Anda di halaman 1dari 27

Pertemuan Ke-empat

HUKUM ACARA PERDATA


GUGATAN
 Ada dua bentuk gugatan:
 Gugatan lisan
 Gugatan tertulis
 Gugatan lisan, adalah bila penggugat buta huruf,diatur pasal
120 HIR, Penggugat menghadap sendiri ke Pengadilan,
Ketua atau memerintahkan Panitera atau Panitera Pengganti,
untuk mencatat apa yang apa yang dikemukakan secara
lisan, selanjutnya setelah dibacakan,maka Penggugat
membubuhkan tanda cap jempolnya, pada surat gugatan
yang dibuatkan oleh petugas yang ditunjuk,
GUGATAN: LANJUTAN
 Gugatan diajukan penggugat atau kuasanya
 Gugatan Tertulis, harus memenuhi syarat 118 hir/142
rbg:
 Syarat formil
 Kompetensi Absolut dan kompetensi relatif Pengadilan
 Tanggal dan tanda tangan
 Identitas Penggugat dan identitas Tergugat (nama, alamat, baik formil
maupun materiil
 Syarat materiil
 Posita/Fondamentum Petendi
 Petitum
GUGATAN: LANJUTAN
 Posita/Fondamentum petendi terdiri dari dua
bagian, yaitu:
 Bagian yang menguraikan tentang kejadian atau peristiwa,
yaitu uraian tentang duduk perkaranya (feitelijke gronden,
factual grounds).
 Bagian yang menguraikan mengenai hukumnya, yaitu
uraian tentang adanya yang dimiliki atau adanya hubungan
hukum yang menjadi dasar tuntutan (rechtelijke gronden,
legal grounds).
GUGATAN: LANJUTAN
Teori dalam menguraikan Fondamentum Petendi
 Substantiering Theorie:
 Dalam menguraikan dasar dan alasan tuntutan, harus menguraikan mengenai sejarah
dan latar belakang timbulnya hubungan hukum menjadi dasar hak dan tuntutannya itu.
 Individualisering Theorie:
 Dalam menguraikan posita cukup dikemukakan mengenai adanya hubungan hukum
yang menjadi dasar tuntutan.
 Pendapat Mahkamah Agung RI Jurisprudensi tanggal 15 Maret 1972
No.547K/Sip/1971:
 Perumusan kejadian materiil secara singkat sudah memenuhi syarat.
 Dasar pembuktian,
 Ada korelasi dengan tuntutan yang diajukan, atau tuntutan harus didukung
posita yang didalilkan
LANJUTAN
 Petitum, Petita atau tuntutan hukum.
 Petitum adalah bagian gugatan yang berisi rumusan
kalimat yang berisi mengenai apa yang diminta oleh
Penggugat atau Pelawan agar diputuskan dan dikabulkan
oleh hakim dalam gugatan ataau Perlawaannya.
 Jenis Petitum’
 Petirum Utama/Primer,
 Petitum harus berdasatkan apa yang sudah didalilkan dalam posita
 Petitum pengganti/ Subsider/ alternatif
 Apa ada alternatif tuntutan, biasanya hanya dikontruksi dengan kalimat:
et aequo et bono- mohon putusan yang adil menurut hukum
PENGGABUNGAN GUGATAN (KUMULASI)
 Adalah menggabungkan pihak atau obyek perkara lebih dari satu dalam satu
surat gugatan.
 Ada dua jenis penggabungan
 Kumulasi Subyektif, menggabungkan subyek Penggugat, Tergugat atau kedua-duanya
 PPP vs T
 P vs TTT
 PPP vs TTT
 Kumulasi Obyektif, adalah menggabungkan lebih dari satu obyek tuntutan, kecuali:
 Kalau tuntutan yang satu diperlukan acara khusus, sedangkan tuntutan lainnya diperiksa dengan
acara biasa;
 Bila hakim tidak berwenang mengadili secara relatif untuk memeriksa salah satu tuntutan yang
diajukan penggabungan ;
 Bila tuntutan mengenai bezit (hak menguasai) tidak boleh diajukan bersama-sama dengan
tuntutan mengenai eigendom (hak pemilikan). Yurisprudensi menegnai hal itu menegaskan lebih
lanjut:
GUGATAN PROVISIONAL/GUGATAN PENDAHULUAN

 Gugatan provisi atau gugatan Pendahuluan


 Adalah gugatan, yang mendahului dan bersama
dengan gugatan pokok perkara, dimaksudnya, guna
mengamankan obyek perkara, selama pemeriksaaan
pokok perkara,Twergugat dilarang untuk mengubah
obyek perkara, yang akan mengurangi nilai ekonomis
obyek yang disengketakan
 Biasanya dijadikan satu bersama sama dengan
gugatan pokok perkara
PENGERTIAN GUGATAN SEDERHANA
Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
2015 Tentang Tata Cara Penyelesaian Gugatan Sederhana
 Penyelesaian Gugatan Sederhana adalah tata cara pemeriksaan

di persidangan terhadap gugatan perdata dengan nilai gugatan


materil paling banyak Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah)
 yang diselesaikan dengan tata cara dan pembuktiannya
sederhana.
 Gugatan sederhana diajukan terhadap perkara cidera janji

dan/atau perbuatan melawan hukum dengan waktu penyelesaian


gugatan sederhana paling lama 25 (dua puluh lima) hari sejak
hari sidang pertama.
TIDAK TERMASUK DALAM GUGATAN SEDERHANA

 Perkara yang penyelesaian sengketanya


dilakukan melalui pengadilan khusus
sebagaimana diatur di dalam peraturan
perundang-undangan; atau
 Sengketa mengenai hak atas tanah.
KRITERIA PERKARA BUKAN SEDERHANA:

 Perkara yang penyelesaian sengketanya dilakukan melalui pengadilan khusus


sebagaimana diatur di dalam peraturan perundang-undangan; atau sengketa
hak atas tanah.
 Para pihak dalam gugatan sederhana terdiri dari penggugat dan tergugat yang
masing-masing tidak boleh lebih dari satu, kecuali memiliki kepentingan
hukum yang sama.
 Terhadap tergugat yang tidak diketahui tempat tinggalnya, tidak dapat diajukan
gugatan sederhana.
 Penggugat dan tergugat dalam gugatan sederhana berdomisili di daerah hukum
Pengadilan yang sama.
 Penggugat dan tergugat wajib menghadiri secara langsung setiap persidangan
dengan atau tanpa didampingi oleh kuasa hukum.
TATA CARA MENGAJUAN GUGATAN SEDERHANA

 Penggugat mendaftarkan gugatannya di kepaniteraan


pengadilan.
 Penggugat dapat mendaftarkan gugatannya dengan
mengisi blanko gugatan yang disediakan di kepaniteraan.
 Blanko gugatan berisi keterangan mengenai:
a. Identitas penggugat dan tergugat;
b. Penjelasan ringkas duduk perkara; dan
c. Tuntutan penggugat.
 Penggugat wajib melampirkan bukti surat yang sudah
dilegalisasi pada saat mendaftarkan gugatan sederhana.
GUGATAN BALIK/REKONVENSI
 Pengertian: adalah gugatan yang diajukan oleh Tergugat kepada Penggugat, yang
diajukan bersama-sama dengan jawaban T pokok perkara
 Semua hal bisa diajukan gugatan balik, kecuali 3 hal yang dilarang,yaitu:
 Jika penggugat konvensi bertidak dalam kwalitas tertentu, sedangkan gugatan balasan
ditujukan terhadap diri penggugat pribadi atau sebaliknya;
 Jika pengadilan yang sedang memeriksa perkara gugatan konpensi, tidak berwenang
memeriksa gugatan dalam rekonpensi dalam hubungannya dengan pokok sengketa
rekonpensi;
 Dalam perkara mengenai sengketa tentang pelaksanaan putusan atau sengketa eksekusi.
 Dengan adanya gugatan Rekonpensi, amaka dalam satu perkara ada dua gugatan,
yaitu
 Perkara Konvensi:perkara gugatan penggugat dengan tergugat dan
 Perkara Rekonpensi: Perkara gugatan Tergugat kepada Penggugat
 Perkara konvensi dan rekonvensi, diperiksa dan diputusabersama sama
CONTOH GUGATAN
 Serang, tanggal 10 Februari 2008
 Kepada Yth,
 Ketua Pengadilan Negeri Serang
 Jl. KH.Abdul Hadi Nomor 99 Serang
 Di
 Serang
  
 Dengan Hormat
 Yang bertanda tangan di bawah ini:
 Aris Suhadi, SH, MH, Advokat berkantor di VIRTUE BUILDING, Jl Raya Cilegon, Serang City Blok A Nomor 11, Serang, berdasarkan surat kuasa tertanggal 4 Februari 2008, bermeteri cukup, terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan negeri
Serang, dengan ini bertindak untuk dan atas nama :
 Sarwa Edi Purwanta, Direktur dari dan bertindak dalam jabatannye tersebut , karenanya mewakili serta untuk dan atas nama PT Tri Mitra Sedaya Arta (TMSA), berkedududkan di Jl. Anyer 43 Cilegon, selanjutnya disebut Penggugat;
  
 Dengan ini mengajukan gugatan kepada:
  
 PT. Pura Sejati Angkasa, Berkedudukan di Serang, Jl. Nyi Mas Kopoh 7 C Serang, Banten, selanjutnya disebut: Tergugat:
  
 Adapun dasar dan alasan gugatan diajukan adalahs ebagai berikut:
 Bahwa …
 Bahwa…
 Bahwa…
 Berdasarkan dasar dan alasan tersebut di atas, mohon pengadilan memutus sebagai berikut:
1. Memutus dan menyatakanperjanjian antara p dan t nomor tan ggal tahun sah menururt hukm
2. Memutus dan menyatakan Trgugat wanprestasi
3. Memutus dan menyatakan putusanya prjanjian
4. Menghukum tergugat membayar biaya rugi bunga
5. Menetapkan sah sita jaminn,
6. Putusan dilaksanakan lebih ( outvoerbaar bij voorrad)
7.  
 Bila Pengadilan berpendapat lain: mohon putusan yang adil menurut hukum (et aquo et bono)
  
 Kuasa penggugat
  
 Meterai dan ttd
  
  
 Nama (Kuasa) penggugat
INTERVENSI
 Menyertai (Voeging).
 Masuknya pihak ketiga mencampuri proses perkara yang sedang berjalan,
dengan memihak salah satu pihak. Untuk dapat mengajukan intervensi
voeging ini disyaratkan fihak ketiga tersebut mempunyai kepentingan
hukum dalam perkara yang dicampuri tersebut.
 Menengahi (Tussenkomst).
 Masuknya pihak ketiga mencapuri proses perkara yang sedang berjalan
untuk memperjuangkan dan menuntut kepentingannya sendiri sehubungan
adanya kepentingan terhadap perkara yang edang berjalan tersebut.
Dengan masuknya pihak ketiga ini maka terdapat penggabungan beberapa
tuntutan. Agar pihak ketiga dapat diterima masuk dalam perkara yang
sedang berjalan disyaratkan pihak ketiga tersebut mempunyai kepentingan
hukum atas perkara yang sedang berjalan tersebut.
PENANGGUNGAN, GARANSI, PEMBEBASAN (VRIJWARING).

 Vrijwaring ini ditemukan pengaturannya dalam pasal 70 – 76 RV, yaitu masuknya


pihak ketiga dalam proses perkara yang sedang berjalan, karena ditarik oleh salah
satu pihak yang berperkara tersebut, dengan tujuan untuk membebaskan diri atau
memeperoleh garansi kepada pihak yang menarik masuk dari segala akibat yang
timbul atas putusan perkara tersebut. Dengan demikian masuknya pihak ketiga
adalah tidak dengan sukarela, melainkan dipaksa masuk dalam perkara tersebut.
 Contoh:
 Tidak dapat dibenarkan apabila Pengadilan Tinggi memerintahkan Pengadilan
Negeri untuk menarik pihak ketiga sebagai turut tergugat (yang dalam gugatan asal
dijadikan pihak Dalam Perkara). Putusan Mahkamah Agung: tgl. 18 –11 - 1975
No. 457 K/Sip/1975. Dalam Perkara Pemerintah Kotamadya Pekanbaru diwakili
Abdul Rachman Hamid lawan Mohammad Dain dan Pengurus atau Pendeta Huria
Kristen Batak Protestan Resort Pekanbaru, dengan Susunan Majelis: 1. Indroharto
SH.; 2. Sri Widojati Wiratmo Soekito SH; 3. DH. Lumbanradja, SH. 
LANJUTAN
 Vrijwaring Formil (Garantie formil) diatur pasal 72 RV.
 Masuknya pihak dalam proses perkara untuk menjamin salah
satu pihak dhi tergugat berdasarkan hak kebendaan.
 Vrijwaring Sederhana (Garantie Simple) diatur pasal
74 RV.
 Masuknya pihak dalam proses perkara yang sedang berjalan,
berdasarkan hak tagih yang dimiliki oleh pihak yang menarik
masuk, apabila ia dikalahkan dapat menagih pihak ketiga yang
ditariknya. Misalnya penanggung yang melunasi utang debitur,
mempunyai hak tagih kepada debitur (pasal 1839, 1840
KUHPerdata).
 Vrijwaring dibedakan menjadi dua (2) yaitu :
 Vrijwaring Formil (Garantie formil) diatur pasal 72 RV.
 Masuknya pihak dalam proses perkara untuk menjamin salah
satu pihak dhi tergugat berdasarkan hak kebendaan.
 Vrijwaring Sederhana (Garantie Simple) diatur pasal 74 RV.
 Masuknya pihak dalam proses perkara yang sedang berjalan,
berdasarkan hak tagih yang dimiliki oleh pihak yang menarik
masuk, apabila ia dikalahkan dapat menagih pihak ketiga yang
ditariknya. Misalnya penanggung yang melunasi utang debitur,
mempunyai hak tagih kepada debitur (pasal 1839, 1840
KUHPerdata).
TINDAKAN PENGAMANAN GUGATAN
 Sita/Beslag
 Tindakan pengamanan yang dapat diajukan oleh penggugat kepada Ketua Pengadilan atau
Hakim pemeriksa , atas harta kekauyaaan Tergugat atau obyek yang disengketakan untuk
menjamin sekiranya gugatan dikabulkan oleh pengadilan, ada jaminan untuk pemenuhan isi
dictum putusan perdata pengadilan;
 Penyitaan berakibat barang yang disita dibekukan (diconserveer) untuk jaminan dan
tidakboleh dialihkan kepada pihak lain (pasal 197 ayat 9 , 199 HIR, 212,214 RBg,
 Tergugat atau debitur mengalijkan barang sitaan, sebagai perbuatan rtidak sah dan merupakan
tindak pidana ( pasal 231,232 KUHP).
 Gugatan Pendahuluan/Provisionil
 Gugatan yang diajukan mendahului pemerinksaan pokok perkara, dimaksudkan, selama
memeriksaan pokok perkara, agar Tergugat tidak melakukan tindakan atas obyek yang
disengketakan, yang akan berakibat ;
 mengurangi nilai ekonomis, dan atau
 mengilangkan jejak atas obyek perkara sehingga dan atau
 Obyek sengketa rusak atau tidak dikenali lagi
SITA
 Jenis ada 2
 Sita atas barang milik penggugat di tangan Tergugat
 Sita Revindikator, barnga bergerak
 Sita Marital
 Sita Barang Milik Tergugat
 Sija Jaminan (Conservatori Beslag)
 Sita gadai (Pand Beslag)
PROSEDUR DAN TATA CARA SITA
 Diajukan terpisah atau bersama sama dengan surat gugatan, dengan
mencantumkan alasan-alasannya dan memaparkan identitas obyek yang
dimohonkan;
 Diajukan kepada Ketua Pengadilan atau Ketua Majelis Hakim;
 Ketua Pengadilan/ Ketiua Majelis Hakim, bila mengabulkan permohonan,
membuat Penetapan Sita dan memerintahkan kepada Juru Sita melaksanakan
Sita;
 Juru Sita melaksanakan sita dengan disampingi dua orang saksi;
 Juru sita mencocokkan identitas obyek sita, bila sesuai dengan isi penetapan,
dan membuat Berita Acara Sita, dap sita barang bergerak dititipkan kepada
Tergugat, bila benda tidak bergerak, maka Penetapan Sita didaftarkan ke Kantor
Pendaftaran;
 Bila sudah diletakkan sita, maka dalam putusan akhir akan dibyatakan sita
dibyatakan sah dan berharga..
JAWABAN TERGUGAT ATAS GUGATAN PENGGUGAT

 Jawaban Tergugat adalah tanggapan yang disampaikan


Tergugat atas gugatan yang diajukan oleh Tergugat;
 Jawaban Tergugat (conclusie van antwoord)
dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Jawaban Tergugat bukan pokok perkara (verweer ten
ekseptie); dibedakan:
2. Jawaban Tergugat mengenai pokok perkara (verweer ten
principle).
 Berikut ini dijelaskan masing-masing jawaban
tersebut, sebagai berikut.
EKSEPSI
 Ekseptie berdasarkan hukum formil. 
 Ekseptie mengenai tidak berwenangnya Pengadilan mengadili

perkara gugatan penggugat. Eksepsi ini diatur dalam pasal 133,


134, 35 HIR. Eksepsi tentang tidak berwenangnya pengadilan
yang dibedakan :
 Ekseptie tentang Kompetensi absolut, dapat diajukan pada

setiap saat selama persidangan, bahkan bila hakim telah


mengetahui hal itu, harus menyatakan diri tidak berwenang
menangadili perkara itu.
 Ekseptie tidak berwenangnya pengadilan secara relatif. Eksepsi

ini harus diajukan pada saat mengajukan jawaban pertama.


LANJUTAN
 Eksepsi berkenaan syarat formil gugatan:
 Eksepsi gugatan kabur (Ecceptio obscur libeli)
 Eksepsi Gugatan tidak lengkap pihak (Ecceptio plurium
consortium).
 Ekseptie tentang koneksitas.
 Sifat eksepsi formil
 Peremtoir, menyudahi perkara misalnya, ne bis in idem
 Declinatoir, mengelak gugatan diajukan ke pengadilan yang salah
 Diskwalifikatoir, penggugat dan atau tergugat tidak memilikli
kedudukan dalam perkara, bukan direktur, bukan peminjam
LANJUTAN
Eksepsi Berdasarkan hukum materiil.
 Eksepsi yang diajukan berdasarkan ketentuan hukum materiil,

yang berakibat dapat tidak berlanjutnya gugatan perkara


penggugat.
 Dilatoir Eksepsi bahwa gugatan belum waktunya diajukan(Gugatan
Prematur).
 Peremtoir Eksepsi gugatan pernah diajukan sehingga tidak dapat
diajukan lagi dalam perkara yang sama (nebis in idem).
 Eksepsi gugatan masih digantungkan perkara lain yang belum diputus.
 Eksepsi kecuali mengenai eksepsi kewenangan, diperiksa dan
diputus bersama sama dengan pokok perakara.
JAWABAN POKOK PERKARA (VEWEER TEN PRINCIPALE).

 Jawaban pokok perkara adalah jawaban yang disampaikan tergugat yang


langsung berkenaan dengan materi, substansi, isi pokok gugatan penggugat.
Berdasarkan substansinya, jawaban dapat dibedakan menjadi tiga:
 Jawaban yang substansinya membenarkan isi gugatan penggugat. Jawaban ini
merupakan wujud pengakuan Tergugat secara tertulis atas gugatan Penggugat.
Implikasi hukum jawaban jenis ini adalah Penggugat tidak perlu lagi membuktikan
dalil posita yang diakuinya itu. Untuk lebih jelasnya, selanjutnya dapat dibaca
mengenai bukti pengakuan di muka sidang.
 Jawaban berupa penyangkalan atau penolakan atas gugatan Penggugat. Akibat
hukumnya, Penggugat harus membuktikan hal yang disangkal itu dan sebaliknya
Tergugat membuktikan penyangkalan tersebut.
 Referte, yaitu jawaban yang bersifat netral, tidak mengakui dan juga tidak
menolak.Mengenai Pengakuan akan dijelaskan pada pembicaraan mengenai jenis-
jenis alat bukti.
GUGATAN BALIK/ REKONPENSI
 Gugatan Balik adalah gugatan yang diajukan oleh Tergugat kepada Penggugat,
bersama-sama dengan ajwaban pokok perkara
 Diatur dalam pasal 132a,
 Dengan adanya gugatan balik, maka dalam satu register perkara terdapat dua
gugatan:
 Gugatan Konpensi
 Gugatan Rekonpensi
 Pasal 132 HIR menyatakan, bersamaaan dengan jawaban pokok perkara, dapat
mengajukan gugatan balik, kepada penggugat, tentang segala hal, kecuali;
 Kalau penggugat awal bertidfak dalam kapssitas, gugatan ditujukan kepada pribadinya, atau
sebaliknya;
 Bila pengadilan yang memeriksa perkara gugatan awal tidak berwenang memeriksa gugatan balik;
 Dalam perkara perselsihan menjalankan putusan

Anda mungkin juga menyukai