Anda di halaman 1dari 29

RESPON EPIDEMIOLOGI

PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH


DENGAN IMUNISASI (PD3I)

dr. Hj. Nurmala Hasanah, MM


Seksi Surevilans & Imunisasi
Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang
Mycobacterium tuberculosis Bacillus Calmette-Guérin (BCG)
vaccine
Poliomielitis OPV & IPV vaccines
Corynebacterium diphtheriae Diphtheria toxoid vaccine
Pertusis Whole-cell pertussis (wP) vaccine,
Acellular pertussis (aP) vaccine

PENYAKIT- Clostridium tetani (Tetanus) Tetanus toxoid (TT) vaccine


PENYAKIT Mumps Mumps vaccine
YANG DAPAT Campak Measles vaccine
DICEGAH Rubella Rubella vaccine
DENGAN
Hepatitis A Hepatitis A vaccine
VAKSINASI
Hepatitis B Hepatitis B vaccine
Haemophilus influenzae type B Hib conjugate vaccine
Varisela Varicella vaccine
Influenza Influenza vaccine
Human Papiloma Virus HPV vaccine
Streptococcus pneumonie Pneumococcal vaccines
Typhoid Fever Typhoid vaccine
Meningokokus Meningococcus vaccine
Epidemiologi Difteri
• Etiologi : bakteri gram positif Corynebacterium diptheriae strain
toksin
• Tanda : adanya peradangan pada tempat infeksi, terutama pada
selaput mukosa faring, laring, tonsil, hidung dan juga pada kulit
• Reservoir : manusia
• Masa Inkubasi : 2 -5 hari, dengan masa penularan 2- 4 minggu
sejak masa inkubasi apabila tidak mendapatkan pengobatan yang
adekuat, sedangkan masa penularan carrier bisa sampai 6 bulan.
• Cara penularan : Penularan terjadi secara droplet (percikan
ludah) dari : batuk, bersin, muntah, melalui alat makan, atau
kontak langsung dari lesi di kulit.
TANDA & GEJALA DIFTERI
• Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) bagian
atas,
• adanya nyeri tenggorok,
• nyeri menelan,
• demam tidak tinggi (kurang dari 38,5º C),
• dan ditemui adanya pseudomembrane
putih/keabu-abuan/kehitaman di tonsil, faring,
atau laring yang tak mudah lepas, serta
berdarah apabila diangkat
TANDA & GEJALA DIFTERI
• Pada keadaan lebih berat dapat ditandai dengan kesulitan
menelan, sesak nafas, stridor dan pembengkakan leher yang
tampak seperti leher sapi (bullneck).
• Kematian biasanya terjadi karena obstruksi/sumbatan jalan
nafas, kerusakan otot jantung, serta kelainan susunan saraf
pusat dan ginjal.
• Apabila tidak diobati dan penderita tidak mempunyai kekebalan,
angka kematian adalah sekitar 50 %, sedangkan dengan terapi
angka kematiannya sekitar 10%, (CDC Manual for the Surveilans
of Vaccine Preventable Diseases, 2017).
• Angka kematian Difteri ratarata 5 – 10% pada anak usia kurang
5 tahun dan 20% pada dewasa (diatas 40 tahun) (CDC Atlanta,
2016).
DEFINISI OPERASIONAL
• Suspek Difteri adalah orang dengan gejala:
– faringintis,
– tonsilitis,
– laringitis,
– trakeitis, atau kombinasinya disertai demam tidak
tinggi dan
– adanya pseudomembran putih keabu-abuan yang
sulit lepas, mudah berdarah apabila dilepas atau
dilakukan manipulasi
DEFINISI OPERASIONAL
• Probable Difteri adalah orang dengan suspek Difteri ditambah
dengan salah satu gejala berikut:
1) Pernah kontak dengan kasus (<2 minggu).
2) Imunisasi tidak lengkap, termasuk belum dilakukan booster.
3) Berada di daerah endemis Difteri.
4) Stridor, Bullneck.
5) Pendarahan submukosa atau petechiae pada kulit.
6) Gagal jantung toxic, gagal ginjal akut.
7) Myocarditis.
8) Meninggal.
DEFINISI OPERASIONAL
• Kasus kontak adalah orang serumah, teman
bermain, teman sekolah, termasuk guru dan
teman kerja yang kontak erat dengan kasus.
• Kasus carrier adalah orang yang tidak
menunjukkan gejala klinis, tetapi hasil
pemeriksaan laboratorium menunjukkan
positif Corynebacterium diphteriae.
PROFILAKSIS KONTAK DIFTERI
• DOSIS DAN ATURAN PAKAI ERITROMYCIN
• Kontak probable dan konfirmasi mendapat pengobatan
profilaksis dengan erythromycin 50 mg/kg BB selama
7-10 hari.

• Dewasa : 4 kali sehari 250-500 mg.


• Anak-anak : 30-50 mg/kg berat badan dalam dosis
terbagi yang diberikan tiap 6, 8, atau 12 jam.
• Anak berusia kurang dari 2 tahun : 4 kali sehari 125 mg.
IMUNISASI
• Imunisasi dilakukan pada lokasi KLB dan dusun-
dusun sekitarnya yang memiliki cakupan imunisasi
DPT dan DT kurang dari 80%, dengan ketentuan :
– Anak kurang dari atau sama dengan 3 tahun
mendapatkan imunisasi DPT_HB sebanyak 2 dosis dengan
selang waktu 1 bulan tanpa memandang status imunisasi
sebelumnya.
– Anak usia 3-7 tahun tahun mendapatkan imunisasi DT
– Anak usia lebih dari 7 tahun mendapatkan imunisasi Td
TATALAKSANA PADA KARIER
a) Karier harus menghindari kontak dekat dengan orang yang tidak mendapat
imunisasi/ imunisasi tidak lengkap, menghindari penularan droplet dengan
menggunakan masker bedah.

b) Catat kontak dekat dari karier dan beri penyuluhan cara mencegah
penularan. Pengobatan pencegahan bagi orang kontak dengan karier dapat
dilakukan namun dengan prioritas lebih rendah daripada untuk yang kontak
dengan penderita

c) Pemeriksaan dengan kultur diulangi setelah 1 minggu selesai pemberian


Erytromisin 40-50 mg/kgBB/hari setiap 6 jam selama 7-10 hari maks 1
gram/hari. Bila orang tersebut tetap positive setelah pengobatan selama 1
minggu maka harus dilakukan tambahan pengobatan ulang selama 1 minggu
lagi dan seterusnya diambil swab untuk kultur ulang.
PEMULANGAN PENDERITA
Beberapa hal harus diperhatikan untuk pemulangan Penderita difteri klinik,
yaitu:
• Setelah pengobatan tetap dilakukan pengambilan kultur pada Penderita
(sebaiknya pada hari ke 8 dan ke 9 pengobatan).
• Apabila klinis Penderita setelah terapi baik (selesai masa pengobatan 10
hari), maka dapat pulang tanpa menunggu hasil kultur laboratorium.
• Sebelum pulang penderita diberi penyuluhan komunikasi risiko dan
pencegahan penularan oleh petugas.
• Setelah pulang, Penderita tetap dipantau oleh Dinas Kesehatan setempat
sampai mengetahui hasil kultur terakhir negatif.
• Semua Penderita setelah pulang harus melengkapi imunisasi nya sesuai usia.
• Penderita yg mendapat ADS harus diimunisasi lengkap 3x setelah 4-6
minggu dari saat ADS diberikan.
Suspect
Kasus
Difteri
FLOWCHART
LAPORAN KASUS DIFTERI
Petugas Puskesmas / RS
+ Foto
Pseudomembran , Leher

SEHAT
Petugas Dinkes
Mengirimkan data ke
Komite Ahli Difteri
KASUS
BARU
PE –
YA PROFILAKSIS –
Komite SPESIMEN -
Ahli ADS PENGUATAN
Difteri IMUNISASI – CARRIER
SURVEILANS KETAT
TIDAK
ERITROMISIN,
PENANGANAN & MENINGGAL
PEMANTAUAN
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai