DISUSUN OLEH:
S A R A H I N G R I T H D I R E S I A B r. S U R B A K T I
19010026
PEMBIMBING :
dr . Monalisa Remana Sitinjak, Sp.S
KSM Neurologi
RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan
2020
Bagan Batu, Kamis 16 Juli 2020
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
memberikan manifestasi klinis
Meningitis akut dalam rentang jam hingga beberapa
hari.
Meningitis adalah Peradangan atau inflamasi pada selaput otak (meninges) termasuk
dura, arachnoid dan piamater yang melapisi otak dan medulla spinalis yang dapat
disebabkan oleh beberapa etiologi (infeksi dan non infeksi) dan dapat diidentifikasi oleh
peningkatan kadar leukosit dalam liquor cerebrospinal (LCS).
Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen Medan
ANATOMI
LCS memberikan dukungan mekanik pada otak dan bekerja seperti jaket pelindung dari air.
Cairan ini mengontrol eksitabilitas otak dengan mengatur komposisi ion, membawa keluar
metabolit-metabolit (otak tidak mempunyai pumbuluh limfe), dan memberikan beberapa
perlindungan terhadap perubahan-perubahan tekanan (volume venosus volume cairan
cerebrospinal).
KOMPOSISI
&
VOLUME
LCS
EPIDEMIOLOG
I
JAMUR
BAKTERI
VIRUS
Meningitis Bakterial
2. Nyeri kepala
3. Kaku kuduk.
MANIFESTASI
KLINIS
Selain itu meningitis ditandai dengan adanya gejala-gejala
seperti panas mendadak, letargi, mual muntah, penurunan nafsu
makan, nyeri otot, fotofobia, mudah mengantuk, bingung,
gelisah, parese nervus kranialis dan kejang. Diagnosis pasti
ditegakkan dengan pemeriksaan cairan serebrospinal (CSS)
melalui pungsi lumbal.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Meningitis Virus
Penatalaksanaan umum meningitis virus adalah terapi suportif seperti pemberian analgesik,
antpiretik, nutrisi yang adekuat dan hidrasi.
Meningitis enteroviral dapat sembuh sendiri dan tidak ada obat yang spesifik, kecuali jika terdapat
hipogamaglobulinemia dapat diberikan imunoglonbulin.
Pemberian asiklovir masih kontroversial, namun dapat diberikan sesegera mungkin jika kemungkinan
besar meningitis disebabkan oleh virus herpes. Beberapa ahli tidak menganjurkan pemberian asiklovir
untuk herpes kecuali jika terdapat ensefalitis. Dosis asiklovir intravena adalah (10mg/kgBB/8jam).
Gansiklovir efektif untuk infeksi Cytomegalovirus (CMV), namun karena toksisitasnya hanya
diberikan pada kasus berat dengan kultur CMV positif atau pada pasien dengan imunokompromise. Dosis
induksi selama 3 minggu 5 mg/kgBB IV/ 12 jam, dilanjutkan dosis maintenans 5 mg/kgBB IV/24 jam.
Meningitis Bakteri
Meningitis bakterial adalah suatu kegawatan dibidang neurologi karena dapat menyebabkan morbiditas dan
mortalitas yang signifikan. Oleh karena itu pemberian antibiotik empirik yang segera dapat memberikan
hasil yang baik.
a. Neonatus-1 bulan
1) Usia 0-7 hari, Ampicillin 50 mg/kgBB IV/ 8 jam atau dengan tambahan gentamicin 2.5 mg/kgBB IV/ 12 jam.
2) Usia 8-30 hari, 50-100 mg/kgBB IV/ 6 jam atau dengan tambahan gentamicin 2.5 mg/kgBB IV/ 12 jam.
1) Dosis anak
Dapat ditambahkan dengan Vancomycin – 750-1000 mg IV/ 12 jam atau 10-15 mg/kgBB IV/ 12 jam atau ampicillin (50
mg/kgBB IV/ 6 jam). Jika dicurigai basil gram negatif diberikan ceftazidime (2 g IV/ 8 jam).
Selain antibiotik, pada infeksi bakteri dapat pula diberikan kortikosteroid (biasanya digunakan dexamethason 0,25
mg/kgBB/ 6 jam selama 2-4 hari). Meskipun pemberian kortikosteroid masih kontroversial, namun telah terbukti dapat
meningkatkan hasil keseluruhan pengobatan pada meningitis akibat H. Influenzae, tuberkulosis, dan meningitis
pneumokokus.
Meningitis Fungal
Pada meningitis akibat kandida dapat diberikan terapi inisial amphotericin B (0.7 mg/kgBB/hari), biasanya
ditambahkan Flucytosine (25 mg/kgBB/ 6 jam) untuk mempertahankan kadar dalam serum (40-60 µg/ml) selama
4 minggu. Setelah terjadi resolusi, sebaiknya terapi dilanjutkan selama minimal 4 minggu. Dapat pula diberikan
sebagai follow-up golongan azol seperti flukonazol dan itrakonazol.
Meningitis Tuberkulosa
Pengobatan meningitis tuberkulosa dengan obat anti tuberkulosis sama dengan tuberkulosis paru-paru. Dosis pemberian
adalah sebagai berikut: