Anda di halaman 1dari 26

HERNIA NUKLEUS

PULPOSUS
Anatomi
Vertebrae dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Vertebrae verae (ruas tulang
sejati)
Vertebrae cervicales : 7 buah
Vertebrae thoracales : 12buah
Vertebrae lumbales : 5 buah

2. Vertebrae spuriae (ruas tulang


belakang palsu)
Vertebrae sacrales : 5buah
Vertebrae coccygeales: 4buah
Diskus Intervertebralis

Berfungsi sebagai
bantalan terhadap
hentakan seperti
saat melompat dari
ketinggian dan
mendarat dengan
kaki,serta
mencegah vertebra
dari pergeseran
Hernia Nukleus Pulposus (HNP)
 HNP (Hernia
Nukleus Pulposus)
yaitu keluarnya
nukleus pulposus
dari discus yg
melalui robekan
annulus fibrosus
keluar menekan
radix spinalis
sehingga
menimbulkan
gangguan.
Etiologi
 Degenerasi diskus
intervertebralis
 Trauma minor
pada pasien tua
dengan degenerasi
 Trauma berat atau
terjatuh
 Mengangkat atau
menarik benda
berat
 Faktor-faktor yang menyebabkan
timbulnya HNP :
 1. Aliran darah ke discus berkurang
 2. Beban berat
 3. Ligamentum longitudinalis
posterior menyempit
Faktor Risiko
 Faktor risiko yang tidak dapat dirubah :
• Umur yang makin bertambah maka risiko
akan semakin tinggi.
• Laki-laki lebih banyak daripada wanita.
• Riwayat cedera punggung atau HNP
sebelumnya
 Faktor yang dapat dirubah :
• Pekerjaan dan aktivitas
• Olahraga yang tidak teratur, memulai latihan
setelah lama tidak berlatih, latihan yang
berat dalam waktu lama.
• Merokok
• Obesitas
Stadium HNP

 Degenerasi diskus

 Prolaps/ protusi

 Ekstrusi

 Sekuestrasi diskus
Gejala
 Nyeri mulai dari pantat, menjalar kebagian
belakang lutut, kemudian ke tungkai bawah (sifat
nyeri radikuler).
 Nyeri semakin hebat bila penderita mengejan,
batuk, mengangkat barang berat.
 Nyeri bertambah bila ditekan antara daerah
disebelah L5 – S1 (garis antara dua krista iliaka).
 Nyeri Spontan
 Sifat nyeri adalah khas, yaitu dari posisi
berbaring ke duduk nyeri bertambah hebat,
sedangkan bila berbaring nyeri berkurang atau
hilang.
Pemeriksaan Motoris 6
 Gaya jalan yang khas, membungkuk dan miring

ke sisi tungkai yang nyeri dengan fleksi di sendi


panggul dan lutut, serta kaki yang berjingkat.
 Motilitas tulang belakang lumbal yang terbatas.

Pemeriksaan Sensoris
 Lipatan bokong sisi yang sakit lebih rendah dari

sisi yang sehat.


 Skoliosis dengan konkavitas ke sisi tungkai yang

nyeri, sifat sementara.


Tes-tes Khusus
Tes Lasseque Tes Patrick
(Straight Leg Raising
Test = SLRT)
Pada tes ini, pertama Tes ini dilakukan untuk
telapak kaki pasien mendeteksi kelainan di
( dalam posisi0°)  pinggang dan pada sendi
didorong kearah     muka sakro iliaka. Tindakan yang
kemudian setelah itu dilakukan adalah fleksi,
tungkai pasien diangkat abduksi, eksorotasi dan
sejauh 40° dan sejauh ekstensi.
90°.
3. Test Kebalikan Patrick
Test Kebalikan Patrick positif menunjukkan
kepada sumber nyeri di sakroiliaka di tungkai
sebelahnya.
4. Gangguan sensibilitas
pada bagian lateral jari ke 5 (S1), atau
bagian medial dari ibu jari kaki (L5).
5. Gangguan motoris
penderita tidak dapat dorsofleksi, terutama
ibu jari kaki (L5), atau plantarfleksi (S1).
 Tes dorsofleksi : penderita jalan diatas tumit

 Tes plantarfleksi : penderita jalan diatas jari

kaki
6. Kadang-kadang terdapat gangguan
autonom
yaitu retensi urine, merupakan indikasi
untuk segera operasi.
7. Kadang-kadang terdapat anestesia di
perineum, juga merupakan indikasi untuk
operasi.
8. Tes Kernique
9. Tes Naffziger
10. Tes Valsava
Tes Refleks
 Refleks tendon achilles menurun

atau menghilang jika radiks antara


L5 – S1 terkena.
Pemeriksaan Penunjang
 Darah rutin : tidak spesifik
 Urine rutin : tidak spesifik
 Liquor cerebrospinalis : biasanya
normal.
 Myelogram
 MRI
 Foto
foto rontgen tulang belakang. Pada
penyakit diskus, foto ini normal atau
memperlihatkan perubahan degeneratif
dengan penyempitan sela invertebrata dan
pembentukan osteofit.
  EMG
untuk membedakan kompresi radiks dari
neuropati perifer
 Myelo-CT untuk melihat lokasi HNP
Penatalaksanaan
1. Terapi Konservatif
Tirah baring
2.Medikamentosa
• Analgetik dan NSAID
• Pelemas otot: digunakan untuk mengatasi
spasme otot
• Opioid: tidak terbukti lebih efektif dari
analgetik biasa. Pemakaian jangka panjang
dapat menyebabkan ketergantungan
• Kortikosteroid oral: pemakaian masih menjadi
kontroversi namun dapat dipertimbangkan
pada kasus HNP berat untuk mengurangi
inflamasi.
• Analgetik ajuvan: dipakai pada HNP kronis
3. Terapi fisik
- Traksi pelvis
- Diatermi/kompres panas/dingin
- Korset lumbal
- Latihan
- Proper body mechanics
Terapi Operatif
- Laminectomy
- Discectom
- Mikrodiskectomy :
Saran
 Istirahat mutlak di tempat tidur, kasur harus yang padat.
Diantara kasur dan tempat tidur harus dipasang papan
atau “plywood” agar kasur jangan melengkung. Sikap
berbaring terlentang tidak membantu lordosis lumbal yang
lazim, maka bantal sebaiknya ditaruh di bawah pinggang.
Penderita diperbolehkan untuk tidur miring dengan kedua
tungkai sedikit ditekuk pada sendi lutut.

 Istirahat mutlak di tempat tidur berarti bahwa penderita


tidak boleh bangun untuk mandi dan makan. Namun untuk
keperluan buang air kecil dan besar orang sakit
diperbolehkan meninggalkan tempat tidur. Oleh karena
buang air besar dan kecil di pot sambil berbaring terlentang
justru membebani tulang belakang lumbal lebih berat lagi.
 Analgetika yang non adiktif perlu diberikan untuk
menghilangkan nyeri. Selama nyeri belum hilang fisioterapi
untuk mencegah atrofi otot dan dekalsifikasi sebaiknya
jangan dimulai, setelah nyeri sudah hilang latihan gerakan
sambil berbaring terlentang atau miring harus diajurkan.

 Masa istirahat mutlak dapat ditentukan sesuai dengan


tercapainya perbaikan. Bila ischialgia sudah banyak hilang
tanpa menggunakan analgetika, maka orang sakit
diperbolehkan untuk makan dan mandi seperti biasa.
Korset pinggang atau griddle support sebaiknya dipakai
untuk masa peralihan ke mobilisasi penuh.

 Penderita dapat ditolong dengan istirahat dan analegtika


serta nasehat untuk jangan sekali-kali mengangkat benda
berat, terutama dalam sikap membungkuk.
PROGNOSIS
 Sebagian besar pasien akan
membaik dalam 6 minggu dengan
terapi konservatif.
 Sebagian kecil  berkembang
menjadi kronik meskipun sudah
diterapi.
 Pada pasien yang dioperasi : 90% 
membaik terutama nyeri tungkai,
kemungkinan terjadinya
kekambuhan adalah 5%

Anda mungkin juga menyukai