Anda di halaman 1dari 12

Sejarah Pendidikan Islam Pada Masa Khulafaur

Rasyidin

1. Visi, Misi, Dan Tujuan Pendidikan


Visi pendidikan pada masa khulafaur rasyidin secara ekspisit
sulit di jumpai. Namun dari berbagai fakta dan data yang
ditemui, Visi pendidikan pada masa khulfaur rasyidin masih
belum berbeda dengan dengan visi pendidikan pada zaman
Rasullah Saw. Hal ini disebabkan, karena para Khulfaur
Rasyidin mengikuti jejak Rasullah Saw. Visi tersebut unggul
dibidang keagamaan sebagai landasan membangun kehidupan
ummat
Visi ini sejalan dengan berbagai kondisi dan situasi yang
pada masa itu. Sebagaimana telah dikemukakan oleh
Rasullah Saw timbul sejumlah kelompok yang goyah
keimanan dan ke Islaman, bahkan tidak mau lagi
melaksanakan ajaran agama sebagaiman yang mereka
lakukan di jaman Rasullah Saw masih hidup. Mereka tidak
mau membayar Zakat, bahkan ada yang mengaku sebagai
Nabi. Dengan pertimbangan ini, maka visi pendidikan
masih ditekankan pada penguatan dibidang keagamaan dan
praktik kehidupan berbangsa dan bernegara
2. Kurikulum Pendidikan

Kurikulum Pendidikan di Madinah berisi materi


pengajaran yang berkaitan dengan pendidikan keagamaan
yakni Al-Qur`an, Al-Hadist, Hukum Islam, kemasyrakatan
ketatanegaraan, pertahanan, keamanan dan kesejahteraan
sosial.
3.Sasaran (Peserta didik)
Peserta didik di zaman Khulfaur Rasyidin terdiri dari masyarakat
umum yang tinggal di Makkah dan Madinah. Namun khususnya
mendalami dibidang kajian keagamaan hingga menjadi seorang yang
mahir, alim dan mendalami penguasaan ilmu keagamaan jumlahnya
masih terbatas. Sasaran pendidikan dalam arti umum yakni
membentuk sikap mental keagamaan adalah seluruh umat Islam
yang ada di Makkah dan Madinah, adapun sasaran pedidikan dalam
arti khusus yakni membentuk ahli ilmu agama adalah sebagian kecil
dari kalangan tabi`in. Yang selanjutnya menjadi ulama
4.Tenaga Pendidik

Yang menjadi pendidik di zaman Khualfaur Rasyidin antara lain adalah Abdullah Ibnu
Umar, Abu Hurairah, Ibnu Abbas, Anas bin Malik Zaid Ibnu Tsabit dan Abu Dzar Al-
Ghifari. Dari mereka itulah lahir siswa memproleh ilmu pengetahuan yang kemudian
menjadi ulama dan pendidik. Berkaitan dengan maslah pemdidikan ini, khalifah Umar bin
Khattab merupakan menjadi seorang pendidik yang melakukan penyuluha pendidikan di
kota Madinah. Selanjutnya juga beliau mengangkat sahabat-sahabat untuk menjadi guru
di daerah. Misalnya Abdurrahman bib Ma`qal dan Imran bin Al-Hashim di tugaskan
mengajar di bashrah.
Kemudian Abdurrahman bin Ghanam di tugaskan di Syiria, dan Hasan bin Abi Jabalah di
tugaskan di mesir. Dengan demikian yang menjadi pendidik adalah para Khulfaur
Rasyidin dan para sahabat besar yang lebih dekat kepada Rasullah Saw dan memiliki
pengaruh yang besar.
Khulafaur Rasyidin adalah para khalifah yang jujur dan
lurus. Nama ini sudah mencerminkan sebagai seorang
yang memiliki kepribadia yang baik. Sehubungan dengan
ini maka Khulafaur Rasyidin layak menjadi pimpinan
dalam arti luas termasuk mendidik, mengarahkan dan
membina umat.
5. Metode dan pendekatan pembelajaran

Adapun metode yang mereka gunakan dalam mengajar antara


lain dengan bentuk halaqah. Yakni guru disebagian ruangan
masjid kemudian dikelilingi para siwa. Guru menyampaikan
ajaran kata demi kata dengan artinya dan kemudian
menjelaskan kandungannya. Sementara para siswa
mencatatat, menyimak, menulis dan mengulanginya apa yang
di sampaikan gurunya.
6.Pusat dan Lembaga Pendidikan

Pada masa Khulafaur Rasyidin pusat pendidikan bukan hanya di kota Makkah dan
Madinah, melainkan juga sudah tersebar di berbagai daerah kekuasaan Islam
lainnya. Pada Khalifah Umar Bin Khattab misalnya pusat pendidikan selain kota
Makkah dan Madinah juga Mesir, Syiria Dan Basyrah Kuffah Dan Damsyik.

Adapun lembaga pendidikan yang di gunakan masih sama dengan lembaga


pendidikan di masa Rasullah Saw. Yaitu Masjid, Suffah dan Kuttab dan rumah
sebagaimana telah di jelaskan di muka
7.Pembiyaan dan fasilitas pendidikan

Sebagaimana telah disebutkan di atas bahwa


pada masa Khulafaur Rasyidin sebagian besar
waktu digunakan untuk melakukan konsolidasi
kedalam, yakni memantapkan komitmen
sebagian umat Islam kepada ajaran Islam.
Memadamkan berbagai pemberontakan serta
perluasan wilayah dakwah Islam. Dengan
demikian kesepakatan untuk melakukan
pembengunan dan mengadakan berbagai
kebutuhan fasilitas masih belum mendapatkan
perhatian yang memadai.
8. Evaluasi dan Lulusan Pendidikan

Kegiatan evaluasi pendidikan masih berlangsung secara lisan dan perbuatan,


yakni bahwa kemampuan seseorang dalam menguasai pembelajaran dilihat pada
kemapuannya, menyampaikannya, mengajarkan dan mengamalkan ajaran
tersebut. Para sahabat yang dinilai memiliki kecakapan dalam ilmu agama seperti
hadist, tafsir, fatwa dan sejarah kemudian di percaya oleh masyarakat untuk
mengajar atau menyampaikan ilmunya pada orang lain. Kepercayaan masyarakat
itulah sesengguhnya merupakan proses dan standar evaluasi yang objektif dan
murni, karena kepercayaan publik pada umumnya menggambarkan keadaan yang
sesungguhnya dan bersifat objektif.
Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas dapat dianalisis dan memberi kesimpulan sebagai berikut:

a. Pendidikan di zaman Khulafaur Rasyidin secara umum masih sama dengan pendidikan di zaman
Rasullah Saw. Hal ini terjadi karena para Khulafaur Rasyidin orang-orang yang mengikuti
ajaran dan setia mengamalkan sunnah Nabi sebagaimana yang ajarakan Rasullah Saw.
b. Walaupun masih sederhana pendidikan di zaman Khulafaur Rasyidin sudah memperhatikan
berbagai komponen yang di perlukan yaitu visi, misi, tujuan, kurikulum, proses belajar
mengajar, guru, murid, sarana prasarana, pembiayaan dan evaluasi pendidikan sudah ada,
walaupun sifatnya sederhana
c. Bahwa pendidikan di lakukan Khulafaur Rasyidin ada yang
tergolong berhasil dan ada yang tergolong kurang berhasil.
Pendidikan yang tergolong berhasil antara lain dapat di lihat upaya
mengembalikan dan menyadarkan orang-orang yang membangkang
terhadap ajaran Islam, mengumpulkan, menyalin dan membukukan
Al-Qur`an serta lahirnya sejumlah ulama dari kalangan sahabat dan
tabii`in.

Adapun pendidikan tergolong kurang berhasil antara lain ditandai dengan


timbulnya pemberontakan, peperangan dan bahkan pembunuhan yang
membawa perpecahan umat kedalam kelompok antara satu dengan lainnya
hingga saat ini sulit di pertemukan atau di persatukan antara kelompok

Anda mungkin juga menyukai