Revisi Kelompok 5 gadar-Robekan-jalan-Lahir
Revisi Kelompok 5 gadar-Robekan-jalan-Lahir
LAHIR
Nama kelompok :
1.Mutia muharani
2.Nur hidayah
3.Silvy syuhada
4.Siti zahara
5.Tarmelia afifa
6.Yona yuliani
Diagnosis
Tanda atau gejala robekan vagina, perinium atau
serviks antara lain, terjadi plasenta keluar, terdapat
perdarahan namun uterus berkontraksi, pada
inspeksi plasenta kotiledon plasenta lengkap.
Terjadi pada persalinan dengan trauma.
Hindari persalinan saat pembukaan serviks belum
lengkap.
Penyebab:
Episiotomi
Robekan spontan perineum
Trauma forseps atau vakum ekstrasi
Versi ekstraksi
Robekan yang bisa terjadi
Ringan (lecet, laserasi)
Luka episiotomi
Robekan perineum spontan derajat ringan – ruptur
perinei totalis (sfingter ani terputus)
Robekan dinding vagina, forniks uteri, serviks, daerah
sekitar klitoris dan uretra
Terberat: ruptur uteri
Pemeriksaan:
Inspeksi vulva, vagina, dan serviks cari sumber per-
darahan
Curiga ruptur uteri:
Persalinan macet/ kasep
Uterus dengan lokuis minoris resistensia
Adanya atonia uteri
Tanda cairan bebas intraabdominal.
Etiologi:
Pascapersalinan
Distosia bahu
Faktor risiko
Primipara
Jarak kelahiran < 2 tahun
Riwayat robekan perineum gr III / IV
BBJ > 3500g
Klasifikasi robekan perineum, derajat:
1. Laserasi epitel vagina atau laserasi pada kulit per-
ineum saja
2. Melibatkan kerusakan otot-otot perineum tetapi
tidak melibatkan kerusakan sfingter ani
3. Kerusakan otot sfingter ani:
3a: robekan <50% sfingter ani eksterna
3b: robekan >50% sfingter ani eksterna
3c: robekan sfingter ani interna
4. Robekan stadium tiga disertai robekan epitel anus
Tatalaksana Ruptur Perineum
Derajat I
Jika tidak terlalu lebar tidak perlu dijahit
Derajat II
Penjahitan robekan perineum. Mula-mula otot dijahit dengan catgut,
kemudian mukosa vagina. Penjahitan mukosa vagina dimulai dari
puncak robekan. Terakhir kulit dijahit secara subkutikuler
Derajat III
Penjahitan dimulai dari dinding depan rectum kemudian fascia pascia
perirektal, fascia septum rektovaginal. Dilanjutkan dengan ujung-
ujung otot-sfingter ani, lanjutkan seperti penjahitan derajat II.
Derajat IV
Penjahitan derajat 4 hampir sama dengan derajat 3, hanya pada dera-
jat 4 mukosa rectum dijahit dengan benang kromik 3-0 atau 4-0 se-
cara interrupted dengan 0,5 cm antara jahitan. Selanjutnya jahitan
sama seperti derajat III.
Perlukaan Vulva
2 jenis:
Robekan vulva
Akibat persalinan, primipara, luka pada vulva sekitar introitus
vagina, terkadang perdarahan banyak khususnya luka dekat klitoris.
Pada pemeriksaan sering terlihat robekan kecil pada labium mius,
vestibulum, atau belakang vulva.J
Jika luka robekan besar dan terlihat perdarahan penghentian
perdarahan dan penjahitan luka robekan
Hematoma vulva
Daerah hematoma akan terlihat bagian yang lembek, membengkak ,
perubahan warna kulit, nyeri tekan
Penanganan: Hematoma kecil kompres. Jika hematoma makin
membesar dan disertai tanda-tanda anemia, presyok maka perlu
segera dilakukan pengosongan dari hematoma tersebut.
Robekan Dinding Vagina
Jenis: Kolpaporeksis dan Fistula
Kolpaporeksis
Robekan melintang atau miring pada bagian atas vagina
Fistula
Akibat perlukaan pada vagina yang menembus kandung
kemih atau rektum, misalnya oleh perforator atau alat
untuk dekapitasi, atau karena robekan serviks yang
menjalar. Jika kandung kemih luka, urin segera keluar
melalui vagina.
Tatalaksana: penjahitan
Komplikasi: perdarahan, infeksi
Robekan Serviks
Persalinan selalu mengakibatkan robekan serviks
Robekan serviks yang luas menimbulkan perdarahan
dan dapat menjalar ke segmen bawah uterus.
Perdarahan yang tidak berhenti meskipun plasenta
sudah lahir lengkap dan uterus sudah berkontraksi
baik dipikirkan perlukaan jalan lahir, khususnya
robekan serviks uteri.
Etiologi
Partuspresipitatus
Trauma
Ekstraksi dengan forceps, ekstraksi pada letak sungsang,
versi dan ekstraksi, dekapitasi, dan kranioklasi.
Manifestasi
Perdarahan
KU memburuk
Tatalaksana:
Jika berdarah atau lebih besar dari 1 cm penjahitan.
Komplikasi: perdarahan, hematoma, retensi urin,
infeksi, jaringan parut dan stenosis vagina, fistula
Ruptur Uteri
Robekan atau diskontinuitas dinding rahim akibat
dilampauinya daya regang miometrium
Klasifikasi:
Ruptur spontan
Kehamilan biasanya pada korpus uteri
Ruptura uteri completa (jika semua lapisan dinding rahim
sobek) dan ruptura uteri incompleta (jika parametrium
masih utuh)
Robekan violen
Robekan bekas luka seksio
Faktor Risiko:
Multiparitas
Pemakaian oksitosin yang tidak sesuai
Kelainan letak dan implantasi plasenta
Kelainan bentuk uterus
Hidramnion
Tatalaksana:
Penanganan umum perdarahan postpartum
Laparatomi
Histerektomi
Contoh kasus laserasi jalan lahir
Kasus
Seorang ibu berusia 25 tahun baru saja melahirkan anak
pertamanya pukul 14.10 WIB secara normal berjenis kelamin
LK, BB 3700 gram, TB 50 cm Bugar. Lalu disuntik oksitosin
setelah 2 menit bayi lahir. Plasenta lahir lengkap pada pukul
14.23 WIB, bidan langsng melakukan masase selama 15 detik
kontraksi baik, TFU 2 jari dibawah pusat ada perdarahan
pervagina, bidan melakukan inspeksi pada perinium terdapat
laserasi jalan lahir derajat II. Hasil pemeriksaan TD:
130/80mmHg RR: 24X/i Pols: 78 x/i Temp: 37,4 c. Ibu
mengatakan merasa senang bayi dan plasenta sudah lahir,
dan mengatakan perutnya masih merasa mulas.
I. Pengumpulan Data
S : - Ibu mengatakan merasa bayi dan
plasenta sudah lahir
- Perutnya masih merasa mules
O : - Keadaan Umum : Baik
- Vital Sign:
TD : 130 / 80 mmHg
Pols : 78 kali / menit
RR : 24 Kali / menit
Temp : 37,4 c
Inspeksi perinium : terdapat laserasi jalan lahir
derajat II (dari kulit perinium smpai otot perinium)
Perdarahan pervagina : lebih kurang 150 cc
II. Interpretasi data
1. Diagnosa : Ibu G1P1A0 inpartu kala IV partus
normal dengan laserasi jalan lahir derajat
II.
2. Masalah : Perdarahan post partum
3. Kebutuhan : Hecting Perinium
III. Identifikasi diagnosa masalah
potensial
- Tidak ada
IV. Identifikasi diagnosa masalah
potensial yang membutuhkan tin-
dakan segera, kolaborasi dan ru-
jukan
- Tidak ada
V. Perencanaan
1. Informasikan kepada ibu dan keluarga bahwa
bayi sudah lahir selamat dengan laserasi jalan lahir
derajat ll.
2. Melakukan Asuhan pada BBL
3. Anestesi ibu
4. Hecting
5. Nutrisi dan cairan
6. Personal hygiene
7. Observasi KU ibu
8. Berikan obat
9.Vul a Hyguene
Vl. Pelaksanaan
1. Informasikan kpd ibu dan keluarga bahwa saat ini ibu sdh
melahirkan dgn selamat tetapi terdapat robekan jalan
lahir yang disebabkan karena ibu tdk mampu tdk bisa
berhenti mengejan bayi besar.
2. mengangkat bayi dari ibu, TB: 3700 gr, TB: 50 cm, LD: 32
cm, LK: 33 cm, beri salep mata bayi oxytetracycilin, dan
menyuntikan vit k 0,5 cc dipaha kiri bayi, bedong bayi
kembali. Berikan bayi kepd keluarga karena akan dilakukan
penjahitan perinium pd ibu.
3. Memberitahukan ibu akan disuntikan anastesis untuk
menetlalisir rasa skit karena akan dilakukan penjahitan pd
perinium ibu.
4. Melakukan penjahitan perinium dengan jahitan jelujur
5. Memberikan ibu Satu gelas teh manis
6. Membersihkan ibu agar ibu merasa nyaman
7. Mengobservasi keadaan umum TFU, kontraksi,
kandung kemih, perdarahan dalam 1 jam pertama
dan 30 menit sekali dlm 1 jam