Anda di halaman 1dari 41

Impending

Eklamsia
Preseptor: dr. Taufik Rahman., Sp.OG

Presentan :
Annisa Resyifa P 12100120505
Muhammad Zaeni Miftah 12100120629
IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. TK

Umur : 23 tahun

Alamat : Legok kiara, ciwidey

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Agama : Islam
Keluhan Utama

Nyeri kepala
ANAMNESIS
Ny. TK, G1P0A0 datang ke IGD kebidanan dan kandungan RSUD Al-Ihsan dengan
keluhan nyeri kepala sejak 1 hari yang lalu Sebelum Masuk Rumah Sakit. Nyeri kepala
terasa berdenyut dan hilang timbul dan disertai dengan pandangan kabur serta
nyeri ulu hati. Pasien juga mengeluhkan adanya mules-mules yang hilang timbul dan
masih jarang-jarang (15 menit sekali). Pasien juga mengeluhkan adanya keluar lendir
berwarna keputihan dari jalan lahir dan terasa gatal. Gerakan janin dirasa aktif.
Pasien menyangkal adanya pusing, mual, lemas, sesak, demam, dan keluar air-
air dan keluar darah dari jalan lahir. Pasien menyangkal adanya riwayat penyakit
darah tinggi, kencing manis, alergi obat-obatan tertentu, asthma, ataupun sedang
dalam pengobatan suatu penyakit.
Pasien mengatakan untuk keluhan saat ini belum pernah pasien obati dan
langsung dibawa ke IGD RSUD Al-Ihsan.
Riwayat Mentruasi
Riwayat Kontrasepsi
Menarche 14 Tahun
Kontrasepsi terakhir : -
Siklus Haid Teratur
Akseptor KB sejak tahun :
Lama Haid 7 Hari Alasan berhenti KB :
2-3x ganti
Banyaknya pembalut/hari

Dismenore (-)
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Menikah

• Pasien tidak memiliki riwayat penyakit Istri : 22 th, pertama


tekanan darah tinggi, kencing manis,
asma dan penyakit lainnya. Suami : 24 th, pertama

Lama menikah : 1 tahun

• Riwayat operasi : -

• Riwayat Trauma : -

• Riwayat pemakaian obat : -


Riwayat Obstetri
Cara Usia
No Penyulit Tempat Penolong BB Tahun/usia H/M
Melahirkan Kehamilan

Hamil
1
ini
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : Tampak sakit ringan


- Mata : Konjungtiva anemis (-/-),
Kesadaran : Compos mentis sclera ikterik (-/-)
Tanda-tanda Vital - Leher : Pembesaran tiroid (-),
pembesaran KGB (-)
o TD : 186/120 mmHg - Thorax:
o Nadi : 91 x/menit ● Paru-paru : VBS ka=ki, ronkhi (-/-),
wheezing (-/-)
o Suhu : 36,4˚C ● Jantung : S1 S2 murni regular, murmur
o RR : 21 x/menit (-/-), gallop (-/-)
- Abdomen : cembung , lembut, NT(-)
o SpO2 : 98% - Ekstremitas : Akral hangat, edema (-/-), CRT
< 2 detik
STATUS OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
Pemeriksaan Obstetrik: Genitalia
Inspeksi abdomen Pemeriksaan Luar :
- Striae gravidarum (+) - Inspeksi : perdarahan (-) Tidak ada kelainan
Palpasi/perabaan vulva dan perineum
- Linea alba (+)
Pemeriksaan Dalam :
Palpasi abdomen
● portio: tebal lunak
● pembukaan : 1-2 cm
Leopold I : kesan bokong ● selaput ketuban: intak (+)
Leopold II : punggung kanan  ● bagian terendah janin: kepala
Leopold III : kepala
● penurunan kepala: station -2
Leopold IV : Konvergen
TFU: 34 cm
DJJ: 128 x/menit
pemeriksaan inspekulo :
• bishop skor 
1. dilatasi : 1 cm, (1)
2. effacement : 0-30% (0)
3. position of cervic: mid
position (1)
4. station : -2 (1)
5. cervical consistency: tebal
lunak (2)

Total score 5
PEMERIKS
AAN
PENUNJAN

G Lab : 13/06/22
• Hb : 10,9
• Leukosit : 9050
• Eritrosit : 3,75
• Hematokrit : 31,7
• Trombosit  :240.000
• Urinalysis : protein urine (+++)
DIAGNOSIS KERJA

G1P0A0 parturien aterm kala 1


fase laten + impending eclampsia
+ janin hidup, intrauterine letak
kepala
TATALAKSANA

- Observasi KU dan TTV


- Urinalysis
- CTG
- RL + MgSO4 40% 10 g
- pemasangan DC
- Dopamet 2x250 mg + Nifedipine 10 mg PO
Hipertensi
dalam
kehamilan
Definisi
Hipertensi Dalam Kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang terjadi sebelum
kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada masa nifas. Golongan penyakit ini
ditandai dengan hipertensi dan sering disertai proteinuria, edema, kejang, koma atau
gejala lain
Epidemiologi
0 Hipertensi Dalam Kehamilan cukup 0 Salah satu dari 3 penyebab

1 sering dijumpai dan masih merupakan


salah satu penyebab kematian ibu 3 kematian ibu
dan infeksi
selain perdarahan

0 Rata-rata kelainan ditemukan 0 Selama 6 tahun terakhir (2005-

2 sebanyak
kehamilan
5-10% dari seluruh
4 2010) terdapat 103 kematian ibu
hamil dari 15.148 kelahiran

0 Hipertensi Dalam Kehamilan juga menjadi penyebab

5 penting lair mati dan kematian perinatal


terutama disebabkan karena partus prematurus
yang
PREEKL
AMSIA
DEFINISI
Preeklamsia adalah timbulnya hipertensi yang dapat
disertai proteinuria akibat kehamilan, setelah umur
kehamilan 20 minggu sampai berlangsung 3 bulan
pasca persalinan.
- PPK Obstetri & Gynecology
2018

Preeklamsia adalah penyakit primigravida dan bila timbul pada


seorang multigravida biasanya ada faktor predisposisi seperti
hipertensi, kehamilan ganda, atau diabetes.
Disebut sebagai Sindrom Preeklamsi karena merupakan kelainan
yang ditandai oleh beberapa gejala spesifik dalam kehamilan akibat
terlibatnya banyak system organ.

- Obstetri patologi ilmu kesehatan reproduksi edisi III


ETIOLOGI dan FAKTOR
RISIKO
Belum diketahui dengan pasti. Sering Berasal dari mekanisme gabungan
berbagai factor, baik faktor ibu, plasenta,
ditemukan pada wanita hamil yang : maupun janin:
● Terpajan vili korialis pertama kali • Invasi trofoblas abnormal.
(primigravida) • Gangguan keseimbangan adaptasi
● Terpajan vili korialis berlebihan imunologis antara ibu, (plasenta), dan
janin.
(hiperplasentosis), misalnya pada
• Gangguan keseimbangan adaptasi ibu
kehamilan kembar atau mola terhadap perubahan kardiovascular.
hidatidosa. • Faktor genetik.
● Mempunyai dasar penyakit ginjal • Faktor Nutrisi
atau kardiovascular.
● Punya Riwayat preeklamsi atau
eklamsi pada keluarga.
Sumber: Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan Reproduksi Edisi 3. 2018
KLASIFIKASI

PREEKLAMSI
PREEKLAMSI
BERAT
DIAGNOSIS
Anamnesis Kriteria minimum preeklamsia:
● Umur kehamilan > 20 • Hipertensi = gejala paling awal dan
● Hipertensi tiba-tiba sesudah kehamilan 20
● Tidak ada: kejang, penurunan minggu. Batas TD adalah 140
kesadaran, penglihatan kabur, mmHg (sistolik) dan 90 mmHg
nyeri kepala hebat, nyeri ulu (diastolik)
hati (atau disebut gejala
subjektif) • Proteinuria = ditegakkan bila kadar
protein ≥ 300 mg dalam urine 24
jam atau 30 mg/dl (+1 dipstick) urine
sewaktu, atau rasio protein/kreatinin
≥0,3.
PPK Obstetri & Gynecology 2018 dan Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan Reproduksi Edisi 3. 2018
DIAGNOSIS 2. Preeklamsi berat
• Tekanan darah sistolik ≥160 mmHg dan
Pemeriksaan Fisik atau diastolik ≥110 mmHg
• Proteinuria ≥2 gr/24 jam atau ≥2+ dipstick
1. Preeklamsi urine sewaktu
● Diagnosis preeklamsi • Kreatinin serum >1,2mg% disertai oliguria
(<400 ml/24 jam)
didasarkan atas timbulnya
• Trombosit <100.000/mm3
hipertensi (sistolik antara 140 • Hemolisis dan peninggian kadar LDH
s/d <160 mmHg dan diastolik • Peningkatan kadar serum transaminase
antara 90 s/d 110 mmHg) (SGOT dan SGPT)
disertai proteinuria (≥ 300 • Sakit kepala yang menetap atau
mg/24 jam, atau +1 dipstick) gangguan serebral dan gangguan
penglihatan
• Sakit ulu hati yang menetap
• Pertumbuhan janin terhambat
• Edema paru disertai sianosis
• (HELLP Syndrome)
PPK Obstetri & Gynecology 2018
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Penunjang
1. Preeklamsi 2. Preeklamsi berat
● Urin lengkap • Pemeriksaan laboratorium (bila
tersedia sarana prasarana)
• Pemeriksaan Hb, Ht, leukosit,
trombosit, urin lengkap.
• Pemeriksaan elektrolit Na, K, Ca,
dan Cl; kadar glukosa, Urea N,
Kreatinin, SGOT, SGPT, Analisa gas
darah, asam urat darah.
• Pemeriksaan KTG.
• Pemeriksaan foto rontgen thoraks.

PPK Obstetri & Gynecology 2018


Diagnosis Banding

Hipertensi Kronik Preeklamsi/


0 0 eklamsi atas
1 2 dasar hipertensi
kronis

0 Hipertensi
3 gestasional
Tatalaksana

• Preeklamsi (Algoritma Preeklamsi)


• Preeklamsi Berat: Rawat bersama departemen yang terkait (IPD,
Neurologi, Mata, Anestesi, dll).
• Terapi: Medikamentosa, pengelolaan konservatif, pengelolaan aktif

Sumber: [PPK Obstetri & Gynecology 2018], [Obstetri Patologi]


Algoritma
Preeklamsi

Sumber: [PPK Obstetri & Gynecology 2018], [Obstetri Patologi]


Algoritma
Preeklamsi
Berat

Sumber: [PPK Obstetri & Gynecology 2018], [Obstetri Patologi]


Medikamentosa

● Infus Ringer Laktat


● Pemberian obat: MgSO4
● Antihipertensi

Sumber: [PPK Obstetri & Gynecology 2018], [Obstetri Patologi]


MgSO4
Cara Pemberian MgSO4 : Pemberian melalui intravena secara kontinnyu (infus dengan
infusion pump)
a.Dosis Awal
4 gram MgSO4 (10 cc MgSO4 40% atau 20 cc MgSO4 20%) dilarutkan kedalam 100
cc NaCl/RL, diberikan selama 15 – 20 menit. Tetesan kurang lebih 50 gtt/menit.
b.Dosis Pemeliharaan

10 gram MgSO4 (25 cc MgSO4 40% ) dalam 500 cc cairan RL diberikan dengan
kecepatan 1 – 2 gram/jam (20 – 30 tetes per menit)

Sumber: [PPK Obstetri & Gynecology 2018], [Obstetri Patologi]


Syarat Pemberian MgSO4 MgSO4 dihentikan bila
● Tersedia antidotum kalsium • Ada tanda intoksikasi
glukonas 10% (1 gram dalam 10 • Setelah 24 jam pasca salin
cc) • Dalam 6 jam pascasalin sudah
● Frekuensi pernapasan > 16 kali terjadi perbaikan tekanan
per menit (normotensif)
● Produksi urin > 30 cc per jam (>
0,5 cc/kgBB/jam)
● Refleks patella positif

Sumber: [PPK Obstetri & Gynecology 2018], [Obstetri Patologi]


Antihipertensi

● Nifedipin 10 mg PO dan dapat diulangi 30 menit (maksimal 120 mg/24 jam) sampai
terjadi penurunan MABP 20%. Selanjutnya diberikan dosis rumatan 3x10 mg
(pemberian tidak diperkenankan sublingual)
● Nikardipine diberikan bila tekanan darah ≥ 180/110 mmHg atau hipertensi
emergensi dengan dosis 1 amp 10 mg dalam larutan 50 cc per jam atau 2 amp 10
mg dalam larutan 100 cc tetes per menit mikro drip.

Sumber: [PPK Obstetri & Gynecology 2018], [Obstetri Patologi]


Pengelolaan Konservatif

● Indikasi: kehamilan preterm (<34 minggu) tanpa disertai tanda-tanda impending


eklamsi dengan keadaan janin baik.
● Pengobatan Medisinal: Sama dengan pengobatan medisinal pengelolaan secara
aktif. Pemberian MgSO4 dihentikan bila sudah mencapai tanda-tanda preeklamsi,
selambat-lambatnya dalam waktu 24 jam.

Sumber: [PPK Obstetri & Gynecology 2018], [Obstetri Patologi]


● Pengelolaan Obstetrik: Selama perawatan konservatif, tindakan observasi dan
evaluasi sama seperti perawatan aktif, termasuk pemeriksaan tes tanpa
kontraksi dan USG untuk memantau janin.
● Bila setelah 2 kali 24 jam tidak ada perbaikan maka keadaan ini dianggap sebagai
kegagalan perawatan konservatif pengobatan medisinal dan sangat dianjurkan
untuk terminasi. Cara terminasi sesuai dengan pengelolaan aktif
● Penyulit: Sindrom HELLP, Gagal ginjal, Gagal jantung, Edema paru, kelainan
pembekuan darah.

Sumber: [PPK Obstetri & Gynecology 2018], [Obstetri Patologi]


Pengelolaan Aktif
Indikasi: bila didapatkan satu atau lebih keadaan dibawah ini:
Ibu :
1. Kehamilan >34 minggu (Dengan kortikosteroid selama 2 hari telah diberikan,
dan memberi tahu bagian perinatologi sebelum pengakhiran kehamilan).
2. Adanya gejala impending eklamsi.
3. Gagal perawatan konservatif.
4. Kondisi ibu tidak stabil.

Janin :
1. Adanya tanda-tanda gawat janin.
2. Adanya tanda pertumbuhan janin terhambat.
Laboratorik :
3. Adanya Sindrom HELLP.

Sumber: [PPK Obstetri & Gynecology 2018], [Obstetri Patologi]


Komplikasi
• Sindrom HELLP
• Pertumbuhan janin intrauterin yang terhambat
• Edema paru
• Kematian janin
• Koma
• Kematian ibu

Sumber: PPK 1 Primer


Prognosis
Prognosis pada umumnya dubia ad bonam baik bagi ibu maupun janin. Akan
tetapi, prognosi bergantung kepada terjadinya eklamsia. Di negara-negara yang
sudah maju, kematian akibat preeklamsia sebesar ± 0,5%. Namun, jika eklamsia
terjadi, prognosis menjadi kurang baik. Kematian akibat eklamsia sebesar ± 5%.

Sumber: PPK 1 Primer dan Obstetri Patologi Edisi 3


Thanks!
Do you have any questions?

CREDITS: This presentation template was


created by Slidesgo, including icons by Flaticon,
infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai