota
besar. Konsumsi alkohol lebih dari 2 gelas per hari pada
pria atau 1 gelas per hari pada wanita, dapat
meningkatkan tekanan darah. Dengan 17 demikian
membatasi atau menghentikan konsumsi alkohol sangat
membantu dalam penurunan tekanan darah.
5) Memodifikasi lingkungan yang akan berisiko terjadinya
komplikasi pada penderita hipertensi
6) Berhenti merokok.
Merokok sampai saat ini belum terbukti berefek
langsung dapat menurunkan tekanan darah, tetapi
merokok merupakan salah satu faktor risiko utama
penyakit kardiovaskular, dan pasien sebaiknya dianjurkan
untuk berhenti merokok (PERKI, 2015).
b. Penatalaksanaan farmakologis
Tujuan pengobatan hipertensi adalah untuk mencegah
terjadinya morbiditas dan mortalitas akibat tekanan darah tinggi.
Berikut penggunaan obat-obatan sebagai penatalaksanaan
farmakologis untuk hipertensi.
1) Diuretik Obat-obatan jenis diuretic bekerja dengan
mengeluarkan cairan tubuh, sehingga volume cairan tubuh
berkurang, tekanan darah turun dan beban jantung lebih
ringan.
2) Penyekat beta (beta-blockers) Mekanis kerja obat
antihipertensi ini adalah melalui penurunan laju nadi dan
daya pompa jantung. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
pada penggunaan obat ini yaitu tidak dianjurkan pada
penderita asma bronchial, dan pengunaan pada 18 penderita
diabetes harus hati-hati karena dapat menutupi gejala
hipoglikemia.
3) Golongan penghambat Angiotensin Converting Enzyme
(ACE) dan Angiotensin Receptor Blocker (ARB)
Penghambat Angiotensin Converting Enzyme (ACE
inhibitor/ACEi) menghambat kerja ACE sehingga
perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II
(vosokontriktor) terganggu. Sedangkan Angiotensin
Receptor Blocker (ARB) menghalangi ikatan angiotensin II
pada reseptornya. ACEI maupun ARB mempunyai efek
vasodilatasi, sehingga meringankan beban jantung.
4) Golongan Calcium Channel Blockers (CCB) Calcium
Channel Blockers (CCB) menghambat masuknya kalsium
ke dalam sel pembuluh darah arteri, sehingga menyebabkan
dilatasi arteri koroner dan juga arteri perifer (Kemenkes RI,
2018)

B. Konsep Rumah yang Nyaman dan Sehat bagi Penderita Hipertensi


a. Pengertian Rumah Sehat
Rumah sehat dapat diartikan sebagai tempat berlindung, bernaung, dan
tempat untuk beristirahat, sehingga menumbuhkan kehidupan yang
sempurna baik fisik, rohani, maupun sosial (Sanropie dkk., 1991).
Sedangkan menurut Hermawan (2010) yang dikutip dari Azwar, rumah
sehat adalah tempat berlindung atau bernaung dan tempat untuk beristrahat
sehingga menimbulkan kehidupan yang sempurna baik fisik, rohani
maupun sosial. Rumah harus dapat mewadahi kegiatan penghuninya dan
cukup luas bagi seluruh pemakainya, sehingga kebutuhan ruang dan
aktivitas setiap penghuninya dapat berjalan dengan baik. Lingkungan
rumah juga sebaiknya terhindar dari faktorfaktor yang dapat merugikan
kesehatan (Hindarto, 2007).

b. Ciri-ciri Rumah Sehat


a. Lantai tidak tembus air dan bersih
b. Memiliki jendela dan lubang angin yang permanen
c. Halaman bersih dan rapi
d. Memiliki sarana air bersih, jamban saluran limbah, dan tempat
sampah
e. Memiliki pohon pelindung atau peneduh

c. Syarat Rumah Sehat


Persyaratan rumah sehat berdasarkan pedoman teknis penilaian rumah
sehat (Depkes RI, 2007).
1) Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup,
komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni
rumah, adanya ruangan khusus untuk istirahat (ruang tidur), bagi
masing-maing penghuni.
2) Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar
penghuni rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja
dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus,
kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari
pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran,
disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup.
3) Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik
yang timbul karena pengaruh luar dan dalam rumah, antara lain
persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi bangunan rumah,
bahaya kebakaran dan kecelakaan di dalam rumah

d. Indikator Rumah Sehat


Lingkungan yang aman mencakup pemenuhan kebutuhan dasar,
mengurangi bahaya fisik, mengurangi transmisi patogen, mempertahankan
sanitasi, mengendalikan polusi, bebas atau minimal dari ancaman biologis,
kimiawi, atau senjata nuklir
1. Kebutuhan Dasar
a. Awasi faktor lingkungan klien yang dapat mengurangi
ketersediaan oksigen, seperti pembakaran atau mobil yang
dibiarkan hidup di garasi.
b. Lemari pendingin dibutuhkan untuk menyimpan makanan yang
mudah busuk
c. Suplai air bersih yang cukup dibutuhkan untuk minum dan
mencuci makanan segar dan piring
d. Pembuangan sampah yang baik dibutuhkan untuk
mempertahankan kondisi sanitasi
e. Suhu lingkungan berkisar 18,3-23,9ºC. Pajanan suhu yang
dingin dalam waktu lama dapat menyebabkan frostbite dan
hipotermia. Para lansia, anak-anak, dan penderita penyakit
kardiovaskuler sangat berisiko terkena hipotermia (suhu inti
tubuh pada 35 atau kurang), sehingga pastikan lingkungan
cukup hangat.
f. Kelembaban berkisar 60-70%. Gunakan humidifier untuk
meningkatkan kelembaban untuk klien dengan infeksi saluran
napas atas.

2. Bahaya Fisik
a. Di luar rumah, sebaiknya disediakan pencahayaan yang
cukup pada jalur pejalan kaki. Pencahayaan juga melindungi
rumah dari tindakan kriminal.
b. Di dalam rumah, koridor, tangga, dan kamar individual harus
diterangi dengan cukup sehingga penghuninya dapat
beraktifitas harian dengan aman.
c. Lampu malam pada koridor, kamar mandi, kamar anak-anak
dan lansia membantu menjaga keselamatan karena
mengurangi risiko jatuh.
d. Atur letak perabot seperti meja dan rak agar tidak
menghalangi jalan dan memudahkan pergerakan di dalam
rumah
e. Pastikan karpet dan keset terpasang rapi serta melekat baik
pada lantai agar tidak terjungkal saat berjalan.
f. Lantai harus bebas dari benda-benda kecil dan selalu
pastikan dalam keadaan kering atau tidak licin untuk
mengurangi risiko jatuh.
g. Pastikan kabel-kabel terpasang dengan baik di dinding
h. Pada kamar mandi, sediakan pegangan di samping dinding
dan pastikan lantai kamar mandi tidak licin agar mengurangi
kecelakaan terjatuh di kamar mandi
i. Pada dapur, pasang detektor asap dan karbon monoksida,
serta pemadan api multiguna untuk menghindari kebakaran.
Jauhkan alat atau benda yang mudah terbakar dari kompor,
seperti plastik, kertas, dll.
j. Pastikan kunci pada pintu dan jendela dalam keadaan baik
untuk mengurangi tindak kriminal di rumah.

3. Transmisi Patogen
a. Melakukan higiene tangan, yaitu mencuci tangan dengan air
dan sabun setiap menyentuh hal yang kotor, setelah dari
kamar mandi, dan sebelum makan.
b. Imunisasi atau vaksin juga dapat mengurangi atau mencegah
transmisi penyakit dari orang ke orang.
c. Praktik seks aman dengan penggunaan kondom dan
berhubungan monogama.
d. Pembuangan limbah melalui konstruksi saluran limbah yang
baik.

4. Polusi
a. Gunakan air yang sudah dimasak untuk minum
b. Jika bekerja di tempat dengan tingkat kebisingan tinggi,
gunakan alat untuk mengurangi kehilangan pendengaran.
c. Kecilkan suara TV dan hilangkan suara mengganggu lainnya
saat di rumah, terutama saat berbicara dengan lansia.

C. Pemanfaatan Halaman Rumah untuk Penanaman Tanaman Obat


Pencegah Penyakit Hipertensi
Pemerintah juga menetapkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
381/Menkes/SK/III/2007 dalam salah satu subsistem dari Sistem Kesehatan
Nasional. Dalam keputusan Menkes tersebut, disebutkan bahwa
pengembangan dan peningkatan penelitian uji klinis pemanfaatan obat
tradisional ditujukan agar diperoleh obat tradisional yang bermutu tinggi,
aman, memiliki khasiat nyata yang teruji secara ilmiah, dan dimanfaatkan
secara luas, baik digunakan sendiri maupun dalam pelayanan kesehatan
formal. Selain itu pemerintah menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 9 Tahun 2016 tentang upaya pengembangan kesehatan melalui asuhan
mandiri pemanfaatan tanaman obat keluarga dan ketrampilan budidaya dan
pengolahannya.
Pengobatan tradisional yang berasal dari tanaman merupakan
manifestasi dari partisipasi aktif masyarakat dalam menyelesaikan
problematika kesehatan dan telah diakui peranannya oleh berbagai bangsa
dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. World Health
Organization (WHO) merekomendasi penggunaan obat tradisional
termasuk obat herbal dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat,
pencegahan dan pengobatan penyakit, terutama untuk kronis, penyakit
degeneratif dan kanker (Agustina, 2016). Selain tanaman obat digunakan
untuk pengobatan penyakit degeneratif di kota Samarinda mulai adanya
upaya membangun ketahanan dan kemandirian pangan terutama obat pada
skala rumah tangga dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya yang
tersedia diantaranya melalui pemanfaatan perkarangan (Sumarmiyati &
Rahayu, 2015).
Masyarakat Indonesia secara turun temurun telah memanfaatkan
keunggulan tanaman obat untuk mengobati penyakit degeneratif. Saat ini
masyarakat perkotaan telah menyadari pemanfaatan tanaman obat untuk
mengobati penyakit degeneratif yang diderita baik oleh dirinya sendiri dan
keluarga. Terdapat beberapa jenis tanaman obat yang dapat bermanfaat
untuk pencegahan dan pengobatan penyakit degeneratif, seperti kayu manis
yang mengandung senyawa antioksidan yang dapat mencegah penyakit
degeneratif seperti kanker, jantung koroner, hipertensi dan diabetes
(Biofarmaka IPB, 2015).
Berikut ada beberapa tanaman yang dapat membeantu menurunkan
atau menstabilkan tekanan daeah
a. Daun Basil 
Salah satu tanaman yang bisa dimanfaatkan untuk menurunkan tekanan
darah adalah daun basil atau daun kemangi (Ocimum basilicum). Daun
kemangi memiliki kandungan eugenol yang disebut bisa menurunkan
tekanan darah. Selain itu, kandungan senyawa dalam daun kemangi juga
disebut bisa membantu mengendurkan pembuluh darah, sehingga tekanan
darah bisa menurun atau kembali normal.
b. Seledri 
Selain daun kemangi, kamu juga bisa memanfaatkan seledri untuk
menurunkan tekanan darah. Ada penelitian pada hewan percobaan (tikus)
yang menemukan bahwa ekstrak seledri ternyata bisa membantu
menurunkan tekanan darah. Selain itu, mengonsumsi seledri juga disebut
bisa membantu memelihara kesehatan pembuluh darah. 
c. Bawang Putih
Pengidap hipertensi juga disarankan untuk mengonsumsi bawang
putih. Sebab, jenis tanaman yang satu ini bisa membantu menurunkan
tekanan darah tinggi serta menjaga kesehatan pembuluh darah.
Mengonsumsi bawang putih disebut bisa menurunkan tekanan darah
sistolik dan diastolik. 
d. Kayu Manis 
Kayu manis disebut bisa membantu menjaga kesehatan organ jantung,
termasuk tekanan darah. Hingga kini belum diketahui apa kaitan antara
kayu manis dengan hipertensi, tetapi mengonsumsi makanan ini disebut
bisa membantu mengendurkan pembuluh darah dan menurunkan tekanan
darah. 
e. Jahe
Pengidap hipertensi juga bisa menurunkan tekanan darah dengan
mengonsumsi jahe. Tanaman ini sudah lama digunakan untuk membantu
menjaga kesehatan organ jantung, termasuk kadar kolesterol dan tekanan
darah. 
f. Kapulaga 
Kapulaga juga baik untuk pengidap hipertensi. Ada studi yang
menyebut bahwa rutin mengonsumsi kapulaga bisa membantu menurunkan
tekanan darah.

Penelitian Handajani et al. (2010) menyatakan penyebab penyakit


degeneratif adalah aktivitas fisik yang kurang, obesitas, tingkat stress yang
tinggi, dan faktor usia yang dapat menyebabkan kelainan miokardium dan
aterosklerosis yang mengakibatkan insufiensi aliran darah koroner dan
peningkatan tekanan darah (hipertensi), kondisi tersebut merupakan proses
degeneratif. Penyebab penyakit degeneratif lainnya yaitu diabetes mellitus
yang juga dapat menyebabkan kematian.

1. Tanaman Obat yang Bermanfaat mengatasi Penyakit Degeneratif


Beberapa jenis tanaman obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat
Indonesia, antara lain: kunyit, temu lawak, kencur, jahe, lengkuas, salam,
pace, pyanghong, kumis kucing, soka, belimbing, sirih, meniran, kecubung,
kemlandingan, kangkung lumut, kunir putih, kayu manis, pegagan, alang-
alang, dan tapak dara putih (Syarif et al., 2011). Masyarakat secara
turun temurun telah memanfaatkan keunggulan tanaman obat untuk
mengobati penyakit degeneratif. Selain tumbuhan tersebut tumbuhan
obat tradisional Indonesia yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan
adalah sambiloto (Andrographis paniculata Ness.). Pengujian antioksidan
dari ekstrak etanol akar, kulit batang dan daun sambiloto dilakukan
mengunakan metode Linoleat-Tiosianat dengan vitamin E sebagai
kontrol positif.
Selain itu terdapat salah satu tumbuhan obat tradisional Indonesia
yakni Sirih (Piper betle L.). sirih merupakan tumbuhan merambat dengan
bentuk daun menyerupai jantung dan berwarna hijau. Minyak atsiri
yang terkandung dalam sirih dimanfaatkan masyarakat suku Madura
tepatnya di kota Sumenep untuk obat anti jamur, anti bakteri, dan anti
oksidan, yang dapat menyembuhkan penyakit asam urat, jantung, nyeri
otot dan persendian, serta stroke (Ningtias et al., 2014). Tumbuhan lain
adalah binahong. penelitian Fitriyah et al., (2013) menyatakan tanaman
binahong (Anredera cordifolia) adalah tanaman obat potensial yang dapat
mengatasi berbagai jenis penyakit. Bagian tanaman binahong yang
bermanfaat sebagai obat pada umumnya adalah daun.

2. Cara Budidaya Tanaman Obat


Masyarakat memanfaatkan tanaman obat untuk kebutuhan sehari-
hari dalam mengobati suatu penyakit. Masyarakat mendapatkan tanaman
obat dengan cara mencarinya di pekarangan rumah atau hutan berupa
tanaman liar atau membeli di pasar. Demikian saat ini sudah banyak
masyarakat yang membudidayakannya dengan berbagai cara, antara lain
dengan sistem agroforestry yaitu suatu sistem pengelolaan lahan yang
ditawarkan untuk mengatasi masalah yang timbul akibat alih guna lahan
dan untuk mengatasi masalah pangan hingga kesehatan. Sistem
agroforestri pada budidaya tanaman obat membutuhkan curah hujan yang
cukup dengan distribusi yang merata. Ketersediaan air merupakan salah
satu faktor penentu keberhasilan budidaya tanaman obat. Agroforestri
banyak diadopsi oleh petani di Indonesia, karena merupakan teknik
penggunaan lahan yang sempit (pekarangan) dan tegalan (lahan kering)
(Kusumedi & Jariyah, 2010). Pemanfaatan pekarangan sebagai sarana
budidaya tanaman obat (tanaman obat keluarga) yang sudah lama dilakukan
oleh masyarakat.
Di wilayah perkotaan yang terbatas akan lahan (pekarangan), serta
kesibukan masyarakatnya, cara yang tepat untuk budidaya tanaman
berkhasiat obat adalah dengan cara hidroponik atau akuaponik (Martono
et al., 2017). Hidroponik merupakan metode bercocok tanam dengan
menggunakan media tanam selain tanah, seperti batu apung, kerikil,
pasir, sabut kelapa, potongan kayu atau busa (Roidah, 2014). Keberhasilan
budidaya hidroponik ditentukan pada medium tanam yang digunakan
serta larutan nutrisi yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA

DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta : PPNI

Pinontoan, Odi. 2019. Dasar Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta : Deeppublish

Potter Perry. 2010. Fundamental Keperawatan Buku 2 Edisi 7. Jakarta : Salemba

Medika
TUGAS KEPERAWATAN KELUARGA

SATUAN ACARAN KEGIATAN RUMAH AMAN DAN SEHAT BAGI


PASIEN HIPERTENSI

DOSEN PEMBIMBING

MURNIATI MUCTAR, SKM, M. BIOMED

KELOMPOK 4

3A

1. AZIZAH AKHWAT (203110124)


2. FINDI ALANDARI (203110129)
3. LISA DILLA NURMAN SAFITRI (203110134)
4. NADILA RATINUS (203110139)
5. PRISKA AULIA (203110144)
6. RIDHATUL JANNAH 9203110149)
7. SOFI ALPAT WIJAYA (203110154)
8. VINA VEPBRIANTY (203110159)

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PADANG

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

TAHUN AJARAN 2022/2023


SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Rumah Aman Dan Sehat Bagi Pasien Hipertensi


Sasaran :  Keluarga Tn. J
Hari / Tanggal : Jum’at, 02 September 2022
Waktu : 08.00 WIB - selesai
Tempat : Rumah Keluarga Tn. J

A. LATAR BELAKANG
Lingkungan klien mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang
memengaruhi kehidupan dan ketahanan hidupnya. Definisi ini mencakup
semua lingkungan pelayanan dimana interaksi perawatan klien berlangsung,
baik di rumah, komunitas, tempak kerja, klinik, rumah sakit, dll. Keselamatan
lingkungan pelayanan kesehatan menurunkan insiden penyakit dan cedera,
mempertahankan atau meningkatkan status fungsional klien, dan
meningkatkan kesejahteraan klien dan keluarga.
Rumah harus dapat mewadahi kegiatan penghuninya dan cukup luas
bagi seluruh pemakainya, sehingga kebutuhan ruang dan aktivitas setiap
penghuninya dapat berjalan dengan baik. Lingkungan rumah juga sebaiknya
terhindar dari faktorfaktor yang dapat merugikan kesehatan (Hindarto, 2007).
Pada klien dengan hipertensi, perlu sekali menjaga keamanan dan
kebersihan lingkungan. Hipertensi merupakan faktor risiko penyakit berat
seperti gagal jantung dan stroke. Apabila klien hipertensi tiba-tiba
menunjukkan gejala stroke seperti tibatiba pusing atau pingsan, lingkungan
yang aman dapat mencegah terjadinya cedera pada klien pada saat hal tersebut
terjadi. Untuk itu, perlunya untuk dilakukan modifikasi lingkungan yang
aman terutama di rumah bagi klien yang mengalami hipertensi
Kesehatan bukan hanya hak asasi manusia, tetapi juga merupakan
investasi dalam keberhasilan pembangunan bangsa. Tujuan pembangunan
kesehatan untuk mewujudkan Indonesia yang sehat yaitu suatu keadaan
dimana setiap orang hidup dalam lingkungan yang sehat, berperilaku bersih
dan sehat, memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan, dan berada pada
derajat kesehatan yang setinggitingginya. Masyarakat yang sehat didefinisikan
sebagai masyarakat yang bebas dari penyakit tidak menular (Kemenkes RI,
2020).
Jumlah penduduk lansia dari tahun ke tahun cenderung meningkat.
Kecenderungan peningkatan persentase kelompok lansia dibandingkan
kelompok usia lainnya yang cukup pesat sejak tahun 2013 (8,9% di Indonesia
dan 13,4% di dunia) hingga tahun 2020 (21,4% di Indonesia dan 35,1% di
dunia) dan 2021 (41% di Indonesia dan 35,1% di dunia). Ditinjau dari aspek
kesehatan, kelompok lansia akan mengalami penurunan derajat kesehatan baik
secara alamiah maupun akibat penyakit.(Kemenkes RI, 2017).
Proporsi hipertensi juga meningkat seiring dengan peningkatan
kelompok umur. Pola ini terjadipada dua Riskesdas terakhir di tahun 2013 dan
2018. Secara fisiologis semakin tinggi umurseseorang maka semakin berisiko
untuk mengidap hipertensi. Jumlah penderita hipertensi usia 55-64 tahun di
tahun 2013 sebesar 45,9%, meningkat di tahun 2018 menjadi 55,2%. Jumlah
tersebut sama dengan untuk penderita usia 65-74 tahun yaitu sebanyak 57,6%,
meningkat di tahun 2018 menjadi 63,2%. Sedangkan untuk usia lebih dari 75
tahun 2013 sebesar 63,8%, meningkat di tahun 2018 meningkat menjadi
69,5% (Kementerian Kesehatan RI, 2019).

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh penataan rumah yang nyaman dan sehat
bagi penderita hipertensi serta upaya pemanfaatan halaman rumah yang
sehat bagi penderita Hipertensi
2. Tujuan Khusus
d. Untuk pencegahan terjadinya komplikasi terhadap penderita hipertensi
e. Untuk mengurangi resiko timbulnya hipertensi
f. Untuk memanfaatkan halaman sekitar rumah sebagai media
penanaman tumbuhan obat yang berguna bagi penderita hipertensi

C. MANFAAT
1. Meningkatkan pemahaman klien dan keluarga tentang pengertian rumah
sehat
2. Meningkatkan pemahaman klien dan keluarga tentang syarat rumah sehat
3. Meningkatkan pemahaman klien dan keluarga tentang indikator
lingkungan yang aman
4. Untuk terhindarnya klien dan keluraga dari bahaya
5. Untuk mengurangi resiko timbulnya hipertensi
6. Rumah menjadi nyaman dan bersih

D. SASARAN
Seluruh anggota keluarga yang tinggal satu rumah dengan Tn. J

E. METODE
1. Tanya jawab
2. Ceramah
3. Diskusi

F. MEDIA PENYULUHAN
a. PPT
b. Leaflet

G. SETTING TEMPAT

Observer

Keterangan :

PS = PASIEN

Perawat = PERAWAT

FT = FASILITATOR

= OBSERVER
H. MATERI
1. Rumah Yang Aman Dan Sehat Bagi Pasien Hipertensi

I. PENGORGANISASIAN URAIAN TUGAS


1. Perawat
Perawat bertugas untuk memberikan pelayanan kesehatan tentang
Rumah Yang Aman Dan Sehat Bagi Pasien Hipertensi
2. Pasien
Orang yang membutuhkan pelayanan kesehatan, menyampaikan
kesehatan dan mendengarkan pengarahan dari perawat.
3. Fasilitator
Bertugas untuk memberi stimulasi dan motivator pada pasien tentang
Rumah Yang Aman Dan Sehat Bagi Pasien Hipertensi
4. Moderator
Membuka acara kegiatan dan menutup acara kegiatan, memimpin
acara kegiatan, menyampaikan maksud dan tujuan dari kegiatan dan
memperkenalkan diri dan semua anggota serta membuat kontrak waktu
dan tempat kegiatan
5. Observer
Mencatat serta mengamati respons pasien yang hadir, mengawasi
jalannya kegiatan mulai dari persiapan, proses, hingga penutup.

J. KEGIATAN
5. Persiapan
a. Berpakaian rapi dan sopan.
b. Mempersiapkan alat-alat dan bahan untuk penyuluah
c. Mempersiapkan media untuk penyuluhan
6. Pelaksanaan
No Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
1. 5 Menit Fase Orientasi a. Menjawab
e. Salam terapeutik salam
f. Membuka/memulai kegiatan dengan b. Mendengarkan
mengucapkan salam c. Mendengarkan
g. Memperkenalkan diri d. Menjawab
h. Menannyakan perasaan klien saat ini pertanyaan
i. Menjelaskan tujuan dari Rumah Yang e. Mendengarkan
Aman Dan Sehat Bagi Pasien Hipertensi dan
j. Menyebutkan materi Rumah Yang Aman memperhatikan
Dan Sehat Bagi Pasien Hipertensi f. Mendengar
k. Melakukan kontrak waktu g. Menjawab
pertanyaan
2. 20 Menit Fase Kerja a. Menjawab
a. Menayakan kepada pasien apakah sudah pertanyaan
mengerti tentang Rumah Yang Aman Dan b. Mendengarkan
Sehat Bagi Pasien Hipertensi c. Mendengarkan
b. Menjelaskan pengertian Rumah Yang d. Mendengarkan
Aman Dan Sehat Bagi Pasien Hipertensi e. Mendengarkan
Rumah sehat dapat diartikan sebagai tempat f. Melakukan
berlindung, bernaung, dan tempat untuk g. Tanya jawab
beristirahat, sehingga menumbuhkan
kehidupan yang sempurna baik fisik,
rohani, maupun social.
c. Menjelaskan ciri-ciri Rumah Yang Aman
Dan Sehat Bagi Pasien Hipertensi
1. Lantai tidak tembus air dan bersih
2. Memiliki jendela dan lubang angin yang
permanen
3. Halaman bersih dan rapi
4. Memiliki sarana air bersih, jamban
saluran limbah, dan tempat sampah
5. Memiliki pohon pelindung atau
peneduh
d. Menjelaskan syarat Rumah Yang Aman
Dan Sehat Bagi Pasien Hipertensi
1. Memenuhi kebutuhan psikologis antara
lain privacy yang cukup, komunikasi
yang sehat antar anggota keluarga dan
penghuni rumah, adanya ruangan
khusus untuk istirahat (ruang tidur),
bagi masing-maing penghuni.
2. Memenuhi persyaratan pencegahan
penularan penyakit antar penghuni
rumah dengan penyediaan air bersih,
pengelolaan tinja dan limbah rumah
tangga, bebas vektor penyakit dan tikus,
kepadatan hunian yang tidak berlebihan,
cukup sinar matahari pagi,
terlindungnya makanan dan minuman
dari pencemaran, disamping
pencahayaan dan penghawaan yang
cukup.
3. Memenuhi persyaratan pencegahan
terjadinya kecelakaan baik yang timbul
karena pengaruh luar dan dalam rumah,
antara lain persyaratan garis sempadan
jalan, konstruksi bangunan rumah,
bahaya kebakaran dan kecelakaan di
dalam rumah
e. Menjelaskan indicator lingkungan yang
aman
Lingkungan yang aman mencakup
pemenuhan kebutuhan dasar, mengurangi
bahaya fisik, mengurangi transmisi patogen,
mempertahankan sanitasi, mengendalikan
polusi, bebas atau minimal dari ancaman
biologis, kimiawi, atau senjata nuklir
f. Menjelaskan Pemanfaatan Halaman Rumah
untuk Penanaman Tanaman Obat Pencegah
Penyakit Hipertensi
1. Daun Basil 
Salah satu tanaman yang bisa
dimanfaatkan untuk menurunkan
tekanan darah adalah daun basil atau
daun kemangi (Ocimum basilicum).
Daun kemangi memiliki kandungan
eugenol yang disebut bisa menurunkan
tekanan darah. Selain itu, kandungan
senyawa dalam daun kemangi juga
disebut bisa membantu mengendurkan
pembuluh darah, sehingga tekanan
darah bisa menurun atau kembali
normal.
2. Seledri 
Selain daun kemangi, kamu juga bisa
memanfaatkan seledri untuk
menurunkan tekanan darah. Ada
penelitian pada hewan percobaan (tikus)
yang menemukan bahwa ekstrak seledri
ternyata bisa membantu menurunkan
tekanan darah. Selain itu, mengonsumsi
seledri juga disebut bisa membantu
memelihara kesehatan pembuluh darah. 
3. Bawang Putih
Pengidap hipertensi juga disarankan
untuk mengonsumsi bawang putih.
Sebab, jenis tanaman yang satu ini bisa
membantu menurunkan tekanan darah
tinggi serta menjaga kesehatan
pembuluh darah. Mengonsumsi bawang
putih disebut bisa menurunkan tekanan
darah sistolik dan diastolik. 
4. Kayu Manis 
Kayu manis disebut bisa membantu
menjaga kesehatan organ jantung,
termasuk tekanan darah. Hingga kini
belum diketahui apa kaitan antara kayu
manis dengan hipertensi, tetapi
mengonsumsi makanan ini disebut bisa
membantu mengendurkan pembuluh
darah dan menurunkan tekanan darah. 
5. Jahe
Pengidap hipertensi juga bisa
menurunkan tekanan darah dengan
mengonsumsi jahe. Tanaman ini sudah
lama digunakan untuk membantu
menjaga kesehatan organ jantung,
termasuk kadar kolesterol dan tekanan
darah. 
6. Kapulaga 
Kapulaga juga baik untuk pengidap
hipertensi. Ada studi yang menyebut
bahwa rutin mengonsumsi kapulaga
bisa membantu menurunkan tekanan
darah.
g. Membantu pasien untuk menata perabot
yang ada dirumah klien
h. Mempersilahkan pasien untuk bertanya
3. 5 Menit Fase Terminasi a. Menjawab
a. Menanyakan perasaan pasien setelah pertanyaan
dilakukan penyuluhan Rumah Yang Aman b. Menjawab
Dan Sehat Bagi Pasien Hipertensi pertanyaan
b. Menanyakan kepada pasien tentang materi c. Menjawab
yang telah disampaikan dan memberikan Pertanyaan
reinforcement kepada pasien yang dapat d. Memperhatikan
menjawab e. Menjawab
c. Menanyakan kembali apakah ada pasien pertanyaan
yang    kurang jelas mengenai isi f. Menjawab
penyuluhan Rumah Yang Aman Dan Sehat pertanyaan
Bagi Pasien Hipertensi g. Mengucapkan
d. Menyimpulakan penyuluhan yang telah salam
dilakukan tentang Rumah Yang Aman Dan
Sehat Bagi Pasien Hipertensi
e. Mengucapkan terima kasih atas peran
sertanya
f. Melakukan kontrak waktu untuk
selanjutnya
g. Mengucapkan salam Penutup

K. EVALUASI
1. Struktur
a. Perawat menyiapkan materi dan media pendidikan kesehatan
b. Perawat menyiapkan laporan pendahuluan kunjungan
c. Perawat menyiapkan SAP sebelum kunjungan
d. Tempat untuk melakukan penyuluhan baik dan nyaman
e. Klien dan keluarga dapat mengikuti pendidikan kesehatan
2. Proses
a. Perawat dapat menyampaikan materi dengan baik
b. Klien dan keluarga menyimak penyampaian materi
c. Klien dan keluarga aktif bertanya selama pendidikan kesehatan
d. Perawat dapat menjawab pertanyaan dengan baik
3. Hasil
a. Keluarga mengatakan dapat memahami materi dengan baik
b. Keluarga mampu menyebutkan pengertian rumah sehat, syarat rumah
sehat, dan penataan lingkungan yang aman bagi penderita hipertensi
LAPORAN HASIL KEGIATAN YAITU RUMAH AMAN DAN SEHAT BAGI
HIPERTENSI

E. Kriteria Hasil
1. Evaluasi Struktur
a. Pre planning sudah setujui oleh pembimbing satu hari sebelumnya,
jumlah peserta lengkap dan alat yang disediakan lengkap: seperti lembar
balik dan leafleat
b. Waktu pelaksanaan penyuluhan Rumah Aman Dan Sehat Bagi
Hipertensi sesuai dengan yang disepakati yaitu 30 menit
c. Tempat dan perlengkapan acara penyuluhan lengkap
d. Materi dan media yang akan digunakan dalam kegiatan penyuluhan
adalah lembar balik dan leafleat
e. Panitia penyelenggara bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masing

2. Evaluasi Proses
a. Jumlah peserta hadir sebanyak 100%
b. Peserta mendengarkan penjelasan kegiatan dengan antusias
c. Suasana saat kegiatan penyuluhan Rumah Aman Dan Sehat Bagi
Hipertensi menyenangkan, berlangsung aman dan nyaman
d. Peserta mengikuti kegiatan penyuluhan Rumah Aman Dan Sehat Bagi
Hipertensi sampai selesai
e. Media dan alat bantu dapat digunakan secara efektif
f. Acara dapat berjalan sesuai rencana

3. Evaluasi Hasil
a. Peserta kegiatan penyuluhan Rumah Aman Dan Sehat Bagi Hipertensi
mengetahui kondisi kesehatannya dan mampu melakukan usaha untuk
meningkatkan status kesehatannya.
b. 85% peserta mampu mengikuti kegiatan penyuluhan Rumah Aman Dan
Sehat Bagi Hipertensi
c. 75% peserta mampu menjelaskan pengertian, ciri-ciri dan syarat Rumah
Aman dan Sehat Bagi Hpertensi dalam penyuluhan Rumah Aman Dan
Sehat Bagi Hipertensi
d. 100% peserta hadir dalam kegiatan penyuluhan Rumah Aman Dan
Sehat Bagi Hipertensi
e. 100% peserta mampu berkomitmen untuk melakukan kegiatan
penyuluhan Rumah Aman Dan Sehat Bagi Hipertensi
f. 100% tidak meninggalkan tempat sebelum acara selesai
TUGAS KEPERAWATAN KELUARGA

LAPORAN PENDAHULUAN PELAYANAN KESEHATAN

DOSEN PEMBIMBING :

HJ. MURNIATI MUCHTAR, SKM, S.KEP, M. BIOMED

TK 3. A

KELOMPOK 4

15. AZIZAH AKHWAT (203110124)


16. FINDI ALANDARI (203110129)
17. LISA DILLA NURMAN S (203110134)
18. NADILA RATINUS (203110139)
19. PRISKA AULIA (203110144)
20. SOFI ALPAT WIJAYA (203110154)
21. RIDHATUL JANNAH (203110149)
22. VINA VEPBRIANTY (203110159)

DIII KEPERAWATAN PADANG

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG


TAHUN AJARAN 20

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan
yang paling banyak dibutuhkan oleh masyarakat.Salah satu sarana pelayanan
kesehatan yang mempunyai peran sangat penting dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah rumah sakit.Rumah sakit
merupakan lembaga dalam mata rantai SKN (Sistem Kesehatan Nasional) dan
mengemban tugas untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh
masyarakat, karena pembangunan dan penyelenggaraan kesehatan di rumah
sakit perlu diarahkan pada tujuan nasional dibidang kesehatan.Tidak
mengherankan apabila bidang kesehatan perlu untuk selalu dibenahi agar bisa
memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik untuk masyarakat.Pelayanan
kesehatan yang dimaksud tentunya adalah pelayanan yang cepat, tepat, murah
dan ramah. Mengingat bahwa sebuah negara akan bisa menjalankan
pembangunan dengan baik apabila didukung oleh masyarakat yang sehat
secara jasmani dan rohani.
Untuk mempertahankan pelanggan, pihak rumah sakit dituntut selalu
menjaga kepercayaan konsumen secara cermat dengan memperhatikan
kebutuhan konsumen sebagai upaya untuk memenuhi keinginan dan harapan
atas pelayanan yang diberikan. Konsumen rumah sakit dalam hal ini pasien
yang mengharapkan pelayanan di rumah sakit, bukan saja mengharapkan
pelayanan medis dan keperawatan tetapi juga mengharapkan kenyamanan,
akomodasi yang baik dan hubungan harmonis antara staf rumah sakit dan
pasien, dengan demikian perlu adanya peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan di rumah sakit, begitu pula dengan lembaga pelayanan kesehatan
lainnya seperti puskesmas, posyandu maupun klinik.
Salah satu hal yang harus dilakukan oleh mahasiswa keperawatan saat ini
adalah melakukan sebuah revolusi secara menyeluruh dan detail dalam setiap
aspeknya. Sehingga mahasiswa keperawatn akan mampu membentuk sebuah
revolusioner dalam dunia keperawatan itu sendiri terutama dalam pelayanan
kkesehatan yang prima.
Dalam penulisan makalah ini akan dijelaskan bagaimana bentuk serta proses
pelayanan kesehatan yang prima, sistem rujukan serta permasalahan yang
terdapat didalamnya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah yang akan
diangkat dalam makalah ini adalah :

1. Apa yang dimaksud dengan sistem pelayanan kesehatan?


2. Apa saja lembaga pelayanan kesehatan?
3. Bagaimana lingkup sistem pelayanan kesehatan?
4. Apa yang dimaksud dengan sistem rujukan?
5. Apa yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan prima?
6. Apakah faktor yang mempengaruhi pelayanan kesehatan?

C. Tujuan Penulisan
e. Memenuhi tugas mata kuliah Manajemen dan Ekonomi Kesehatan.
f. Mengetahui sistem-sistem dari pelayanan kesehatan.
g. Mengetahui tingkatan pelayanan kesehatan.
h. Mengetahui beberapa lembaga yang terkait dengan pelayanan
kesehatan.
i. Mengetahui ruang lingkup dari sistem pelayanan kesehatan.
j. Mengetahui pelayanan kesehatan prima.
k. Mengetahui sistem rujukan.
Mengetahui faktor yang mempengaruhi pelayanan kesehatan.

D. Manfaat
a. Sebagai akses utama pelayanan kesehatan
b. Meringankan beban biaya pengobatan
c. Sebagai tempat pengobatan dan pemulihan
d. Meningkatkan kesadaran akan kesehatan
e. Memenuhi kebutuhan masyarakat akan kesehatan
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi Sistem Pelayanan Kesehatan


Menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo Pelayanan kesehatan adalah
sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan
preventif (pencegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan sasaran
masyarakat.
Menurut Dubois & Miley (2005 : 317), Sistem Pelayanan Kesehatan
adalah upaya yang diselenggarakan sendiri/secara bersama-sama dalam suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga,
kelompok, atau masyarakat.
Menurut Depkes RI (2009) pelayanan kesehatan adalah setiap upaya
yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga,
kelompok dan ataupun masyarakat.
Jadi, sesuai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pelayanan
kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya
adalah promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan), preventif
(pencegahan), kuratif (penyembuhan), dan rehabilitasi (pemulihan) kesehatan
perorangan, keluarga, kelompok atau masyarakat. Yang dimaksud sub sistem
disini adalah sub sistem dalam pelayanan kesehatan yaitu input , proses,
output, dampak, umpan balik.
1. Input
Merupakan subsistem yang akan memberikan segala masukan untuk
berfungsinya sebuah sistem. Input sistem pelayanan kesehatan : potensi
masyarakat, tenaga & sarana kesehatan.
2. Proses
Kegiatan yang mengubah sebuah masukan menjadi sebuah hasil yang
diharapkan dari sistem tersebut. Proses dalam pelayanan kesehatan :
berbagai kegiatan dalam pelayanan kesehatan.
3. Output
Merupakan hasil yang diperoleh dari sebuah proses. Output pelayanan
kesehatan : pelayanan yang berkualitas dan terjangkau sehingga
masyarakat sembuh dan sehat.
4. Dampak
Merupakan akibat dari output atau hasil suatu sistem, terjadi dalam
waktu yang relatif lama. Dampak sistem pelayanan kesehatan :
masyarakat sehat, angka kesakitan dan kematian menurun.
5. Umpan Balik
Merupakan suatu hasil yang sekaligus menjadi masukan.Terjadi dari
sebuah sistem yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi.
Umpan balik dalam pelayanan kesesahatan : kualitas tenaga kesehatan.
6. Lingkungan
Semua keadaan di luar sistem tetapi dapat mempengaruhi pelayanan
kesehatan.

Contoh : Di dalam pelayanan kesehatan Puskesmas,

Input : Dokter, Perawat, Obat-obatan.

Proses : Kegiatan pelayanan puskesmas.


Output : Pasien sembuh atau tidak sembuh.

Dampak : Meningkatnya status kesehatan masyarakat.

Umpan Balik : Keluhan-keluhan pasien terhadap pelayanan.

Lingkungannya : Masyarakat dan instansi-instansi diluar puskemas.

B. Ciri-ciri Sistem Pelayanan Kesehatan


Ciri-ciri system pelayanan kesehatan dibagi menjadi :
1. P :Pleasantness (seorang petugas harus mampu menyenangkan
pelanggan).
2. E :Eagerness to help others (memiliki keinginan yang kuat dari dalam
dirinya untuk membantu).
3. R :Respect for other people (harus menghargai dan menghormati
pelanggan).
4. S :Sense of responsibility is a realization that what one does and says is
important (harus memiliki rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan dan
perkataannya terhadap pelanggan).
5. O :Orderly mind is esenssial for methodical and accurate work (harus
memiliki jalan pemikiran yang terarah dan terorganisasi untuk
melakukan pekerjaan dengan metode baik dan tingkat ketepatan yang
tinggi).
6. N :Neatness indicates pride in self and job (harus memiliki kerapian dan
bangga dengan pekerjaanya sendiri).
7. A :Accurate in everything done is of permanent importance (harus
melakukan pekerjaan dengan keakuratan atau ketepatan atau ketelitian,
hal ini merupakan sebuah nilai yang sangat penting).
8. L :Loyality to both management and colleagues make good time work
(harus bersikap setia pada management dan rekan kerja, merupakan
kunci membangun kerja sama).
9. I :Intelligence use of common sense at all time (harus senantiasa
menggunakan akal sehat dalam memahami pelanggan dari waktu ke
waktu).
10.T :Tact saying and doing the right thing at the righ time (harus memiliki
kepribadian, berbicara, bijaksana dan melakukan pekerjaan secara
benar).
11.Y :Yearning to be good servive clerk and love of the work is essential
(mempunyai keinginan menjadi pelayan yang baik serta mencintai
pekerjaannya).

C. Jenis-jenis Sistem Pelayanan Kesehatan


Menurut pendapat Hodgetts dan Casio, jenis pelayanan
kesehatan secara umum dapat dibedakan atas dua, yaitu:

1. Pelayanan Kedokteran
Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam
kelompok pelayanan kedokteran (medical services) ditandai dengan cara
pengorganisasian yang dapat bersifat sendiri (solo practice) atau secara
bersama-sama dalam satu organisasi. Tujuan utamanya untuk
menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan, serta sasarannya
terutama untuk perseorangan dan keluarga. Dengan ciri- ciri :
a. Tenaga pelaksaannya adalah tenaga para dokter
b. Perhatian utamanya adalah penyembuhan penyakit
c. Sasaran utamanya adalah perseorangan atau keluarga
d. Kurang memperhatikan efisiensi
e. Tidak boleh menarik perhatian karena bertentangan dengan etika
kedokteran
f. Menjalankan fungsi perseorangan dan terikat undang-undang
g. Penghasilan diperoleh dari imbal jasa
h. Bertanggung jawab hanya kepada penderita
i. Tidak dapat memonopoli upaya kesehatan dan bahkan mendapat
saingan
j. Masalah administrasi sangat sederhana
2. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok
kesehatan masyarakat (public health service) ditandai dengan cara
pengorganisasian yang umumnya secara bersama-sama dalam suatu
organisasi. Tujuan utamanya untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit, serta sasarannya
untuk kelompok dan masyarakat.

Dengan ciri- ciri :


a. Tenaga pelaksanaanya terutama ahli kesehatan masyarakat
b. Perhatian utamanya pada pencegahan penyakit
c. Sasaran utamanya adalah masyarakat secara keseluruhan
d. Selalu berupaya mencari cara yang efisien
e. Dapat menarik perhatian masyarakat
f. Menjalankan fungsi dengan mengorganisir masyarakat dan
mendapat dukungan undang-undang
g. Pengasilan berupa gaji dari pemerintah
h. Bertanggung jawab kepada seluruh masyarakat
i. Dapat memonopoli upaya kesehatan
j. Mengadapi berbagai persoalan kepemimpinan

Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya


mengutamakan pelayanan kesehatan promotif dan preventif.Pelayanan
promotif adalah upaya meningkatkan kesehatan masyarakat ke arah
yang lebih baik lagi dan yang preventif mencegah agar masyarakat
tidak jatuh sakit agar terhindar dari penyakit.Sebab itu pelayanan
kesehatan masyarakat itu tidak hanya tertuju pada pengobatan individu
yang sedang sakit saja, tetapi yang lebih penting adalah upaya-upaya
pencegahan (preventif) dan peningkatan kesehatan
(promotif).Sehingga, bentuk pelayanan kesehatan bukan hanya
puskesmas atau balkesma saja, tetapi juga bentuk-bentuk kegiatan lain,
baik yang langsung kepada peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit, maupun yang secara tidak langsung berpengaruh kepada
peningkatan kesehatan.

D. Tingkat Sistem Pelayanan Kesehatan


Merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan
pada masyarakat. Menurut Leavel & Clark dalam memberikan pelayanan
kesehatan harus memandang pada tingkat pelayanan kesehatan yang akan
diberikan, yaitu :
1. Health Promotion (Promosi Kesehatan)
Merupakan tingkat pertama dalam memberikan pelayanan
melalui peningkatan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan
status kesehatan masyarakat.Contoh : Kebersihan perorangan,
perbaikan sanitasi lingkungan.
2. Specifik Protection (Perlindungan Khusus)
Perlindungan khusus adalah masyarakat terlindung dari bahaya
atau penyakit-penyakit tertentu.Contoh : Imunisasi, perlindungan
keselamatan kerja.
3. Early Diagnosis and Prompt Treatment (Diagnosis Dini & Pengobatan
Segera)
Sudah mulai timbulnya gejala penyakit dan dilakukan untuk
mencegah penyebaran penyakit.Contoh : Survey penyaringan kasus.
4. Disability Limitation (Pembatasan Kecacatan)
Dilakukan untuk mencegah agar pasien atau masyarakat tidak
mengalami dampak kecacatan akibat penyakit tertentu.Dilakukan pda
kasus yang memiliki potensi kecacatan.Contoh : Perawatan untuk
menghentikan penyakit, mencegah komplikasi lebih lanjut, pemberian
segala fasilitas untuk mengatasi kecacatan, menncegah kematian.
5. Rehabilitation (Rehabilitasi)
Dilakukan setelah pasien sembuh. Sangat diperlukan pada fase
pemulihan terhadap kecacatan, misal : program latihan, konsultasi dan
diskusi psikologis untuk meningkatkan koping individu positif
sehingga gairah hidup meningkat.

E. Lingkup Sistem Pelayanan Kesehatan


1. Tingkat Pertama/Primary Health Service
Adalah pelayanan kesehatan yang bersifat pokok yang dibutuhkan
oleh sebagian besar masyarakat serta mempunyai nilai strategis untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.Biasa dilakukan pada
masyarakat yang memiliki masalah atau masyarakat sehat.Sifat
pelayanan adalah pelayanan dasar yang dapat dilakukan di puskesmas,
balai kesehatan masyarakat atau poliklinik.
2. Tingkat Dua/Secondary Health Servic
Diperlukan bagi masyarakat atau klien yan memerlukan perawatan
rumah sakit dilaksanakan di rumah sakit yang tersedia tanaga spesialis
3. Tingkat Tiga/Tertiery Health Service
Merupakan tingkat yang tertinggi.Membutuhkan tenaga ahli atau
subspesialis dan sebagai rujukan.
F. Syarat Pokok Sistem Pelayanan Kesehatan
1. Tersedia dan Berkesinambungan
Semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat
harus mudah ditemukan serta selalu siaga keberadaannya di masyarakat
setiap kali dibutuhkan.
2. Dapat Diterima dan Wajar
Diartikan bahwa pelayanan kesehatan tersebut tidak bebrtentangan
dengan keyakinan dan kepercayaan masyarakat.Pelayanan kesehatan
yang bertentangan dengan adat istiadat, kebudayaan, keyakinan dan
kepercayaan masyarakat bukan pelayanan kesehatan yang baik.
3. Mudah Dicapai/ Accessible
Ketercapaian yang dimaksudkan diutamakan dari sudut lokasi.
Dengan kata lain pelayanan kesehatan dan distribusi sarana kesehatan
merata di seluruh wilayah, tidak terkonsentrasi di perkotaan.
4. Mudah Dijangkau/ Affortabl
Terutama dari sudut biaya, disesuaikan dengan kemampuan
ekonomi masyarakat.
5. Bermutu/ Quality
Mutu yang dimaksudkan adalah yang menunjukkan pada tingkat
kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, dapat
memuaskan para pemakai jasa pelayanan dan tata cara
penyelenggaraannya disesuaikan kode etik serta yang telah ditetapkan.

G. Lembaga Sistem Pelayanan Kesehatan


Lembaga merupakan tempat pemberian pelayanan kesehatan pada
masyakarat dalam rangka meningkatkan status kesehatan.Tempat yang
dimaksud bervariasi berdasarkan tujuan pemberian pelayanan kesehatan.
Tempat tersebut diantaranya :
1. Rawat Jalan
Lembaga pelayanan ini bertujuan memberikan pelayanan
kesehatan pada tingkat pelaksanaan diagnosa dan pengobatan pada
penyakit yang akut atau mendadak serta kronis yang dimungkinkan
tidak rawat inap. Lembaga ini misalnya : klinik kesehatan, klinik
dokter spesialis.
2. Institusi
Merupakan lembaga yang fasilitasnya cukup dalam
memberikan pelayanan kesehatan, seperti : rumah sakit dan pusat
rehabilitasi
3. Hospice
Lembaga ini bertujuan memberikan pelayanan kesehatan yang
berfokus pada klien yang sakit terminal agar lebih tenang, biasanya
dilakukan home care.
4. Community Base Agency
Merupakan bagian dari lembaga yang dilalukan pada klien dan
keluarga, misalnya : praktek perawat keluarga.

H. Sistem Pelayanan Prima


1. Definisi Pelayanan Prima
Pelayanan prima (Excellent Service) diartikan dari kata
“pelayanan” yang berarti “usaha melayani kebutuhan orang lain” atau
“melayani” yang berarti “membantu menyiapkan apa yang diperlukan
seseorang” dan kata prima atau excellent yang berarti bermutu tinggi
dan memuaskan.
Menurut para ahli, pelayanan yang diberikan oleh petugas
Rumah Sakit kepada konsumen bersifat tidak berwujud dan tidak
dapat dimiliki oleh penerima pelayanan (Daviddow dan Uttal,
1989).Menyangkut pelayanan Rumah Sakit, yang dimaksudkan
dengan konsumen adalah masyarakat yang mendapat manfaat dari
aktivitas yang dilakukan oleh Rumah Sakit dan petugas yang telah
ditunjuk sebagai pemberi pelayanan itu.
Pelayanan yang tidak berwujud, dimaksudkan adalah pelayanan itu
hanya dirasakan oleh konsumen. Norman (1991) menggambarkan
karakteristik pelayanan sebagai berikut :
3. Pelayanan sifatnya tidak dapat diraba, karena bukan berbentuk
benda dan beda sifatnya dengan barang.
4. Pelayanan, kenyataannya terdiri dari tindakan dan berbentuk
pengaruh yang sifatnya tindakan sosial.
5. Produksi dan konsumsi pelayanan tidak dapat dipisahkan
secara nyata, karena pada umunya terjadi secara bersamaan dan
ditempat yang sama.
Karakteristik tersebut diatas mungkin dapat dijadikan dasar bagaimana
memberikan pelayanan yang terbaik (prima) di sebuah Rumah Sakit.
Pengertian yang lebih luas seperti yang dikemukakan Daviddow dan Uttal,
bahwa pelayanan merupakan usaha apa saja yang dilakukan untuk
mempertinggi nilai kepuasan konsumen.

Pelayanan dapat bermakna suatu bentuk aktivitas yang


menggambarkan perhatian, bantuan, dan penghargaan kepada konsumen
yang dapat memberikan kepuasan bagi mereka. Melalui pelayanan yang baik
(prima) akan melahirkan kedekatan antara produsen dan konsumen,
menimbulkan kesan menyenangkan, sebagai kenangan yang sulit dilupakan.

Pelayanan yang baik (prima), khususnya menyangkut pelayanan


Rumah Sakit, juga akan menimbulkan kesan/kenangan yang menyenangkan
bagi konsumen (pasien dan keluarganya). Selain itu, pelayanan yang baik
juga akan menumbuhkan kesan dan “citra yang baik” di hati konsumen,
yang selanjutnya dapat menjadi faktor pendorong konsumen untuk bekerja
sama, berperan aktif dalam kegiatan sosial Rumah Sakit itu, bahkan dapat
menjadi promotor Rumah Sakit tersebut.

2. Tujuan Pelayanan Prima


Tujuan dari pelayan prima adalah memberikan kepuasan
kepada konsumen (masyarakat) sesuai dengan keinginan
mereka.Untuk mencapai tingkat kepuasan itu, diperlukan kualitas
pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan atau keinginan konsumen,
Zeithami at al. (1990).

3. Unsur-unsur Pelayanan Prima


Unsur-unsur pelayanan prima, sesuai keputusan Menpan No.
81/1993, yaitu:
a. Kesederhanaan
b. Kejelasan dan kepastian
c. Keamanan
d. Keterbukaan
e. Efisien
f. Keadilan yang
g. Ekonomis merata

4. Dimensi Kualitas Pelayanan Prima


a. Kehandalan (Reliability)
Kemampuan untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan
secara akurat.
b. Kepercayaan (Assurance)
Pengetahuan dan keramahan serta kemampuan untuk
menumbuhkan kepercayaan.
c. Penampilan (Tangible)
Fasilitas fisik, peralatan dan tampilan dari staf.
d. Empati (Empathy)
Perhatian secara pribadi yang diberikan kepada penerima
pelayanan.
e. Ketanggapan (Responsiveness)
Kemauan untuk menolong dan memberikan service yang tepat
waktu.

5. Prinsip Pelayanan Prima


Bentuk bentuk pelayanan prima yang seharusnya diberikan
kepada masyarakat yang berjumlah puluhanbahkan ratusan orang
setiap hari oleh lembaga kesehatan, secara teknis berbeda satu sama
lain. Dari sekian ribu pelayanan itu, hanya sedikit yang terhitung
sebagai pelayanan prima, karena memenuhi beberapa prinsip, yaitu:
a. Mengutamakan Pelanggan (Pasien)
Pelanggan (pasien), sebenarnya adalah pemilik dari
pelayanan yang diberikan di lembaga kesehatan.Tanpa
pelanggan pelayanan tidak pernah ada, dan pelanggan memiliki
kekuatan untuk menghentikan atau meneruskan pelayanan itu.
Mengutamakan Pelanggan diartikan sebagai berikut:
d. Prosedur pelayanan seharusnya disusun demi kemudahan
dan kenyamanan pelanggan (pasien), bukan untuk
memperlancar pekerjaan petugas lembaga kesehatan.
e. Jika pelayanan ada pelanggan internal dan pelanggan
eksternal, maka harus ada prosedur yang berbeda dan
terpisah keduanya. Pelayanan bagi pelanggan eksternal
harus diutamakan dari pada pelanggan internal.
f. Jika pelayanan memiliki pelanggan tak langsung selain
langsung, maka dipersiapkan jenis-jenis layanan yang
sesuai untuk keduanya. Pelayanan bagi pelayan tak
langsung perlu lebih diutamakan.
b. Sistem yang Efektif
Proses pelayanan perlu dilihat sebagai sebuah sistem yang
nyata, yaitu tatanan yg memadukan hasil-hasil kerja dari berbagai
unit dalam organisasi lembaga kesehatan. Jika perpaduan itu
cukup baik, pelanggan (pasien) tidak merasakan bahwa mereka
telah berhadapan dengan beberapa unit yang berbeda. Dari segi
design pengembangan, setiap pelayanan selayaknya memiliki
prosedur yang memungkinkan perpaduan hasil kerja dapat
mencapai batas maksimum.
Pelayanan juga perlu dilihat sebagai sebuah sistem lunak
(soft system), yaitu sebuah tatanan yang mempertemukan manusia
yang satu dengan yang lain. Pertemuan itu tentu melibatkan
sentuhan-sentuhan emosi, perasaan, harapan, keinginan, harga
diri, nilai, sikap dan perilaku.
c. Nilai Semangat Melayani Dengan Hati
Kita akan melayani mereka dengan penuh cinta kasih dan
tulus. Jangan melayani karena ada motif-motif
tertentu.Memperoleh keuntungan materi, biar lebih dikenal orang
atau keinginan menonjolkan diri.Jadi, ketika ada orang yang
sedang membutuhkan sesuatu, kita berusaha melayani orang
tersebut dengan penuh keikhlasan sebisa kita, bukan semau kita.
Pelayanan yang baik diberikan untuk semua orang tanpa
memandang tingkat ekonomi, jabatan, suku, agama atau jenis
kelamin.Kita juga diharapkan tidak pilih-pilih terhadap pelayanan
yang kita lakukan.
d. Perbaikan Berkelanjutan
Konsumen juga pada hakikatnya belajar mengenali
kebutuhan dirinya dari proses pelayanan petugas lembaga
kesehatan. Berdasarkan catatan petugas lembaga kesehatan,
semakin baik mutu pelayanan yang diberikan, kadang-kadang
akan menghasilkan konsumen yang semakin sulit untuk
dipuaskan, karena tuntutannya yang semakin tinggi dan meluas
1. Memberdayakan Pelanggan
Memberdayakan pelanggan berarti menawarkan jenis-jenis
layanan yang dapat digunakan sebagai sumber daya atau
perangkat tambahan oleh pelanggan untuk menyelesaikan
persoalan hidupnya sehari-hari. Ketiga jenis pelayanan diatas
memiliki peran yang sama penting dalam menciptakan citra
keprimaan dari seluruh rangkaian proses pelayanan.

6. Aspek-aspek Pelayanan Prima


Berdasarkan pandangan beberapa ahli aspek-aspek kualitas
pelayanan prima adalah sebagai berikut :
G. Penerimaan
Meliputi sikap perawat yang selalu ramah, periang,
selalu tersenyum, menyapa semua pasien. Perawat perlu
memiliki minat terhadap orang lain, menerima pasien tanpa
membedakan golongan, pangkat, latar belakang sosial ekonomi
dan budaya, sehingga pribadi utuh. Agar dapat melakukan
pelayanan sesuai aspek penerimaan perawat harus memiliki
minat terhadap orang lain dan memiliki wawasan luas.
H. Perhatian
Meliputi sikap perawat dalam memberikan pelayanan
keperawatan perlu bersikap sabar, murah hati dalam arti
bersedia memberikan bantuan dan pertolongan kepada pasien
dengan sukarela tanpa mengharapkan imbalan, memiliki
sensitivitas dan peka terhadap setiap perubahan pasien, mau
mengerti terhadap kecemasan dan ketakutan pasien.
I. Komunikasi
Meliputi sikap perawat yang harus bisa melakukan
komunikasi yang baik dengan pasien dan keluarga
pasien.Adanya komunikasi yang saling berinteraksi antara
pasien dengan perawat, dan adanya hubungan yang baik
dengan keluarga pasien.
J. Kerjasama
Meliputi sikap perawat yang harus mampu melakukan
kerjasama yang baik dengan pasien dan keluarga pasien.

K. Tanggung Jawab
Meliputi sikap perawat yang jujur, tekun dalam tugas,
mampu mencurahkan waktu dan perhatian, sportif dalam tugas,
konsisten serta tepat dalam bertindak.
Namun, dalam perkembangan penelitian selanjutnya
dirasakan adanya dimensi mutu pelayanan yang saling tumpang
tindih satu dengan yang lainnya yang dikaitkan dengan
kepuasan pelanggan. Selanjutnya oleh Parasuraman et al.
(1990) dimensi tersebut difokuskan menjadi 5 dimensi (ukuran)
kualitas jasa/ pelayanan, yaitu :
4) Tangible (Berwujud)
Meliputi penampilan fisik dari fasilitas,
peralatan,karyawan dan alat-alat komunikasi.
5) Realibility (Keandalan)
Yakni kemampuan untuk melaksanakan jasa yang telah
dijanjikan secara konsisten dan dapat diandalkan (akurat).
6) Responsiveness (Cepat Tanggap)
Yaitu kemauan untuk membantu pasien dan
menyediakan jasa/ pelayanan yang cepat dan tepat.

7) Assurance (Kepastian)
Mencakup pengetahuan dan keramah-tamahan para
pasien dan kemampuan mereka untuk menimbulkan
kepercayaan dan keyakinan, kesopanan dan sifat dapat
dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, risiko atau
keragu-raguan.
8) Empaty (Empati)
Meliputi pemahaman pemberian perhatian secara
individual, kemudahan dalam melakukan komunikasi yang
baik, dan memahami kebutuhan pasien.

I. Sistem Pelayanan Rujukan (Referal System)


1. Definisi Sistem Rujukan
Sistem rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan
kesehata yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik
terhadap satu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal (dari
unit yang lebih mampu menangani) atau secara horizontal (antar unit-
unit yang setingkat kemampuanya).
Sistem rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan
yang melaksanakan pelimpahan wewenang atau tanggung jawab timbal
balik, terhadap suatu kasus penyakit atau masalah kesehatan, secara
vertikal dalam arti dari unit yang terkecil atau berkemampuan kurang
kepada unit yang lebih mampu atau secara horisontal atau secara
horizontal dalam arti antar unit-unit yang setingkat kemampuannya.
Salah satu bentuk pelaksanaan dan pengembangan upaya
kesehatan dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah rujukan
upaya kesehatan.Untuk mendapatkan mutu pelayanan yang lebih
terjamin, berhasil guna (efektif) dan berdaya guna (efesien), perlu
adanya jenjang pembagian tugas diantara unit-unit pelayanan kesehatan
melalui suatu tatanan sistem rujukan.

2. Macam-macam Sistem Rujukan


a. Menurut Tata Hubungannya
1) Rujukan Internal
Rujukan horizontal yang terjadi antar unit pelayanan di dalam
institusi tersebut.Misalnya dari jejaring puskesmas (puskesmas
pembantu) ke puskesmas induk.
2) Rujukan Eksternal
Rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang pelayanan
kesehatan, baik horizontal (dari puskesmas rawat jalan ke puskesmas
rawat inap) maupun vertikal (dari puskesmas ke rumah sakit umum
daerah).
b. Menurut Lingkup Pelayanannya
1) Rujukan Medik
Rujukan pelayanan yang terutama meliputi upaya penyembuhan
(kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif).Misalnya, merujuk pasien
puskesmas dengan penyakit kronis (jantung koroner, hipertensi,
diabetes mellitus) ke rumah sakit umum daerah.Disamping itu juga
mencangkup rujukan pengetahuan (konsultasi medis) dan bahan-bahan
pemeriksaan.Rujukan medik dibagi menjadi :

3. Transfer of patient
Konsultasi penderita untuk keperluan diagnostik, pengobatan,
tindakan operatif dan lain-lain.

4. Transfer of specimen
Pengiriman bahan untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih
lengkap.

5. Transfer of knowledge / personal


i. Pengiriman tenaga-tenaga ahli ke daerah untuk memberikan
pengetahuan & keterampilan melalui ceramah, konsultasi
penderita, diskusi kasus, dan demonstrasi operasi.
ii. Pengiriman petugas pelayanan kesehatan daerah untuk
menambah pengetahuan & keterampilan mereka ke rumah
sakit pendidikan, juga dengan mengundang tenaga medis
dalam kegiatan ilmiah yang diselenggarakan tingkat provinsi
atau institusi pendidikan.
b. Rujukan Kesehatan Masyarakat
Rujukan ini berkaitan dengan upaya pencegahan penyakit
(preventif) dan peningkatan kesehatan (promosi).Rujukan ini
mencakup rujukan teknologi, sarana dan operasional.Rujukan sarana
berupa antara lain bantuan laboratorium kesehatan, teknologi
kesehatan.
3. Tujuan Sistem Rujukan
3. Tujuan Umum
1) Untuk meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi pelayanan
kesehatan secara terpadu.
2) Untuk memberikan petunjuk kepada petugas puskesmas tentang
pelaksanaan rujukan medis dalam rangka menurunkan IMR dan
AMR.
4. Tujuan Khusus
5) Meningkatkan kemampuan puskesmas dan peningkatannya
dalam rangka menangani rujukan kasus “resiko tinggi” dan
gawat darurat.
6) Menyeragamkan dan menyederhanakan prosedur rujukan di
wilayah kerja puskesmas.

4. Manfaat Sistem Rujukan


a. Dari Sudut Pemerintah Sebagai Penentu Kebijakan (Policy Maker)
g. Membantu penghematan dana, karena tidak perlu menyediakan
berbagai macam peralatan kedokteran pada setiap sarana
kesehatan.
h. Memperjelas sistem pelayanan kesehatan, karena terdapat
hubungan kerja antara berbagai sarana kesehatan yang tersedia.
i. Memudahkan pekerjaan administrasi, terutama pada aspek
perencanaan.
b. Dari Sudut Masyarakat Sebagai Pengguna Jasa Pelayanan (Health
Consumer)
1) Meringankan biaya pengobatan, karena dapat dihindari
pemeriksaan yang sama secara berulang-ulang.
2) Mempermudah masyarakat dalam mendapatkan pelayanan, karena
telah diketahui dengan jelas fungsi dan wewenang setiap sarana
pelayanan kesehatan.
c. Dari Sudut Kalangan Kesehatan Sebagai Penyelenggara Pelayanan
Keseahatan (Health Provider)
6. Memperjelas jenjang karier tenaga kesehatan dengan berbagai
akibat positif lainnya seperti semangat kerja, ketekunan, dan
dedikasi.
7. Membantu peningkatan pengetahuan dan ketrampilan, yaitu: kerja
sama yang terjalin.
8. Memudahkan atau meringankan beban tugas, karena setiap sarana
kesehatan mempunyai tugas dan kewajiban tertentu.

5. Tata Laksana Sistem Rujukan


7) Internal antar petugas di satu instansi
8) Antara puskesmas pembantu dan puskesmas
9) Antara masyarakat dan puskesmas
10) Antara satu puskesmas dan puskesmas lainnya
11) Antara puskesmas dan RS, laboratorium/fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya
12) Internal antar bagian/unit pelayanan di dalam satu RS
13) Antara RS, laboratorium/fasilitas pelayanan lain dari RS
6. Prosedur Pelaksanaan Sistem Rujukan
Dalam membina sistem rujukan ini perlu ditentukan beberapa hal, yaitu :
a. Regionalisasi
Regionalisasi adalah pembagian wilayah pelaksanaan sistem
rujukan.Pembagian wilayah ini didasarkan atas pembagian wilayah secara
administratif, tetapi dimana perlu didasarkan atas lokasi atau mudahnya
ssstem rujukan itu dicapai. Hal ini untuk menjaga agar pusat sistem
rujukan mendapat arus penderita secara merata. Tiap tingkat unit
kesehatan diharapkan melakukan penyaringan terhadap penderita yang
akan disalurkan dalam sistem rujukan. Penderita yang dapat melayani
oleh unit kesehatan tersebut, tidak perlu dikirim ke unit lain yang lebih
mampu.
b. Kemampuan Unit Kesehatan dan Petugas
Kemampuan unit kesehatan tergantung pada macam petugas dan
peralatannya.Walaupun demikian diharapkan mereka dapat melakukan
keterampilan tertentu.Dalam kaitan ini perlu ditetapkan penggolongan
penyakit, menjadi 3 golongan diantarannya :
D. Penyakit yang bersifat darurat, yaitu penyakit yang harus segera di
tanggulangi, karena bila terlambat dapat menyebabkan kematian.
E. Penyakit yang bersifat menahun, yang penyembuhan dan
pemulihannya memerlukan waktu yang lama dan dapat menimbulkan
beban pembiayaan yang tidak dapat dipikul oleh penderita dan
keluarganya.
F. Penyakit yang bersifat akut tetapi tidak gawat, rehabilitas sosial, bagi
penderita yang telah sembuh dari penyakit menahun seperti kusta dan
jiwa yang tidak dapat dikembalikan kepada masyarakat, serta
perawatan kesehatan bagi orang jompo, terutama menjadi tanggung
jawab pemerintah.

Sedangkan, langkah-langkah pelaksanaan dalam sistem rujukan, yaitu :

7. Menentukan Kegawatdaruratan Penderita


1) Pada tingkat kader, ditemukan penderita yang tidak dapat ditangani
sendiri oleh keluarga atau kader, maka segera dirujuk ke fasilitas
pelayanan kesehatan yang terdekat, oleh karena itu mereka belum
tentu dapat menerapkan ke tingkat kegawatdaruratan.
2) Pada tingkat puskesmas pembantu dan puskesmas. Tenaga kesehatan
yang ada pada fasilitas pelayanan kesehatan tersebut harus dapat
menentukan tingkat kegawatdaruratan kasus yang ditemui, sesuai
dengan wewenang dan tanggung jawabnya, mereka harus menentukan
kasus mana yang boleh ditangani sendiri dan kasus mana yang harus
dirujuk.
8. Menentukan Tempat Rujukan
Prinsip dalam menentukan tempat rujukan adalah fasilitas
pelayanan yang mempunyai kewenangan dan terdekat termasuk fasilitas
pelayanan swasta dengan tidak mengabaikan kesediaan dan kemampuan
penderita.
9. Memberikan Informasi Kepada Penderita dan Keluarga
Kaji ulang rencana rujukan bersama penderita dan keluarga.Jika
perlu dirujuk, siapkan dan sertakan dokumentasi tertulis semua asuhan,
perawatan dan hasil penilaian (termasuk partograf) yang telah dilakukan
untuk dibawa ke fasilitas rujukan.Jika penderita tidak siap dengan
rujukan, lakukan konseling terhadap penderita dan keluarganya tentang
rencana tersebut.

10. Mengirimkan Informasi Pada Tempat Rujukan yang Dituju


D. Memberitahukan bahwa akan ada penderita yang dirujuk.
E. Meminta petunjuk apa yang perlu dilakukan dalam rangka persiapan
dan selama dalam perjalanan ke tempat rujukan.
F. Meminta petunjuk dan cara penangan untuk menolong penderita bila
penderita tidak mungkin dikirim.
11. Persiapan Penderita
12. Pengiriman Penderita
13. Tindak Lanjut Penderita
1) Untuk penderita yang telah dikembalikan (rawat jalan pasca
penanganan).
2) Penderita yang memerlukan tindakan lanjut tapi tidak melapor harus
ada tenaga kesehatan yang melakukan kunjungan rumah.

7. Skema Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan di Indonesia

RUMAH SAKIT TIPE A

Provinsi RUMAH SAKIT TIPE B

Kabupaten RUMAH SAKIT TIPE C & D

Kecamatan PUSKESMAS / BALKESMAS

Kelurahan PUSKESMAS PEMBANTU

DOKTER & BIDAN


PRAKTEK SWASTA

POSYANDU

MASYARAKAT
J. Faktor yang Mempengaruhi Sistem Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan akan lebih berkembang atau sebaliknya akan
terhambat karena dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti adanya
peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi baru, pergeseran nilai
masyarakat, aspek legal dan etik, ekonomi dan politik.

1. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Baru


Mengingat adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, maka akan diikuti oleh perkembangan pelayanan kesehatan
atau juga sebagai dampaknya pelayanan kesehatan jelas lebih
mengikuti perkembangan dan teknologi, seperti dalam pelayanan
kesehatan untuk mengatasi masalah penyakit-penyakit yang sulit
penyembuhannya, maka digunakanlah alat seperti laser, terapi
peruahan gen dan lain-lain.Maka pelayanan kesehatan ini
membutuhkan biaya yang cukup besar dan butuh tenaga yang
professional di bidang tertentu.

2. Pergeseran Nilai Masyarakat


Masyarakat yang sudah maju dengan pengetahuan tinggi, maka
akan memiliki kesadaran yang lebih dalam penggunaan atau
pemanfaatan pelayanan kesehatan, demikian juga sebaliknya pada
masyarakat yang memiliki pengetahuan kurang akan memiliki
kesadaran yang rendah terhadap pelayanan kesehatan,sehingga kondisi
demikian akan sangat mempengaruhi system pelayanan kesehatan.

3. Aspek Legal dan Etik


Dengan tingginya kesadaarn masyarakat tehadap penggunaan
atau pemanfaatan jasa pelayanan kesehatan, maka akan semakin tinggi
pula tuntunan hukum dan etik dalam pelayanan kesehatan, sehingga
pelaku memberi pelayanan kesehatan harus dituntut untuk memberikan
pelayanan kesehatan secra profesional dengan memperhatikan norma
dan etik yang ada dalam masyarakat
4. Ekonomi
Semakin tinggi ekonomi seseorang pelayanan kesehatan lebih
mudah diperoleh dan di jangkau dan begitu sebaliknya dengan orang
yang tergolong ekonomi rendah.Keadaan ekonomi ini akan
mempengaruhi dalam sistem pelayanan kesehatan.
5. Politik
Kebijakan pemerintah melalui sistem politik yang ada akan
sangat berpengaruh sekali dalam sistem pemberian pelayan kesehatan.
Kebijakan-kebijakan yang ada dapat memberikan pola dalam sistem
pelayanan.Strategi yang ada dalam visi Indonesia sehat diantanya
pemahaman tentang paradigma sehat, srategi professionalisme dalam
segala tugas, adanya JPKM,dan desentralisai.Dalam menggunakan
strategi yang ada, pemerintah telah menyusun misi yang akan di
jalankan sebagaimana dalam sistem pelayanan kesehatan, diantaranya :
a. Penggerak pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan.
b. Memelihara serta meningkatkan melindungi kesehatan individu,
keluarga, masyarat dan lingkungan.
c. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata  dan
terjangkau.
d. Meningkatkan kemandirian masyatakat hidup sehat.

K. Masalah Sistem Pelayanan Kesehatan


Faktor yang paling berpengaruh terhadap masalah pelayanan
kesehatan adalah perkembangan ilmu dan tehnologi.Semakin tinggi ilmu
pengetahuan dan tehnologi, semakin tinggi pelayanan kesehatan yang
diberikan.Hasil yang diraih juga semakin baik dimanan angka kesakitan, cacat
dan kematian menurun serta meningkatkan umur harapan hidup rata.
Perubahaan ini juga mendatangkan masalah sebagai berikut :
1. Terkotak-kotaknya Pelayanan Kesehatan/FragmentedHealth Services
Berhubungan dengan munculnya spesialis dan sub spesialis
yang berdampak negatif dengan timbulnya keselitan masyarakat
memperoleh pelayanan kesehatan yang akan menimbulkan tidak
terpenuhinya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan bila
hal ini berkelanjutan.

2. Berubahnya Sifat Pelayanan Kesehatan


Muncul sebagai akibat lebih lanjut dari pelayanan kesehatan
yang terkotak-kotak, terutama ditemukan pada hubungan dokter dan
pasien. Munculnya sub spesialis dan spesialis menyebabkan perhatian
penyelenggara pelayanan kesehatan tidak menyeluruh, perhatian
tertuju pada keluhan dan organ tubuh yang sakit saja. Perubahan
bertambah nyata dengan adanya peralatan yang canggih yang
mendukung proses pelayanan yang diberikan. Hal tersebut
menimbulkan berbagai dampak negatif, yaitu sebagai berikut :
9. Regangnya hubungan dokter dengan pasien yang timubul
karena peralatan yang digunakan tersebut.
10. Mahalnya biaya kesehatan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang
tujuan utamanya adalah promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan),
preventif (pencegahan), kuratif (penyembuhan), dan rehabilitasi (pemulihan)
kesehatan perorangan, keluarga, kelompok atau masyarakat.
Pelayanan yang baik (prima), khususnya menyangkut pelayanan lembaga
kesehatan, juga akan menimbulkan kesan/kenangan yang menyenangkan bagi
konsumen (pasien dan keluarganya)yang selanjutnya dapat menjadi faktor
pendorong untuk bekerja sama, berperan aktif dalam kegiatan sosial lembaga
kesehatan itu, bahkan dapat menjadi promotor lembaga kesehatan tersebut.
Sedangkan syarat-syarat pokok system pelayanan kkesehatan yang prima yaitu
tersedia dan berkesinambungan, dapat diterima dan wajar, mudah dicapai/
accessible, mudah dijangkau/affortableda bermutu/quality.
Sistem rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan yang
melaksanakan pelimpahan wewenang atau tanggung jawab timbal balik, terhadap
suatu kasus penyakit atau masalah kesehatan, secara vertikal dalam arti dari unit
yang terkecil atau berkemampuan kurang kepada unit yang lebih mampu atau
secara horisontal atau secara horizontal dalam arti antar unit-unit yang setingkat
kemampuannya.

B. Saran
Dalam sistem pelayanan kesehatan perlu terus di tingkatkannya mutu serta
kualitas dari pelayanan kesehatan agar sistem pelayanan ini dapat berjalan dengan
efektif, itu semua dapat dilakukan dengan melihat nilai-nilai yang ada di
masyarakat, dan diharapkan perawat dapat memberikan pelayanan dengan
kualitas yang bagus dan baik.
Untuk itu, kita sebagai mahasiswa keperawatan hendaknya mempersiapkan
secara matang baik dari segi kemampuan, sikap maupun pengetahuan yang
optimal guna menjadi generasi tenaga keperawatan penerus yang dapat
diandalkan yang mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
DAFTAR PUSTAKA

Ali H.Z. 2002.Dasar-Dasar Keperawatan Profesional.Jakarta :Widya Medika


Alimul, Aziz H. 2003.Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah.Jakarta :
Salemba Medika
Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC

Aziz Alimul H. 2008. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Penerbit Salemba
Medika

Potter & Perry. 2005.Keperawatan FundamentalVol. 1 Edisi terjemahan.Jakarta : EGC

Dubois & Miley.2005.Pelayanan Kesehatan Edisi terjemahan.Jakarta :EGC


PRAKTIKUM KEPERAWATAN KELUARGA

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“PELAYANAN KESEHATAN”

OLEH :

Ridhatul Jannah (203110149)

Lisa Dilla Nurman Safitri (203110134)

Azizah Akhwat (203110124)

Sofi Alpat Wijaya (203110154)

Vina Vepbrianty (203110159)

Priska Aulia (203110144)

Findi Alandari (203110129)

Nadila Ratinus (203110139)

TK 3.A

Dosen Pembimbing :

Hj. Murniati Muchtar, SKM, S.Kep, M.Biomed

D-III KEPERAWATAN PADANG

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

TAHUN AJARAN 2022/2023


SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Hipertensi

Sub Pokok Bahasan : Pelayanan Kesehatan

Sasaran : keluarga dengan hipertensi

Hari/Tanggal : Jumat / 1 september

Tempat : Ruangan

Waktu :07.30-08.00

Pemateri : Perawat

J. Latar Belakang

Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang


paling banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satu sarana pelayanan kesehatan
yang mempunyai peran sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat adalah rumah sakit. Rumah sakit merupakan lembaga dalam mata
rantai SKN (Sistem Kesehatan Nasional) dan mengemban tugas untuk memberikan
pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat, karena pembangunan dan
penyelenggaraan kesehatan di rumah sakit perlu diarahkan pada tujuan nasional
dibidang kesehatan. Tidak mengherankan apabila bidang kesehatan perlu untuk selalu
dibenahi agar bisa memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik untuk masyarakat.
Pelayanan kesehatan yang dimaksud tentunya adalah pelayanan yang cepat, tepat,
murah dan ramah. Mengingat bahwa sebuah negara akan bisa menjalankan
pembangunan dengan baik apabila didukung oleh masyarakat yang sehat secara
jasmani dan rohani.
Untuk mempertahankan pelanggan, pihak rumah sakit dituntut selalu menjaga
kepercayaan konsumen secara cermat dengan memperhatikan kebutuhan konsumen
sebagai upaya untuk memenuhi keinginan dan harapan atas pelayanan yang diberikan.
Konsumen rumah sakit dalam hal ini pasien yang mengharapkan pelayanan di rumah
sakit, bukan saja mengharapkan pelayanan medis dan keperawatan tetapi juga
mengharapkan kenyamanan, akomodasi yang baik dan hubungan harmonis antara staf
rumah sakit dan pasien, dengan demikian perlu adanya peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan di rumah sakit, begitu pula dengan lembaga pelayanan kesehatan lainnya
seperti puskesmas, posyandu maupun klinik.
Salah satu hal yang harus dilakukan oleh mahasiswa keperawatan saat ini
adalah melakukan sebuah revolusi secara menyeluruh dan detail dalam setiap
aspeknya. Sehingga mahasiswa keperawatn akan mampu membentuk sebuah
revolusioner dalam dunia keperawatan itu sendiri terutama dalam pelayanan
kkesehatan yang prima.
Dalam penulisan makalah ini akan dijelaskan bagaimana bentuk serta proses
pelayanan kesehatan yang prima, sistem rujukan serta permasalahan yang terdapat
didalamnya.

K. Tujuan

1. Memenuhi tugas mata kuliah Manajemen dan Ekonomi Kesehatan.


2. Mengetahui sistem-sistem dari pelayanan kesehatan.
3. Mengetahui tingkatan pelayanan kesehatan.
4. Mengetahui beberapa lembaga yang terkait dengan pelayanan kesehatan.
5. Mengetahui ruang lingkup dari sistem pelayanan kesehatan.
6. Mengetahui pelayanan kesehatan prima.
7. Mengetahui sistem rujukan.
8. Mengetahui faktor yang mempengaruhi pelayanan kesehatan.

L. Manfaat
a. Sebagai akses utama pelayanan kesehatan
b. Meringankan beban biaya pengobatan
c. Sebagai tempat pengobatan dan pemulihan
d. Meningkatkan kesadaran akan kesehatan
e. Memenuhi kebutuhan masyarakat akan kesehatan

M. Materi
a. Pelayanan Kesehata

N. Metode penyuluhan
4. Ceramah
5. Diskusi

O. Media penyuluhan
3. Leaflet
P. Seting tempat

Keterangan :

PS = PASIEN

Perawat = PERAWAT

FT = FASILITATOR

= OBSERVER
Q. Pelaksanaan kegiatan

No Tahap Kegiatan penyuluh Kegiatan Audien waktu

1. Pembukaan e. Mengucapkan salam Memperhatikan dan 10


mendengarkan menit

f. Memperkenalkan diri Memperhatikan dan


mendengarkan

g. Kontrak waktu Memperhatikan dan


mendengarkan

h. Menjelaskan tujuan Menjawab pertanyaan


pemateri sesuai dengan
pengetahua

2. Acara inti i. Menanyakan Menayakan kepada Menjawab pertanyaan 15


pasien apakah sudah mengerti pemateri sesuai dengan menit
pengetahuan.
tentang Pelayanan Kesehatan Bagi
Pasien Hipertensi
j. Menjelaskan Pengertian Memperhatikan dan
Pelayanan Kesehatan Bagi Pasien mendengarkan
Hipertensi
Menurut Depkes RI (2009)
pelayanan kesehatan adalah setiap
upaya yang diselenggarakan
sendiri atau secara bersama-sama
dalam suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan,
keluarga, kelompok dan ataupun
masyarakat.

k. Menjelaskan tujuan dan manfaat Memperhatikan dan


Pelayanan Kesehatan Bagi Pasien mendengarkan
Hipertensi
a. Sebagai akses utama
pelayanan kesehatan
b. Meringankan beban biaya
pengobatan
c. Sebagai tempat pengobatan
dan pemulihan
d. Meningkatkan kesadaran
akan kesehatan
e. Memenuhi kebutuhan
masyarakat akan kesehatan

l.Menjelaskan Ciri-Ciri Pelayanan Memperhatikan dan


Kesehatan Bagi Pasien Hipertensi mendengarkan
1. P : Pleasantness (seorang
petugas harus mampu
menyenangkan pelanggan).
2. E : Eagerness to help others
(memiliki keinginan yang kuat
dari dalam dirinya untuk
membantu).
3. R : Respect for other people
(harus menghargai dan
menghormati pelanggan).
4. S : Sense of responsibility is a
realization that what one does
and says is important (harus
memiliki rasa tanggung jawab
terhadap pekerjaan dan
perkataannya terhadap
pelanggan).
5. O : Orderly mind is esenssial
for methodical and accurate
work (harus memiliki jalan
pemikiran yang terarah dan
terorganisasi untuk melakukan
pekerjaan dengan metode baik
dan tingkat ketepatan yang
tinggi).
6. N : Neatness indicates pride in
self and job (harus memiliki
kerapian dan bangga dengan
pekerjaanya sendiri).
7. A : Accurate in everything
done is of permanent
importance (harus melakukan
pekerjaan dengan keakuratan
atau ketepatan atau ketelitian,
hal ini merupakan sebuah nilai
yang sangat penting).
8. L : Loyality to both
management and colleagues
make good time work (harus
bersikap setia pada
management dan rekan kerja,
merupakan kunci membangun
kerja sama).
9. I : Intelligence use of common
sense at all time (harus
senantiasa menggunakan akal
sehat dalam memahami
pelanggan dari waktu ke
waktu).
10. T : Tact saying and doing the
right thing at the righ time
(harus memiliki kepribadian,
berbicara, bijaksana dan
melakukan pekerjaan secara
benar).
11. Y : Yearning to be good
servive clerk and love of the
work is essential (mempunyai
keinginan menjadi pelayan
yang baik serta mencintai
pekerjaannya).
m. Menjelaskan Jenis-jenis Sistem Memperhatikan dan
Pelayanan Kesehatan mendengarkan

1. Pelayanan Kedokteran
2. Pelayanan Kesehatan
Masyarakat
3. Rumah Sakit
4. Rumah Bidan
5. Klinik
n. Menjelaskan Tingkat Sistem Memperhatikan dan
Pelayanan Kesehatan mendengarkan

1. Health Promotion (Promosi


Kesehatan)
2. Specifik Protection
(Perlindungan Khusus)
3. Early Diagnosis and Prompt
Treatment
4. Disability Limitation
(Pembatasan Kecacatan)
5. Rehabilitation (Rehabilitasi)
o. Menjelaskan Lingkup Sistem Memperhatikan dan
Pelayanan Kesehatan mendengarkan

1. Tingkat Pertama/Primary
Health Service
2. Tingkat Dua/Secondary
Health Service
3. Tingkat Tiga/Tertiery Health
Service
3. Fase Fase Terminasi 5
Terminasi h. Menanyakan perasaan pasien a. Menjawab Menit

setelah dilakukan penyuluhan pertanyaan


Pelayanan Kesehatan Bagi Pasien b. Menjawab
Hipertensi pertanyaan
i. Menanyakan kepada pasien c. Menjawab
tentang materi yang telah Pertanyaan
disampaikan dan memberikan d. Memperhatikan
reinforcement kepada pasien yang e. Menjawab
dapat menjawab pertanyaan
j. Menanyakan kembali apakah ada f. Menjawab
pasien yang    kurang jelas pertanyaan
mengenai isi Pelayanan Kesehatan g. Mengucapkan salam
Bagi Pasien Hipertensi
k. Menyimpulakan penyuluhan yang
telah dilakukan tentang Pelayanan
Kesehatan Bagi Pasien Hipertensi
l. Mengucapkan terima kasih atas
peran sertanya
m. Melakukan kontrak waktu untuk
selanjutnya
n. Mengucapkan salam Penutup

R. Evaluasi
4. Evaluasi struktur
- Perawat menyiapkan media dan materi yang akan disampaikan pada
penyuluhan
- Tempat nyaman untuk melakukan pendidikan kesehatan
- Perawat menguasai materi dan mampu menyampaikan pengetahuan tenttang
pelayanan kesehatan
- Klien dan keluarga dapat hadir mengikuti pendidikan kesehatan
5. Evaluasi proses
- Proses penyuluhan sesuai dengan perencanaan
- Penyuluhan berjalan dengan baik dan lancar, tanpa hambatan
- Klien dan keluarga aktif mendengarkan dan bertanya selama penyuluhan
6. Evaluasi hasil
- Klien dan keluarga dapat memahami materi yang disampaikan
- Klien dan keluarga dapat menyebutkan kembali pengertian, tujuan t, dan
contoh pelayanan kesehatan

LAPORAN HASIL KEGIATAN YAITU PELAYANAN KESEHATAN BAGI


HIPERTENSI

F. Kriteria Hasil
1. Evaluasi Struktur
a. Pre planning sudah setujui oleh pembimbing satu hari sebelumnya, jumlah
peserta lengkap dan alat yang disediakan lengkap: seperti lembar balik dan
leafleat
b. Waktu pelaksanaan penyuluhan Pelayanan Kesehatan Bagi Hipertensi sesuai
dengan yang disepakati yaitu 30 menit
c. Tempat dan perlengkapan acara penyuluhan lengkap
d. Materi dan media yang akan digunakan dalam kegiatan penyuluhan adalah
lembar balik dan leafleat
e. Panitia penyelenggara bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masing

2. Evaluasi Proses
a. Jumlah peserta hadir sebanyak 100%
b. Peserta mendengarkan penjelasan kegiatan dengan antusias
c. Suasana saat kegiatan penyuluhan Pelayanan kesehatan Bagi Hipertensi
menyenangkan, berlangsung aman dan nyaman
d. Peserta mengikuti kegiatan penyuluhan Pelayanan Kesehatan Bagi Hipertensi
sampai selesai
e. Media dan alat bantu dapat digunakan secara efektif
f. Acara dapat berjalan sesuai rencana

3. Evaluasi Hasil
a. Peserta kegiatan penyuluhan Pelayanan Kesehatan Bagi Hipertensi mengetahui
kondisi kesehatannya dan mampu melakukan usaha untuk meningkatkan status
kesehatannya.
b. 85% peserta mampu mengikuti kegiatan penyuluhan Pelayanan kesehatan Bagi
Hipertensi
c. 75% peserta mampu menjelaskan pengertian, ciri-ciri dan syarat Pelayanan
Kesehatan Bagi Hpertensi dalam penyuluhan Pelayanan Kesehatan Bagi
Hipertensi
d. 100% peserta hadir dalam kegiatan penyuluhan Pelayanan Keshetan Bagi
Hipertensi
e. 100% peserta mampu berkomitmen untuk melakukan kegiatan penyuluhan
Pelayanan kesehatan Bagi Hipertensi
f. 100% tidak meninggalkan tempat sebelum acara selesai
Hari/Tanggal : Rabu, 7 September 2022

Kunjungan : 4 “ Melakukan Implementasi Keperawatan Melalui TUK 4 dan 5

Link Video : https://youtu.be/jTO6dLEfaYA


Hari/Tanggal : Jumat, 9 September 2022

Kunjungan : 5 “ Melakukan Evaluasi Keperawatan pada Keluarga"

Link Video : https://youtu.be/J6830_5LKSQ

Anda mungkin juga menyukai