Anda di halaman 1dari 28

BED SITE

TEACHING
Veranidha Ashanti

Preseptor: Lia Marlia K., dr. Sp.A


SMF Ilmu Kesehatan Anak
RS Al-Islam Bandung
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. K
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Sapan Gedang
Tanggal Lahir : 25 Agustus 2010
Usia : 11 Tahun 1 Bulan 29 Hari
Tanggal Masuk RS : 30 September 2021
Tanggal Pemeriksaan : 30 September 2021
KELUHAN UTAMA
Bengkak
ANAMNESIS
Pasien datang dibawa oleh orang tuanya ke Rumah Sakit Al Islam Bandung dengan
keluhan bengkak. Keluhan muncul sejak 3 hari yang lalu. Keluhan tersebut dirasakan oleh
pasien pada kedua kakinya dan muncul secara tiba-tiba.
Ibu pasien mengatakan keluhan pasien disertai dengan bak yang berwarna coklat
kemerahan seperti kola dan sebelumnya pernah diukur tensinya hasilnya cukup tinggi,
namun ibu pasien tidak ingat nilai tekanan darahnya tersebut. Pasien juga mengeluhkan
sesak napas sejak 6 hari yang lalu dan terjadi secara tiba-tiba. Sesak yang dirasakan pasien
memburuk ketika pasien berbaring sehingga mengganggu tidurnya dan membaik ketika
pasien duduk. Ibu pasien juga mengatakan terdapat demam tetapi tidak terlalu tinggi, batuk
kering, napas cepat, dan detak nadinya cepat, pucat, dan lemas. Nafsu makan pasien
menurun dan hanya makan 2 suap bubur. Ibu pasien menyangkal adanya bak yang sedikit-
sedikit dan jarang, serta bengkak pada kelopak mata.
Ibu pasien menyangkal adanya nyeri kepala, penurunan kesadaran, pusing, dan
kejang. Ibu pasien juga menyangkal adanya nyeri dada, kebiruan di wajah, dan riwayat
penyakit jantung. Pasien menyangkal adanya bercak-bercak kemerahan pada kulitnya, nyeri
perut, pegal-pegal, dan nyeri sendi.
Ibu pasien mengatakan keluhan yang dialami oleh pasien baru pertama kali. Pasien sebelumnya
mengalami keluhan pada kulit di kaki kanan dan kaki kirinya. Keluhan ini muncul kurang lebih 3 minggu
yang lalu. Keluhan pada kulit terjadi karena pasien sering menggaruk kakinya yang digigit oleh nyamuk
sehingga menimbulkan luka. Ibu pasien menyangkal anaknya memiliki riwayat alergi dan asma. Ibu
pasien juga menyangkal adanya keluhan yang sama pada keluarga pasien. Pasien sebelumnya pernah
dibawa ke klinik dan langsung di rujuk ke Rumah Sakit Al-Islam Bandung. Pasien dibawa ke IGD Rumah
Sakit Al-Islam Bandung dan diisolasi di Pinere untuk di skrining. Pada tanggal 30 September 2021, pasien
dipindahkan ke ruang rawat inap. Saat berobat di RS Al-Islam Bandung pasien telah mendapatkan obatn
penurun tekanan darah, obat batuk, dan obat penurun panas.
RIWAYAT KEHAMILAN & KELAHIRAN
Pasien adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Pasien lahir di bidan dengan usia
kehamilan cukup bulan dan lahir secara spontan, tetapi dengan letak sungsang. Berat
badan lahir adalah 2,8 kg. Ibu pasien tidak ingat panjang badan lahir pasien. Ibu
pasien mengatakan tidak mengonsumsi obat-obatan ataupun menderita penyakit
tertentu selama kehamilan.
RIWAYAT NUTRISI
Pasien mengonsumsi ASI sejak lahir sampai usia 2 tahun. Pada saat ini pasien
mengonsumsi nasi.
RIWAYAT IMUNISASI
Pasien mendapatkan imunisasi lengkap sesuai dengan usianya
(sudah sampai campak).
RIWAYAT PERKEMBANGAN
Ibu pasien mengatakan pasien tidak mengalami keterlambatan pertumbuhan
dan perkembangan, serta sesuai dengan usia sebayanya.
PEMERIKSAAN FISIK
 Keadaan Umum : Sakit Sedang
 Kesadaran : Compos Mentis
 Tanda Vital :
- Tekanan Darah : 130/90 mmHg
- Nadi : 148x/menit
- Respirasi : 39x/menit
- Suhu : 36,5
- SaO2 : 94% (dengan oksigen)
 Antropometri
- Berat Badan : 40 Kg
- Panjang Badan : 150 cm
 Status Gizi
- TB/U : Normal (SD diatas 0, dibawah 1)
- BMI : 17,78 → Normal (SD dibawah 0, diatas 2)
 Kepala dan Leher :
Bentuk : Normocephal, rambut hitam, dan tidak mudah rontok.
Wajah : Simetris, deformitas (-)
Mata : Konjungtiva anemis (+), berair, reflek pupil direk dan indirek (+/+)
Telinga : Simetris, sekret (-/-)
Hidung : Simetris, deviasi septum (-),sekret (-)
Mulut : Mukosa mulut basah, faring hiperemis (-)
Leher : Pembesaran KGB (-), tidak ada retraksi suprasternal
 Thorax
Cor
- Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS 4
- Auskultasi : Bunyi jantung S1 dan S2 normal, murmur (-), gallop (-)

Pulmonar
- Inspeksi : Bentuk normal, pergerakan simetris, retraksi intercostal (-)
- Palpasi : Pengembangan dada simetris
- Auskultasi : VBS kanan=kiri, wheezing (-), ronchi (-)
● Abdomen
- Inspeksi : Datar dan lembut
- Palpasi : Nyeri tekan (-), hepatomegaly (-), splenomegaly (-)
- Perkusi : Timpani
- Auskultasi : Bising usus normal
● Kulit : Terdapat bekas luka akibat garukan pada kaki kanan & kiri
● Anogenital : Tidak dilakukan
● Ekstremitas : Akral hangat, CRT <2 detik, bengkak di kaki kanan & kiri
RESUME
An. K, perempuan, 11 tahun dibawa oleh orang tuanya ke RS Al Islam
Bandung dengan keluhan edema pada kedua kaki sejak 3 hari yang lalu. Keluhan
yang dirasakan oleh pasien muncul secara tiba-tiba. Keluhan disertai hematuria,
hipertensi, orthopnea, demam, batuk non produktif, takipnea, takikardi, pucat,
malaise, dan anoreksia.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah ↑, denyut nadi↑, frekuensi
napas ↑, konjuntiva anemis, terdapat bekas luka akibat garukan pada kedua kaki,
dan edema pada kedua kaki. Pemeriksaan fisik lain dalam batas normal.
DIAGNOSIS BANDING

• Sindrom Nefritik Akut Pasca


Streptococus + suspek Pneumonia +
suspek CHF
• IgA-IgG nefropati (hematuria,
pem.lab peningkatan igA dalam
darah & endapan igA di mesangium
glomerulus dengan C3 normal) +
suspek Pneumonia + suspek CHF
• Sindrom Nefrotik + suspek
Pneumonia + suspek CHF
USULAN
PEMERIKSAAN
● Urinalisis
● Pemeriksaan serologis:
Antistreptolisin titer O (ASTO) &
Antideoksiribonuklease (AD Nase)
● Pemeriksaan aktivitas komplemen: C3
● Pemeriksaan serum IgA
● Lipid profile
● Biakan streptokokus β hemolitikus
grup A (apusan tenggorok atau kulit)
● Pemeriksaan rontgen thoraks AP
DIAGNOSIS KERJA
Sindrom Nefritik Akut Pasca Streptokokus + suspek
Pneumonia + suspek CHF
RENCANA TATA LAKSANA

Umum
● Rawat inap selama 7-10 hari
● Istirahat
● Antibiotik: golongan penisilin
Amoksisilin 50 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis selama
10 hari (dosis: 200 mg/hari)
● Diet: pemberian garam dibatasi 0,5-1 g/hr
● Terapi oksigen
● Antipiretik:
Paracetamol 10-15 mg/kgBB/kali (diberikan dalam bentuk
sirup, dosis: 400-600 mg/kali, 4 sendok teh sebanyak 4-6x
sehari)
Pemantauan
- Tanda vital
- Fungsi ginjal (ureum, kreatinin) membaik dalam 1
minggu & menjadi normal dalam 3-4 minggu
- Komplemen serum (menjadi normal dalam 6-8
minggu)
- Pemantauan gejala: proteinuria dan atau hematuria
mikroskopik (dapat menetap selama 6 bulan-1 tahun)
- Setiap pasien yang telah dipulangkan dianjurkan
untuk pengamatan setiap 4-6 minggu selama 6 bulan
pertama
- Bila masih terdapat hematuria mikroskopik & atau
proteinuria, maka pengamatan diteruskan hingga 1
tahun hingga kelainan tersebut hilang
- Bila sesudah 1 tahun masih terdapat hematuria
mikroskopik & atau proteinuria, pertimbangkal
biopsy ginjal
EDUKASI
• Istirahat yang cukup
• Diet rendah garam
PROGNOSIS

● Quo ad vitam : ad bonam


● Quo ad functionam : ad bonam
● Quo ad sanationam : dubia ad bonam
TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai