Figure 15.1
DIVISI AFEREN
1. Sensasi somatik
yg berasal dari permukaan tubuh, termasuk sensasi
somestatik yg berasal dari kulit dan propriosepsi
dari otot,sendi,kulit, dan telinga dalam
(keseimbangan).
2. Sensasi khusus (indera)
termasuk pendengaran, penglihatan, pengecapan
dan penghidu
Special Senses – External Stimuli
Hypothalamus
– Water balance
– Temperature
– Hunger
Pons
– Respiration
– Cardiac
– Vasoconstriction
Medulla
– Respiration
Reseptor
Neuron-neuron aferen memiliki reseptor diujung
perifer yg berespon terhadap rangsangan baik dari
dalam tubuh maupun dari luar tubuh
Jenis2 reseptor
1.PENGLIHATAN
2.PENDENGARAN
3. PENGHIDU
4. PENGECAP
5. KULIT
Horizontal cell
Amacrine
Sclera
cell
Pigment layer
Front of
Choroid
retina
Incoming
light
Cone
Ganglion Bipolar
cell cell Rod
rs
fibe e
nerv
Retina
N. optikus keluar dan pembuluh retina masuk mata
di suatu titik yg terletak 3 mm sebelah medial &
sedikit diatas kutub posterior bola mata, di tempat
ini tidak terdapat reseptor shg disebut bintik buta.
Di kutub posterior mata juga terdapat bercak
berpigmen kekuningan disebut makula lutea, di
tengahnya terdapat fovea sentralis yg merupakan
titik dg ketajaman penglihatan paling tinggi
Bila perhatian tertarik atau terfiksasi oleh obyek yg
akan dilihat mata akan bergerak shg berkas sinar yg
datang dari obyek akan jatuh tepat di fovea
MATA DAN STRUKTURNYA
Merupakan alat indra yang mempunyai lapisan
reseptor pada bungkus pelindungnya.
Sistem lensa membiaskan cahaya ke reseptor tsb
dan mengubahnya menjadi impuls, kemudian sistem
saraf yang menghantarkan impuls tsb dari reseptor
ke otak, dan kemudian di persepsikan sebagai
gambar yg sesuai/mirip dg aslinya
70% dari seluruh reseptor sensory ada di mata
Iris
merupakan otot polos tipis berpigmen yg mem
bentuk struktur seperti cincin di dalam aqueous
humor.Tidak semua cahaya yg melewati kornea
mencapai fotoreseptor peka-cahaya karena ada nya
iris.
Lubang bundar dibagian tengah iris tempat
masuknya cahaya ke bagian dalam mata adalah
pupil. Ukuran lubang ini dapat disesuai kan oleh
variasi kontraksi otot-otot iris untuk me mungkinkan
lebih banyak atau sedikit cahaya yg masuk sesuai
kebutuhan.
Pigmen iris menentukan warna mata.
Iris
mengandung 2 kelompok jaringan otot polos
1. Sirkuler, serat otot berjalan melingkar
2. Radial, serat berjalan keluar dari batas pupil
seperti jari-jari roda
Pupil mengecil bila otot sirkuler (konstriktor)
berkontraksi cincin mengecil.
Refleks konstriksi pupil, terjadi pada cahaya
terang mengurangi cahaya yg masuk.
Dipengaruhi serat saraf parasimpatis
Bila otot radialis (dilator) memendek ukuran pupil
melebar, terjadi pada cahaya yg temaram
me↑kan jumlah cahaya yg masuk. Dipengaruhi
serat saraf simpatis
The iris is controls the entry of light.
It is two layers of smooth muscle that control the
amount of light passing through the pupil and into
the eye.
Its circular muscle constricts the pupil. Its radial
muscle dilates the pupil.
Ciliary body
Posterior
Anterior chamber Suspensory
cavity Anterior ligament
chamber
Posterior
Aqueous cavity
humor containing
vitreous
Iris humor
Ciliary muscle
Canal of in ciliary body
Schlemm
PERLINDUNGAN THD MATA
Mata selalu berhubungan dg lingkungan
luar Eyelashes
Mekanism perlindungan terhadap mata:
PENATALAKSANAAN
Prinsip :
3. Glaukoma kongenital
- Gangguan penglihatan
Pengkajian
1. Anamnesis
Anamnesis meliputi data demografi, yang meliputi :
Umur, glaukoma primer terjadi pada individu
berumur > 40 tahun.
Ras, kulit hitam mengalami kebutaan akibat
glaukoma paling sedikit 5 kali dari kulit putih
(dewit, 1998).
Pekerjaan, terutama yang beresiko besar mengalami
trauma mata.
Selain itu harus diketahui adanya masalah mata
sebelumnya atau pada saat itu,
Pengkajian
riwayat penggunaan antihistamin (menyebabkan
dilatasi pupil yang akhirnya dapat menyebabkan
Angle Closure Glaucoma
riwayat trauma (terutama yang mengenai mata),
penyakit lain yang sedang diderita (DM,
Arteriosclerosis, Miopia tinggi)
Riwayat psikososial mencakup adanya ansietas yang
ditandai dengan bicara cepat, mudah berganti topik,
sulit berkonsentrasi dan sensitif, dan berduka karena
kehilangan penglihatan. (Indriana N. Istiqomah,
2004)
Pemeriksaan Fisik
a. Neurosensori
Gangguan penglihatan (kabur/ tidak jelas),
sinar terang dapat menyebabkan silau dengan
kehilangan bertahap penglihatan perifert,
tampak lingkaran cahaya
kehilangan penglihatan perifer, foto fobia
(gloukoma akut), pengobatan tidak memperbaiki
penglihatan.
pupil menyempit dan merah/mata keras dengan
kornea berwarna, peningkatan air mata.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan menggunakan
oftalmaskop untuk mengetahui adanya cupping dan
atrofi diskus optikus. Diskus optikus menjadi lebih
luas dan dalam pada glaukoma akut primer, karena
anterior dangkal, Aqueus humor keruh dan
pembuluh darah menjalar keluar dari iris.
Pemeriksaan lapang pandang perifer, pada
keadaan akut lapang pandang cepat menurun secara
signifikan dan pada keadaan kronik akan menurun
secara bertahap.
funduskopi
Pemeriksaan Fisik
c. Pengukuran tonografi
Mengkaj itekanan intraokuler (TIO) (normal 12 – 25
mmHg)
d. Pengukuran gonioskopi
Membantu membedakan sudut terbuka dan sudut tertutup
Pemeriksaan Goldmann Perimetri
f. Pemeriksaan oftalmoskop
Menguji struktur internal okuler, mencatat atrofi
lempeng optik, papiledema, perdarahan retina dan
mikroaneurisma.
g. Darah lengkap, LED
Menunjukkan anemia sistemik / infeksi
h. EKG, kolesterol serum dan pemeriksaan lipid
Memastikan arterosklerosis,
i. Tes toleransi glukosa
Menentukan adanya DM
Telebinokuler
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan
intraokuler
Teknik aseptic
Membersihkan mata dari dalam keluar
Menghindari memegang mata langsung dg
tangan dan jangan memegang mata bila tidak
perlu
Kolaborasi:
pemberian antibiotic dan antiemetic
Pemberian kortiko steroid
TONOMETRY = SUATU TINDAKAN U/ MELAKUKAN
PEMERIKSAAN TEK. INTRAOKULER
DIGITAL TONOMETER