Anda di halaman 1dari 82

GTP: DV, Relasi sentrik,

artikulator
Sri W.Rais
Dampak kehilangan gigi

Dampak sistemik

Dampak emosional

Dampak fungsional
Gigi tiruan penuh

Gigi tiruan yang menggantikan seluruh gigi


asli dan struktur di sekitarnya yanh hilang
pada rahang atas atau rahang bawah
• Bilabial (b,p,m) didukung oleh bantuan bibir
atas dan bawah
• Labiodental (f,V)  gigi insisiv atas & bawah
bicara
• Linguoalveolar (t,d,s,z,v,j,l) didukung oleh lidah
dgn bagian anterior palatum
• Anasir GT pd GTP dpt memperbaiki DV,
memberi dukungan pd bibir,dan pipi estetis
serta mengembalikan kontur wajah yg
hilang
• Memilki keseimbangan oklusi yg
tepatutk memperoleh stabilitas GTP yg penguyahan
optimum pd saat menerima beban
pengunyahan
Fungsi GTP
Indikasi GTP
• 1.keadaan umum dan kondisi mulut pasien baik
• 2. Individu yg msh memilki beberapa gigi yg harus
dicabut krn kerusakan gigi yg masih ada tdk mungkin
diperbaiki
• 3. individu yg seluruh giginya telah tanggal atau dicabut
• 4. ada persetujuan mengenai wkt, biaya,prognosis yg
akan diperoleh
• 5. bila dibuatkan GTS, gigi yg msh ada akan terganggu
keberhasilannya
Kontra Indikasi GTP
• 1. tidak ada prwtan alternatif
• 2. pasien blm siap scr fisik dan mental
• 3. pasien alergi terhadap material GTP
• 4. pasien tdk tertarik mengganti gigi yg hilang
Dimensi Vertikal dan Relasi maxillo-
mandibula pada pasien tidak bergigi
Dimensi Vertikal ( DV )
Tinggi wjah yg ditentukan oleh jarak antara rahang yg
dpt memberikan ekspresi normal.
Terbagi 2 :
1. DV istirahat : tinggi wajah ktika gigi geligi dalam
keadaan terpisah (tdk berkontak) dan mandibula
dlm keadaan istirahat fisiologis.
2. DV oklusal : tinggi wajah ktika gigi geligi berkontak
dan mandibula dlm relasi sentrik.
Uji Coba Landasan dan Tanggul Gigitan Rahang Atas dan
Rahang Bawah

• pasien diminta duduk dengan enak


• posisi tegak
• Pertama kita coba landasan/ tanggul gigitan
RA.
Periksa mengenai :
1. ADAPTASI LANDASAN
• Landasan diam.
• Bl goyang -- > Penyebabnya harus dicari dan
segera diperbaiki.
• Beberapa penyebab adalah kurang merapatnya
permukaan landasan dengan jaringan pendukung,
pinggir landasan yang terlalu panjang atau terlalu
pendek.
2. DUKUNGAN BIBIR DAN PIPI (LABIAL AND BUCAL
SUPPORT)
2. DUKUNGAN BIBIR DAN PIPI (LABIAL
AND BUCAL SUPPORT)

tampak normal
Penilaiannya dilihat dari sulkus nasolabilis dan philtrum
pasien.
Bibir dan pipi pasien tidak boleh tampak cembung atau
sebaliknya cekung
Harus segera diperbaiki dengan mengurangi atau
menambah malam pada permukaan labial atau bukal
tanggul gigitan.
3. PANJANG TANGGUL GIGITAN

• Sebagai pedoman adalah “Low Lip Line”


• yaitu garis terbawah bibir atas saat
pasien beristirahat dan garis incisal
tampak 2 mm di bawahnya.
4. BIDANG ORIENTASI
• menentukan bidang orientasi pada
tanggul gigitan RA di dalam mulut.
• Dengan menggunakan alat mencari
kesejajaran tanggul gigitan arah anterior-
posterior dengan garis Camper, dan
kesejajaran garis insisal dengan garis
pupil.
• Garis camper ---- > adalah garis yg
menghubungkan ala nasi dengan porion.
5. ADAPTASI LANDASAN

• Penilaian sama dengan RA dan harus segera


diperbaiki sampai tidak mudah lepas.
• pada RB tidak dapat sebaik RA karena luas
landasan yang lebih sempit dan gangguan
gerakan lidah.
6. PERMUKAAN TANGGUL GIGITAN

• Permukaan tanggul gigitan harus merapat dengan


bidang orientasi RA.
• permukaan labial/bukal tanggul gigitan harus
sebidang dengan yang atas.
• Bila kelebihan, harus dikurangi dan seb
• aliknya bila kekurangan harus ditambahi. Posisi RA
dan RB dalam gigitan sentrik sementara yang disebut
juga “tentatif”.
• Tarik garis median pada tanggul gigitan sesuai
dengan garis median pasien.
Bentuk dan posisi landasan /tanggul gigitan dalam mulut
pasien
Penerapan Rumus Dimensi Vertikal
• Vertikal Dimensi = Physiological Rest Position – Freeway
Space.

• Pertama-tama kita ukur jarak vertikal pasien dalam keadaan


istirahat tanpa landasan/tanggul gigitan dalam mulutnya.

• Freeway space besarnya antara 2 – 3 mm, maka DV dapat kita


tentukan jaraknya dengan landasan/tanggul gigitan dalam
mulut.

• Misalnya pada pengukuran dalam posisi ist


• irahat didapat 70 mm, maka DV berjarak 70 – 3 = 67 mm.
• Pengukuran -- > jangka sorong dengan ketelitian 0.05
mm.

• Bila DV terlalu tinggi harus dikurangi ketinggian tanggul


gigitan RB supaya tidak mengganggu estetika pasien.
• Kcuali bila pengurangannya banyak sehingga tanggul
gigitan bawah habis, kita boleh mengurangi yang atas.
• terpaksa mengorbankan estetik pasien.
• Pengurangan tanggul gigitan RA harus hati-hati jangan
menghilangkan kesejajaran bidang orientasi yang telah
didapat.
• Bila DV terlalu rendah, kita tambah tanggul gigitan
bawah. Jangan sekali-kali merubah tanggul gigitan atas
karena akan menambah jarak “low lip line”- garis
insisal yang telah kita tentukan.
• Penambahan sebaiknya menggunakan lembaran lilin
supaya ketebalannya merata dan tidak mengganggu
kesejajaran bidang orientasi.
RELASI SENTRIK
• Hub. Rahang dalam arah horizontal  relasi sentrik
 kondilus mandibula pd posisi relaks dan fossa
glenoid pd DV oklusal.
• DefenisiHub. Paling posterior dr mandibula thdp
maksila pd saat kondilus terletak plg post. Dan relaks
di dlm fosa glenoid,pd DV tertentu & rahang msh dpt
melakukan gerakan ke lateral dgn bebas, grs tengah
maksila & mandibula ada dlm satu bid. Vertikal
berimpit dgn garis tengah wajah pasien.
RELASI MAKSILO MANDIBULA PADA KASUS PASIEN YANG
TELAH KEHILANGAN SELURUH GIGI ASLI

Relasi maksilo mandibula ada dua macam, yaitu :


* Relasi vertikal yang biasa dinamakan dimensi vertikal
atau tinggi gigit
* Relasi horizontal yang biasa dinamakan relasi sentrik atau
letak gigit, suatu posisi yang menunjukkan hubungan
antara rahang dalam arah medio-lateral dan anterior-
posterior.
DIMENSI VERTIKAL :
DV ada 2 macam, yaitu :

DV istirahat fisiologis:
Adalah hubungan antara RA dan RB dalam arah
vertikal saat mandibula dalam kedudukan istirahat
fisiologis

DV Oklusal
Adalah hubunganRA dan RB dalam arah vertikal saat
gigi geligi atau galengan gigit atas dan bawah dalam
kedudukan oklusi sentrik.
Posisi istirahat fisiologis dari mandibula
adalah :
• Posisi mandibula saat otot-otot elevator dan
depresor mandibula dalam keadaan istirahat
fisiologis, tonusnya seimbang dan kondilus dalam
kedudukan relaks di dalam fossa glenoid.
• Istilah lain dari posisi istirahat fisiologis adalah :
• Physiological rest position
• Rest jaw relation
• Posturnal position
• Nama lain dari free way space :
• Celah/ruang antar oklusal
• Interocclusal distance
• Interocclusal gap/ clearance
• Interocclusal rest space
Tujuan penetapan DV dan relasi sentris :

• Adalah untuk mengembalikan hubungan antar


rahang yang normal, sehingga estetika normal,
fungsi-fungsi bicara , mengunyah dan menelan
normal, dan kesehatan jaringan mulut terpelihara.
• Manfaat penetapan DV Oklusal dan Relasi sentris :
• Adalah agar dapat memindahkan hubungan antar
rahang ke artikulator, sehingga gigi-geligi yang
disusun diartikulator nantinya dapat diterima baik di
dalam mulut.
Sarana Yang diperlukan :
• Galengan gigit, yang terdiri dari lempeng gigit
(record base) dan galengan gigit (occlusal rim)
• Suatu lempeng gigit harus : kuat, stabil dan
bentuknya tepat seperti kontur jaringan
pendukung gigi tiruan.
Bahan-bahan yang dipakai sebagai
lempeng gigit adalah :
• Shellac base plate
• Reinforced shellac
• Self Curing Acrylic resin, yang dapat dibuat dengan cara :
• Tabur (sprincle on method)
• Adonan tanpa tekanan (non compression method)
• Adonan dengan tekanan (compression molded method)
• Wax yang ditambah dengan kawat penguat dan pasta zinc
oxyde eugenol.
• Metal
• Bahan-bahan di atas dibentuk menjadi suatu lempengan
yang ketebalannya disesuaikan dengan bahan yang
digunakan. Ketebalannya berkisar antara 1,5 – 2 mm.
GALENGAN GIGIT / OCCLUSION RIM

• Galengan gigit dilekatkan di atas lempeng gigit, yang berfungsi


menggantikan processus alveolaris yang telah hilang setelah
mengalami resorpsi karena pencabutan gigi.
• Galengan gigit dapat dibuat dari bahan-bahan malam model
(kebanyakan) atau compound.
• Bahan-bahan tersebut dibentuk dulu menjadi suatu gulungan
memanjang yang kemudian dilekatkan pada lempeng gigit
yang telah dibentuk sesuai dengan bentuk model yang telah
dibuat, kira-kira di daerah procesus alveolaris.
• Kemudian bentuknya disempurnakan dengan penampang
melintang sperti suatu segi empat atau trapezium.
• Kadang-kadang galengan gigit dibuat dari kombinasi kedua
bahan diatas.
• GUNA GALENGAN GIGIT:
• Untuk menentukan dukungan bibir dan pipi yang
wajar
• Untuk menetapkan hubungan antar rahang
• untuk tempat menyusun gigi-geligi
• Bahannya :
– Wax
– Copmpound
– Kombinasi
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHARTIKAN
DALAM PENETAPAN DV :
1. posisi Pasien :
1. duduk tegak
2. kepala tegak
3. pandangan lurus ke depan
4. relax
2. Bila ada gangguan neuromuskular, sukar dilakukan
3. Pasien yang cepat lelah, misalnya penderita penyakit
jantung atau penyakit lain yang melemahkan,
mengerjakannya jangan terlalu lama. Demikian pula untuk
pasien yang cepat merasa bosan.
4. Perlu digunakan beberapa cara untuk membandingkan
hasilnya, karena hasil dari masing-masing cara secara
sendiri-sendiri biasanya kurang sempurna.
CARA PENETAPAN DV OKLUSAL
(2 MACAM)
• A. CARA-CARA MEKANIK
• 1. Hub. Sisa alveolar
– Jarak dr papila incisiva ke incisif mandibula
– Kesejajaran sisa alveolar
• 2. Pengukuran dr GT sebelumnya
• 3. Pencatatan2/ post pencabutan
– Profil radiograph
– Model-model gigi-geligi dlm oklusi
– Pengukuran-pengukuran wajah
B. Cara-cara fisiologis
• 1. posisi istirahat fisiologis
• 2. Fonetik dan estetik
• 3. Ambang rasa menelan
• 4. Rasa Tactile
• 5. Laporan pasien mengenai persepsi
kenyamanan
PENENTUAN RELASI SENTRIK TANPA ALAT
• Menentukan relasi sentrik tanpa alat yaitu dengan
cara :
1. Gerakan menelan
2. menempatkan ujung lidah pada bulatan lilin yang
ditempatkan pada garis tengah landasan paling
posterior
3. Membantu pasien dalam posisi RB dalam keadaan
otot kendor
4. Menengadahkan posisi kepala pasien semaksimal
mungkin.
• Cara lain mencari relasi sentrik dengan sekaligus mengfiksir
tanggul gigitan atas dan bawah, dapat dilakukan sebagai berikut :
• Setelah dimensi vertikal pasien didapat, buatlah lekukan “ V “
pada tanggul gigitan RB
• Pasien dilatih melakukan macam gerakan yang menempatkan RB
dalam posisi paling belakang
• Aduk seng okside eugenol dan tempatkan diatas lekukan V tadi.
• Pasien segera melakukan gerakan menelan atau menempatkan
ujung lidah pada bulatan lilin di garis getar langit-langit.
• Pertahankan sampai mengeras, dapat mengeceknya dari sisa
adukan pada spatelnya.
• Lepaskan dari mulut pasien, bila mungkin bersama-sama kedua
tanggul gigitan RA dan RB. Bila terpisahpun tidak mengapa karena
dapat dikatupkan kembali sesuai dalam mulut dengan
menggunakan lekukan „“ V“ yang sekarang terisi pasta seng
okside sebagai pengunci.
• Setelah gigitan sentrik didapat, kita fiksir kedua tanggul
gigitan di daerah geraham ki-ka. Tarik garis-garis orientasi
lainnya, seperti :
High lip line ---- > yaitu garis ter
tinggi vivir atas waktu pasien tersenyum.
Garis caninus ----> yaitu garis yang ditarikm vertikal
lewat distal kaninus.
Kedua garis ini untuk pedoman saat memilih gigi, yaitu
panjang dan lebar keenam gigi anterior.
Landasan/tanggul gigitan setelah difeksir
dikeluarkan dari mulut pasien dan
ditempatkan pada modelnya.
Cara menentukan DV :
I. Cara mekanis
II. Cara fisiologis
I. Cara mekanis :
1. Relasi linggir
a. Jarak papila insisivum terhadap insisivus mandibula
b. Nilai estetis
c. Jarak antara linggir ant.
2. Pengukuran GT lama (alat:boyle gauge)
3. Pencatatan pra pencabutan gigi
a. Radiografi profil
b. radiograf dr posisi kondilus
c. Foto profil
d. Model dr gigi geligi dlm oklusi
e. Pengukuran wajah :wilis, facebow transfer
- metode willis (willis gauge)
pupil – grs pertmuan bibir ats&bwh = symphisis mentalis (basis
hidung-tepi dagu) saat oklusioklusi
4. Kejajaran linggir alveolus post.
5. Mngukur gaya penutupan
II. Cara Fisiologis
1. Posisi istirahat fisiologis
2. Fonetik dan estetik sbagai panduan
3. Penelanan
4. Indra perasa
• Cara Fisiologis

Cara Niswonger :
1. Pasien didudukan dgn kepala diatur sdemikian rupa, grs
imaginer tragus-alanasi sejajar lantai.
2. Buat tanda, titik pd mid line, 1 di atas bibir atas, 1 pd dagu
pasien
3. Pasien dianjurkan menghitung 1- 10 menelan  ukur kedua
jarak.
4. Kmudian disuruh bbrapa kat yg berakhiran “S”  ukur kmbli
kdua jarak
5. Disuruh menelan dan membiarkan mandibula dlm keadaan
rileks  ukur = x mm  DV istirahat
6. Ulangi lagi, pasien dianjurkan mengontakkan oklusal rim atas
dan bawah  ukur = y mm  DV oklusal
7. Selisih x-y = 2 - 4 mm  DV benar
Facebow transfer
Metode Willis
Tanda DV terlalu tinggi
• 1. Pasien sukar berbicara
• 2. Mulut tampak penuh:
– a. Otot-otot muka tegang
– b. Bibir sukar ditutup
• 3. Pasien sukar menelan
• 4. Waktu berbicara gigi-geligi atas beradu dengan
gigi-geligi bawah
• 5. Setelah memakai GT berapa lama, pasien mrs sakit
pd seluruh puncak proc.alveolaris
• 6. Otot2/ pembuka dan penutup rahang lama-lama
merasa lelah.
Tanda DV yang terlalu rendah :

• 1. Pada saat berbicara  ucapan krg jelas


• 2. wajah terlihat lbh tua
• 3. Efisiensi mengunyah menurun
• 4. Dpt terjadi luka disudut mulut 
parleche
• 5. Dlm waktu lamamenimbulkan kelainan
sendi rahang
• 6. Ruang antar lidah terbatas
Beberapa Tes dlm Memperkuat DV :
1. Pertimbangkan scra keseluruhan dukungan wajah
2. Obsevasi visual besar ruang oklusal rim saat rahang
istirahat
3. Ukur tanda2 wajah saat istirahat dan oklusal rim
kontak
4. Observasi ucapan kata2 brdesis oklusal rim
bdekatan, tdk berkontak
Relasi Sentrik Rahang
• Relasi plg post. dr mandibula thd maksila
pada DV yg tlah ditetapkan.
• Hub. RA & RB dimana kondilus brda pd
kedudukan tidk tegang & terletak plng blkng
di dlm fossa glenoidalis.
• Relasi eksentrik
 ant. / lateral thd relasi sentrik
• Relasi protrusif
 ant. thd relasi sentrik
CARA PENETAPAN RELASI SENTRIK

• 1. CARA PASIF CARA PASIF


/ STATIS 1. Metode Gysi
• 2. CARA 2. Metode Rehm
AKTIF/ 3. Metode Gravitasi
FUNGSIONAL 4. Metode Green

Teknik : - Ekstra Oral


- Intra Oral
METODE GYSI
• Pedoman :
– Bagian ventral dari muskulus maseter
– Ibu jari dan telunjuk diletakkan bag. Ventral
muskulus maseter.
– Pasien relaks operator mendorong mandibula
ke post. Dan pasien disuruh menggigit sehingga
posisi kondiliu dalam fosa-glenoid tidak regang.
– fiksasi
Metode Rehm
• Hampir sama dgn metode Gysi
• Ibu jari & telunjuk didaerah vestibulum 
menekan lempeng  jari tengah
dibengkokkan ke bwh dagu  mandibula
didorong ke postpasien disuruh
menggigit fiksasi
Metode Gravitasi
• Pasien duduk sedemikian rupa  kepala
menengadah ke belakang  krn gravitasi 
mand. Akan terdorong ke post. Sehingga
kondilus akan menempati posisi plg belakang
tetapi tdk tegang dalam fosa glenoid  pasien
disuruh menggigit fiksasi
Metode Green
• Pasien disuruh mengigit kuat  otot
temporalis bag.ventral akan terasa
menggelembung pd saat diraba dgn jari-jari
tangan kanan dan kiri  fiksasi
CARA-CARA AKTIF/FUNGSIONAL

• 1. Cara Menelan
• 2. Cara Nucleus Walkhof
• 3. Memakai alat Gothic arch tracer
• 4. Cara Chew in dari :
– Patterson
– Needle House
Cara Nucleus Walkhof
• Bulatan malam model (biji jagung)  letakkan
pd palatum plg posterior di median  ujung
lidah diangkat mengenai bulatan wax 
menutup mulut fiksasi
• # tdk bisa pd pasien yg memiliki frenulum
lingualis pendek.
Menentukan Relasi Sentrik

1. Suruh pasien berlatih menelan bbrapa kali, dgn


latihan memundurkan & memajukan rahang (mula2
bsa dbntu drg, namun saat pencatatan terakhir jgn
dsntuh pasien)
2. Suruh pasien mnelan dan mengontak oklusal rim 
2 tnda digoreskan pd sisi oklusal rim dr RA ke RB 
pencatatan kdudukan
3. Suruh pasien menelan bbrapa kali, tanda oklusal rim
tsb hrs bertmu dlm hub. sama setiap saat.
Garis Pedoman
• 1. Mid line
 ditarik pd bite rim RA ke Rb
• 2. Garis Caninus
 dtrik pd saat otot mulut pasif bag distal
caninus
• 3. Garis Tertawa
 dsuruh ketawa kecil ( senyum, wkt bibir
atas terangkat  trik grs, tinggi incsiv.
atas 2/3 dr tnggi grs tsb.
Oklusal rim pada pasien tidak
bergigi
Oklusal Rim
 Permukaan oklusi yang dibentuk pada basis GT.

Guna :
1. Mnentukan kmbli kontur bibir & pipi sesuai ekspresi normal
2. Penentuan hub. Rahang Vertikal (Dimensi Vertikal)
3. Penentuan hub. Rahang Horizontal (Relasi Sentrik)
4. Sbg. Panduan pd penyusunan anasir GT.
• Bahan :
- Malam(wax) plg sering
- Modeling compound (bahan cetak)
- Kombinasi malam dan compound
 pnntuan hub rahang dgn metode fungsional
,alat pncatat hub. rahang dpt dilekatkan
Oklusal Rim RA & RB
• Panduan anatomis :
- Sulkus naso-labial
- Sulkus mento-labial
- Filtrum
- Komissura bibir
- Dukungan <<
 sulkus naso-labial & mento-labial serta
filtrum rata, kommisura turun

- Dukungan >>
 sulkus naso-labial & mento-labial berubah
bentuk & dangkal
 filtum sbgian/ sluruh (-), kommisura ke
lateral
OKLUSAL RIM RA & RB
Oklusal RIM RA
• Tinggi vertikal & grs. Oklusal :
 dr tepi interior sayap hidung ke tepi superior
tragus telinga  grs. Camper
Garis- garis pedoman oklusal rim dalam
penentuan hub. rahang & pd penyusunan gigi :
1. Garis tengah (mid line)
2. Garis bibir terendah (low lip line) 
menentukan panjang vertikal insisal
3. Garis gusi, grs bibi tertinggi, gris senyum (high
lip line)
 panduan penyusunan gigi (luasnya
tergantung tipe senyum)
Garis Tengah Mid line
1. Bagi 2 filtrum bibir dgn pnggaris fleksibel  tarik grs
dri labial oklusal rim tepat di tepi pnggaris.
2. Rentangkan benang dr tngah2 dahi ke bwah mbagi 2
wajah, tarik garis pd labial oklusal rim tepat pd
benang.
3. Tarik garis di atas oklusal rim dr frenulum labial
ke arah inferior
4. Trk grs dr sutura mid palatal mbagi 2 papila
incisivum ke arah oklusal rim
Garis Pedoman
• 1. Mid line
– Pedoman ?
– Guna ?
• 2. Garis Caninus
– Teknik?
– Guna?
• 3. Garis Tertawa
Teknik ?
– a. High lip line
Guna?
– b. Low lip line
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai