Analisis GAP
Analisis GAP
KELOMPOK 3 :
1. NUR HIDAYAH
2. SITI ZAHARA
3. TARMELIA AFIFAH
4. YOSI MAI ELSA PUTRI
5. ADINDA ALISIA PUTRI
6. FEBRIANI WULANDARI
7. FIKRI NUR ZANNAH
8. MUTYA MUHARANI
9. SILVY SYUHADA
Pengertian metode GAP
Gender Analysis Pathway (GAP) adalah suatu alat analisis gender yang
dapat digunakan untuk membantu para perencana dalam melakukan
pengarusutamaan gender dalam perencanaan kebijakan/program/kegiatan
pembangunan. Dengan menggunakan GAP, para perencana
kebijakan/program/kegiatan pembangunan dapat mengidentifikasi
kesenjangan gender (gender gap) dan permasalahan gender (gender issues)
serta sekaligus menyusun rencana kebijakan/program/kegiatan
pembangunan yang ditujukan untuk memperkecil atau menghapus
kesenjangan gender tersebut.
Model GAP merupakan salah satu alat analisis gender yang dapat
membantu para perencana dalam melakukan pengarusutamaan gender ke
dalam proses perencanaan kebijakan/program dan kegiatan pembangunan.
Model atau metode GAP adalah metode analisis untuk mengetahui kesenjangan
gender dengan melihat aspek akses, peran, manfaat dan kontrol yang diperoleh
laki-laki dan perempuan dalam menerima manfaat pembangunan. Selain itu
model GAP kita mengetahui kesenjangan gender dan permasalahan gender.
GAP dilakukan untuk :
membantu perencana dalam menyusun perencanaan program responsif gender
mengidentifikasi kesenjangan gender dilihat dari akses
partisipasi
kontrol dan manfaat yang diperoleh warga laki-laki maupun perempuan
mengetahui latar belakang terjadinya kesenjangan gender
merumuskan permasalahan sebagai akibat adanya kesenjangan gender
mengidentifikasi langkah-langkah/tindakan intervensi yang diperlukan.
Untuk dapat melakukan analisis gender, kita perlu memahami faktor-faktor yang
mempengaruhi analisis gender, antara lain:
Akses : Faktor ini diperlukan untuk mengukur seberapa besar peluang atau kesempatan bagi
perempuan dan laki-laki untuk memanfaatkan sumber daya (baik sumber daya alam, sosial,
politik maupun waktu).
Partisipasi: Partisipasi adalah pelibatan atau keterwakilan yang sama antara perempuan dan
laki-laki dalam program, kegiatan, dalam pengambilan keputusan dalam pembangunan.
Faktor ini berguna untuk melihat proporsi dari laki-laki atau perempuan yang
termarginalisasi baik secara kelas, suku, ras maupun budaya.
Manfaat: Manfaat adalah hasil-hasil dari suatu proses pembangunan. Faktor ini digunakan
untuk melihat proporsi manfaat pembangunan yang diterima oleh perempuan atu laki-laki.
Apakah manfaat tersebut cenderung menguntungkan salah satu jenis kelamin.
B. Langkah-langkah penyusunan GAP
Hal yang harus dihindari: data pembuka wawasan yang disajikan terlalu
umum dan tidak merefleksikan kondisi terkait
kebijakan/program/kegiatan yang dianalisis, tidak konsistennya antara
apa yang diisi dalam kolom 1 sampai kolom 9 terutama antara faktor
kesenjangan dan faktor penyebab kesenjangan serta rencana aksi yang
ditetapkan, faktor penyebab kesenjangan internal sering disalah pahami
sebagai faktor internal dari perempuan atau juga ada yang menafsirkan
sebagai faktor internal dalam masyarakat, dalam mengisi baseline masih
sering ada yang mengisinya dengan target yang ingin dicapai padahal
semestinya data baik kuantitatif maupun kualitatif yang ada saat ini dan
indikator kinerja responsif gender sering tidak menggambarkan
perubahan yang ingin dicapai untuk program/kegiatan yang diusulkan
dalam rencana aksi. Indikator sering diisi dengan perubahan umum yang
diharapkan terjadi tapi tidak bisa dijadikan dasar untuk pengukuran
kinerja bagi program/kegiatan.
Catatan :
Implementasi GAP sebagaimana matriks di atas bisa diletakkan sebagai
pola pikir dalam penyusunan suatu dokumen kebijakan, atau sebagai
dokumen pendamping suatu rencana kebijakan atau program atau
kegiatan tertentu yang dipilih sesuai dengan prioritas.