Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN

ANAK DENGAN ATRESIA ANI

Di susun oleh :
 Anisa Salsabila Pratiwi
 Choirum Meilida
DEFINISI dan ETIOLOGI
 Anus tampak rata atau sedikit cekung
ke dalam atau kadang berbentuk anus
namun tidak berhubungan langsung
dengan rectum.

 Atresia ani adalah malformasi


congenital dimana rectum tidak
mempuyai lubang keluar.

Etiologi yang belum diketahui :

• Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur sehingga


bayi lahir tanpa lubang lubang dubur.
• Kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12 minggu
atau 3 bulan.
Anus Impervorata ada 4 golongan

 Stenosis rectum yang lebih rendah atau pada anus


 Membran anus yang menetap
 Anus impervorate dan ujung rectum yang buntu terletak pada
bermacam-macam jarak dan perenium
 Lubang anus yang terpisah dengan ujung rectum

Pada golongan ke 3 :

Hampir selalu disertai fistula


1. pada bayi wanta yang sering ditemkan fisula rektovaginal
(bayi buang air besar lewat vagina) dan jarang retoprineal, tidak
pernah rektoutrinarius
2. sedangkan pada bayi laki-laki dapat terjadi fistula
rektorinariu dan berakhir dikndung kemih atau uretra sert jarng
rektoperineal
Terdapat 3 macam letak
Tinggi
(supralevtor)
Rektum berakhir di atas M.Levator ani (m.puborektalis)
dengan kulit perineum >1cm. Saluran kencing atau
saluran genital.

Intermedite
Rektum terletak pada m.levator anitapi tidak
menembusnya.

Rendah

Rektum berakhir di bawah m.levator ani sehingga jarak


antara kult dan ujung rektum paling jauh 1 cm.
FISTEL

Fistel urin (+) : Tampak mekonium keluar dari orifisium uretra eks, fistel ke
uretra maupun ke vesia urinaria.

Cara praktis menentuan letak fistel dengan memasang kateter urine :


• Kateter (+) => urine jernih => fistel terletak di uretra
• Kateter (+) => urine + mekonium => fistel eke vesika urinaria

Evakuasi feses jika tidak lancar (kolostomi segera)

Fistel vagina (+) : mekonium tampak keluar dari vagina.

Evakuasi feses jika tidak lancar (kolostomi segera)


TANDA DAN GEJALA
Mekonium tidak keluar dalam
waktu jam setelah lahir

Tinja keluar dari vagina atau uretra

Perut mengembung, muntah

Tidak adanya anus, dengan


ada/tidak danya fistula
Pada atresia ani letak rendah
mengakibatkan distensi perut, muntah,
gangguan cairanelektrolit dan asam
basa
Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan radiologis => dilakukan untuk mengetahui ada
tidaknya obstruksi intestinal.

 Sinar X terhadap abdomen => untuk menentukan kejelasan


keseluruhan bowel dan untuk mengetahui jarak pemanjangan kantung
rectum dari sfingternya.

 Ultrasound terhadap abdomen => untuk melihat fungsi organ


internal terutama dalam system pencernaan dan mencari adanya faktor
reversible seperti obstruksi.

 Pemeriksaan radiologis invertogram => dialakukan hanya pada


pasien yang tidak adafistel.

 Pemeriksaan fisik rectum


 Periksaan urine
 Pemeriksaan radiogik dengan enema barium
PENATALAKSANAAN
MEDIS

1. Eksisi membran anal


2. Fistula yaitu dengan melakukan kolostomi sementara dan setelah 9
bulan dilakukan koreksi sekaligus

KEPERAWATAN

Kepada orang tua perlu diberitahukan kelainan pada anaknya dan


keadaan tersebut dapat diperbaiki dengan jalan operasi. Operasi akan
dilakukan 2 tahap yaitu tahap pertama hanya dibuatkan anus buatan
dab setelah umur 9-12 bulan dilakukan operasi tahapan ke2, selain itu
perlu diberitahukan perawatan anus buatan dalam menjaga kebersihan
untuk mencegah infeksi. Serta memperhatikan kesehatan bayi.
PENATALAKSANAAN
 Terapi pembedahan pada bayi baru lahir bervariasi,
semakin tinggi gannguan semakin rum prosedur
pengobatannya.
 Untuk kelainan dilakukan kolostomi, kemudian
anoplasi perineal
 Pada defek letak rendah langsung dilakukan terapi
denitif, yaitu Posterior SagitalnAnorektoplasti (PSARP)
 Khusus untuk defek tipe kloaka pada perempuan ,
selain kolostomi dilakukan vaginostomi
 Enam bulan kemudian dilakukan Posterior Sagital Ano
Rekto Vagoni Uretroplasti (PSAVURP)
 Tindakan bedah berdasarkan tipe kelainanny, dua
tempat kolostomi dianjurkan neonatus dan bayi
 Transversokostomi (kolostomi pada kolon
transversum
 Sigmoidostomi (kolostomi di sigmoid) bentuk
klostomi yang mudah dan aman adalah stoma
laras ganda (double barrel)

Prognosis

1. Kontrol feses dan kebiasaan BAB


2. Sensasi rektal
3. Kontraksi otot sfingter yang baik
padacolok dubur
Lubang Kolostomi dibedakan menjadi 3

Single barreled stoma, yaitu dibuat dari bagian


proksimal usus. Segmen distal daat dibuang atau
ditutup.

Double barreled, biasanya meliputi kolon transversum. Kedua


ujung dari kolon yang direksesi dikeluarkan melalui dinding
abdominal mengakibatkan dua stoma. Stoma distal hanya
mengalirkan mukus dan stoma proksimal mengalirkan feses.

Kolostomi lop-lop, yaitu kolon transversum dikeluarkan melalui


dinding adomen dan diikat ditempat dengan glass rod. Kemudian
5-10 hari usus membentuk adesi pada dinding badomen, lubang
dibuat di permukaan terpajan dari usus dengan menggunakan
pemotong
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Diagnosa keperawatan
1. Identitas dan biodata pasien
1. Ansietas (cemas) b/d kurangnya
2. Keluhan utama : tidak adanya
pengetahuan keluarga tentang
anus pada bayi baru lahir atau bayi
penyakit, serta prosedur operasi.
baru lahirtidak bisabuang air besar
Intervensi
dalam waktu 24-48 jam.
• Jelskan pada keluarga kondisi
penyakit membutuhkan/dapat
Pemeriksaan fisik
terjadi kondisi bedah
Hasil pemeriksaan fisik
• Jelaskan pada keluarga tentang
yangdidapatkan pada pasien
persiapan operasi dan waktu
atresia ani biasanya anus tampak
operasi
merah, usus melebar, termometer
• Jelaskan prosedur operasi jika ada
yang dimasukan melalui anus
indikasi pemasangan NGT, balutan,
tertahan oleh jaringan, pada
drainage
auskultasi tersengar hiperistaltik,
• Jelaskan pada keluarga gambaran
tana mekonium dalam waktu 24
pada anak setelah tindakan operasi
jam setelah bayi lahir, tinja dalam
urine dan vagina
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi BAB b/d gangguan pengeluaran
feses (atresia ani)
Intervensi
• Kolaborasiknan untuk tindakan kolostomi
• Observasikan status kebutuhan eliminsi BAB klien

3. Defisit nutrisi b/d anoreksia


Intervensi
• Berikan makanan mulai dari makanan cair secara perlahan
• Lakukan pengkajian/identifikasi nutrisi secara bersama
• Monitor status intake-output

4. Nyeri b/d adanya luka kolostomi


Intervensi
•Berikan tindakan kenyamanan : massage, posisi yang nyaman, bermain/mainan
•Monitor adanya kekuatan otot abdomen dan nyeri tekan
•Kolaborasikan pemberian obat penurun / penghilang nyeri sesuai dengan
indikasi (analgetik)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai