2 SKS
1. Baca dan pahami PPT bahan kuliah dengan baik dan untuk
menambah wawasan anda, bacalah sumber lain yang relevan
2. Jawablah pertanyaan di bawah ini
a. Faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya keracunan bahan
BTM
b. Bahaya apa saja yang bisa terjadi pada seseorang yang
mengalami keracunan BTM
3. Jawaban anda kirim ke : nazipkhoironnazip @ yahoo.co.id dengan
format judul file
a. mhs Indralaya = Toks, L, Nama mhs, kuliah ke 12-13
b. mhs Palembang = Toks, P, Nama mhs, kuliah ke 12-13
4. Batas akhir pengiriman jawaban : Jumat , 20 Maret 2020 pk. 21.00
TOKSIKOLOG
I BAHAN
TAMBAHAN
PANGAN/MA
KANAN
Food
Additive
Food Additive
alergi, karsinogenik ??
PEWARNA
Karamel, yaitu pewarna alami berwarna coklat yang
dapat digunakan untuk mewarnai jem/jeli (200 mg/kg),
acar ketimun dalam botol (300 mg/kg, dan yogurt
beraroma (150 mg/kg)
Beta-karoten, yaitu pewarna alami berwarna
merah-oranye yang dapat digunakan untuk mewarnai
acar ketimun dalam botol (300 mg/kg), es krim (100
mg/kg), keju (600 mg/k, dan lemak dan minyak makan
(secukupnya).
Klorofil, yaitu pewarna alami berwarna hijau yang
digunakan untuk mewarnai jem/jeli (200 mg/kg) atau
keju (secukupnya).
Kurkumin, yaitu pewarna alami berwarna kuning-
oranye yang dapat digunakan untuk mewarnai es krrm
dan sejenisnya (50 mg/kg), atau lemak dan minyak
makan (secukupnya).
Pengawet
Pengawet Produk Pangan Pengaruh
Ca-benzoat Sari buah, minuman Serangan asma pada
ringan, ikan asin penderita asma dan
yang peka aspirin
Sulfur dioksida Sari buah, cider, Iritasi lambung, serangan
(SO2) buah kering, acar , asma, mutasi genetik,
kacang kering,sirup, kanker dan alergi
K-nitrit Daging kornet, mempengaruhi
daging kering, kemampuan sel darah
daging asin membawa oksigen, sakit
kepala, anemia, radang
ginjal, muntah
Ca- / Na- roti dan tepung Migrain, kelelahan,
propionat kesulitan tidur
Pengaruh bahan pengawet terhadap kesehatan
Pengawet Produk Pangan Pengaruh
Na-metasulfat roti dan tepung Alergi kulit
Asam sorbat Produk jeruk, keju, Iritasi
pikel dan salad
Natamysin Produk daging dan mual, muntah, tidak nafsu
keju makan, diare & iritasi
K-asetat Makanan asam Merusak fungsi ginjal
BHA Daging babi segar Menyebabkan penyakit
dan sosisnya, hati dan kanker.
minyak sayur,
shortening, kripik
kentang, pizza beku,
instant teas
Semakin tinggi kandungan formalin, maka
tercium bau obat yang semakin menyengat
Tahu yang berformalin mempunyai sifat
membal (jika ditekan terasa sangat kenyal),
sedangkan tahu tak berformalin jika ditekan
akan hancur;
Tahu berformalin akan tahan lama, sedangkan
yang tak berformalin paling hanya tahan satu
dua hari.
Tahu yang memakai pewarna buatan dapat
ditandai dengan cara melihat penampakannya.
Jika tahu memakai pewarna buatan, warnanya
sangat homogen/seragam dan penampakan
mengilap.
pemanis
Sakarin, untuk saus, es lilin,minuman ringan dan
minuman yogurt berkalori rendah (300mg/kg), es krim,
dan sejenisnya serta jem dan jeli berkalori rendah
(200 mg/kg), permen berkalori rendah (100 mg/kg),
serta permen karet dan minuman ringan fernentasi
berkalori rendah (50 mg/kg).
Siklamat, untuk saus, es lilin, minuman ringan dan
minuman yogurt berkalori rendah (3 g/kg), es krim, es
puter dan sejenisnya serta jem dan jeli berkalori
rendah (2 g/kg), pernen berkalori rendah (1 g/kg), dan
minuman ringan fermentasi berkalori rendah (500
mg/kg).
Sorbitol, untuk kismis (5 g/kg), jem, jeli dan roti (300
mg/kg), dan makanan lain (120 mg/kg).
Aspartam
Penambah Rasa
Alami vs Sintetis
Penentu Keamanan :
Dosis,
Dosis, Dosis
Pemakaian
133 sampel jajanan
Pewarna
yang diizinkan 8.27%
sisanya (91.73%) pewarna non-pangan
metanil kuning, auramine kuning
rhodamine B merah-jambu
guinea green hijau
Pemanis (sakarin dan natrium siklamat)
jajanan, gula-gula dan minuman.
133 sampel jajanan
Pengawet
- yang diizinkan (nitrat dan nitrit, Natriumbenzoat)
ditemukan tinggi di dalam ikan olahan dan
sirop
nitrat dalam ikan = 153 ppm diizinkan 125
ppm
Natrium benzoat dalam sirup = 1.812 mg/kg
maks 1 g/kg.
- yang tidak diizinkan (dan formalin)
boraks dalam bakso 0.04 sampai 1.39%
formalin dalam tahu sebesar 16.2 mg/kg.
Kiat Penggunaan BTM yang Aman
Waspadai bahan baku jika:
Warnanya terlalu cerah (misalnya mie, kerupuk, saos,
tahu)
Teksturnya sangat kenyal (misalnya mie basah,
bakso, ikan dan tahu) atau agak tegang (misalnya
ayam potong), dengan umur simpan yang panjang
(lebih dari satu-dua hari) pada suhu ruang
kemungkinan besar mengandung formalin dan boraks
Tidak dihinggapi lalat (seperti ayam, ikan, tahu)
Bau menyimpang dari bau normalnya
Kiat Penggunaan BTM yang Aman
Untuk Konsumen :
Perhatikan kemasannya, apakah bersih & tertutup dari
debu
Tidak terpedaya dengan harga murah
Amati warnanya jika terlalu cerah kemungkinan besar
mengandung pewarna sintetis
Cicipi rasanya, mungkin mengandung BT terlarang
atau BTM yang berlebihan
Amati kelayakan daya simpan produk curigai jika
kondisinya tidak logis, kemungkinan mengandung
pengawet berbahaya.
INCIDENTAL
FOOD ADDITIVES
Gentamicin 50
Toleransi atau level yang aman residu
obat dalam susu (FDA)
Jenis obat Toleransi/level aman (ppb)
Dihydrostreptomycin 125
Tetracycline 80
Oxytetracycline 30
Chlortetracycline 30
Sulfachloropyridazine 10
Sulfadimethoxine 10
Sulfadiazine 10
Sulfamerazine 10
Bahan Tambahan Pangan dan Toksikologi 52
Sulfamethazine 10
4. Kontaminan kemasan
Unintentional food additives yang masuk ke
dalam produk pangan terutama berasal dari
bahan yang kontak lama dengan produk pangan
Beberapa bahan bermigrasi dari kemasan
seperti:
Logam dari kaleng
Bahan kimia non polimer atau bahan pembentuk
polimer dari kemasan
Tinta atau warna dari label
Bahan Tambahan Pangan dan Toksikologi 53
Bahan kemasan
Bahan yang digunakan untuk kemasan produk pangan
meliputi:
Karton dan karton berlaminasi
Selulosa
Cellophane
Logam seperti kaleng, aluminium, stainless steel
Keramik
Gelas
Karet
Plastik
Bahan lain seperti kain
Bahan Tambahan Pangan dan Toksikologi 54
Plastik
Plastik walaupun mempunyai berbagai
keuntungan, tetapi kontak yang lama dengan
produk pangan dapat menimbulkan masalah
Plastik merupakan polimer yang berasal dari
minyak bumi yang mengandung sejumlah
senyawa yang dapat dibebaskan dan bermigrasi
selama pengolahan
Polimer sendiri sebenarnya merupakan senyawa
dengan BM tinggi, inert, dan kelarutan yang
rendah baik dalam air maupun lemak
Akan tetapi, monomer plastik dapat bermigrasi
pada produk pangan
Bahan Tambahan Pangan dan Toksikologi 55
Sumber kontaminasi
Kontaminasi dari bahan pengemas terutama
berasal dari:
Residu polimerisasi seperti monomer, oligomer
(dengan BM sampai 200), katalis (terutama
garam logam dan peroksida), pelarut,
pengemulsi dan wetting agents, inhibitor, produk
dekomposisi dan reaksi samping
Bahan yang digunakan pada proses pengolahan
seperti antioksidan, antiblocking agents,
antistatic agents, heat and light stabilizers,
plasticizers, pelumas, pigmen, bahan pengisi,
mould release agents, dan fungisida
Bahan Tambahan Pangan dan Toksikologi 56
Monomer volatil
Monomer volatil seperti etilen, propilen, vinil klorida,
biasanya menurun kadarnya dengan bertambahnya
waktu akan tetapi kadar rendah biasanya tetap tertinggal
dalam produk pangan
Stirena dan asetonitril biasanya sulit untuk dihilangkan
Cara untuk menghilangkan residu tersebut sangat
terbatas
Akan tetapi, bahan-bahan yang digunakan untuk
membuat kemasan biasanya residunya jauh lebih tinggi
dibandingkan monomer
Diperlukan aturan yang membatasi jumlah residu dari
pengemas untuk melindungi konsumen
Bahan Tambahan Pangan dan Toksikologi 57
Toksikologi
Vinil klorida: monomer VC bersifat karsinogenik dan
mutagenik
Asetonitril: monomer AN bersifat lebih toksik
dibandingkan monomer berklorida. Bersifat mutagenik
dan mengaktivasi enzim-enzim di hati. AN bisa
dimetabolisme menghasilkan sianida yang kemudian
diubah menjadi tiosianat yang dapat disekresikan lewat
urin
Viniliden klorida: informasi terbatas. VDC
menghambat aktivitas sejumlah enzim termasuk
glutation. Menginduksi pembentukan tumor
Stirena: dimetabolisme menjadi stirena oksida yang
berpotensi mutagenik