OLEH :
TK 3.A
Dosen Pembimbing :
A. Data umum
1. Nama KK : Tn. J
2. Umur KK : 78 tahun
6. Pendidikan : STM
( 50 tahun)
8. Genogram ( dibuat 3 generasi )
: Laki- laki
: Perempuan
: Tinggal serumah
: Meninggal Dunia
: Pasien
9. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Tn. J adalah keluarga besar karena terdiri dari suami Tn. J berusia 78
tahun dan istri Ny. N berusia 74 tahun dan anak pertemanya beserta istri dan anak -
anaknya.
Keluarga ini bersuku minang, dimana Tn. D bersuku sikumbang dan istri bersuku
melayu. Saat dilakukan pengkajian keluarga tidak mampu untuk menyebutkan
penyebab dan makanan yang dapat memicu hipertensi, dan keluarga juga mengatakan
bahwa pusing dan sakit kepala itu suatu hal yang wajar dan bukan termasuk penyakit
hipertensi. Tn. J mengatakan keluarganya suka mengkonsumsi makanan yang
bersantan seperti gulai dan rendang.
Keluarga ini beragama islam, Tn. J mengatakan semua anggota keluarga mengerjakan
shalat 5 waktu sehari semalam. Tn. J mengatakan dia dan istrinya sering mengikuti
kegiatan keagamaan seperti wirid di mesjid dan sholat berjamaah di mesjid.
Tn.J seorang pensiunan TNI dengan gaji 3 juta per bulannya, sedangkan Ny. N
bekerja sebagai IRT dan anak Tn.D bekerja sebagai wiraswasta. Gaji pensiunan Tn. J
digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari Tn. J dan Ny. N. Terkadang Tn. D
juga mengasi uang bulanan untuk Tn. J dan Ny.N.
Tn. J
Tn. J mengatakan dirinya “Pemusing“ sejak 5 tahun yang lalu tepatnya 2017.
Sejak tahun 2017 sampai akhir 2020 Tn. J hanya mengkonsumsi obat herbal
yang diracik sendiri dengan takaran yang dikira-kira saja untuk mengurangi
pusing dan menurunkan tekanan darahnya seperti rebusan daun belimbing dan
alpukat. Namun kondisi Tn. J semakin memburuk. Pada awal tahun 2021 Tn. J
baru mengkonsumsi obat, ( oros nifedipine Gits, Bisoprolol Fumarate 5 mg,
candesartan Cilexetil 16 mg, Furosemide 40 mg). Tn. J rutin mengkonsumsi
obat 2 kali sehari. Semenjak 2 tahun yang lalu sampai sekarang Tn. J rutin
kontrol ke Rs Hermina 1 kali sebulan. Walaupun rutin meminum obat tetapi
Tn. J mengatakan masih suka mengkonsumsi makanan yang bersantan dan
tinggi lemak dan asin. Tn. J juga mengatakan sejak 3 tahun yang lalu sampai
sekarang dirinya sudah tidak pernah berolahraga lagi, karena pernah jatuh
disenggol anak-anak saat berolahraga sehabis pulang sholat subuh. Saat
dilakukan pengkajian Tn. J mengatakan tengkuk terasa berat. Saat diukut TD
Tn. J 150/100. Hr : 85 x/i . RR : 21 x/i. T : 36,7.
Tn. J mengatakan bahwa kaki sebelah kiri terpasang pen sejak tahun 1976 dan
belum dibuka sampai sekarang. Tn. J mengeluh kaki kiri yang terpasang pen
sulit digerakkan dan tersa berat, sehingga jalan TN. J terlihat agak pincang.
Ny. N
Ny. N juga pernah mengalami hipertensi saat usia 40 tahun namun Ny. N rutin
mengkonsumsi obat setiap hari dan menjaga pola makannya sehingga tekanan
darah Ny. N dapat terkontrol. Saat pengkajian dan dilakukan pemerksaan fisik
TD Ny. N : 110/ 70 mmHg. HR : 71 X/i. RR : 21 x/i . T : 36.6
Tn. D
Tn.D mengatakan tidak pernah mengalami penyakit berat, hanya flu dan
demam saja saat cuaca buruk. Saat dilakukan pengkajian dan pemeriksaan
fisik didapatkan TD : 130/100 mmHg. HR : 85 x/i. RR : 22 x/i. T : 36. 8
17. Riwayat keluarga sebelumnya
Tn.J mengatakan bahwa orang tua laki-lakinya juga menderita hipertensi dan
meninggal karena stroke.
NY. N mengatakan bahwa tidak ada anggota keluarga menghidap hipertensi, DM dan
penyakit keturunan lainnya.
C. Data Lingkungan
Rumah yang ditempatkan oleh Tn. J adalah rumah yang dibangun sendiri bersama
dengan istrinya setelah menikah. Terdiri dari 3 kamar tidur, 1 ruang tamu yang
digabung dengan ruang keluarga, 1 dapur, 2 kamar mandi, 1 ruang makan. Disamping
rumah ada warung yang langsung terhubung dengan rumah. Kondisi rumah Tn. J
sangat bersih dan rapi. Terdapat 6 ventilasi di ruang tamu, namun pencahayaan
kurang memadai saat siang hari, cahaya matahari tidak cukup untuk menerangi dalam
rumah saat siang hari sehingga memerlukan bantuan lampu saat siang hari. Kamar
mandi terpisah dari kamar tidur, dikamar mandi tidak terdapat pegangan dan lantai
terbuat dari keramik yang licin. Rumah Tn. J tidak memiliki banyak perabot dan jarak
antar perabot tersebut juga jarang dan tidak mengganggu ruang gerak anggota
keluarga. Lantai rumah terbuat dari keramik yang licin. Dirumah juga tidak terlihat
ada pegangang yang bisa membantu Tn. J untuk berjalan, Tn. J dan keluarga
mengatakan hanya memanfaatkan dinding rumah sebagai pegangan. Bagian belakang
rumah dimanfaatkan Tn. J untuk ditanami obat-obatan herbal seperti, bunga raya,
pohon jarak, pohon belimbing, pohon alpukat, dan bahan-bahan masakan seperti
pohon salam dan asam, kunyit.
Denah rumah
2 7
4 5
8 6
Keterangan:
1. Pintu masuk
2. Ruang tamu
6. Dapur
Wilayah tempat tinggal keluarga Tn. J berada dikomplek perumahan yang bersih, asri
dan terletak tepat didepan kantor lurah. Tetangga disamping rumah juga ramah dan
tingkat kepedulian antar tetangga juga sangat tinggi.
Tn. J dan Ny. N asli orang pesisir selatan setelah menikah dan tuntutan pekerjaan
keluarga pindah ke padang dan menetap di kompleks perumahan mela sentosa ini
sejak 20 tahun yang lalu.
21. Interaksi sosial keluarga dengan masyarakat
Tn. J mengatakan sekali-sekali keluarga pergi jalan keluar rumah jika anak dan
cucunya libur sekolah dan kerja. Biasanya saat malam hari keluarga akan berkumpul
diruang keluarga untuk menonton TV atau sekedar bercerita – cerita. Hubungan
keluarga dengan tetangga juga terjalin dengan baik, Tn. J juga menghadiri acara
gontong royong setiap minggu.
Tn. J sebagai sumber pendukung keluarga dalam memutuskan hal yang terbaik bagi
keluarga. Tn. J hidup berkecukupan dan perekonomiannya mampu menghidupi
keluarganya. Dalam bidang kesehatan keluarga Tn. J menggunakan layanan BPJS
Kesehatan untuk membantu memudahkan dalam pelayanan kesehatan.
D. Struktur Keluarga
Tn. J mengatakan apa bila ada sesuatu hal yang mengganggu fikiran maka akan
langsung dibicarakan bersama Ny.N selaku istrinya. Begitupun Ny. N mereka tidak
saling diam saja jika ada masalah yang melanda keluarga. Jika ada masalah maka
keluarga akan langsung menyelesaikan dengan cara bermusyawarah.
Sebagai kepala keluarga Tn. J selau melibatkan istri dan anak-anak dalam mengambil
keputusan, apalagi terkait masalah kesehatannya. Tn. J mengatakan bahwa anaknya
Tn. D menjadi salah satu orang yang berpengaruh dalam menentukan pengobatan
yang dijalani dirinya dan istri. Tn. D yang mengantarkan Tn. J untuk kontrol ke RS.
Tn. J yang merupakan mantan prajurit TNI mendidik anak-anaknya dengan cukup
keras dan disiplin. Menekankan etika dan sopan santun dalam bergaul dengan orang
lain, saling menghormati dan menghargai sesama. Keluarga juga taat dalam beribadah
shalat 5 waktu. Dalam hal keehatan keluarga mengatakan tidak ada budaya yang
bertentangan dengan kesehatan.
E. Fungsi Keluarga
Keluarga Tn. J cukup disiplin, anggota keluarga harus mengerjakan shalat tepat
waktu. Dan keluarga juga memiliki aturan bagi anggota keluarganya bahwa tidak
boleh main Hp saat sedang berbicara dengan orang lain dan saat makan. Keluargga
Tn. J selalu mengajarkan hubungan sosial yang baik pada anggota keluarga maupun
orang lain.
Tn. J seorang pansiunan TNI dan memiliki gaji 3 juta perbulan yang digunakan untuk
biaya hidup dirinya dan sang istri saja, dan anak Tn.J yaitu Tn. D juga sesekali
memberi uang kepada Tn. J dan Ny. N. Untuk mengisi waktu luang Tn. J mengelola
satu warung kecil-kecilan yang hasilnya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
30. Fungsi Perawatan Kesehatan
Tn. J mengatakan bahwa kaki sebelah kiri terpasang pen sejak tahun 1976 dan
belum dibuka sampai sekarang. Tn. J mengeluh nyeri dikaki yang terpasang
pen dan kaki berat untuk digerakkan.
b. Mengambil keputusan
Tn. J mengatakan saat dia dan istri mengetahui sering pusing 5 tahun yang lalu
mereka tidak langsung memutuskan untuk mengkonsumsi obat dari pelayanan
kesehatan, mereka memilih pengobatan herbal yang diracik sendiri dengan
takaran yang dikira-kira saja seperti rebusan daun belimbing dan alpukat.
Setelah 3 tahun menjalankan pengobatan tradisional kondisi Tn. J semakin
memburuk bahkan tekanan darah Tn. J mencapai 200 / 70 mmHg. Saat itu
anaknya Tn. D membawa Tn. J kepelayanan kesehatan dan memutuskan
menuruti anjuran dokter untuk mengkonsumsi obat, sejak itu sampai sekarang
Tn. J rutin mengkonsumsi obat oros nifedipine Gits, Bisoprolol Fumarate 5
mg, candesartan Cilexetil 16 mg, Furosemide 40 mg setiap hari. Tn. J masih
menggunakan pen sejak tahun 1976 walaupun dokter sudah menyarankan
untuk membuka pen tersebut tetapi keluarga tidak mau membuka pen tersebut
dikarena takut Tn. J tidak bisa berjalan dan melihat usia Tn. J yang sudah
lanjut membuat keluarga takut nanti terjadi hal yang tidak di ingin kan teejdi
kepada Tn. J.
Walaupun keluarga sudah mengetahui Tn. J sering pusing sejak 5 tahun yang
lalu, keluarga tidak langsung menjalani program terapi medis melainkan
memilih pengobatan tradisional dengan meracik obat dengan takaran yang
dikira-kira sendiri seperti rebusan daun belimbing dan alpukat untuk
meredakan pusing TN. J dan setelah 3 tahun menjalani pengobatan tradisional
penyakit TN. J semakin berat barulah keluarga memutuskan berobat ke RS.
Keluarga dan Tn. J sendiri masih suka mengkonsumsi makanan bersantan dan
berlemak seperti gulai daging, terlihat saat pengkajian makanan yang tersaji di
meja makan yaitu masakan gulai yang berlemak dan bersantan. Tn.J juga
tidak pernah berolahraga sejak 3 tahun belakangan sampai sekarang.
Ny. N sebagai istri selalu mengingatkan Tn. J untuk minum obat tepat waktu
dan Tn. D sebagai anak selalu menemani dan mendamoingi Tn. J saat
melakukan kontrol 1 bulan sekali ke Rs. Harmina.
d. Memodifikasi lingkungan
Tn. J mengatakan bahwa halaman belakang rumahnya dimanfaatkan oleh
anaknya untuk ditanami obat-obatan herbal seperti pohon jarak, bunga raya,
pohon belimbing dan pohon alpukat. Saat dilakukan kunjungan terlihat jarak
antar perabotan yang ada dirumah juga sudah berjauhan atau tidak terlalu
dempet-dempet. Lantai yang terbuat dari keramik juga agak licin. Kamar
mandi terletak jauh dari kamar tidur dan juga tidak terdapat pegangan tangan
untuk Tn. J dan Ny. N.
Tn. J mengungkapkan bahwa yang menjadi fikirannya dan istri saat ini selain kondisi
kesehatan Tn. J mereka juga selalu khawatir apakah mereka bisa berangkat haji tahun
depan karena tahun ini mereka gagal naik haji karena usia yang yang sudah tua.
Tn. J mengatakan selama dirinya sakit istri dan anaknya selalu ada untuk memberikan
dukungan dan semangat untuk sembuh dan menjalani pengobatan. Terlihat dari anak
Tn. J yang selalu mendampingi Tn. J untuk kontrol ke Rs. Dan Ny. N yang selalu
mengingatkan untuk minum obat.
G. Pemeriksaan Fisik
P:
3. Kepala, leher Bentuk kepala Bentuk kepala normal, Bentuk kepala normal, tidak
I : normal, tidak tidak nampakada lesi, dan nampakada lesi, dan tidak
nampakada lesi, tidak nampak pembesatan nampak pembesatan vena
dan tidak nampak vena jugularis. jugularis.
pembesatan vena
jugularis. Ny.N mengeluh kepala
pusisng dan tengkuk
terasa berat
P:
Tidak ada benjolan
dan tidak teraba
pembesaran vena
jugularis.
4. Thoraks dan I : pergerakan dada I : pergerakan dada I : pergerakan dada
paru
I : simetris dan tidak simetris dan tidak ada simetris dan tidak ada
P: ada
P: tarikan dinding dada tarikan dinding dada
A: tarikan dinding
dada P : fremitus kiri dan P : fremitus kiri dan
Tidak terdapat Tidak terdapat nyeri Tidak terdapat nyeri tekan dan
P: nyeri tekan dan tekan dan edema edema
edema
6. Ekstremitas
bawah +
refleks klien berjalan klien berjalan dengan klien berjalan dengan normal,
fisiologis dengan lambat dan lambat dan mencari tidak terlihat ada hambatan saat
I : mencari pegangan pegangan ada hambatan berjalan
ada hambatan saat saat berjalan karena lutut tidak ada nyeri tekan, tidak ada
berjalan karena terasa sakit edema
lutut terasa sakit
tidak ada nyeri tekan,
tidak ada nyeri tidak ada edema
P: tekan, tidak ada
edema
7. Kekuatan Fleksi siku kanan : Fleksi siku kanan : 2, 6 Fleksi siku kanan : 2,45
Otot
2, 4 Fleksi siku kiri : 2,3 Fleksi siku kiri : 2,62
Fleksi siku kiri : Ekstensi siku kanan : 2,6 Ekstensi siku kanan : 2,42
2, 3 Ekstensi siku kiri : 2,6 Ekstensi siku kiri : 2,55
Ekstensi siku Fleksi bahu kanan : 2,8 Fleksi bahu kanan : 2,15
kanan : 2, 4 Fleksi bahu kiri : 2,6 Fleksi bahu kiri : 2,10
Ekstensi siku kiri : Ekstensi bahu kanan : 2, 3 Ekstensi bahu kanan : 2, 3
2,4 Ekstensi bahu kiri : 2, 4 Ekstensi bahu kiri : 2, 4
Fleksi bahu kanan : Abduksi bahu kanan : 2,5 Abduksi bahu kanan : 2,52
2, 12 Abduksi bahu kiri : 2,5 Abduksi bahu kiri : 2,50
Fleksi bahu kiri : Fleksi lutut kanan : 1,5 Fleksi lutut kanan : 2,15
2, 7 Fleksi lutut kiri : 1,8 Fleksi lutut kiri : 1,95
Ekstensi bahu Ekstensi lutut kanan : 1.5 Ekstensi lutut kanan :1,77
kanan : 2, 3 Ekstensi lutut kiti : 1 Ekstensi lutut kiti : 1,75
Ekstensi bahu kiri : Dorsolfleksi kanan : 1 Dorsolfleksi kanan : 1.75
2, 4 Dorsolfleksi kiri :1 Dorsolfleksi kiri :1,25
Abduksi bahu
kanan : 2
Abduksi bahu kiri :
No Jenis Ayah Ibu Anak 1
pemeriksaan
2
Fleksi lutut kanan :
1,5
Fleksi lutut kiri : 1
Ekstensi lutut
kanan : 1
Ekstensi lutut kiri :
1
Dorsolfleksi
kanan : 1
Dorsolfleksi kiri :
ANALISI DATA
DO :
DO :
2. Pemeliharaan Ketidakmampuan
1. Tn. J nampak tidak pernah Kesehatan Tidak Mengatasi Masalah
berolahraga Efektif (D. 0117) Keluarga
2. Tn. J dan keluarga masih suka
mengkonsumsi makanan yang
bersantan seperti gulai
DO :
Penggunaan obat furosemide
dengan dosis 40 mg umumnya
digunakan untuk mengobati
pasien hipertensi dengan
komplikasi jantung.
2. Captopril
3. Valsartan
4. Spironolactone
Spironolactone 25 mg biasa
digunakan untuk mengobati
pasien hipertensi dengan
diagnosa penyakit jantung.
Obat tekanan darah tinggi yang
satu ini banyak diresepkan pada
terapi diuretik. Selain itu, obat
ini umumnya di kombinasikan
dengan obat lain
seperti Glimepiride 1 mg.
5. Glibenclamide
6. Metformin
1. Berjalan kaki
2. Bersepeda
3. Berenang
4. Yoga
Bawang Putih
Bawang putih memiliki
kemampuan untuk
menurunkan tekanan
darah dengan membantu
meningkatkan zat dalam
tubuh, yakni oksida nitrat
yang dapat menyebabkan
pembuluh darah rileks
dan melebar. Kondisi ini
memungkinkan aliran
darah lebih leluasa dan
mengurangi tekanan
darah.
Jahe
Mengonsumsi jahe dapat
menjadi cara menurunkan
darah tinggi atau
mengontrol tekanan
darah. Dalam penelitian
pada hewan, jahe telah
terbukti meningkatkan
sirkulasi darah dan
mengendurkan otot-otot
di sekitar pembuluh
darah, hingga
menurunkan tekanan
darah. Namun, studi lebih
lanjut diperlukan untuk
melihat manfaat jahe
dapat menurunkan darah
tinggi pada manusia.
Alpukat
Daun alpukat
mengandung potassium
yang bisa membantu
menurunkan tekanan
darah.
Belimbing Wuluh
Belimbing wuluh
dipercaya efektif
menurunkan tekanan
darah tinggi. Hal ini
disebabkan belimbing
wuluh mengandung
kalium yang berperan
sebagai pengontrol
tekanan darah dalam
tubuh.
Untuk mengobati darah
tinggi, cukup siapkan tiga
buah belimbing wuluh
dan biji sriganding 25
gram. Tumbuk biji
sriganding sampai halus.
Setelah itu, rebus serbuk
biji sriganding bersama
dengan belimbing wuluh
dan empat gelas
air. Dinginkan saring air
rebusan belimbing wuluh
yang sudah mendidih.
Minum air rebusan
tersebut satu gelas per
hari.
2. Karakteristik Rumah Yang
Aman Dan Nyaman Bagi
Pasien Hipertensi
Pastikan pencahayaan
yang cukup didalam
rumah baik siang hari
maupun malam hari
Pastikan pertukaran udara
/ ventilasi dirumah tidak
pengap
Pastikan jarak antar
perabotan yang ada
dirumah tidak rapat. Ini
bertujuan jika pasien tiba-
tiba tidak sadarkan diri
tidak terjadi cidera yang
parah
Pastikan lantai rumah
dalam keadaan tidak
licin, agar mengurangi
risiko jatuh
Pastikan didalam kamar
mandi terdapat pegangan
untuk menyangga pasien
saat ke kamar mandi dan
mengurangi risiko jatuh
Ciptakan lingkungan
yang nyaman dan tidak
berisik yang bisa memicu
stress pasien.
Pelayanan Kesehatan
Tersier atau Tingkat
Ketiga
Pelayanan kesehatan tersier
(tertiary health care)
mengutamakan pelayanan
subspesialis dan subspesialis
luas yang dilakukan oleh
dokter subspesialis dan dokter
subspesialis luas. Pelayanan
kesehatan tingkat tiga ini
ditujukan kepada masyarakat
yang membutuhkan
pelayanan jalan maupun
pelayanan rawat inap
(rehabilitasi) pada kelompok
atau masyarakat.
2. Manfaat Dan Tujuan Dari
Dilakukannya Kontrol
Bagi Penderita Hipertensi
Salah satu manfaat dan
tujuan dari dilakukannya
kontrol bagi penderita
hipertensi yaitu untuk
mendeteksi dan mencegah
terjadinya komplikasi.
PERENCANAAN DX 2
I : Istirahat cukup
K : Kelola stres
Pemeliharaan
kesehatan
(L.12106) Identifikasi Risiko (I.14502)
meningkat dengan
Identifikasi risiko biologis,
kriteria hasil :
lingkungan dan perilaku
1. Keluarga 1. Memberikan ventilasi
Lakukan pengelolaan risiko
mampu yang cukup dalam
dengan baik dan ekonomis
menjalankan rumah
Lakukan pengelolaan risiko
perilaku sehat 2. Menanam tumbuh-
secara berkala
dalam tumbuhan agar
menghindari peningkatan oksigen Buat perencanaan tindakan
komplikasi / 3. Menciptakan yang memiliki dan
faktor resiko kehidupan yang penanggung jawab yang jelas
TUK 2 : hipertensi nyaman dalam
keluarga
Keluarga
4. Merencanakan
mampu
program diet Dash Dukungan Kepatuhan Program
mengambil
Pengobatan (I. 12361)
keputusan
dengan Identifikasi kepatuhan
mengetahui menjalankan program
upaya pengobatan
pemeliharaan Diskusikan hal-hal yang dapat
kesehatan mendukung atau menghambat
pada berjalannya program
pengidap pengobatan
hipertensi Informasikan manfaat yang
akan diperoleh jika teratur
menjalani program
pengobatan
Informasikan program
pengobatan yang harus
dijalani
Pemeliharaan
kesehatan (L.
14127) meningklat Edukasi Latihan Fisik (I. 12389)
dengan kriteria
Identifikasi kesiapan dan
hasil :
kemampuan menerima
1. Keluarga mampu
informasi
menunjukkan
Jelaskan manfaat kesehatan
perilaku adaptif 1. Tindakaan perilaku
dan efek fisiologis olahraga
adaptif yang dapat
Jelaskan jenis latihan yang
dilakukan yaitu Self care
sesuai dengan kondisi pasien
management responden
hipertensi patuh dalam Ajarkan latihan pemanasan dan
Keluarga
mampu
merawat
anggota
keluarga
yang sakit
dengan
mengetahui
kontral gejala
hipertensi
3. Karakteristik Rumah
3. Keluarga Yang Aman Dan
mampu Nyaman Bagi Pasien
menciptakan Hipertensi
lingkungan Pastikan
dalam rumah pencahayaan yang
yang aman dan cukup didalam
nyaman bagi rumah baik siang
penderita hari maupun malam
hipertensi hari
Pastikan pertukaran
udara / ventilasi
dirumah tidak
pengap
Pastikan jarak antar
perabotan yang ada
dirumah tidak rapat.
Ini bertujuan jika
pasien tiba-tiba tidak
sadarkan diri tidak
terjadi cidera yang
parah
Pastikan lantai
rumah dalam
keadaan tidak licin,
agar mengurangi
risiko jatuh
Pastikan didalam
kamar mandi
terdapat pegangan
untuk menyangga
pasien saat ke kamar
mandi dan
mengurangi risiko
jatuh
Ciptakan lingkungan
yang nyaman dan
tidak berisik yang
bisa memicu stress
pasien.
TUK 5 : Perilaku Kesehatan Rujukan ke Layanan Masyarakat (I.
Membaik 12474 )
Keluarga
(L.12107) dengan
mampu
Kriteria Hasil :
memanfaatka
Keluarga 1. Identifikasi sumber-sumber
n pelayanan
mengetahui pelayanan kesehatan di
kesehatan
pelayanan masyarakat
kesehatan untuk 2. Fasilitasi memutuskan
meningkatkan pelayanan kesehatan yang
kesehatan keluarga dapat dijadikan tujuan rujukan
3. Fasilitasi keluarga
1. Keluarga
mempersiapkan proses
mengetahui 1. Pelayanan Kesehatan rujukan
pengertian Atau Perawatan
pelayanan Kesehatan
kesehatan Adalah pemeliharaan
Upaya yang atau peningkatan status
dilakukan kesehatan melalui usaha-
untuk usaha pencegahan,
meningkatkan diagnosis, terapi,
status pemulihan,
kesehatan ataupenyembuhan
penyakit, cedera, serta
gangguan fisik dan
mental lainnya.
2. Keluarga
2. Bentuk Pelayanan
mengetahui
Kesehatan
bentuk atau
a. Puskesmas
jenis pelayan
b. Klinik
kesehatan
c. Rumah sakit
d. Home care
e. Rumah bidan
PERENCANAAN DX 3
Resiko jatuh b/d Setelah TUK 1 : Mobilitas fisik 1. Resiko jatuh Dukungan mobilisasi
riwayat jatuh dilakukan meningkat dengan Adalah kemampuan
Keluarga 1. fasilitasi aktivitas mobilisasi
intervensi, jaringan untuk
diharapkan mampu kriteria hasil: memperbaiki diri dengan alat bantu ( tongkat)
tingkat jatuh mengenal 1. Nyeri menurun atau mengganti dan 2. libatkan keluarga dalam
menurun masalah 2. Kekuatan otot mempertahankan membantu pasien
dengan meningkat fungsi normalnya 3. fasilitasi melakukan pergerakan
keluarga 3. Kelemahan sehingga tidak
mampu fisik menurun dapat bertahan
menurunkan terhadap infeksi
tingkat dan memperbaiki
jatuh : 1. kerusakan yang
Pengertian diderita.
resiko jatuh 2. faktor faktor yang
berhubungan
2. faktor –
dengan
faktor yang
menyebabkan jatuh
berhubungan
pada pasien. Ada
dengan
tiga faktor yang
menyebabka
menjadi penyebab
n jatuh pada
risiko jatuh pada
pasien yang
pasien lansia.
resiko jatuh
a. Faktor risiko:
3. dampak yaitu faktor yang
dari resiko dipengaruhi oleh
jatuh kondisi ekstrinsik
terhadap seperti lingkungan
riwayat jatuh yang tidak ramah
yang dialami lansia, kehilangan
keseimbangan,
pengaruh obat-
obatan, kehilangan
keseimbangan dan
sebagainya
b. Faktor pencetus
atau penyebab:
yaitu faktor yang
banyak dipengaruhi
oleh kondisi
intrinsik seperti
syncope atau
kondisi kehilangan
kesadaran untuk
beberapa saat,
dizziness atau
pusing, drop
attack, dan
sebagainya.
c. Faktor Penyulit
atau Komorbiditas:
atau adanya peyakit
penyerta selain
penyakit utama
yang diderita pasien
3. dampak dari resiko
jatuh pada lansia
1) Cedera (injury)
menyebabkan
kerusakan fisik
dan psikologis
a. Kerusakan fisik
misalnya patah
tulang panggul,
pergelangan
tangan, lengan atas
dan pelvis
b. Psikologis
misalnya syok
setelah jatuh, rasa
takut seperti
cemas, hilang
percaya diri,
pembatasan
aktivitas sehari
hari.
2) Disabilitas
3) Kematian
2. Faktor pencetus
atau penyebab:
yaitu faktor yang
banyak dipengaruhi
oleh kondisi
intrinsik seperti
syncope atau
kondisi kehilangan
kesadaran untuk
beberapa saat,
dizziness atau
pusing, drop
attack, dan
sebagainya.
3. Faktor Penyulit
atau Komorbiditas:
atau adanya peyakit
penyerta selain
TUK 2: penyakit utama
yang diderita pasien
Keluarga
6 benar minum obat
mampu
mengambil 1. Benar Pasien
keputusan Dapat di pastikan
dengan dengan melihat nama
mengubah pada label obat dan
lingkungan mencocokkan dengan Pencegahan jatuh
rumah agar nama, usia, dan jenis
terhindar dari kelamin. 1. identifikasi faktor resiko jatuh
resiko jatuh 2. Gunakan alat bantu berjalan
2. Benar Obat
pada pasien (tongkat)
Pastikan obat yang
hipertensi
diberikan harus sesuai
resep dokter yang
merawat , dari nama
obat, bentuk dan
warna, serta membaca
label obat sampai 3
kali yaitu :
sesudah menuangkan
obat.
3. Benar Dosis
Memastikan dosis
yang diberikan sesuai
dengan instruksi
dokter dan catatan
pemberian obat.
4. Benar Waktu
Pemberian
Waktu pemberian obat
harus sesuai dengan
waktu yang tertera
pada catatan
pemberian obat,
misalnya obat
diberikan 2 kali sehari
maka catatan
pemberian obat akan
tertera waktu
pemberian misalnya
jam 6 pagi dan 6 sore.
Perhatikan apakah
Pemberian obat
obat diberikan
sebelum atau sesudah 1. verifikasi obat sesuai order dokter
makan. 2. lakukan prinsip 6 benar minum
obat
5. Benar Cara
3. perikasa tanggal kadaluarsa
Pemberian Obat
4. minum obat teratur sesuai order
Pastikan obat
dokter
diberikan sesuai
TUK 3 :
dengan cara yang
Keluarga diintruksikan dan
mampu periksa pada label cara
merawat pemberian obat.
anggota Misalnya oral (melalui
keluarga mulut) sublingual
yang sakit (dibawah lidah),
dengan inhalasi (semprot
melakukan aerosol) dll.
pemberian
6. Benar Kadaluarsa
obat untuk
Obat
hipertensi
Harus diperhatikan
expire date/masa
kadaluarsa obat yang
akan diberikan.
Biasanya pada label
botol obat tertera
kapan obat tersebut
kadaluarsa. Perhatikan
perubahan warna (dari
bening menjadi
keruh), tablet menjadi
basah/bentuknya rusak
Cara-cara
meningkatkan keadaan
rumah bagi pasien
hipertensi :
1. Penerangan rumah
harus cukup tetapi
tidak menyilaukan
3. Peralatan rumah
tangga yang sudah
tidak aman (lapuk,
dapat bergeser sendiri)
sebaiknya diganti
4. Kamar mandi
diupayakan tidak licin
sebaiknya diberi
pegangan pada
dindingnya, pintu
yang mudah dibuka.
WC Sebaiknya dengan
kloset duduk dan
diberi pegangan di
dinding
Keamanan
lingkungan rumah
meningkat
Dengan kriteria
hasil:
Perabot rumah di
susun berjarak
Penerangan yang
baik
Manajemen keselamatan lingkungan
fungsi puskesmas
sebagai berikut:
Puskesmas
mengintegrasikan
program yang
dilaksanakannya
dengan pendekatan
Mewujudkan pusat
kesehatan masyarakat
yang efektif, efisien,
dan akuntabel dalam
penyelenggaraan
pelayanan kesehatan
tingkat pertama yang
bermutu dan
berkesinambungan
dengan
memperhatikan
keselamatan pasien
dan masyarakat
Pembangunan
kesehatan yang
diselenggarakan di
puskesmas bertujuan
untuk mewujudkan
wilayah kerja
puskesmas yang sehat
LAPORAN PENDAHULUAN
Dosen Pembimbing :
TK 3. A
KELOMPOK 4
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling utama,
karena setiap manusia berhak untuk memiliki kesehatan. Kenyataanya tidak semua
orang dapat memiliki derajat kesehatan yang optimal karena berbagai masalah,
diantaranya lingkungan yang buruk, social ekonomi yang rendah, gaya hidup yang
tidak sehat mulai dari makanan, kebiasaan, maupun lingkungan sekitarnya
(Misbach,2013).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Konsep Dasar Manajemen Hipertensi ?
2. Bagaimana Konsep Dasar Faktor Risiko Komplikasi Hipertensi ?
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan selama 30 menit, diharapkan
klien dan keluarga memahami “Manajemen Hipertensi dan Faktor Risiko
Komplikasi Hipertensi”.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan klien dan keluarga mampu:
a. Memahami manajemen hipertensi
b. Memahami faktor risiko komplikasi hipertensi
D. MANFAAT
1. Meningkatkan pemahaman klien dan keluarga tentang manajemen
hipertensi
2. Meningkatkan pemahamam klien dan keluarga tentang komplikasi
hipertensi
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Manajemen Hipertensi
1. Pengertian Hipertensi
Seseorang dikatakan hipertensi bila memiliki tekanan darah sistolik ≥
140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg, pada pemeriksaan
yang berulang. Tekanan darah sistolik merupakan pengukur utama yang
menjadi dasar penentuan diagnosis hipertensi (Perhimpunan Dokter Spesialis
Kardiovaskuler Indonesia, 2015).
2. Klasifikasi Hipertensi
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala
berikut:
a. Sakit kepala
b. Kelelahan
c. Mual
d. Muntah
e. Sesak napas
f. Gelisah
g. Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada
otak, mata, jantung dan ginjal.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan
bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut
ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera (Maya
Aprianti, 2015)
Wahyudi, Y. (2019). Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Pada Ny.S Dengan
Diagnosa Medis Hipertensi Di Rsud Bangil Pasuruan. Retrieved from
https://repository.kertacendekia.ac.id/media/296897-asuhan-keperawatanpada-ny-s-
dengan-diag-1baf47fe.pdf
Novia, 2017. Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Ny.S dengan diagnosa medis
hipertensi di Rumah Sakit.
file:///C:/Users/HP/Downloads/KTI%20NOVIA%20PUSPITA%20SARI.pdf
LAMPIRAN
PRAKTEK KEPERAWATAN KELUARGA
HIPERTENSI
Oleh :
KELOMPOK 4
TK 3. A
Dosen Pembimbing :
Topik : Hipertensi
A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang sangat
berisiko.Hipertensi adalah faktor risiko utama untuk penyakit kardiovaskuler
aterosklerotik,gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal. Hipertensi menimbulkan
risiko morbiditasatau mortalitas dini, yang meningkat saat tekanan darah
sistoluk dan diastolic meningkat. Peningkatan tekanan darah yang
berkepanjangan merusak pembuludarah di organ target, seperti jantung, ginjal,
otak, dan mata.
Untuk menghindari risiko tersebut di atas, maka diperlukan
manajemen yangtepat dari hipertensi tersebut serta komplikasi yang mungkin
terjadi pada hipertensiyang berkelanjutan. Klien dan keluarga perlu
mengetahui apa itu hipertensi, jenis,penyebab, tanda dan gejala hipertensi,
penatalaksanaan dan perawatan hipertensi,sertakomplikasi hipertensi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan selama 30 menit, diharapkan
klien dan keluarga memahami “Konsep Hipertensi”.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan klien dan keluarga mampu:
a. Memahami Konsep hipertensi
b. Memahami faktor risiko komplikasi hipertensi
C. Manfaat
1. Meningkatkan pemahaman klien dan keluarga tentang konsep hipertensi
2. Meningkatkan pemahamam klien dan keluarga tentang risiko komplikasi
hipertensi
D. Sasaran
Seluruh anggota keluarga yang tinggal satu rumah dengan Tn. J
E. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Diskusi
F. Media Penyuluhan
1. Lembar balik
G. Setting Tempat
Keterangan :
: Keluarga
: Perawat
H. Pelaksanaan Kegiatan
N Tahap Kegiatan Penyuluh Kegiatan Audien Waktu
o
H-1 Dimulai dengan
membuat tujuan,
Melakukan
Perencanakan, siapa
yang menjadi
Ketua,Moderator, dan
tugas lainnya, dimana,
kapan kegiatan
kelompok
tersebutdilaksanakan,
Proses evaluasipada
anggota dan
kelompok,menjelaskan
sumber-sumber yang
diperlukan kelompok
a. Memberikan Memperhatikan
kesimpulan dan
Mendengarkan
I. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Perawat menyiapkan media dan materi yang akan disampaikan pada
penyuluhan
b. Tempat nyaman untuk melakukan pendidikan kesehatan
c. Perawat menguasi materi dan mampu menyampaikan informasi
mengenal konsep hipertensi dan komplikasi hipertensi pada klien dan
keluarga dengan baik
2. Evaluasi Proses
a. Proses penyuluhan sesuai dengan perencanaan mulai dari tahap
pembukaan, acara inti, diskusi, serta penutup.
b. Proses penyuluhan berjalan dengan lancar, walau ada sedikit
gangguandari lingkungan.
c. Klien dan keluarga aktif mendengarkan dan bertanya selama
penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
a. Klien dan keluarga dapat memahami materi yang disampaikan
b. Klien dan keluarga dapat menyebutkan kembali pengertian, tanda dan
gejala, penyebab, dan komplikasi hipertensi.
Kriteria Hasil
a. Evaluasi struktur
1. Pre planning sudah setujui oleh pembimbing satu hari sebelumnya,
jumlah peserta lengkap dan alat yang disediakan lengkap: seperti leaflet,
lembar balik
2. Waktu pelaksanaan tuk 1-2sesuai dengan yang disepakati
3. Tempat dan perlengkapan acara lengkap
4. Materi dan media yang akan digunakan dalam kegiatan tuk 1-2 lengkap
5. Panitia penyelenggara bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masing
b. Evaluasi proses
1. Jumlah peserta hadir sebanyak 100%
2. Peserta mendengarkan penjelasan kegiatan dengan antusias
3. Suasana saat kegiatan tuk 1-2 berlangsung aman dan nyaman
4. Peserta mengikuti kegiatan tuk 1-2 sampai selesai
5. Media dan alat bantu dapat digunakan secara efektif
6. Acara dapat berjalan sesuai rencana
c. Evaluasi hasil
1. Peserta terapi kegiatan tuk 1-2 mengetahui kondisi kesehatannya dan
mampu melakukan usaha untuk meningkatkan status kesehatannya.
2. 70% peserta mampu menjelaskan pengertian hipertensi
3. 75% peserta mampu menjelaskan tanda dan gejala hipertensi
4. 80% peserta mampu menjelaskan penatalaksanaan hipertensi
5. 100% peserta hadir dalam kegiatan terapi tuk 1-2
6. 75% peserta mampu menjelaskan komplikasi hipertensi
7. 100% peserta mampu berkomitmen untuk melakukan pengobatan
hipertensi dengan tujuan hipertensinya stabil
8. 100% tidak meninggalkan tempat sebelum acara selesai.
TUGAS KEPERAWATAN KELUARGA
DOSEN PEMBIMBING :
TK 3. A
KELOMPOK 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan
sebagai berikut Pelaksanaan Program PATUH menunjukkan bahwa tidak
dilaksanakan sebanyak 69 responden (70,4%) dan dilaksanakan sebanyak 29
responden (29,6%). Pengetahuan tentang Program PATUH pada pasien
hipertensi menunjukkan kurang sebanyak 61 responden (62,2%) dan baik
sebanyak 37 responden (37,8%). Dukungan keluarga pada pasien hipertensi
menunjukkan kurang mendukung sebanyak 71 responden (72,4%) dan
mendukung sebanyak 27 responden (27,6%). Pendidikan kesehatan oleh
petugas kesehatan tentang program patuh menunjukkan tidak diberikan
sebanyak 21 responden (21,4%) dan diberikan sebanyak 77 responden
(78,6%). Ada hubungan pengetahuan dengan pelaksanaan Program PATUH
pada pasien hipertensi di Puskesmas Gadang Hanyar Banjarmasin dengan
nilai (p) yaitu sebesar 0,003. Ada hubungan dukungan keluarga dengan
pelaksanaan program PATUH pada pasien hipertensi di Puskesmas Gadang
Hanyar Banjarmasin dengan nilai (p) yaitu sebesar 0,007. Tidak ada hubungan
pendidikan kesehatan oleh petugas kesehatan dengan pelaksanaan Program
PATUH pada pasien hipertensi di Puskesmas Gadang Hanyar Banjarmasin
dengan nilai (p) yaitu sebesar 0,488.
Disarankan Bagi pasien hipertensi diharapkan ikut serta dalam
pelaksanaan program patuh agar teratur dalam melakukan kontrol tekanan
darah sesuai dengan anjuran dokter dan menjalankan pola hidup sehat, rutin
munum obat sehingga dapat meminimalisir kemungkinan komplikasi lain
yang dapat terjadi. Bagi petugas kesehatan diharapkan memberikan
pendidikan kesehatan tidak hanya kepada pasien namun juga kepada keluarga
dan orang terdekat penderita hipertensi agar dapat ikut serta mengingatkan
dan memberikan motivasi kepada penderita dalam pelaksanaan program
patuh. Bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian dengan menggunakan
variabel berbeda seperti dukungan keluarga dan peran kader terhadap
pelaksanaan program patuh.
Kecemasan pada penderita hipertensi dapat di cegah dengan
menggunakan program CERDIK (Cek kesehatan berkala, Enyah asap rokok,
Rajin aktivitas fisik, Diet seimbang, Istirahat cukup, Kelola stress) yaitu
dengan cara cek kesehatan secara rutin yang bermanfaat untuk meningkatkan
tentang kesehatan (Kemenkes, 2016). Beberapa cek kesehatan yang paling
umum dilakukan antara lain yaitu cek tekanan darah, cek kadar gula, cek
lingkar perut, cek kolestrol, dll. Semakin tepat informasi yang kita dapatkan
tentang kesehatan kita, maka semakin bijaksana pula keputusan yang dapat
kita lakukan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana mengendalikan hipertensi dengan program PATUH
2. Bagaimana mengendalikan hipertensi dengan program CERDIK
C. TUJUAN
1. Tujuan umum:
Setelah dilakukan demonstrasi ttg program patuh dan cerdik,diharapkan
keluarga dapat mengendalikan hipertensi nya
2. Tujuan khusus :
1. mendemonstrasikan Kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter
2. Dapat mengatasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur
3. menerapkan diet dengan gizi seimbang
4. mengupayakan aktifitas fisik dengan aman
5. menghindari asap rokok, alkohol dan zat karsinogenik lainnya
D. MANFAAT
1. dapat mengetahui kesehatan yang di alami keluarga hipertensi
2. mengurangi faktor resiko dari hipertensi
3. mengurangi komplikasi dari hipertensi
4. dapat mengetahui olahraga yang cocok untuk hipertensi yang dialami
5. menjaga kesehatan jantung agar terhindar dari komplikasi
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Hipertensi
1. Pengertian
. Pengertian Hipertensi
Seseorang dikatakan hipertensi bila memiliki tekanan darah sistolik ≥
140
mmHg dan/atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg, pada
pemeriksaan yang
berulang. Tekanan darah sistolik merupakan pengukur utama yang
menjadi dasar penentuan diagnosis hipertensi (Perhimpunan Dokter
Spesialis Kardiovaskuler Indonesia, 2015).
Hipertensi atau penyakit darah tinggi sebenarnya adalah suatu
gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan
nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang
membutuhkan. Hipertensi sering kali disebut sebagai silent killer, karena
termasuk penyakit yang mematikan tanpa disertai dengan gejala lebih
dahulu (Sustrani dan Alam, 2004).
2. Etiologi
Jenis Hipertensi dan Penyebab Hipertensi
a. Hipertensi Primer
Pada populasi dewasa dengan hipertensi, antara 90% sampai 95%
mengalami hipertensi esensial (primer), yang tidak memiliki penyebab
medis yang dapat diidentifikasi.
Beberapa penyebab hipertensi primer, yaitu:
1) Herediter atau faktor genetik; hipertensi pada orang yang mempunyai
riwayat hipertensi dalam keluarga sekitar 15-35%. Hipertensi di bawah
55 tahun terjadi 3,8 kali lebih sering pada orang dengan riwayat
hipertensi dalam keluarga.
2) Peningkatan kolesterol plasma (> 240-250 mg/dl)
3) Kebiasaan merokok/alkohol
4) Kelebihan berat badan/kegemukan/ obesitas
5) Kurang olahraga
6) Penggunaan garam yang berlebihan
7) Jenis kelamin; laki-laki obesitas lebih mempunyai risiko hipertensi
lebih besar dibandingkan perempuan obesitas dengan berat badan sama.
8) Usia; tekanan darah sistolik meningkat progresif sesuai usia dan
oranglanjut usia dengan hipertensi merupaka risiko besar untuk
penyakit kardiovaskuler.
b. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder yang dicirikan dengan peningkatan tekanan darah
disertai dengan penyebab spesifik, seperti penyempitan arteri
renalis,penyakit parenkim renal, hiperaldosteronisme, medikasi tertentu,
kehamilan,dan koarktasi aorta.
Beberapa penyebab hipertensi sekunder, yaitu:
1) Penyakit ginjal; stenosis arteri renalis, pielonefritis,
glomerulonefritis, tumor ginjal, penyakit ginjal polikista, trauma pada
ginjal, terapi penyinaran yang mengenai ginjal
2) Kelainan hormonal; hiperaldosteronemisme, sindrom cushing,
feokromositoma
3) Obat-obatan; pil KB, kortikosteroid, eritropoietin, kokain,
penyalahgunaan alkohol, dan kayu manis (dalam jumlah sangat besar)
4) Penyebab lainnya; koartasio aorta, preeklamsi pada kehamilan,
porfiria intermiten akut, keracunan timbal akut
C. PROGRAM CERDIK
Penderita hipertensi akan diberikan obat penurun tekanan darah seperti
amobilin, candesartan, captopril, clevidipin, clonidine, labelatol, nicerdipine,
dan jenis obat anti-hipertensi lainnya. Selain itu, Kemenkes RI memiliki
program promosi kesehatan mencegah dan mengendalikan hipertensi yaitu
dengan gaya hidup CERDIK.
Promosi kesehatan untuk berperilaku CERDIK dalam mengatasi PTM bagi
orang atau kelompok masyarakat yang masih sehat atau memiliki faktor risiko
PTM.
1. Cek kesehatan secara rutin
2. Monitor tekanan darah, perhatikan denyut nadi teratur atau tidak, timbang
berat badan, ukur tinggi badan dan lingkar perut, cek gula darah dan
kolesterol
3. Enyahkan asap rokok
4. Bagi perokok segera berusahalah untuk berhenti merokok
5. Rajin aktivitas fisik
6. Lakukan minimal 30 menit per hari dalam 3-5 kali per minggu
7. Diet sehat kalori seimbang
8. Konsumsi buah dan sayur 5 porsi perhari
9. Konsumsi gula, garam, lemak (GGL) sesuai anjuran
10. Gula tidak lebih dari 4 sdm per orang per hari
11. Garam tidak lebih dari 1 sdt per orang per hari
12. Lemak/minyak tidak lebih dari 5 sdm per orang per hari
13. Kurangi konsumsi GULA putih/coklat/merah, madu dan sirup : Kurangi
makanan yang mengandung gula tinggi seperti permen, soft drink
(minuman kaleng), kue-kue basah, es krim, kue kering. Gantikan dengan
buah segar atau jus buah tanpa gula. Perhatikan makanan/minuman
dengan kandungan gula tersembunyi. Baca labelnya bila ada sukrosa,
laktosa, fruktosa atau sirup maka ada kandungan gula tinggi.
14. Kurangi konsumsi GARAM tinggi : Seperti pada keripik kentang, kacang
asin, keju, makanan kemasan, buah kering. Perhatikan garam kandungan
tinggi tersembunyi seperti sodium fosfat, moosodium glutamat, sodium
nitrat, dll pada makanan kemasan. Baca label kemasan.
15. Kurangi konsumsi LEMAK: Pilih daging tanpa lemak, ikan, unggas,
kacang kering, dan kacang polong sebagai sumber protein, kurangi
daging merah. Buang lemak pada daging sebelum dimasak, kurangi telur,
jeroan, gunakan produk susu rendah lemak. Baca label pada makanan
kemasan.
16. Istirahat cukup sesuai dengan kebutuhan (tidur 7-8 jam perhari pada
orang dewasa)
17. Kelola stres : Relaksasi, berbicara dengan orang lain, rekreasi, aktivitas
bersama keluarga, berbuat sesuai kemampuan dan minat, berpikir secara
positif dan bijaksana, hidup tertib dan teratur, serta merencanakan masa
depan sebaik-baiknya.
DAFTAR PUSTAKA
http://care.diabetesjournals.org/conten/31/spplement_1/s12.full. Diakses 15
Desember 2018
Anisa, N. 2016. Hubungan Antara Pengetahuan Diit Diabetes Melitus Dengan Pola
Saunder. St louis.
2015.
Tentang :
TK 3.A
Dosen Pembimbing :
Tempat : Ruangan
Waktu :07.30-08.00
Pemateri : Perawat
A. Latar Belakang
Perilaku PATUH harus dilakukan bagi yang sudah menyandang Penyakit
tidak menular merupakan salah satu program khusus bagi penderita hipertensi
untuk mengendalikan hipertensi. Program “PATUH” merupakan program
mengendalikan hipertensi. Adapun maksud saya PATUH adalah P singkatan
dari periksa kesehatan
secara rutin dan ikuti anjuran dokter, A adalah atasi penyakit dengan
pengobatan yang tepat dan teratur, T adalah tetap diet dengan gizi seimbang,
U adalah upayakan aktifitas fisik dengan aman dan H adalah hindari asap
rokok, alkohol dan zat karsinogenik (Kemenkes RI, 2019).
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang ditentukan oleh tiga
faktor yaitu predisposisi (mempermudah). faktor reinforcing (penguat), dan
faktor enabling (pendorong).
Faktor predisposisi terdiri dari pengetahuan, sikap, tradisi, kepercayaan,
umur, tingkat pendidikan dan tingkat ekonomi.
Faktor enabling terdiri dari lingkungan fisik, sarana kesehatan atau
sumber-sumber khusus yang mendukung dan keterjangkauan sumber dan
fasilitas kesehatan.
faktor reinforcing terdiri dari petugas kesehatan, tokoh masyarakat dan
keluarga (Notoatmodjo, 2012).
Dukungan keluarga merupakan bentuk pemberian dukungan terhadap
anggota keluarga lainnya yang mengalami permasalahan, yaitu dukungan
pemeliharaan, emosional untuk mencapai kesejahteraan anggota keluarga dan
memenuhi kebutuhan psikososial. Oleh karena itu peneliti dapat
menyimpulkan secara sederhana bahwa dukungan keluarga sangat penting
dalam proses penyembuhan pasien penderita penyakit hipertensi. Karena
dengan dukungan keluarga, pasien akan merasakan bahwa ada yang
memperhatikan dan mengawasi. Dengan demikian, pasien akan lebih berhati-
hati ketika melakukan sesuatu hal yang dapat memicu terjadinya (kambuh)
hipertensi (Dewi, 2018).
Pengetahuan dan kesadaran pasien tentang hipertensi merupakan faktor
penting dalam mencapai kontrol tekanan darah. Pengetahuan individu
mengenai hipertensi dapat membantu dalam upaya pengendalian hipertensi
karena dengan pengetahuan yang dimilikinya individu akan sering
mengunjungi dokter dan patuh pada pengobatannya (Maswibowo, 2018).
Pendidikan kesehatan dapat mempengaruhi seseorang dalam memiliki
pengetahuan dan motivasi tentang ilmu kesehatan, termasuk cara hidup sehat
dan teratur, sehingga mereka akan mengerti dan dapat menerapkan prinsip-
prinsip pencegahan penyakit dalam kaitannya dengan kesehatan dan
keselamatan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu seseorang yang telah
mendapatkan informasi atau pengetahuan melalui pemberian pendidikan
kesehatan dapat juga memiliki nilai, sikap dan motivasi yang positif terhadap
prinsip hidup (Nababan, 2018).
B. Tujuan
Tujuan umum:
Setelah dilakukan penyuluhan dan mengajarkan program CERDIK dan
PATUH,diharapkan keluarga dapat mengendalikan hipertensi nya
Tujuan khusus :
1. Menjelaskan program CERDIK dan PATUH
2. Mengecek tekanan darah
3. Memberi contoh diet dengan gizi seimbang
4. Menjelaskan olahraga yang baik bagi penderita hipertensi
5. Menganjurkan menghindari asap rokok, alkohol dan zat karsinogenik lainnya
C. Manfaat
1.Dapat mengetahui kesehatan yang di alami keluarga hipertensi
2.Pengurangi faktor resiko dari hipertensi
3.Mengurangi komplikasi dari hipertensi
4.Dapat mengetahui olahraga yang cocok untuk hipertensi yang dialami
5.Menjaga kesehatan jantung agar terhindar dari komplikasi
D. Sasaran
Seluruh anggota keluarga yang tinggal satu rumah dengan Tn. J
E. Metode penyuluhan
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Diskusi
F. Media penyuluhan
1. Lembar balik
2. Alat ukur tekanan darah
G. Seting tempat
perawat
keluarga
fasilitator
H. Pelaksanaan kegiatan
Promosi kesehatan
untuk berperilaku
CERDIK
18. Cek kesehatan
secara rutin
19. Monitor tekanan
darah, perhatikan
denyut nadi teratur
atau tidak, timbang
berat badan, ukur
tinggi badan dan
lingkar perut, cek
gula darah dan
kolesterol
20. Enyahkan asap
rokok
21. Bagi perokok
segera berusahalah
untuk berhenti
merokok
22. Rajin aktivitas fisik
23. Lakukan minimal
30 menit per hari
dalam 3-5 kali per
minggu
24. Diet sehat kalori
seimbang
25. Konsumsi buah
dan sayur 5 porsi
perhari
26. Konsumsi gula,
garam, lemak
(GGL) sesuai
anjuran
27. Gula tidak lebih
dari 4 sdm per
orang per hari
28. Garam tidak lebih
dari 1 sdt per orang
per hari
29. Lemak/minyak
tidak lebih dari 5
sdm per orang per
hari
30. Kurangi konsumsi
GULA
putih/coklat/merah,
madu dan sirup :
Kurangi makanan
yang mengandung
gula tinggi seperti
permen, soft drink
(minuman kaleng),
kue-kue basah, es
krim, kue kering.
Gantikan dengan
buah segar atau jus
buah tanpa gula.
Perhatikan
makanan/minuman
dengan kandungan
gula tersembunyi.
Baca labelnya bila
ada sukrosa,
laktosa, fruktosa
atau sirup maka
ada kandungan
gula tinggi.
31. Kurangi konsumsi
GARAM tinggi :
Seperti pada
keripik kentang,
kacang asin, keju,
makanan kemasan,
buah kering.
Perhatikan garam
kandungan tinggi
tersembunyi seperti
sodium fosfat,
moosodium
glutamat, sodium
nitrat, dll pada
makanan kemasan.
Baca label
kemasan.
32. Kurangi konsumsi
LEMAK: Pilih
daging tanpa
lemak, ikan,
unggas, kacang
kering, dan kacang
polong sebagai
sumber protein,
kurangi daging
merah. Buang
lemak pada daging
sebelum dimasak,
kurangi telur,
jeroan, gunakan
produk susu rendah
lemak. Baca label
pada makanan
kemasan.
33. Istirahat cukup
sesuai dengan
kebutuhan (tidur 7-
8 jam perhari pada
orang dewasa)
Kelola stres : Relaksasi,
berbicara dengan orang
lain, rekreasi, aktivitas
bersama keluarga,
berbuat sesuai
kemampuan dan minat,
berpikir secara positif
dan bijaksana, hidup
tertib dan teratur, serta
merencanakan masa
depan sebaik-baiknya
Evaluasi objektif
I. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
- Perawat menyiapkan media dan materi yang akan disampaikan pada
penyuluhan
- Tempat nyaman untuk melakukan pendidikan kesehatan
- Perawat menguasai materi dan mampu menyampaikan pengetahuan
tentang diet hipertensi dengan baik pada klien dan keluarga
- Klien dan keluarga dapat hadir mengikuti pendidikan kesehatan
2. Evaluasi proses
- Proses penyuluhan sesuai dengan perencanaan
- Penyuluhan berjalan dengan baik dan lancar, tanpa hambatan
- Klien dan keluarga aktif mendengarkan dan bertanya selama
penyuluhan
3. Evaluasi hasil
- Klien dan keluarga dapat memahami materi yang disampaikan
- Klien dan keluarga dapat menyebutkan kembali pengertian, tujuan
diet, dan contoh makanan pada diet hipertensi.
LAPORAN HASIL TUK 3
Kriteria Hasil
d. Evaluasi struktur
1. Pre planning sudah setujui oleh pembimbing satu hari sebelumnya,
jumlah keluarga lengkap dan alat yang di sediakan lengkap, seperti
lembar balik dan leaflet, tensimeter, stetoskop
2. Waktu pelaksanaan dan memberikan penyuluhan cerdik dan patuh, cek
tekanan darah sesuai dengan yang disepakati yaitu 30 menit
3. Tempat dan perlengkapan acara penyuluhan lengkap
4. Materi dan media yang akan digunakan dalam kegiatan penyuluhan dan
cek tekanan darah adalah leaflet, lembar balik, tensimeter, dan stetoskop
5. Panitia penyelenggara bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masing
e. Evaluasi proses
1. Jumlah peserta hadir sebanyak 100%
2. Peserta mendengarkan penjelasan kegiatan dengan antusias
3. Suasana saat kegiatan penyuluhan cerdik dan patuh menyenangkan
menyenangkan, berlangsung aman dan nyaman
4. Keluarga mengikuti kegiatan penyuluhan cerdik dan patuh sampai
selesai
5. Media dan alat bantu dapat digunakan secara efektif
6. Acara dapat berjalan sesuai rencana
f. Evaluasi hasil
1. Keluarga kegiatan penyuluhan cerdik dan patuh mengetahui kondisi
kesehatannya dan mampu melakukan usaha untuk meningkatkan status
kesehatannya.
2. 85% kerluarga mampu mengetahui tekanan darah saat ini dan juga
mengerti mngenai cerdik dan patuh
3. 75% keluarga mampu mengikuti kegiatan penyuluhan cerdik dan patuh
4. 100% keluarga hadir dalam kegiatan
5. 100% keluarga mampu menjelaskan kembali olahraga yang dapat
mengatasi hipertensi
6. 100% tidak meninggalkan tempat sebelum acara selesai.
Dosen Pembimbing :
TK 3. A
KELOMPOK 4
A. LATAR BELAKANG
Hipertensi merupakan kondisi peningkatan tekanan darah seseorang di
atas normal yang dapat mengakibatkan peningkatan angka kesakitan dan
angka kematian. Gejala yang biasatimbul adalah nyeri kepala, kelelahan,
mual, muntah, sesak nafas, dan gelisah. Dengan gejala yang sering muncul
ini, dapat mempengaruhi pemenuhan rasaaman dan nyaman pada pasien
hipertensi. Nyeri kepala pada penderita hipertensi biasanya terjadi karena
adanya atau tekanan darah tinggi dimana hal itu terjadi karena adanya
penyumbatan pada sistem peredaran darah baik dari jantungnya dan
serangkaian pembuluh darah arteri dan vena yang menyangkut
pembuluhdarah. Hal itu membuat aliran darah di sirkulasi dan menyebabkan
tekanan darah meningkat.
WHO (World Health Organization) menyebutkan bahwa hipertensi
menyerang 22% penduduk dunia, dan mencapai 36% angka kejadian di Asia
Tenggara. Hipertensi juga menjadi penyebab kematian dengan angka 23,7%
dari total 1,7 juta kematian di Indonesia tahun 2016 (Anitasari, 2019).
Prevalensi kejadian hipertensi berdasarkan hasil riskesdas 2018 adalah
34,1%. Angka tersebut lebih tingga disbandingkan tahun 2013 yang
menyentuh angka prevalensi 25,8% sementara kejadian hipertensi di provinsi
Jawa Tengah tahun 2018 mencapai 8,7%. Hasil tersebut merupakan kejadian
hipertensi berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah pada masyarakat
Indonesia berusia 18 tahun ke atas (Kementerian Kesehatan RI, 2018).
Dengan latar belakang yang sudah disampaikan tersebut, kelompok 4
mengangkat judul rumah yang aman dan sehat bagi penderita hipertensi
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Konsep Dasar Hipertensi ?
2. Bagaimana Konsep Dasar Rumah yang Nyaman dan Sehat bagi penderita
Hipertensi ?
3. Bagaimana upaya pemanfaatan halaman rumah yang sehat bagi penderita
Hipertensi ?
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh penataan rumah yang nyaman dan sehat
bagi penderita hipertensi serta upaya pemanfaatan halaman rumah yang
sehat bagi penderita Hipertensi
2. Tujuan Khusus
a. Untuk pencegahan terjadinya komplikasi terhadap penderita hipertensi
b. Untuk mengurangi resiko timbulnya hipertensi
c. Untuk memanfaatkan halaman sekitar rumah sebagai media
penanaman tumbuhan obat yang berguna bagi penderita hipertensi
D. MANFAAT
E. Manfaat Teoritis
a. Memberikan informasi bagi perkembangan mengenai pencegahan
terjadinya komplikasi hipertensi dengan penataan rumah yang nyaman
dan sehat bagi penderita hpertensi
b. Sebagai bahan masukan atau alat bantu dalam mengambil suatu
kebijakan guna meningkatkan pengetahuan dalam hal penatalaksanaan
rumah yang sehat dan bersih bagi penderita hipertensi
F. Manfaat Penulis
Bagi penulis, Laporan Pendahuluan ini diajukan untuk memenuhi
penugasan praktikum kelompok agar dapat dilakukan satuan acara
kegiatan
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2. Bahaya Fisik
a. Di luar rumah, sebaiknya disediakan pencahayaan yang
cukup pada jalur pejalan kaki. Pencahayaan juga melindungi
rumah dari tindakan kriminal.
b. Di dalam rumah, koridor, tangga, dan kamar individual harus
diterangi dengan cukup sehingga penghuninya dapat
beraktifitas harian dengan aman.
c. Lampu malam pada koridor, kamar mandi, kamar anak-anak
dan lansia membantu menjaga keselamatan karena
mengurangi risiko jatuh.
d. Atur letak perabot seperti meja dan rak agar tidak
menghalangi jalan dan memudahkan pergerakan di dalam
rumah
e. Pastikan karpet dan keset terpasang rapi serta melekat baik
pada lantai agar tidak terjungkal saat berjalan.
f. Lantai harus bebas dari benda-benda kecil dan selalu
pastikan dalam keadaan kering atau tidak licin untuk
mengurangi risiko jatuh.
g. Pastikan kabel-kabel terpasang dengan baik di dinding
h. Pada kamar mandi, sediakan pegangan di samping dinding
dan pastikan lantai kamar mandi tidak licin agar mengurangi
kecelakaan terjatuh di kamar mandi
i. Pada dapur, pasang detektor asap dan karbon monoksida,
serta pemadan api multiguna untuk menghindari kebakaran.
Jauhkan alat atau benda yang mudah terbakar dari kompor,
seperti plastik, kertas, dll.
j. Pastikan kunci pada pintu dan jendela dalam keadaan baik
untuk mengurangi tindak kriminal di rumah.
3. Transmisi Patogen
a. Melakukan higiene tangan, yaitu mencuci tangan dengan air
dan sabun setiap menyentuh hal yang kotor, setelah dari
kamar mandi, dan sebelum makan.
b. Imunisasi atau vaksin juga dapat mengurangi atau mencegah
transmisi penyakit dari orang ke orang.
c. Praktik seks aman dengan penggunaan kondom dan
berhubungan monogama.
d. Pembuangan limbah melalui konstruksi saluran limbah yang
baik.
4. Polusi
a. Gunakan air yang sudah dimasak untuk minum
b. Jika bekerja di tempat dengan tingkat kebisingan tinggi,
gunakan alat untuk mengurangi kehilangan pendengaran.
c. Kecilkan suara TV dan hilangkan suara mengganggu lainnya
saat di rumah, terutama saat berbicara dengan lansia.
Medika
TUGAS KEPERAWATAN KELUARGA
DOSEN PEMBIMBING
KELOMPOK 4
3A
A. LATAR BELAKANG
Lingkungan klien mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang
memengaruhi kehidupan dan ketahanan hidupnya. Definisi ini mencakup
semua lingkungan pelayanan dimana interaksi perawatan klien berlangsung,
baik di rumah, komunitas, tempak kerja, klinik, rumah sakit, dll. Keselamatan
lingkungan pelayanan kesehatan menurunkan insiden penyakit dan cedera,
mempertahankan atau meningkatkan status fungsional klien, dan
meningkatkan kesejahteraan klien dan keluarga.
Rumah harus dapat mewadahi kegiatan penghuninya dan cukup luas
bagi seluruh pemakainya, sehingga kebutuhan ruang dan aktivitas setiap
penghuninya dapat berjalan dengan baik. Lingkungan rumah juga sebaiknya
terhindar dari faktorfaktor yang dapat merugikan kesehatan (Hindarto, 2007).
Pada klien dengan hipertensi, perlu sekali menjaga keamanan dan
kebersihan lingkungan. Hipertensi merupakan faktor risiko penyakit berat
seperti gagal jantung dan stroke. Apabila klien hipertensi tiba-tiba
menunjukkan gejala stroke seperti tibatiba pusing atau pingsan, lingkungan
yang aman dapat mencegah terjadinya cedera pada klien pada saat hal tersebut
terjadi. Untuk itu, perlunya untuk dilakukan modifikasi lingkungan yang
aman terutama di rumah bagi klien yang mengalami hipertensi
Kesehatan bukan hanya hak asasi manusia, tetapi juga merupakan
investasi dalam keberhasilan pembangunan bangsa. Tujuan pembangunan
kesehatan untuk mewujudkan Indonesia yang sehat yaitu suatu keadaan
dimana setiap orang hidup dalam lingkungan yang sehat, berperilaku bersih
dan sehat, memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan, dan berada pada
derajat kesehatan yang setinggitingginya. Masyarakat yang sehat didefinisikan
sebagai masyarakat yang bebas dari penyakit tidak menular (Kemenkes RI,
2020).
Jumlah penduduk lansia dari tahun ke tahun cenderung meningkat.
Kecenderungan peningkatan persentase kelompok lansia dibandingkan
kelompok usia lainnya yang cukup pesat sejak tahun 2013 (8,9% di Indonesia
dan 13,4% di dunia) hingga tahun 2020 (21,4% di Indonesia dan 35,1% di
dunia) dan 2021 (41% di Indonesia dan 35,1% di dunia). Ditinjau dari aspek
kesehatan, kelompok lansia akan mengalami penurunan derajat kesehatan baik
secara alamiah maupun akibat penyakit.(Kemenkes RI, 2017).
Proporsi hipertensi juga meningkat seiring dengan peningkatan
kelompok umur. Pola ini terjadipada dua Riskesdas terakhir di tahun 2013 dan
2018. Secara fisiologis semakin tinggi umurseseorang maka semakin berisiko
untuk mengidap hipertensi. Jumlah penderita hipertensi usia 55-64 tahun di
tahun 2013 sebesar 45,9%, meningkat di tahun 2018 menjadi 55,2%. Jumlah
tersebut sama dengan untuk penderita usia 65-74 tahun yaitu sebanyak 57,6%,
meningkat di tahun 2018 menjadi 63,2%. Sedangkan untuk usia lebih dari 75
tahun 2013 sebesar 63,8%, meningkat di tahun 2018 meningkat menjadi
69,5% (Kementerian Kesehatan RI, 2019).
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh penataan rumah yang nyaman dan sehat
bagi penderita hipertensi serta upaya pemanfaatan halaman rumah yang
sehat bagi penderita Hipertensi
2. Tujuan Khusus
d. Untuk pencegahan terjadinya komplikasi terhadap penderita hipertensi
e. Untuk mengurangi resiko timbulnya hipertensi
f. Untuk memanfaatkan halaman sekitar rumah sebagai media
penanaman tumbuhan obat yang berguna bagi penderita hipertensi
C. MANFAAT
1. Meningkatkan pemahaman klien dan keluarga tentang pengertian rumah
sehat
2. Meningkatkan pemahaman klien dan keluarga tentang syarat rumah sehat
3. Meningkatkan pemahaman klien dan keluarga tentang indikator
lingkungan yang aman
4. Untuk terhindarnya klien dan keluraga dari bahaya
5. Untuk mengurangi resiko timbulnya hipertensi
6. Rumah menjadi nyaman dan bersih
D. SASARAN
Seluruh anggota keluarga yang tinggal satu rumah dengan Tn. J
E. METODE
1. Tanya jawab
2. Ceramah
3. Diskusi
F. MEDIA PENYULUHAN
a. PPT
b. Leaflet
G. SETTING TEMPAT
Observer
Keterangan :
PS = PASIEN
Perawat = PERAWAT
FT = FASILITATOR
= OBSERVER
H. MATERI
1. Rumah Yang Aman Dan Sehat Bagi Pasien Hipertensi
J. KEGIATAN
5. Persiapan
a. Berpakaian rapi dan sopan.
b. Mempersiapkan alat-alat dan bahan untuk penyuluah
c. Mempersiapkan media untuk penyuluhan
6. Pelaksanaan
No Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
1. 5 Menit Fase Orientasi a. Menjawab
e. Salam terapeutik salam
f. Membuka/memulai kegiatan dengan b. Mendengarkan
mengucapkan salam c. Mendengarkan
g. Memperkenalkan diri d. Menjawab
h. Menannyakan perasaan klien saat ini pertanyaan
i. Menjelaskan tujuan dari Rumah Yang e. Mendengarkan
Aman Dan Sehat Bagi Pasien Hipertensi dan
j. Menyebutkan materi Rumah Yang Aman memperhatikan
Dan Sehat Bagi Pasien Hipertensi f. Mendengar
k. Melakukan kontrak waktu g. Menjawab
pertanyaan
2. 20 Menit Fase Kerja a. Menjawab
a. Menayakan kepada pasien apakah sudah pertanyaan
mengerti tentang Rumah Yang Aman Dan b. Mendengarkan
Sehat Bagi Pasien Hipertensi c. Mendengarkan
b. Menjelaskan pengertian Rumah Yang d. Mendengarkan
Aman Dan Sehat Bagi Pasien Hipertensi e. Mendengarkan
Rumah sehat dapat diartikan sebagai tempat f. Melakukan
berlindung, bernaung, dan tempat untuk g. Tanya jawab
beristirahat, sehingga menumbuhkan
kehidupan yang sempurna baik fisik,
rohani, maupun social.
c. Menjelaskan ciri-ciri Rumah Yang Aman
Dan Sehat Bagi Pasien Hipertensi
1. Lantai tidak tembus air dan bersih
2. Memiliki jendela dan lubang angin yang
permanen
3. Halaman bersih dan rapi
4. Memiliki sarana air bersih, jamban
saluran limbah, dan tempat sampah
5. Memiliki pohon pelindung atau
peneduh
d. Menjelaskan syarat Rumah Yang Aman
Dan Sehat Bagi Pasien Hipertensi
1. Memenuhi kebutuhan psikologis antara
lain privacy yang cukup, komunikasi
yang sehat antar anggota keluarga dan
penghuni rumah, adanya ruangan
khusus untuk istirahat (ruang tidur),
bagi masing-maing penghuni.
2. Memenuhi persyaratan pencegahan
penularan penyakit antar penghuni
rumah dengan penyediaan air bersih,
pengelolaan tinja dan limbah rumah
tangga, bebas vektor penyakit dan tikus,
kepadatan hunian yang tidak berlebihan,
cukup sinar matahari pagi,
terlindungnya makanan dan minuman
dari pencemaran, disamping
pencahayaan dan penghawaan yang
cukup.
3. Memenuhi persyaratan pencegahan
terjadinya kecelakaan baik yang timbul
karena pengaruh luar dan dalam rumah,
antara lain persyaratan garis sempadan
jalan, konstruksi bangunan rumah,
bahaya kebakaran dan kecelakaan di
dalam rumah
e. Menjelaskan indicator lingkungan yang
aman
Lingkungan yang aman mencakup
pemenuhan kebutuhan dasar, mengurangi
bahaya fisik, mengurangi transmisi patogen,
mempertahankan sanitasi, mengendalikan
polusi, bebas atau minimal dari ancaman
biologis, kimiawi, atau senjata nuklir
f. Menjelaskan Pemanfaatan Halaman Rumah
untuk Penanaman Tanaman Obat Pencegah
Penyakit Hipertensi
1. Daun Basil
Salah satu tanaman yang bisa
dimanfaatkan untuk menurunkan
tekanan darah adalah daun basil atau
daun kemangi (Ocimum basilicum).
Daun kemangi memiliki kandungan
eugenol yang disebut bisa menurunkan
tekanan darah. Selain itu, kandungan
senyawa dalam daun kemangi juga
disebut bisa membantu mengendurkan
pembuluh darah, sehingga tekanan
darah bisa menurun atau kembali
normal.
2. Seledri
Selain daun kemangi, kamu juga bisa
memanfaatkan seledri untuk
menurunkan tekanan darah. Ada
penelitian pada hewan percobaan (tikus)
yang menemukan bahwa ekstrak seledri
ternyata bisa membantu menurunkan
tekanan darah. Selain itu, mengonsumsi
seledri juga disebut bisa membantu
memelihara kesehatan pembuluh darah.
3. Bawang Putih
Pengidap hipertensi juga disarankan
untuk mengonsumsi bawang putih.
Sebab, jenis tanaman yang satu ini bisa
membantu menurunkan tekanan darah
tinggi serta menjaga kesehatan
pembuluh darah. Mengonsumsi bawang
putih disebut bisa menurunkan tekanan
darah sistolik dan diastolik.
4. Kayu Manis
Kayu manis disebut bisa membantu
menjaga kesehatan organ jantung,
termasuk tekanan darah. Hingga kini
belum diketahui apa kaitan antara kayu
manis dengan hipertensi, tetapi
mengonsumsi makanan ini disebut bisa
membantu mengendurkan pembuluh
darah dan menurunkan tekanan darah.
5. Jahe
Pengidap hipertensi juga bisa
menurunkan tekanan darah dengan
mengonsumsi jahe. Tanaman ini sudah
lama digunakan untuk membantu
menjaga kesehatan organ jantung,
termasuk kadar kolesterol dan tekanan
darah.
6. Kapulaga
Kapulaga juga baik untuk pengidap
hipertensi. Ada studi yang menyebut
bahwa rutin mengonsumsi kapulaga
bisa membantu menurunkan tekanan
darah.
g. Membantu pasien untuk menata perabot
yang ada dirumah klien
h. Mempersilahkan pasien untuk bertanya
3. 5 Menit Fase Terminasi a. Menjawab
a. Menanyakan perasaan pasien setelah pertanyaan
dilakukan penyuluhan Rumah Yang Aman b. Menjawab
Dan Sehat Bagi Pasien Hipertensi pertanyaan
b. Menanyakan kepada pasien tentang materi c. Menjawab
yang telah disampaikan dan memberikan Pertanyaan
reinforcement kepada pasien yang dapat d. Memperhatikan
menjawab e. Menjawab
c. Menanyakan kembali apakah ada pasien pertanyaan
yang kurang jelas mengenai isi f. Menjawab
penyuluhan Rumah Yang Aman Dan Sehat pertanyaan
Bagi Pasien Hipertensi g. Mengucapkan
d. Menyimpulakan penyuluhan yang telah salam
dilakukan tentang Rumah Yang Aman Dan
Sehat Bagi Pasien Hipertensi
e. Mengucapkan terima kasih atas peran
sertanya
f. Melakukan kontrak waktu untuk
selanjutnya
g. Mengucapkan salam Penutup
K. EVALUASI
1. Struktur
a. Perawat menyiapkan materi dan media pendidikan kesehatan
b. Perawat menyiapkan laporan pendahuluan kunjungan
c. Perawat menyiapkan SAP sebelum kunjungan
d. Tempat untuk melakukan penyuluhan baik dan nyaman
e. Klien dan keluarga dapat mengikuti pendidikan kesehatan
2. Proses
a. Perawat dapat menyampaikan materi dengan baik
b. Klien dan keluarga menyimak penyampaian materi
c. Klien dan keluarga aktif bertanya selama pendidikan kesehatan
d. Perawat dapat menjawab pertanyaan dengan baik
3. Hasil
a. Keluarga mengatakan dapat memahami materi dengan baik
b. Keluarga mampu menyebutkan pengertian rumah sehat, syarat rumah
sehat, dan penataan lingkungan yang aman bagi penderita hipertensi
LAPORAN HASIL KEGIATAN YAITU RUMAH AMAN DAN SEHAT BAGI
HIPERTENSI
E. Kriteria Hasil
1. Evaluasi Struktur
a. Pre planning sudah setujui oleh pembimbing satu hari sebelumnya,
jumlah peserta lengkap dan alat yang disediakan lengkap: seperti lembar
balik dan leafleat
b. Waktu pelaksanaan penyuluhan Rumah Aman Dan Sehat Bagi
Hipertensi sesuai dengan yang disepakati yaitu 30 menit
c. Tempat dan perlengkapan acara penyuluhan lengkap
d. Materi dan media yang akan digunakan dalam kegiatan penyuluhan
adalah lembar balik dan leafleat
e. Panitia penyelenggara bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masing
2. Evaluasi Proses
a. Jumlah peserta hadir sebanyak 100%
b. Peserta mendengarkan penjelasan kegiatan dengan antusias
c. Suasana saat kegiatan penyuluhan Rumah Aman Dan Sehat Bagi
Hipertensi menyenangkan, berlangsung aman dan nyaman
d. Peserta mengikuti kegiatan penyuluhan Rumah Aman Dan Sehat Bagi
Hipertensi sampai selesai
e. Media dan alat bantu dapat digunakan secara efektif
f. Acara dapat berjalan sesuai rencana
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta kegiatan penyuluhan Rumah Aman Dan Sehat Bagi Hipertensi
mengetahui kondisi kesehatannya dan mampu melakukan usaha untuk
meningkatkan status kesehatannya.
b. 85% peserta mampu mengikuti kegiatan penyuluhan Rumah Aman Dan
Sehat Bagi Hipertensi
c. 75% peserta mampu menjelaskan pengertian, ciri-ciri dan syarat Rumah
Aman dan Sehat Bagi Hpertensi dalam penyuluhan Rumah Aman Dan
Sehat Bagi Hipertensi
d. 100% peserta hadir dalam kegiatan penyuluhan Rumah Aman Dan
Sehat Bagi Hipertensi
e. 100% peserta mampu berkomitmen untuk melakukan kegiatan
penyuluhan Rumah Aman Dan Sehat Bagi Hipertensi
f. 100% tidak meninggalkan tempat sebelum acara selesai
TUGAS KEPERAWATAN KELUARGA
DOSEN PEMBIMBING :
TK 3. A
KELOMPOK 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan
yang paling banyak dibutuhkan oleh masyarakat.Salah satu sarana pelayanan
kesehatan yang mempunyai peran sangat penting dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah rumah sakit.Rumah sakit
merupakan lembaga dalam mata rantai SKN (Sistem Kesehatan Nasional) dan
mengemban tugas untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh
masyarakat, karena pembangunan dan penyelenggaraan kesehatan di rumah
sakit perlu diarahkan pada tujuan nasional dibidang kesehatan.Tidak
mengherankan apabila bidang kesehatan perlu untuk selalu dibenahi agar bisa
memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik untuk masyarakat.Pelayanan
kesehatan yang dimaksud tentunya adalah pelayanan yang cepat, tepat, murah
dan ramah. Mengingat bahwa sebuah negara akan bisa menjalankan
pembangunan dengan baik apabila didukung oleh masyarakat yang sehat
secara jasmani dan rohani.
Untuk mempertahankan pelanggan, pihak rumah sakit dituntut selalu
menjaga kepercayaan konsumen secara cermat dengan memperhatikan
kebutuhan konsumen sebagai upaya untuk memenuhi keinginan dan harapan
atas pelayanan yang diberikan. Konsumen rumah sakit dalam hal ini pasien
yang mengharapkan pelayanan di rumah sakit, bukan saja mengharapkan
pelayanan medis dan keperawatan tetapi juga mengharapkan kenyamanan,
akomodasi yang baik dan hubungan harmonis antara staf rumah sakit dan
pasien, dengan demikian perlu adanya peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan di rumah sakit, begitu pula dengan lembaga pelayanan kesehatan
lainnya seperti puskesmas, posyandu maupun klinik.
Salah satu hal yang harus dilakukan oleh mahasiswa keperawatan saat ini
adalah melakukan sebuah revolusi secara menyeluruh dan detail dalam setiap
aspeknya. Sehingga mahasiswa keperawatn akan mampu membentuk sebuah
revolusioner dalam dunia keperawatan itu sendiri terutama dalam pelayanan
kkesehatan yang prima.
Dalam penulisan makalah ini akan dijelaskan bagaimana bentuk serta proses
pelayanan kesehatan yang prima, sistem rujukan serta permasalahan yang
terdapat didalamnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah yang akan
diangkat dalam makalah ini adalah :
C. Tujuan Penulisan
e. Memenuhi tugas mata kuliah Manajemen dan Ekonomi Kesehatan.
f. Mengetahui sistem-sistem dari pelayanan kesehatan.
g. Mengetahui tingkatan pelayanan kesehatan.
h. Mengetahui beberapa lembaga yang terkait dengan pelayanan
kesehatan.
i. Mengetahui ruang lingkup dari sistem pelayanan kesehatan.
j. Mengetahui pelayanan kesehatan prima.
k. Mengetahui sistem rujukan.
Mengetahui faktor yang mempengaruhi pelayanan kesehatan.
D. Manfaat
a. Sebagai akses utama pelayanan kesehatan
b. Meringankan beban biaya pengobatan
c. Sebagai tempat pengobatan dan pemulihan
d. Meningkatkan kesadaran akan kesehatan
e. Memenuhi kebutuhan masyarakat akan kesehatan
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. Pelayanan Kedokteran
Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam
kelompok pelayanan kedokteran (medical services) ditandai dengan cara
pengorganisasian yang dapat bersifat sendiri (solo practice) atau secara
bersama-sama dalam satu organisasi. Tujuan utamanya untuk
menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan, serta sasarannya
terutama untuk perseorangan dan keluarga. Dengan ciri- ciri :
a. Tenaga pelaksaannya adalah tenaga para dokter
b. Perhatian utamanya adalah penyembuhan penyakit
c. Sasaran utamanya adalah perseorangan atau keluarga
d. Kurang memperhatikan efisiensi
e. Tidak boleh menarik perhatian karena bertentangan dengan etika
kedokteran
f. Menjalankan fungsi perseorangan dan terikat undang-undang
g. Penghasilan diperoleh dari imbal jasa
h. Bertanggung jawab hanya kepada penderita
i. Tidak dapat memonopoli upaya kesehatan dan bahkan mendapat
saingan
j. Masalah administrasi sangat sederhana
2. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok
kesehatan masyarakat (public health service) ditandai dengan cara
pengorganisasian yang umumnya secara bersama-sama dalam suatu
organisasi. Tujuan utamanya untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit, serta sasarannya
untuk kelompok dan masyarakat.
K. Tanggung Jawab
Meliputi sikap perawat yang jujur, tekun dalam tugas,
mampu mencurahkan waktu dan perhatian, sportif dalam tugas,
konsisten serta tepat dalam bertindak.
Namun, dalam perkembangan penelitian selanjutnya
dirasakan adanya dimensi mutu pelayanan yang saling tumpang
tindih satu dengan yang lainnya yang dikaitkan dengan
kepuasan pelanggan. Selanjutnya oleh Parasuraman et al.
(1990) dimensi tersebut difokuskan menjadi 5 dimensi (ukuran)
kualitas jasa/ pelayanan, yaitu :
4) Tangible (Berwujud)
Meliputi penampilan fisik dari fasilitas,
peralatan,karyawan dan alat-alat komunikasi.
5) Realibility (Keandalan)
Yakni kemampuan untuk melaksanakan jasa yang telah
dijanjikan secara konsisten dan dapat diandalkan (akurat).
6) Responsiveness (Cepat Tanggap)
Yaitu kemauan untuk membantu pasien dan
menyediakan jasa/ pelayanan yang cepat dan tepat.
7) Assurance (Kepastian)
Mencakup pengetahuan dan keramah-tamahan para
pasien dan kemampuan mereka untuk menimbulkan
kepercayaan dan keyakinan, kesopanan dan sifat dapat
dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, risiko atau
keragu-raguan.
8) Empaty (Empati)
Meliputi pemahaman pemberian perhatian secara
individual, kemudahan dalam melakukan komunikasi yang
baik, dan memahami kebutuhan pasien.
3. Transfer of patient
Konsultasi penderita untuk keperluan diagnostik, pengobatan,
tindakan operatif dan lain-lain.
4. Transfer of specimen
Pengiriman bahan untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih
lengkap.
POSYANDU
MASYARAKAT
J. Faktor yang Mempengaruhi Sistem Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan akan lebih berkembang atau sebaliknya akan
terhambat karena dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti adanya
peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi baru, pergeseran nilai
masyarakat, aspek legal dan etik, ekonomi dan politik.
A. Kesimpulan
Sistem pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang
tujuan utamanya adalah promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan),
preventif (pencegahan), kuratif (penyembuhan), dan rehabilitasi (pemulihan)
kesehatan perorangan, keluarga, kelompok atau masyarakat.
Pelayanan yang baik (prima), khususnya menyangkut pelayanan lembaga
kesehatan, juga akan menimbulkan kesan/kenangan yang menyenangkan bagi
konsumen (pasien dan keluarganya)yang selanjutnya dapat menjadi faktor
pendorong untuk bekerja sama, berperan aktif dalam kegiatan sosial lembaga
kesehatan itu, bahkan dapat menjadi promotor lembaga kesehatan tersebut.
Sedangkan syarat-syarat pokok system pelayanan kkesehatan yang prima yaitu
tersedia dan berkesinambungan, dapat diterima dan wajar, mudah dicapai/
accessible, mudah dijangkau/affortableda bermutu/quality.
Sistem rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan yang
melaksanakan pelimpahan wewenang atau tanggung jawab timbal balik, terhadap
suatu kasus penyakit atau masalah kesehatan, secara vertikal dalam arti dari unit
yang terkecil atau berkemampuan kurang kepada unit yang lebih mampu atau
secara horisontal atau secara horizontal dalam arti antar unit-unit yang setingkat
kemampuannya.
B. Saran
Dalam sistem pelayanan kesehatan perlu terus di tingkatkannya mutu serta
kualitas dari pelayanan kesehatan agar sistem pelayanan ini dapat berjalan dengan
efektif, itu semua dapat dilakukan dengan melihat nilai-nilai yang ada di
masyarakat, dan diharapkan perawat dapat memberikan pelayanan dengan
kualitas yang bagus dan baik.
Untuk itu, kita sebagai mahasiswa keperawatan hendaknya mempersiapkan
secara matang baik dari segi kemampuan, sikap maupun pengetahuan yang
optimal guna menjadi generasi tenaga keperawatan penerus yang dapat
diandalkan yang mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
Aziz Alimul H. 2008. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Penerbit Salemba
Medika
“PELAYANAN KESEHATAN”
OLEH :
TK 3.A
Dosen Pembimbing :
Tempat : Ruangan
Waktu :07.30-08.00
Pemateri : Perawat
J. Latar Belakang
K. Tujuan
L. Manfaat
a. Sebagai akses utama pelayanan kesehatan
b. Meringankan beban biaya pengobatan
c. Sebagai tempat pengobatan dan pemulihan
d. Meningkatkan kesadaran akan kesehatan
e. Memenuhi kebutuhan masyarakat akan kesehatan
M. Materi
a. Pelayanan Kesehata
N. Metode penyuluhan
4. Ceramah
5. Diskusi
O. Media penyuluhan
3. Leaflet
P. Seting tempat
Keterangan :
PS = PASIEN
Perawat = PERAWAT
FT = FASILITATOR
= OBSERVER
Q. Pelaksanaan kegiatan
1. Pelayanan Kedokteran
2. Pelayanan Kesehatan
Masyarakat
3. Rumah Sakit
4. Rumah Bidan
5. Klinik
n. Menjelaskan Tingkat Sistem Memperhatikan dan
Pelayanan Kesehatan mendengarkan
1. Tingkat Pertama/Primary
Health Service
2. Tingkat Dua/Secondary
Health Service
3. Tingkat Tiga/Tertiery Health
Service
3. Fase Fase Terminasi 5
Terminasi h. Menanyakan perasaan pasien a. Menjawab Menit
R. Evaluasi
4. Evaluasi struktur
- Perawat menyiapkan media dan materi yang akan disampaikan pada
penyuluhan
- Tempat nyaman untuk melakukan pendidikan kesehatan
- Perawat menguasai materi dan mampu menyampaikan pengetahuan tenttang
pelayanan kesehatan
- Klien dan keluarga dapat hadir mengikuti pendidikan kesehatan
5. Evaluasi proses
- Proses penyuluhan sesuai dengan perencanaan
- Penyuluhan berjalan dengan baik dan lancar, tanpa hambatan
- Klien dan keluarga aktif mendengarkan dan bertanya selama penyuluhan
6. Evaluasi hasil
- Klien dan keluarga dapat memahami materi yang disampaikan
- Klien dan keluarga dapat menyebutkan kembali pengertian, tujuan t, dan
contoh pelayanan kesehatan
F. Kriteria Hasil
1. Evaluasi Struktur
a. Pre planning sudah setujui oleh pembimbing satu hari sebelumnya, jumlah
peserta lengkap dan alat yang disediakan lengkap: seperti lembar balik dan
leafleat
b. Waktu pelaksanaan penyuluhan Pelayanan Kesehatan Bagi Hipertensi sesuai
dengan yang disepakati yaitu 30 menit
c. Tempat dan perlengkapan acara penyuluhan lengkap
d. Materi dan media yang akan digunakan dalam kegiatan penyuluhan adalah
lembar balik dan leafleat
e. Panitia penyelenggara bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masing
2. Evaluasi Proses
a. Jumlah peserta hadir sebanyak 100%
b. Peserta mendengarkan penjelasan kegiatan dengan antusias
c. Suasana saat kegiatan penyuluhan Pelayanan kesehatan Bagi Hipertensi
menyenangkan, berlangsung aman dan nyaman
d. Peserta mengikuti kegiatan penyuluhan Pelayanan Kesehatan Bagi Hipertensi
sampai selesai
e. Media dan alat bantu dapat digunakan secara efektif
f. Acara dapat berjalan sesuai rencana
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta kegiatan penyuluhan Pelayanan Kesehatan Bagi Hipertensi mengetahui
kondisi kesehatannya dan mampu melakukan usaha untuk meningkatkan status
kesehatannya.
b. 85% peserta mampu mengikuti kegiatan penyuluhan Pelayanan kesehatan Bagi
Hipertensi
c. 75% peserta mampu menjelaskan pengertian, ciri-ciri dan syarat Pelayanan
Kesehatan Bagi Hpertensi dalam penyuluhan Pelayanan Kesehatan Bagi
Hipertensi
d. 100% peserta hadir dalam kegiatan penyuluhan Pelayanan Keshetan Bagi
Hipertensi
e. 100% peserta mampu berkomitmen untuk melakukan kegiatan penyuluhan
Pelayanan kesehatan Bagi Hipertensi
f. 100% tidak meninggalkan tempat sebelum acara selesai
Hari/Tanggal : Rabu, 7 September 2022