Anda di halaman 1dari 16

Dosen Pembimbing

Sujarwo M.Pd

Kelompok 2:
Fega Wildaranti Pancasila Sebagai
Farahiyah Andyta
Yayuk Sutarsih
Muthia Dwi
Dasar Negara
Aniyatussaidah
Proses Perumusan Pancasila
 Pancasila telah ditetapkan sebagai dasar negara dan telah
diterima oleh seluruh warga negara indonesia seperti yang
tercantum pada pembukaan Undang-Undang dasar 1945.
 Sidang pertama BPUPKI membicarakan mengenai calon
dasar negara untuk Indonesia.
 Terdapat dua anggota diantaranya yang mengajukan
pendapat yaitu Muhammad Yamin dan Bung Karno.
Muhammad Yamin mengajukan usul secara tertulis yang juga terdiri atas
lima hal, yaitu:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Persatuan Indonesia

3. Rasa Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan

5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Bung Karno mengajukan usul mengenai calon dasar negara yang terdiri
atas lima hal yang diberni nama Pancasila, yaitu:

1. Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia)

2. Internasionalisme (Perikemanusiaan)

3. Mufakat atau Demokrasi

4. Kesejahteraan Sosial

5. Ketuhanan yang Berkebudayaan


 Panitia Kecil yang beranggotakan sembilan orang juga
melanjutkan sidang dan berhasil merumuskan calon
Mukadimah Hukum Dasar, yang kemudian lebih dikenal
dengan sebutan “Piagam Jakarta”.
 Sebelum mengesahkan Preambul, Bung Hatta terlebih
dahulu mengemukakan bahwa pada tanggal 17 Agustus
1945 sore hari, sesaat setelah Proklamasi Kemerdekaan,
ada utusan dari Indonesia bagian Timur yang menemuinya.
Intinya, mereka mengusulkan agar pada alinea keempat
preambul, di belakang kata “ketuhanan” yang berbunyi
“dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya” dihapus.
 Usul ini oleh Muh. Hatta disampaikan kepada sidang pleno
PPKI dan akhirnya diganti dengan “Yang Maha Esa”
Hubungan Pancasila Dengan
Pembukaan Undang-Undang Dasar
UUD NKRI Tahun 1945
 Hubungan pancasila dengan pembukaan UUD NKRI
Tahun 1945 mengandung pengertian bahwa Pancasila
adalah cerminan dari jiwa dan cita-cita hukum bangsa
Indonesia.
 Dalam pengertian yang bersifat yuridis kenegaraan,
Pancasila yang berfungsi sebagai dasar negara tercantum
dalam Alinea keempat Pembukaan UUD NRI Tahun 1945.
 Dapat dikatakan Pancasila dan pembukaan UUD 1945
dapat dinyatakan sebagai pokok-pokok kaidah negara yang
fundamental.
 Nilai dasar yang fundamental dalam hukum mempunyai
hakikat dan kedudukan yang tetap kuat dan tidak berubah.
Berhubung di dalam Pembukaan UUD NKRI 1945
terdapat Pancasila maka tidak dapat diubah secara hukum.
 Fungsi pokok Pancasila sebagai dasar negara pada
hakikatnya adalah sumber dari segala sumber hukum atau
sumber tertib hukum di Indonesia.
 Hubungan Pancasila dengan pembukaan UUD NKRI 1945
bersifat timbal balik yang bersifat formal dan material.
1. Hubungan Secara Formal

Pancasila memperoleh kedudukannya sebagai norma


dasar hukum positif.

2. Hubungan Secara Material

Berdasarkan urutan tertib hukum Indonesia pembukaan


UUD NRI 1945 adalah sebagai tertib hukum tertinggi dan
Pancasila sebagai sumber tertib hukum pancasila. Pokok
Kaidah yang tertulis bagi negara Indonesia pada saati ini
berupa Pembukaan UUD NRI 1945. Tidak dapat diubah,
karena fakta sejarah hanya terjadi satu kali tidak dapat
diubah. Sementara itu pokok kaidah yang tidak tertulis
mencakup hukum Tuhan, hukum kodrat, dan hukum etis.
PENJABARAN PANCASILA
DALAM PASAL-PASAL UUD
1945
 Pembukaan UUD NKRI tahun 1945 mengandung pokok-pokok
pikiran yang meliputi suasana kebatinan, cita-cita hukum dan
cita-cita moral bangsa indonesia.

 Pembukaan mengandung empat pokok pikiran yang diciptakan


dan dijelaskan dalam pasal-pasal. Keempat pokok pikitan tersebut
adalah sebagai berikut :

1. pokok pikiran pertama berintikan “persatuan”, yaitu “negara


melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah
indonesia dengan berdasarkan atas persauan dengan mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia”

2. pokok pikiran kedua berintikan “keadilan sosial”, yaitu “negara


hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat”
3. pokok pikiran ketiga berintikan “kedaulatan rakyat”, yaitu
“negara yang berkedaulatan rakyat, berdasarkan atas
kerakyatan dan permusyarawatan perwakilan”

4. pokok pikiran keempat berintikan “ketuhanan yang maha


esa”, yaitu “negara berdasar atas ketuhanan yang maha esa
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab”
 MPR RI telah melakukan amandemen UUD NRI 1945
sebanyak empat kali yang secara berturut turut terjadi pada
19 oktober 1999, 18 agustus 2000, 9 november 2001, dan
10 agustus 2002.
Hubungan Antara Negara dan
Penduduknya
a. Pasal 26 ayat (2): penduduk ialah warga negara
indonesia dan orang asing yang pertempat tinggal di
indonesia.

b. Pasal 27 ayat (3): setiap warga negara berhak dan wajib


ikut serta dalam upaya pembelaan negara.

c. Pasal 29 ayat (2): negara menjamin kemerdekaan tiap-


tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing
dan untuk beribadah menurut agamanya dan kepercayaan
itu.
d. Pasal 31 ayat (2) yaitu: setiap warga negara wajib
mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya.

e. Pasal 33 ayat (2): perekonomian disusun sebagai usaha


bersama berdasarkan asas-asas kekeluargaan.

f. Pasal 34 ayat (2): negara mengembangkan sistem


jaminan nasional bagi seluruh rakyat dan
memperdayakan masyarakat yang lemah dan tidak
mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.
 Materi lain berupa aturan bendera negara, bahasa negara,
lambang negara, dan lagu kebangsaan.

1. pasal 35 : bendera negara indonesia ialah sang merah putih

2. pasal 36 : bahasa negara ialah bahasa indonesia

3. pasal 36A : lambang negara ialah garuda pancasila dengan


semboyan Bhineka Tunggal Ika

4. pasal 36B : lagu kebangsaan indonesia adalah indonesia raya.


Bendera, bahasa, lambang, dan lagu kebangsaan merupakan
simbol yang mempersatukan seluruh bangsa indonesia
ditengah perubahan dunia yang tidak jarang berpotensi
mengancam keutuhan dan kebersamaan sebuah negara dan
bangsa, tak terkecuali bangsa dan negara indonesia (MPR RI,
2011:187). Dalam pengertian yang simbolik itu, bendera,
bahasa, lambang, dan lagu kebangsaan memiliki makna
penting untuk menunjukkan identitas dan kedaulatan negara
bangsa indonesia dalam pergaulan internasional.
Implementasi Pancasila Dalam Kebijakan
Negara Dalam Bidang Politik, Ekonomi,
Sosial Budaya, dan Hankam
 Penjabaran keempat pokok pikiran Pembukaan ke dalam pasal-
pasal UUD 1945 mencakup empat aspek kehidupan bernegara,
yaitu: politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan
keamanan, yang disingkat menjadi POLEKSOSBUDHANKAM

1. Aspek politik dituangkan dalam pasal 26,pasal 27, dan pasal 28.

2. Aspek ekonomi dituangkan dalam pasal 27 ayat (2), pasal 33,


dan pasal 34.

3. Aspek sosial budaya dituangkan dalam pasal 29, pasal 31, dan
pasal 32.

4. Aspek pertahanan keamanan dituangkan dalam pasal 27 ayat (3)


dan pasal 30.
Kesimpulan
 Pancasla merupakan pandangan hidup bangsa, filsafat hidup
berbangsa dan bernegara yang berakar dari nilai-nilai budaya
bangsa, sehingga pancasila dijadikan sebagai dasar negara
Republik Indonesia. Untuk itu pancasila merupakan bentuk
karakteristik bangsa Indonesia yang membedakan dengan bangsa-
bangsa yang lain di dunia.

 Secara sosiologis nilai-nilai pancasila telah ada dan tertanam


sejak bangsa ini ada, namun secara historis Pancasila lahir sejak
ditetapkannya Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia oleh
PPKI tanggal 18 Agustus 1945.

 Adapun kelima nilai-nilai Pancasila merupakan suatu sifat yang


sistematik dan hirarki. Sistematik artinya bahwa kelima sila
Pancasila merupakan kesatuan yang utuh, saling memiliki visi
yang sama. Sedangkan hirarki artinya bahwa kelima sila Pancasila
saling mendasari
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai