Chatasya Ushul Fiqih
Chatasya Ushul Fiqih
Pengertian istish-hab menurut bahasa ialah membawa atau menemani. Pengertian istish-
hab adalah penetapan (keberlakukan) hukum terhadap suatu perkara di masa berikutnya
atas dasar bahwa hukum itu telah berlaku sebelumnya, karena tidak adanya suatu hal yang
mengharuskan terjadinya perubahan atas hukum tersebut. Atau menetapkan suatu hukum
sebelumnya, sehingga hokum yang baru merubahnya.
Hujjah dan landasan hukum
para ulama berbeda pendapat tentang nilai kehujjahan istishab. Mayoritas ulama dari mazhab
maliki, syafi’i, dan hambali menyatakan bahwa istishab merupakan hujjah secara penuh,
baik dalam mempertahankan sesuatu yang sudah ada (daf’i), maupun menetapkan sesuatu
yang belum ada (itsbat).
MACAM ISTISHAB DAN CONTOH
Pengertian dari Al ‘Urf menurut bahasa berarti mengetahui, kemudian dipakai dalam arti
sesuatu yang yang diketahui, dikenal, diangap baik dan diterima oleh pikiran yang sehat.
Sedangkan menurut ulama ushul fiqh, ‘urf adalah sesuatu yang yang telah dibiasakan
oleh manusia,secara terus menerus dikerjakan dalam jangka waktu yang lama,atau ada
perkataan atau istilah yang disepakati memiliki pengertian khusus dan tidak terdengar
asing bagi mereka.
Hujjah dan landasan hukum :
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
ع ِن ال ْٰج ِهلِيْ َن ِ خ ِذ ال َْعفْ َو َوْأ ُم ْر ِبال ُْع ْر
ْ َ ف َوا
َ ع ِر ْض ُ
QS. Al-A'raf[7]:199
MACAM DAN CONTOH AL ‘URF
Yang dimaksud dengan syar’u man qablana ialah syariat yang diturunkan pada orang-orang
sebelum kita, yaitu ajaran agama sebelum datangnya agama islam. Pada dasarnya syariat yang
diturunkan untuk dijadikan pedoman hidup manusia, sejak dahulu hingga masa-masa
selanjutnya bersumber dari satu yaitu Allah. Namun karena masa turun dan keadaan
pemakainya berbeda, maka ketentuan-ketentuan dalam syariat itu juga mengalami penyesuaian.
Karenanya, antara isi syariat tersebut ada yang berlaku terus untuk umat selanjutnya dan ada
yang tidak.
Hujjah dan landasan hukum
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
۞ الدي ْ َن َول َا تَتَفَ ّ َرق ُْوا ّ ِ الدي ْ ِن َما َو ّ ٰصى ِب ٖه ن ُ ْو ًحا َّوال ّ َ ِذ ْيٓ ا َ ْو َحيْنَٓا اِل َي ْ َك َو َما َو ّ َصيْنَا ِب ٖهٓ اِبْ ٰر ِهي ْ َم َو ُم ْو ٰسى َو ِعي ْ ٰسٓى ا َ ْن ا َ ِقي ْ ُموا
ّ ِ َش َر َع لَك ُْم ِ ّم َن
ۗ ُ ْ اۤء َوي َ ْه ِد ْيٓ اِل َي ْ ِه َم ْن يُّ ِني
ب ْ َ ع ْو ُه ْم اِل َي ْ ِ ۗه اَلل ّ ٰ ُه ي
ُ جتَ ِب ْيٓ اِل َي ْ ِه َم ْن ي َّ َش ُ عل َى ال ُْم ْش ِر ِكي ْ َن َما تَ ْدَ ِفي ْ ِ ۗه ك َبُ َر
QS. Asy-Syura[42]:13
MACAM DAN CONTOH