Oleh : Yayuk Kustiningsih,MKes Batu saluran kemih (BSK) merupakan penyakit terbanyak ke 3 dibidang urologi setelah penyakit infeksi saluran kemih dan penyakit kelenjar prostat.
Prevalensi penyakit batu saluran kemih ini diperkirakan
sebesar 13 % pada laki-laki dewasa dan 7 % pada perempuan dewasa (Kurniawan, 2014). Prevalensi BSK di Indonesia sebesar 0,6%. -Prevalensi tertinggi di DI Yogyakarta (1,2%), Aceh (0,9%), Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Tengah masing–masing sebesar 0,8%, dan Kalimantan Selatan angka kejadian BSK sebesar 0,4% (Riskesdas, 2013). Salah satu faktor risiko terjadinya kristal didalam urin adalah kurangnya minum air putih dan sering menahan buang air kemih.
Kurangnya minum air putih ini menyebabkan
terjadinya pengentalan urin sehingga akan terjadi pengendapan.Apabila adanya kristal urin ini dibiarkan, maka akan terbentuk batu saluran kemih Seperti hasil penelitian yang pernah dilakukan Yayuk, dkk. 2016., dari 36 responden yang diperiksa terdapat 26 sampel (72%) yang positip ditemukan Kristal. Dari 24 responden laki-laki sebanyak 20 orang (56%) ditemukan kristal pada urinnya. Dari 12 responden perempuan terdapat 8 orang (22 %) yang positif ditemukan kristal. Penyakit batu saluran kemih pada laki-laki 3-4 kali lebih banyak daripada wanita. Ini disebabkan kadar kalsium air kemih sebagai bahan utama pembentuk batu pada wanita lebih rendah dari laki-laki dan kadar sitrat air kemih sebagai bahan penghambat terjadinya batu (inhibitor) pada wanita lebih tinggi daripada laki-laki. Untuk kebiasaan minum air putih, kristal urin banyak ditemukan pada responden yang minum air putihnya < 8 gelas dalam sehari, yaitu dari 20 orang didapatkan 19 orang mengalami kristalisasi urine (positif ditemukan kristal). Hal ini dikarenakan pembentukan kristal urine dipengaruhi oleh faktor hidrasi yaitu pada orang dengan kondisi dehidrasi kronik dan asupan cairan rendah. Dehidrasi kronik akan meningkatkan gravitasi air kemih dan kejenuhan, sehingga terjadi penurunan pH air kemih yang berisiko terjadinya batu saluran kemih. Semakin banyak minum air putih akan semakin diuresis, tetapi jika air yang dikonsumsi kurang, maka produksi urine akan menurun oleh pengeluaran keringat, sehingga menyebabkan sistem metabolisme tubuh tidak berjalan dengan maksimal. Cairan yang dibutuhkan untuk menggelontor berbagai racun dalam tubuh tidak mencukupi yang mengakibatkan urine mengalami kondensasi, sehingga membentuk kristal dalam urine. Dan setelah dilakukan uji statistik dengan uji Fisher’s Exact terdapat hubungan bermakna antara kebiasaan minum air putih dengan kristal urin. Terimakasih