Trauma
Dentoalveolar Akut
H. Tagar and S. Djemal
Subluksasi
• Cedera ringan – sedang pada ligamen periodontal tanpa disertai
perubahan posisi gigi tetapi disertai kegoyangan gigi.
Luksasi ekstrusif
• Adalah perpindahan sebagian gigi keluar dari soket dalam arah aksial.
• Gigi ini dapat dipertahankan vitalitasnya tergantung apakah ikatan
neurovaskular terputus atau tidak. oleh karena itu disarankan untuk
meninjau dan melakukan PSA jika terdapat gejala non-vitalitas, seperti
penipisan periapikal, perubahan warna atau kurangnya respon
terhadap uji sensibilitas.
Gambar 5d. Avulsi gigi 31 dan 32 yang muncul 2 hari setelah cedera
Fraktur
• Kerusakan pada gigi bervariasi dapat berupa retakan pada enamel
(infraction) hingga fraktur akar yang rumit dengan terbukanya pulpa.
• Infraction adalah garis fraktur yang tidak sempurna pada permukaan gigi,
terutama jika dilihat di bawah transiluminasi dan biasanya asimtomatik.
Gambar 6d. Fraktur mahkota enamel, dentin, pulpa pada gigi 11 dan 21
Fraktur Mahkota-akar
• Fraktur mahkota-akar bervariasi tergantung apakah ada terbukanya pulpa atau
tidak. Fraktur mahkota-akar biasanya disebabkan oleh trauma langsung pada
gigi anterior.
• Fraktur akar adalah cedera gigi yang relatif jarang, terutama pada kelompok usia
muda karena elastisitas tulang alveolar. Fraktur akar dapat terjadi di apikal,
tengah atau servikal. Diagnosa yang akurat didapatkan pada radiografi.
Tes sensibilitas
• Digunakan sebagai dasar untuk menilai status pulpa, test listrik dan test
termal digunakan untuk menilai respons suplai saraf gigi.
Pemeriksaan radiografi
• Radiografi sangat penting dalam penilaian gigi yang mengalami trauma untuk
membantu diagnosis.
• The International Association of Dental Traumatology (IADT)
merekomendasikan radiografi yang diambil berdasarkan penilaian klinis dan
pandangan yang mungkin membantu adalah:
• radiologi periapical dengan sudut horizontal 90° dengan sinar melalui
gigi yang bersangkutan
• radiografi periapical dengan angulasi lateral dari aspek mesial atau distal
gigi yang bersangkutan
• tampilan oklusal (khususnya berguna pada fraktur akar).
• Angulasi sinar X-ray pusat dan tampilan fraktur.
Saat angulasi berubah, tampilan fraktur terlihat
secara radiografis berubah.
Anastesi yang baik dan Praktisi harus waspada Resep antibiotic harus
debridement luka terhadap cedera nono dilakukan dengan hati-
jaringan lunak gigi, termasuk cedera hati dan tergantung
emmbantu mengelola kepala dan harus mampu pada situasi klinis dan
situasi. mengidentifikasi tanda- status medis pasien.
tanda cedera non
kecelakaan
Cedera luksasi
• Cedera luksasi adalah cedera akibat robeknya serat periodontal di satu sisi
soket dan adanya daerah kompresi serat di sisi lain.
Cedera avulsi
• Avulsi telah dilaporkan pada 1-16% cedera gigi. Keberhasilan perawatan
replantasi tergantung pada media penyimpanan gigi, waktu dari kejadian
hingga implantasi ulang.
• Replantasi adalah perawatan pilihan untuk gigi permanen, sesegera mungkin
setelah cedera
Fraktur Alveolar
• Fraktur alveolus biasanya terjadi dalam kombinasi dengan trauma jaringan
gigi yang lainnya
• Fraktur alveolar dapat diklasifikasikan menjadi:
- Fraktur dinding soket
- Fraktur soket kominutif
- Fraktur dentoalveolar segmental
- Fraktur mandibula atau maksila
a) Avulsi gigi 11 dan luksasi lateral gigi 12; b) replantasi gigi avulsi, hanya ditangani oleh mahkota; c) reposisi gigi
distabilkan dengan kawat dan bidai komposit composite
Fraktur Mahkota Fraktur Akar
• Perawatan segera ditujukan untuk • Fraktur akar adalah fraktur terbatas
pemeliharaan vitalitas pulpa dan pada akar gigi yang melibatkan
pencegahan masuknya bakteri ke dalam sementum, dentin, dan pulpa.
tubulus dentin. • Fraktur akar diklasifikasikan
• Pada fraktur mahkota yang rumit, berdasarkan lokasi dan mungkin
pulpotomi parsial (Cvek) dapat berhasil, pada bidang horizontal atau miring
• Jika memungkinkan, segmen fraktur pada sepertiga apikal, sepertiga
harus dipertahankan dan disambungkan tengah atau sepertiga servikal
kembali sesegera mungkin.
Prognosis Gigi yang Mengalami Trauma
Prognosis jangka panjang untuk gigi yang
mengalami trauma tergantung pada
berbagai faktor pada saat kejadian, yaitu:
• Usia pasien dan penutupan apikal
• Jumlah dentin dan pulpa yang
terbuka
• Interval waktu antara cedera dan
perawatan
• Tingkat kontaminasi
• Cedera periodontal
• Tingkat kooperatif pasien.
Waktu Reposisi