Anda di halaman 1dari 37

BAYI LAHIR DARI IBU

HIV
dr. Elly Noer R.,Mkes.,SpA
Ilmu Kesehatan Anak
HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS
PENDAHULUAN
• Ditemukan di LA California th 1981 Acquired Immunodeficiency
Sindrome AIDS
• Asia Tenggara 1999  134.671
• Indonesia 1987-2001  1904 HIV, 615 AIDS
Transmisi Vertikal-Mother To Child
Transmission /MTCT

• Dari ibu ke bayi dapat secara transmisi intra-uterin 5-10 %


• Intrapartum 10-20 %
• ASI 5-20 %
Prevention of Mother To Child Transmission
PMTCT
• Angka transmisi akan menurun sampai kurang dari 2 % bila ibu dan
anak menjalani program pencegahan sejak saat kehamialn dengan
penggunaan antiretroviral untuk ibu sampai dengan penanganan
setelah kelahiran
Faktor Risiko Terjadinya Transmisi
• Jumlah virus
• Kadar CD 4
• Adanya infeksi lain : hepatitis, CMV
• KPD
• Kelahiran per vaginam
• Prematuritas
• Pemberian ASI/ Mixed Feeding
DIAGNOSIS
• Anamnesis : ayah dan ibu yang berisiko teinfeksi HIV dan sudah
melalkukan skrining HIV minimal serologis
• PF : Keadaan umum dan pemantauan adanya infeksi oportunistik
• Pemerikaan penunjang : penentuan status HIV
FR TRANSMISI VERTIKAL
• Usia kehamilan
• Beban virus didalam darah
• Kondisi kesehatan ibu
• Faktor yang berhubungan dengan persalinan
• Pemberian provilaksis antiretroviral
• Pemberian ASI
Usia Kehamilan
• Transmisi vertical jarang terjadi pada kehamilan muda krn plasenta
merupakan barrier yang dapat melindungi bayi dari infeksi pada ibu
• Transmisi terbesar terjadi pada waktu hamil tua dan waktu persalinan

Kondisi Kesehatan Ibu


• Stadium progresivitas penyakit ibu
• Ada tidaknya komplikasi
• Kebiasaan merokok
• NAPZA
• Defisiensi vit A
PENCEGAHAN TRANSMISI VERTIKAL
1. Pencegahan Primer
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan Primer
• Pendekatan paling efektif : pencegahan pada wanita usia subur
• Konseling sukarela
• Rahasia
• Pemeriksaan darah
Pencegahan Sekunder
1. Antiretroviral profilaksis Zidovudin sejak kehamialn 14 minggu,
seklama persalinan, dilanjutkan 6 minggu pada bayi
2. ASI stop  krn tdk dpt mencegah transmisi mll ASI
3. Pemberian nevirapin saat persalinan dilanjutkan 1 x pada bayi saat
usia 48-72 jam ↓ transmisi vertical 50%
4. ESO masih dalam penelitian
TATALAKSANA
1. Di Kamar Bersalin
• SC
• Sesedikit mungkin menggunakan prosedur invasive
• Segera bersihkan bayi dengan mematuhi kewaspadaan universal
• Pilihan nutrisi bayi dilakukan berdasarkan konseling saat antenatal
care
2. Pemberian ARV profilaksis untuk bayi
• Zidovudin selama 4 minggu untuk bayi aterm, 6 minggu untuk bayi
premature
• Dan nevirapin dosis tunggal

3. Pemilihan Nutrisi
• Konseling dilakukan saat ANC
• Sufor : AFASS
• acceptable., feasible, affordable, sustainable, safe
• Dpt diterima, layak, terjangkau, berkelanjutan, aman
4. Pemberian imunisasi
• Sesuai jadwal
• BCG diberikan setelah pemeriksaan HIV (+)

5. Pemberian profilaksis untuk infeksi


oportunistik
• Kotrimoxazole mulai pada usia 4-6 minggu smp HIV disingkirkan
6. Pemantauan Tumbuh Kembang
Sesuai dengan Denver /DDST 2

DOSIS OBAT
ZIDOVUDIN :
• by usia gestasi > 35 mgg  2 mg/kgbb/x , /6 jam (6-12 stalh lahir)
• 30-35 mgg 2 mg/kgbb/x , /12 jam (2 mgg pertama, setiap 8 jam, stalh
usia 2 mgg)
• < 30 mgg  2 mg/kgbb/x , /12 jam (4 mgg pertama, setaiap 8 jam, setelah
4 minggu)
• NEVIRAPIN : 2 mg/kgbb/x dosis tunggal, dlm 72 jam pertama stlah kelahiran
7. Penentuan Status HIV Bayi
• Penentuan mll px :
PCR RNA pertama usia 4-6 minggu
PCR HIV kedua usia 4-6 bulan
Px antibody HIV udia 18 bulan
Px antibody HIV tidak dapat digunakan sebagai perasat diagnosis
pada anak usia kurang dari 18 bulan
• Apabila hasil PCR RN AHIV positif maka lakukan PCR RNS HIV kedua u
konfirmasi
• Bila positif lakukan tatalaksana anak dengan HIV

Prognosis
Angka transmisi bila pasangan ibu dan anak menjalani PMTCT
lengkap < 2 %
BAYI LAHIR DARI IBU TBC
PENDAHULUAN
• Merupakan masalah kesehatan di sunia
• WHO: Indonesia menempai urutan ke-3 besar setelah China dan India
• TB dalam kehamilan merupaka maslah tersendiri krn selain mengenai
ibu juga mengenai bayi yang dikandung dan dilahirkan
• Infeksi TB pada neonates dapat terjadi mll: intrauterine, selama
persalinan, pascanatal
• TB kongenital sangat jarang
• Gejala klinis TB pada neonates sulit dibedakan dengan sepsis bacterial
umumnya, dan hampir semua kasus meninggal krn keterlambatan dx
• Ddeteksi dini TB pada neonates pan penanganan yang baik akan
memperkecil kemunginan terjadinya TB kongenital atau TB pada
neonatus
Epidemiologi
• WHO : kasus baru > 8 juta /tahun
• Indonesia 450.000 kasus baru/ tahun
• Mortaliti 175.000 kasus/ tahun
• Ciptomangunkusumo prevalesi ibu TB paru 3,48 %
Gejala klinis TB pada kehamilan
• Batuk 74%
• Penurunan BB 41%
• Demam 30%
• Napsu makan menurun 30%
• Hemaptosis 19%
Infeksi TB perinatal/ kongenital
• Terjadi karena penyebaran hematogen mll vena umbilikalis / aspirasi
cairan amnion yang terinfeksi
• Penegakkan dx :
1. Lesi pg mgg pertama kehidupan
2. Kompleks primer hati/gamb. Granuloma hati kaseosa
3. Infeksi TB pada plasenta/ infeksi trc. Genitalia
4. Kemungkinan transmisi pascanatal sdh disingkirkan
Hal yang menyebabkan infeksi kongenital
sangat jarang
• Wanita dgn TB genital biasanya infertile
• TB dewasa umumnya TB pasca primer paru
• Adanya sawar plasenta cegah masuk TB ke sirkulasi janin
• Tuberkel yyang menempel di plasenta sangat jarang pecah
• Kemungkinan dx sgt kecil krn terdiagnosis sbg penyakit yang lain
Manifestasi klinis
• Timbul setelah lahir tu mgg ke- 2-3
• Prematur
• BBLR
• Toleransi minum buruk
• Letargi
• Kejang
• Ikterus
• Limfadenopati
• Lesi kulit
• OMA
• Palsy fasial
Pemeriksaan Penunjang
• Uji tuberculin sering negative krn penyakit berat atau system imun
masih imatur
• BTA
• FR
Infeksi TB pada neonatus
• Terjadi saat persalinan
• Karena tertelan atau terhisapnya carian amnion yang terinfeksi
• Dapat menyebabkan foskus primes di paru atau usus
• Penularan mll inhalasi paling sering droplet infection
• Kuman TB mencapai alveolus lobus tengah dan bawah krn kaya
oksigen
• Bila pada neonates terdapat gejala TB dan DX TB perinatal 
• INH 5-10 mg/kgbb/hari
• Rifampisin 10-15 mg/kgbb/hari
• Pirazinamis 25-35 mg/kgbb/hari
Lakukan bilas lambung sebelum dan sesudah terapi
Namun bial foto toraks, biopsiplasenta mikrobiologi darah +  terapi
6 bulan tanpa uji tuberkulin
PROGNOSIS
• TB kongenital lebih buruk dari TB pascanatal
• Komplikasi : DIC
• Meningitis
• RDS
• Perforasi usus
• Syok septik

Anda mungkin juga menyukai