ABSTRAK
Antibakteri merupakan zat yang dapat mengganggu pertumbuhan atau mematikan bakteri.
Buah pala merupakan salah satu bahan alami yang memiliki zat antibakteri. Senyawa bioaktif
pada buah pala yang bersifat sebagai antibakteri yaitu minyak atsiri, saponin, dan zat
alkaloid. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektivitas antibakteri ekstrak
buah pala (Myristica fragrans) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus
viridans. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental semu dengan post test only
group design. Kelompok kontrol negatif menggunakan akuades, kelompok kontrol positif
menggunakan klorheksidin 2%, kelompok perlakuan menggunakan ekstrak buah pala dengan
masing-masing konsentrasi 4%, 8%, 12% dan 16%. Ekstrak diperoleh melalui metode
maserasi. Pengujian aktivitas antibakteri menggunakan difusi agar (Cakram Kirby-Baurer)
dengan analisis data uji Shapiro-Wilk, uji Levene-Test, uji one way ANOVA, dan Post-Hoc
Test. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak buah pala memiliki efek antibakteri terhadap
bakteri Streptococcus viridans dengan zona hambat terbesar yaitu pada konsentrasi 16%
(8,34 mm), sedangkan pada kontrol positif zona hambat sebesar (17,26 mm). Kesimpulan
dari penelitian ini yaitu ekstrak buah pala pada konsentrasi 4%, 8%, 12%, 16% memiliki efek
antibakteri dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans, namun tidak
seefektif klorheksidin 2%.
PENDAHULUAN
Antibakteri merupakan zat yang dapat mengganggu pertumbuhan atau bahkan mematikan
bakteri dengan cara mengganggu metabolisme mikroba yang merugikan. Mekanisme kerja
menghambat sintesis dinding sel bakteri, mengganggu permeabilitas membran sel bakteri,
menghambat sintesis protein sel bakteri, dan menghambat sintesis atau merusak asam nukleat
sel bakteri. Antibakteri merupakan salah satu zat yang sering digunakan untuk pengobatan
untuk pengobatan pada infeksi yang disebabkan oleh bakteri, seperti infeksi endodontik.1
Salah satu bakteri penyebab terjadinya infeksi endodontik adalah Streptococcus viridans.
Penelitian dari Harini PM et al. menghasilkan bahwa Streptococcus viridans merupakan salah
satu bakteri dominan di saluran akar gigi dengan jumlah persentase untuk kasus tersebut
sebanyak 66,66%.2
Menurut Tanumihardja, adanya bakteri di dalam saluran akar dapat dihilangkan dengan aksi
mekanik instrumentasi dan irigasi saluran akar.3 Bahan kimia yang umum digunakan saat ini
sebagai bahan irigasi, antara lain adalah klorheksidin glukonat (CHX). CHX merupakan
bahan irigasi saluran akar dengan spektrum antimikroba yang luas mencakup organisme
Gram positif dan Gram negatif.4 CHX diketahui dapat membunuh bakteri tetapi CHX
Dibutuhkan bahan lain seperti bahan alami yang dianggap memiliki tingkat toksisitas yang
lebih rendah dibandingkan bahan kimia seperti buah pala. Penelitian Pricillia TK et al.
menyatakan bahwa terdapat kandungan berupa minyak atsiri, saponin, dan zat alkaloid pada
buah pala yang berfungsi sebagai antibakteri.5 Berdasarkan informasi diatas, penulis ingin
METODE
Jenis penelitian ini merupakan metode penelitian eksperimental semu. Penelitian ini
Madang untuk pengujian terhadap bakteri, dilaksanakan pada tanggal 23 April sampai dengan
18 Mei 2018.
Tahap-tahap penelitian yaitu sterilisasi alat, pembuatan ekstrak buah pala dengan cara
maserasi, persiapan media BHI-B (Brain Heart Infusion Broth), Persiapan Media BHI-A
(Brain Heart Infusion Agar), Persiapan kultur Streptococcus viridans, klorheksidin sebagai
kontrol positif sedangkan akuades sebagai kontrol negatif. Pengujian aktivitas antibakteri
dilakukan dengan metode kertas cakram (Kirby-Bauer). Tiap-tiap kertas kosong sebelumnya
sebagai kontrol positf, akuades sebagai kontrol negatif, dan ke dalam larutan uji dengan
berbagai konsentrasi (4%, 8%, 12%, 16%), setelah kertas cakram menyerap pada larutan uji
tersebut, masing-masing diletakkan pada permukaan medium yang telah berisi mikroba uji.
Pengujian dilakukan dengan 5 kali ulangan. Kemudian petridish yang berisi medium dan
kertas cakram dimasukkan dalam inkubator dan diinkubasi 37% C selama 24 jam.
Selanjutnya petridish dikeluarkan lalu dilakukan pengukuran terhadap zona hambat yang
terbentuk dengan menggunakan jangka sorong. Zona bening disekitar kertas cakram
merupakan petunjuk kepekaan bakteri terhadap bahan antibakteri yang digunakan sebagai
bahan uji dan dinyatakan dengan diameter zona hambat. Diameter zona hambat dapat diukur
dengan rumus:
Keterangan gambar :
Pengukuran I (mm) : AD - ad
Pengukuran II (mm) : BE - be
HASIL
Hasil pengukuran zona hambat mengenai efektitivitas antibakterial ekstrak buah pala
pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans, kecuali pada kelompok kontrol negatif (Gambar
1).
Gambar 1. Daya hambat antibakteri kelompok sampel terhadap bakteri Streptococcus viridans.
Ekstrak buah pala pada konsentrasi 4% menunjukkan nilai rata-rata zona hambat sebesar 3,6
mm, ekstrak buah pala pada konsentrasi 8% sebesar 5,52 mm, ekstrak buah pala pada
konsentrasi 12% sebesar 6,2 mm, ekstrak buah pala pada konsentrasi 16% sebesar 8,34 mm,
dan untuk kontrol positif sebesar 17,26 mm. Hasil pengukuran semua kelompok sampel
menunjukkan rata-rata zona hambat ekstrak buah pala berkisar antara 3,6 mm (terkecil)
hingga 8,34 mm (terbesar). Nilai rata-rata hasil pengukuran zona hambat dapat dilihat pada
tabel 1.
Kelompok Rerata ± SD
Ekstrak buah pala 4% 3,600 ± 0,100
Ekstrak buah pala 8% 5,520 ± 0,311
Ekstrak buah pala 12% 6,200 ± 0,158
Ekstrak buah pala 16% 8,340 ± 0,230
Klorheksidin 2% 17,260 ± 0,207
Akuades 0,000 ± 0,000
Total 5,420
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terlihat bahwa antibakterial ekstrak buah pala
memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans, hal ini terlihat
dari terbentuknya zona hambat disekitar media kertas cakram. Hasil pada tabel 1
menunjukkan bahwa akuades yang digunakan sebagai kontrol negatif tidak membentuk zona
hambat.
Akuades tidak mengandung zat aktif sehingga tidak mampu menghambat pertumbuhan
bakteri Streptococcus viridans.6 Ekstrak buah pala pada konsentrasi 4%, 8%, 12%, dan 16%
memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans (Gram positif) yang
ditandai dengan terbentuknya zona hambat di sekitar media kertas cakram. Hasil penelitian
ini sesuai dengan penelitian Nurhasanah yang membuktikan bahwa ekstrak buah pala efektif
terhadap bakteri Gram positif yaitu bakteri Staphylococcus aureus dengan kadar MIC 4,9
mm.7 Rata-rata zona hambat ekstrak buah pala pada konsentrasi 4%, 8%, 12%, 16% terhadap
bakteri Streptococcus viridans termasuk kategori sedang karena zona hambat yang terbentuk
(8,34mm). Hal ini sesuai dengan klasifikasi menurut Clinical and Laboratory Standards
Hasil penelitian pada tabel 1 dan gambar 1 menunjukkan bahwa klorheksidin yang digunakan
sebagai kontrol positif memiliki rata-rata diameter zona hambat sangat jauh berbeda
dibandingkan dengan rata-rata diameter zona hambat kelompok sampel yang lain. Perbedaan
ini menunjukkan klorheksidin sebagai kontrol positif sudah terbukti mampu menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans. Hasil penelitian ini, sesuai dengan penelitian
dari Joan B et al. yang melaporkan bahwa klorheksidin mampu menghambat pertumbuhan
Hasil penelitian ekstrak buah pala dengan konsentrasi 4%, 8%, 12%, 16% terhadap bakteri
Gram positif yaitu Streptococcus viridans memiliki daya antibakteri berdasarkan hasil yang
terdapat pada (Tabel 1.). Hasil tersebut didukung dengan penyataan Sing et al. yang
menyatakan bahwa ekstrak buah pala lebih efektif terhadap bakteri Gram positif
Hal ini disebabkan karena peptidoglikan yang merupakan struktur pada lapisan dinding sel
bakteri Gram positif bersifat polar sehingga senyawa saponin dan zat alkaloid yang bersifat
polar pada buah pala lebih mudah menembus dinding sel bakteri Gram positif karena
memiliki sifat yang sama yaitu bersifat polar dibandingkan dengan bakteri Gram negatif yang
Penelitian Septiani et al. mengenai efektivitas antibakteri ekstrak buah pala (Myristica
pengamatan 2 kali yakni 24 jam inkubasi dan 48 jam inkubasi, hasilnya menunjukkan bahwa
Berdasarkan prosedur dalam penelitian ini penentuan zona hambat ditetapkan dengan waktu
inkubasi 24 jam. Penetapan waktu inkubasi 24 jam pada penelitian ini belum memperlihatkan
zona hambat disekitar media kertas cakram, sehingga diperlukan penambahan waktu inkubasi
menjadi 36 jam. Hasilnya menunjukkan terdapat zona hambat bakteri di sekitar media kertas
cakram. Tidak terbentuknya zona hambat pada waktu inkubasi 24 jam mungkin disebabkan
oleh kandungan senyawa aktif yang berpotensi sebagai antibakteri masih sangat lemah.12
Penambahan waktu inkubasi pada pada penelitian ini bertujuan agar kandungan senyawa
Penelitian lebih lanjut mengenai ekstrak buah pala dengan konsentrasi yang lebih tinggi dari
16% perlu dilakukan untuk mengetahui konsentrasi yang paling optimum mendekati
klorheksidin 2%, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan irigasi saluran akar dalam
perawatan endodontik.
KESIMPULAN
Ekstrak buah pala pada konsentrasi 4%, 8%, 12%, 16% memiliki efek antibakteri dalam
positif.
DAFTAR PUSTAKA
5. Pricillia TK, Jemmy A, Krista VS. Uji daya hambat ekstrak buah pala (Myristica
Fragrans Houtt) terhadap bakteri penyebab periodontitis porphyromonas gingivalis
secara in vitro. Jurnal e-GiGi (eG). 2016; 2 (4): 112
6. Kadhim MI, Ibrahim, Rana K, Naem, Amaal SA. Antibacterial Activity of Nutmeg
(Myristica fragrans) Seed Extracts Against Some Pathogenic Bacteria. Journal of Al-
Nahrain University.2013; 16 (2): 188-192
7. Nurhasanah. Antimicrobial Activity of Nutmeg (Myristica Fragrans Houtt) Fruit
Methanol Extract Againts Growth Staphylococcus aureus and Escherichia coli. Jurnal
Bioedukasi. 2014; 3 (1): 277-285
8. Laboratory methodologies for bacterial antimicrobial susceptibility testing. OIE
Terrestrial Manual. 2012.
9. Joan B, Cheryl D, Jerry L, Steven JV. Comparison of Chlorhexidine and Tincture of
Iodin for Skin Antisepsis in Preparation for Blood Sample Collection. Journal of
Clinical Microbiology. 2004: 42 (5); 2216-2217
10. Abhilasha S, Ritu TB, Vinod S. Antimicrobial Susceptibility of Myristica fragrans
Extract against Oral Pathogens. Int J Curr Microbiol App Sci. 2017; 6 (1): 340-341
11. Dominika I, Siti K, Masnur T. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol Buah Ketapang
(Terminalia catappa Linn.) Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus epidermidis Dan
Salmonella typhi. Protobiont. 2015: 4 (3); 98-102
12. Septiani, Eko ND, Ima W. Efektivitas Antibakteri Ekstrak Buah Pala (Myristica
Fragrans) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Journal of
Fisheries Science and Technology (IJFST). 2017: 13 (01); 1-6