Anda di halaman 1dari 44

Manajemen Kasus

CHF
Nama : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 62 tahun
Alamat : Ngasem, Rongkop
Pekerjaan: Tidak bekerja
Pendidikan : SD
Suku : Jawa
Status : Menikah
Agama : Islam
 
ANAMNESIS
Keluhan Utama : lemas, +
Keluhan tambahan: sesak nafas

• Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke IGD RSUD Wonosari dengan keluhan lemas dan sesak sejak
+ 1 jam yang lalu. Lemas di rasakan sejak 1 bulan ini tetapi dirasa tidak cukup
menggu aktifitas hingga 1 jam yang lalu keluhan makin memberat. Pasien juga
mengeluh nafas terasa sesak, dan keluar keringat dingin. Rasa sesak baru kali
ini di keluhkan dan muncul secara mendadak saat pasien sedang
membersihkan halaman rumah, batuk (-), kemudian tidak membaik dengan
istirahat. Disamping itu pasien juga mengeluh mual dan nyeri ulu hati. Keluhan
muntah dan masalah BAB serta BAK disangkal.
• Riwayat penyakit dahulu
Keluhan serupa (+) 3 bln yang lalu
Riwayat diabetes mellitus (-)
Riwayat hipertensi (+)
Riwayat penyakit jantung koroner (+) tidak rutin berobat
Riwayat penyakit gagal ginjal kronik(-)

 
• Riwayat Penyakit Keluarga:
Riwayat penyakit keluarga dengan keluhan serupa (+) ayah
Riwayat diabetes mellitus (+) ibu
Riwayat hipertensi (+) ayah
Riwayat penyakit gagal ginjal kronik(-)
• Riwayat Alergi
-Pasien tidak memiliki riwayat alergi cuaca makanan maupun obat

• Riwayat Kebiasaan :
Pasien makan tidak teratur (+)
Pasien sering makan makan gorengan dan santan. (+)
Riwayat merokok (-) ,

• Lingkungan :
Keluarga pasien mengatakan tinggal di lingkungan dengan tingkat kebersihan yang cukup,
cahaya yang cukup, dengan jumlah jendela dan sirkulasi udara yang cukup dan baik tetapi orang
di sekitar ada yang merokok

5
Pemeriksaan fisik
• Status Generalis, Keadaan Umum
- Pasien dalam keadaan sedang, kesadaran compos mentis, GCS E4V5M6
- Keadaan gizi : BB 46 kg, TB 152 cm
 
• Vital Sign
Tekanan darah : 100/60 mmHg
Pulse Rate : 52 x/menit,
Pernafasan : 28 x/menit
Temperatur : 36,5 ºC

6
PEMERIKSAAN ORGAN
Kepala

• Konjungtiva anemis kanan (-), kiri (-)


• Sklera ikterik kanan (-), kiri (-)
• Konjungtiva bleeding kanan (-), kiri (-)
• Mata cowong (-)
• Bibir dan mulut kering (-)
• Cavum oris : gusi berdarah (-) sariawan (-)
• Pembesaran tonsil (-)
• Sianosis (-)
• Dyspneu (+)

7
PEMERIKSAAN ORGAN
Leher

Inspeksi : Simetris, tidak terlihat massa atau benjolan,


deformitas (-), bekas luka (-).

Palpasi : Tidak teraba massa atau benjolan, krepitasi (-). Pemeriksaan trakea tidak terdapat deviasi trakea.
Kelenjar tiroid tidak terdapat pembesaran.

JVP : 5+2 cm

8
Pemeriksaan organ
•Pemeriksaan Thorax
Pulmo

Inspeksi : Dinding dada Simetris kanan dan kiri, deformitas (-),


ketinggalan gerak (-),lesi(-),deviasi tulang belakang(-), retraksi dinding dada (+), bekas luka
(-),kemerahan (-) bekas operasi(-).Spidernaevi (-)

Palpasi : Nyeri (-), massa (-), krepitasi (-), pergerakan dinding dada simetris (+), fremitus taktil normal.

Perkusi : Sonor (+) di kedua lapang paru.

Auskultasi : SDV kanan (+), kiri (+)


  Ronkhi -/- , Wheezing (-)

9
Pemeriksaan organ
Jantung
Inspeksi : Pulsasi di apeks/ictus cordis tampak (+)
Palpasi : Ictus teraba pada SIC VI lateral linea aksila anterior, kuat angkat (+), thrill (-).
 

Perkusi : Batas jantung


 Atas : SIC II linea sternalis sinistra.
 Pinggang: SIC III linea midclavicula sinistra.
 Kanan : SIC IV lineasternalis dekstra
 Kiri : SIC VI, linea aksilaris anterior
Kesimpulan : Cardiomegali

Auskultasi : S1 S2 tunggal, reguler, murmur sistolik (+) grade 4/6, gallop (-)
 

10
Pemeriksaan organ
Abdomen

Inspeksi: Simetris, bentuk abdomen cembung(-), luka(-),


Massa(-),eritem (-), luka(-), bekas operasi(-), Spidernaevi (-), caput medusa (-)

Auskultasi : Terdengar bunyi bising usus (+), peristaltik 12x/menit.

Perkusi : 9 kuadran abdomen timpani (+) seluruh lapang abdomen.

Palpasi : Supel, spleen dan hepar tidak teraba, tidak teraba massa di abdomen.
Nyeri tekan abdomen :
- + +
- - -
- - -

11
Pemeriksaan organ

Pemeriksaan Ektremitas:
✘ Lengan : tak tampak kelainan
✘ Tangan : tak tampak kelainan
✘ Tungkai : tak tampak kelainan
✘ Kaki : tak tampak kelainan
✘ Akral : tak tampak kelainan
✘ Edema : tak tampak kelainan

12
Assessmen awal

Diagnosis
CHF
Diagnosis Banding :
1. PPOK
2. PNEUMONI
3. Asma eksaserbasi akut

13
Pemeriksaan penunjang
✘ EKG
✘ Heart Rate : 51

✘ Jarak antara Interval R - R iregular


✘ Kompleks QRS Regularly Irregular  

✘ Morfologi Kompleks QRS


Wide Complex QRS (Durasi Kompleks QRS > 0.12 sec)
irama berasal dari Ventrikel atau Supraventrikel dengan Aberansi

ditemukan gelombang P tetapi tidak dengan morfologi dan interval PR yang normal. kemungkinan irama
berasal dari atrial atau junctional atau konduksi retrograde dari ventrikel
14
EKG

15
Hasil rontgen Thorax

 Kesimpulan : Cardiomegaly

16
Hasil pemeriksaan laboratorium
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan

Hematologi
Hemoglobin 12 11,7-15,5 g/dl
Leukosit 5.300 3,60-11.00 Ribu/µl
Trombosit 275.000 185.000 -402 000 103 /uL
Hematokrit 20 % 35-47
%
Eritrosit
2,38 4-5
Eos 0 jt/uL
Hemogram Bas 0
Stab 2
Seg 82
Limp 12
Mon 4

GDS 142 mg/dl 70-200 mg/dL


Faal Ginjal      
Ur 82 10-50 mg/dl
CR 1,1 < 1.4 mg/dl

17
Hasil pemeriksaan laboratorium

KIMIA KLINIK
Natrium Darah 142 Mmol/L 135-145
Kalium Darah 3.6 Mmol/L 3.5-5.1
Cloride 98 Mmol/L 97-108
SGOT 27 U/L 8-31
31
SGPT U/L 6-31

18
Terapi NON FARMAKOLOGI

Terapi Suportif
-Diet 1900 kcal per hari, rendah natrium, rendah lemak
-Bed rest total
-Posisi setengah duduk

19
TERAPI FARMAKOLOGI

Bed rest
02 3 lpm posisi ½ duduk Monitoring
Inj. Furosemid 1A/8 jam
Nitrokaf 2x1 Keluhan
CPG 0-1-0 75mg Vital sign
Ranitidin 1A/12 jam Urin output
Sucralfat 3x5cc
ISDN 1//4 tablet
Parios 3x1/2

20
CHF
21
DEFINISI

Kegagalan jantung untuk memompa darah ke jaringan untuk memenuhi kebutuhan


oksigen dan metabolisme tubuh

✘ CHF  Jantung yang gagal?


○ Jantung sisi kanan
○ Jantung sisi kiri

22
EPIDEMIOLOGI

1% populasi berusia Angka insidensi gagal


70-79 tahun jantung di Amerika
mengalami gagal Serikat adalah 300 per
jantung tiap tahun, dan 100.000 populasi
21% pada kelompok umum per tahunnya.
usia 80-89 tahun.

23
Etiologi CHF
1. Penyakit intrinsik miokard  PJK, kardiomiopati, miokarditis

Pembesaran rongga ventrikel kanan dan atau Kiri


Peningkatan massa otot ventrikel tanpa berkaitan dengan peningkatan ukuran rongga
penurunan kelenturan ventrike Jaringan parut endomiokardium
l
24
2. Meningkatnya beban kerja
■ Peningkatan tahanan keluar (pressure overload)  HT, stenosis
aorta/pulmonal, koarktasio aorta
■ Peningkatan beban volume ventrikel (volume overload) 
regurgitasi aorta/pulmonal, regurgitasi mitral/trikuspidalis, shunt
dari kiri ke kanan akibat kelainan kongenital
■ Peningkatan kebutuhan tubuh  anemia, tirotoksikosis,
kehamilan
3. Iatrogenik  kerusakan miokard akibat sebab dari luar : obat anti kanker,
radiasi daerah dada
25
Faktor Resiko
Usia diatas Penyakit Jantung
Hipertensi Koroner
65 tahun

Serangan Diabetes
jantung Aritmia Mellitus

Penyakit
Jantung Bawaan Virus Penyakit
Jantung Katup

26
Faktor Pencetus
Aritmia
Infeksi saluran nafas
Febris
Emboli paru
Intake garam yang berlebihan
Intake cairan yang berlebihan
Kelelahan

27
PATOFISIOLOGI

Peningkatan
beban jantung

Mekanisme
Mekanisme
kompensasi

Peningkatan aktivitas saraf simpatis

• berakibat meningkatnya kekuatan kontraksi, peningkatan frekuensi denyut jantung, dan vasokonstriksi pembuluh darah
perifer.

Aktivitas hormonal,

• terutama epinefrin, RAAS, vasopressin yang keluar akibat organ vital mengalami kekurangan pasokan darah (ginjal-
RAAS) yang menyebabkan vasokonstriksi dan retensi air dan natrium.

29
Mekanisme
kompensasi

Hipertrofi ventrikel

• terjadi akibat peningkatan afterload, menyebabkan meningkatnya massa sel miokard dan berkembangnya jaringan ikat
yang tidak punya daya kontraksi.

Dilatasi ventrikel

• terjadi akibat peningkatan preload, menyebabkan pemanjangan sel miokard dan memperbesar volume pengisian rongga
ventrikel dengan harapan kemampuan pompa meningkat.

30
Klasifikasi

1. Gagal Jantung Akut (ALHF)


paling sering akibat Penyakit Jantung Koroner dan HT. Umumnya, tidak
dijumpai pembesaran jantung karena belum terjadi kompensasi kronis seperti
dilatasi atau hipertrofi.

2. Gagal Jantung Kronis (Congestive Heart Failure)


berlangsung lama, kumat-kumatan, terjadi mekanisme kompensasi.

31
Klasifikasi Klinis AHA

32
Klasifikasi Klinis NYHA

1. Derajat 1 : Tidak ada gejala (asimptomatik).


2. Derajat 2 : Sesak nafas bila melakukan aktivitas berat (lebih
berat dari aktivitas sehari-hari).
3. Derajat 3 : Sesak bila melakukan aktivitas sehari-hari, hilang
dengan istirahat.
4. Derajat 4 : Sesak walau dalam keadaan istirahat.

33
MANIFESTASI KLINIS

1. Sesak nafas  DOE, Orthopneu, PND


2. Bengkak  Edema ekstremitas, Ascites,
Hepatomegaly akibat kongesti liver
3. Palpitasi/berdebar akibat takikardia
4. Oliguria/anuria akibat menurunnya aliran
darah ke ginjal
5. Sianosis (bila edema paru berat)
6. Gelisah
7. Kulit dingin dan lembab akibat perfusi
perifer yang kurang baik
8. Kelemahan umum, mudah le

34
35
DIAGNOSA

36
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium

■ Terutama untuk menentukan faktor non kardiak yang


mempengaruhi kerja jantung atau mencari faktor resiko, seperti:
● Anemia : Hb
● Tirotoksikosis : T3, T4, TSH
● Fungsi ginjal : BUN, SC
● Faktor resiko : gula darah, kolesterol
● Tes khusus untuk gagal jantung : Brain Natriuretic Peptide (BNP)
Tipe B

37
PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. Elektrokardiografi/EKG
■ Pada gagal jantung, umumnya didapatkan gambaran abnormal EKG:
● Aritmia (takikardi aritmia, fibrilasi)
● LVH, RVH, LAA
● Gambaran PJK (iskemia, infark akut/lama)
● Gangguan konduksi dan blokade
3. Foto Rontgen Dada
■ Edema alveolar
■ Edema interstitial
■ Efusi pleura
■ Cardiomegaly
■ Peningkatan ukuran pembuluh darah
38
PEMERIKSAAN PENUNJANG

4. Ekokardiogram
■ Untuk menilai kondisi miokard, katup, aliran darah, dimensi,
fungsi sistol dan diastol
5. Pemeriksaan Invasif (Kateterisasi dan Angiografi)
■ Untuk menentukan tekanan intrakardiak dan intravaskuler,
sampel gas darah

39
Tatalaksana Non Farmakologi

1. Diet rendah garam (2 gram/hari), rendah kalori (untuk menurunkan BB), rendah
lemak (pada dislipidemia)
2. Batasi intake cairan
3. Aktivitas fisik dibatasi sesuai kapasitas fungsi jantung
4. Menghindari rokok dan alkohol
5. Menghindari faktor pencetus
6. Posisi Semi Fowler/Fowler

40
Tatalaksana Farmakologi
1. Venodilator  untuk menurunkan preload
■ Nitrat/ISDN
■ Diuretika (sebagai venodilator dan mengurangi overload cairan):
Furosemide, Spironolacton
2. Vasodilator  untuk menurunkan afterload
■ ACE Inhibitor
■ ARB
3. Digoksin  pada gagal jantung dengan aritmia untuk memperbaiki irama jantung
4. Dobutamine, dopamine  inotropik jantung, pada gagal jantung dengan syok
kardiogenik
5. Keseimbangan asam basa dan elektrolit
6. O2 4-8 lpm
41
KOMPLIKASI

Aritmia
Mati mendadak
terutama
(50% dari kematian
takikardia/fibrilasi
gagal jantung)
ventrikel (30%)

42
TERIMAKASIH 

43
✘ Grade I. Samar dan sulit didengar, mudah terabaikan dan membutuhkan usaha khusus untuk
mendengar bising.
✘ Grade II. Bising lemah yang lebih mudah didengar.
✘ Grade III. Bising yang cukup nyaring yang tidak berhubungan dengan thrill.
✘ Grade IV. Bising nyaring yang berhubungan dengan thrill.
✘ Grade V. Bising lebih nyaring dan disertai dengan thrill, tapi stetoskop masih perlu
digunakan untuk mendengar bising itu.
✘ Grade VI. Bising disertai dengan thrill yang sangat nyaring terdengar sebelum stetoskop
menyentuh dada.

44

Anda mungkin juga menyukai