PEMERIKSAAN RADIOGRAFI,
DAN RENCANA PERAWATAN
Complete Dentures Prosthodontics, 1st edition, 2007
(Binu George, Bab 2, Hal 15–26 )
Bentuk Linggir
PEMERIKSAAN INTRAORAL
Bentuk Lengkung
Kelas I. Bentuk lengkung persegi
Kelas II. Bentuk lengkung yang mengerucut
Kelas III. Bentuk yang membulat atau ovoid
Undercut Tulang
Kelas I. Tidak adanya undercut
Kelas II. Terdapat sedikit undercut
Kelas III. terdapat undercut pada kedua sisi
Torus
Kelas I. Torus kecil
Kelas II. Torus ada
Kelas III. Torus besar dengan undercut dan meluas hingga
penutupan di bagian posterior palatal
PEMERIKSAAN INTRAORAL
Undercut
Bentuk Lengkung
PEMERIKSAAN INTRAORAL
Jarak Antar Lengkung
Kelas I. pasien mempunyai jarak antar lengkung yang cukup
Kelas II. Jarak yang terlalu luas
Kelas III. Jarak antar lengkung terbatas
Kesejajaran linggir
Kelas I. Kedua linggir sejajar dengan bidang oklusal
Kelas II. Salah satu linggir maksila atau mandibula divergen
Kelas III. Kedua linggir maksila dan mandibula divergen di
anterior
Bentuk Palatum Keras
Kelas I. Bentuk palatum keras yang datar
Kelas II. Bentuk palatum V
Kelas III. bentuk palatum U
PEMERIKSAAN INTRAORAL
House mengklasifikasikan
Kelas I. Perlekatan yang tinggi pada maksila atau rendah pada
mandibula berkaitan dengan puncak linggir (0,5 inchi atau lebih
antara batas perlekatan sampai puncak linggir)
Kelas II. Tinggi perlekatan berjarak dengan puncak linggir 0.25
sampai 0.5 inchi.
Kelas III. Tinggi perlekatan kurang dari 0.25 inchi dari puncak
linggir
PEMERIKSAAN INTRAORAL
Perlekatan Frenulum
Kelas I. Tinggi pada maksila atau rendah pada mandibula
dipengaruhi oleh puncak linggir
Kelas II. Menengah
Kelas III. Frenulum mendekati puncak linggir dan mengganggu
penutupan pinggiran
Saliva
Kelas I. Jumlah dan kekentalan saliva normal.
Kelas II. Saliva berlebihan dan kental (ptyalism).
Kelas III. Xerostomia
PEMERIKSAAN INTRAORAL
Lidah
Ukuran
Kelas I. Lidah berukuran cukup dalam mulut
Kelas II. Lidah berukuran besar
Posisi Lidah
Kelas I. Lidah berada pada posisi yang tepat
Kelas II. Bagian lateral dari lidah berada dalam posisi yang
benar
Kelas III. Lidah dalam posisi lebih ke belakang
Bentuk Lidah
lebar, datar dan tebal
panjang , meruncing dan tipis
PEMERIKSAAN INTRAORAL
Bentuk Linggir
Linggir berbentuk V
Linggir berbentuk datar
Palatum
Kelas I: Palatum mempunyai bagian yang semakin landai ke
bagian inferior
Kelas II: Palatum mempunyai kelandaian yang lebih tajam dan
pergerakan lebih aktif
Kelas III: Kelandaian palatum sangat tajam pada sudut sekitar
70º
PEMERIKSAAN INTRAORAL
Bentuk Linggir
PEMERIKSAAN INTRAORAL
Bentuk Tenggorokan Lateral
Kelas I: Tekanan minimal atau tidak ada tekanan diperoleh pada
jari
Kelas II: beberapa posisi jaringan lunak dengan perbedaan yang
cukup besar
Kelas III: tekanan yang besar ditempatkan pada jari
Hubungan Rahang
Normal (kelas 1 Angle)
Orthognatik (kelas II Angle)
Prognatik (Kelas III Angle)
Cross bite Anterior
PEMERIKSAAN INTRAORAL
Dimensi
Vertikal melihat profil muka saat oklusi
Retensi
dan dihubungkan dengan keberadaan resorpsi linggir
Stabilisasi residual
Fonetik
efisiensi pasien untuk berbicara dengan normal
Kuantitas Tulang
RENCANA PERAWATAN
Bentuk
FaktorLinggir
Personal
Bentuk
FaktorPalatum
Fisik
Hubungan
Tulang Antar Linggir
Kontrol
FaktorOtot-Otot
Anatomis
Tonus
Faktor
Otot
Metabolisme
Kontrol
FaktorOtot
Fungsional
Muscular
Pergerakan
Faktor Prostetik
Rahang
Refleks
FaktorMuntah
Kontrol
Masalah
Pertimbangan
Temporomandibular
Biomekanik Joint (TMJ)
Pipi
Ukuran
dan Bibir
Lengkung
Bentuk
Ketidakharmonisan
Lengkung Rahang
Ukuran Rahang
RENCANA PERAWATAN
Faktor Personal
Permintaan atau ketidakpuasan dengan protesa
Pola kesehatan dan kehidupan pasien
Kondisi rongga mulut serta struktur dan jaringan sekitarnya
Kelayakan protesa yang akan dipakai
Faktor Fisik
Proses metabolisme mempengaruhi kesehatan rongga
mulut
Faktor Metabolisme
Semua hormon yang berhubungan dengan nutrisi dan faktor
metabolisme lainnya yang mempengaruhi aktifitas sel mulai dari
pembentukan sel tulang sampai resorpsi sel tulang
Faktor Fungsional
Frekuensi, intensitas, durasi, dan pengaturan dari aplikasi daya
ke tulang diubah menjadi aktivitas sel yang menghasilkan
formasi tulang yang berbeda atau resorpsi tulang.
RENCANA PERAWATAN
Faktor Prostetik
Teknik, bahan, prinsip, konsep dan pemakaian yang
berhubungan dengan protesa
Faktor Kontrol
mekanisme kontrol lokal terdiri dari faktor biomekanikal, faktor
neurotropik, pH, potensial bioelektrik, temperatur, sistem saraf,
dan reflek neuromuskular
Pertimbangan Biomekanik
Kondisi jaringan penyangga dengan gigi tiruan
Ukuran Lengkung
Rahang yang besar memberikan support yang lebih baik
dibandingkan rahang yang kecil
RENCANA PERAWATAN
Ketidakharmonisan Ukuran Rahang
Ukuran rahang atas besar, rahang bawah kecil dan sebaliknya
Bentuk Linggir
Linggir mandibula yang runcing dengan penonjolan tulang,
dilakukan pemilihan teknik pemberian tekanan yang sesuai.
Bentuk Palatum
Palatum U menguntungkan
palatum V tidak resisten terhadap pergerakan lateral
Hubungan Antar Linggir
Berubah seiring dengan terjadinya shrinkage (pengerutan)
Kontrol Otot Muscular
otot-otot terlalu tegang: manipulasi otot pipi dan bibir sulit
dilakukan
otot-otot terlalu lemah: otot bibir dan pipi dapat melepaskan gigi
tiruan.
RENCANA PERAWATAN
Pergerakan Rahang
Kurangnya kemampuan dari pasien untuk menggerakan
mandibula ke tempat yang benar memberi masalah pada gigi
tiruan
Refleks Muntah
Refleks muntah tinggi mengganggu perawatan
Masalah Temporo Mandibular Joint (TMJ)
TMJ yang kurang sehat menambah komplikasi relasi rahang
Pipi dan Bibir
Pipi dan bibir mempunyai fungsi yang rawan untuk keberhasilan
penggunaaan gigi tiruan.
Bentuk Lengkung Rahang
Berpengaruh dalam menetapkan bentuk gigi artificial