Anda di halaman 1dari 24

Model Pembelajaran

Discovery Learning
Oleh Kelompok 3
Anggota Kelompok 3

1. Muhammad Taufiqurrahman (19030174001)


2. Merin Vandira Gatsmir (19030174005)
3. Naili Fauziyah Elgiyan (19030174007)
4. Aini Ayuning Tias (19030174014)
5. Grisa Fima Nurandika (19030174017)
6. Annafi Rosiandi (19030174034)
Definisi
Model Pembelajaran Discovery
Learning
Hanafiah dan Suhana (2012: 77), discovery learning merupakan suatu rangkaian
kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan
siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga
mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai
wujud adanya perubahan perilaku.
Tujuan Model Pembelajaran 
Discovery Learning
Menurut pendapat Bell (1978), metode ini memiliki tujuan melatih siswa untuk mandiri dan
kreatif, berikut beberapa tujuan pembelajaran discovery learning :

1. Keterampilan dalam keadaan belajar


penemuan beberapa kasus, lebih mudah 4. Siswa belajar merumuskan strategi tanya
ditransfer untuk aktifitas yang baru serta jawab yang tidak campur aduk serta
mengaplikasikannya dalam situasi belajar menggunakan tanya jawab dalam
yang baru. mendapatkan informasi yang bermanfaat.
2. Keterampilan-keterampilan, konsep-konsep, 5. Melalui discovery learning siswa
serta prinsip-prinsip yang dipelajari lewat menemukan pola dalam situasi konkrit
penemuan lebih bermakna. maupun abstrak, serta siswa juga banyak
3. Discovery learning dapat membantu siswa meramalkan informasi tambahan yang
untuk membentuk cara bekerjasama yang diberikan.
efektif, saling memberikan informasi, serta 6. Siswa memiliki kesempatan terlibat dalam
mendengar dan menggunakan ide-ide orang pembelajaran secara aktif.
lain.
Karakteristik 01 Mengeksplorasi dan memecahkan masalah
untuk menciptakan, menggabungkan dan
Model menggeneralisasika pengetahuan
Pembelajaran
Discovery 02 Berpusat pada siswa

Learning
Menurut Kristin (2016 : 92) ,
terdapat 3 karakteristik model
pembelajaran discovery
03 Kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan
baru dan pengetahuan yang sudah ada
learning yaitu:
Selain itu Ada sejumlah ciri-ciri proses pembelajaran yang sangat
ditekankan oleh teori konstruktivisme, yaitu :

1. Menekankan pada proses belajar, bukan proses mengajar


2. Mendorong terjadinya kemandirian dan inisiatif belajar pada siswa.
3. Memandang siswa sebagai pencipta kemauan dan tujuan yang ingin dicapai.
4. Berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses, bukan menekan pada hasil.
5. Mendorong siswa untuk mampu melakukan penyelidikan.
6. Menghargai peranan pengalaman kritis dalam belajar.
7. Mendorong berkembangnya rasa ingin tahu secara alami pada siswa.
8. Penilaian belajar lebih menekankan pada kinerja dan pemahaman siswa.
9. Mendasarkan proses belajarnya pada prinsip-prinsip kognitif.
10. Banyak menggunakan terminilogi kognitif untuk menjelaskan proses pembelajaran;
seperti predeksi, inferensi, kreasi dan analisis.
11. Menekankan pentingnya “bagaimana” siswa belajar.
12. Mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam dialog atau diskusi dengan siswa lain
dan guru.
13. Sangat mendukung terjadinya belajar kooperatif.
14. Menekankan pentingnya konteks dalam belajar.
15. Memperhatikan keyakinan dan sikap siswa dalam belajar.
16. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pengetahuan dan pemahaman
baru yang didasari pada pengalaman nyata.
Landasan Teori Model Pembelajaran Discovery
Learning
1. Teori Kognitif Piaget 2. Teori Piaget, Vygotsky dan Kontruktivisme
Menurut Piaget (Wadsworth, 1984: Siswa membangun pemahaman dan pengetahuan mereka
29) ada empat fakor yang sendiri tentang dunia melalui mengalami berbagai hal dan
mempengaruhi perkembangan merefleksikan pengalaman tersebut. Peran guru dalam
kognitif seseorang yaitu: pengalaman, pembelajaran menurut teori kontruktivisme adalah sebagai
kematangan, transmisi sosial dan fasilitator atau moderator. Teori belajar kognitif Piaget
equilibrasi atau keseimbangan menyatakan bahwa ilmu pengetahuan dibangun dalam pikiran
internal. , Tujuan utama dalam seorang anak dengan kegiatan asimilasi dan akomodasi sesuai
pembelajaran adalah untuk dengan skemata yang dimilikinya. Konstruktivisme sosial yang
memasukkan informasi baru ke dalam dikembangkan oleh Vigotsky adalah bahwa belajar bagi anak
jaringan asosiasi yang sudah ada yang dilakukan dalam interaksi dengan lingkungan sosial maupun
dimiliki peserta didik. Ini dilakukan fisik. Penemuan atau discovery dalam belajar lebih mudah
dengan membuat jaringan baru atau diperoleh dalam konteks sosial budaya seseorang. Ada dua
mengatur ulang jaringan lama untuk konsep penting dalam teori Vygotsky (Slavin, 1997), yaitu Zone
menampung informasi baru. of Proximal Development (ZPD) dan scaffolding.
3. John Dewey, Learning by Doing 4. Teori Jerome Bruner: Teori Belajar
Siswa harus diberi kesempatan untuk Penemuan (Discovery Learning)
berpikir dari diri mereka sendiri dan
Bruner menekankan bahwa kita harus "belajar sambil
mengartikulasikan pemikiran mereka.
melakukan“. Mereka didorong untuk berpikir, mengajukan
Dewey menyerukan agar pendidikan
pertanyaan, berhipotesis, berspekulasi, bekerja sama dan
didasarkan pada pengalaman nyata . John
berkolaborasi dengan orang lain. Menurut Bruner (dalam
Dewey mengemukakan bahwa belajar
Moreno, 2010) belajar penemuan (discovery learning)
tergantung pada pengalaman dan minat
adalah suatu teori belajar yang menekankan pada
siswa sendiri dan topik dalam kurikulum
pentingnya cara- cara bagaimana individu memilih,
seharusnya saling terintegrasi bukan
mempertahankan, dan mengubah informasi secara efektif
terpisah atau tidak mempunyai kaitan satu
dengan mendorong siswa untuk mempunyai pengalaman
sama lain. Menurut John Dewey,
belajar secara langsung dan melakukan percobaan-
pendidikan adalah rekonstruksi atau
percobaan sendiri agar mereka menemukan prinsip-prinsip
reorganisasi pengalaman yang menambah
bagi mereka sendiri. Dalam proses belajar, siswa akan
makna pengalaman, dan yang menambah
melalui tiga tahapan yakni tahap informasi, transformasi,
kemampuan untuk mengarahkan
dan evaluasi.
pengalaman selanjutnya
Sintaks Model Pembelajaran
Discovery Learning
Pemberian
rangsangan Pengumpulan data Pembuktian
(stimulation) (data collection); (verification);

Fase 1 Fase 2 Fase 3 Fase 4 Fase 5 Fase 6

Pernyataan/Identifikasi Pengolahan data Menarik simpulan/

masalah (problem (data processing);. generalisasi

statement); (generalization).
LANGKAH
AKTIVITAS GURU AKTIVITAS PESERTA DIDIK
KERJA
Pemberian Guru memulai kegiatan  Peserta didik dihadapkan pada sesuatu
rangsangan pembelajaran dengan yang menimbulkan kebingungannya,
(Stimulation) mengajukan pertanyaan, kemudian dilanjutkan untuk tidak
anjuran membaca buku, memberi generalisasi, agar timbul
dan aktivitas belajar keinginan untuk menyelidiki sendiri.
lainnya yang mengarah  Stimulasi pada fase ini berfungsi untuk
pada persiapan menyediakan kondisi interaksi belajar
pemecahan masalah. yang dapat mengembangkan dan
membantu peserta didik dalam
mengeksplorasi bahan.
LANGKAH
AKTIVITAS GURU AKTIVITAS PESERTA DIDIK
KERJA
Pernyataan/ Guru memberi kesempatan Permasalahan yang dipilih itu
Identifikasi kepada peserta didik untuk selanjutnya harus dirumuskan dalam
masalah mengidentifikasi sebanyak bentuk pertanyaan, atau hipotesis,
(Problem mungkin agenda-agenda yakni pernyataan sebagai jawaban
Statement) masalah yang relevan dengan sementara atas pertanyaan yang
bahan pelajaran, kemudian diajukan.
salah satunya dipilih dan
dirumuskan dalam bentuk
hipotesis (jawaban sementara
atas pertanyaan masalah).
LANGKAH
AKTIVITAS GURU AKTIVITAS PESERTA DIDIK
KERJA
Pengumpulan Ketika eksplorasi Tahap ini berfungsi untuk menjawab
data (Data berlangsung pertanyaan atau membuktikan benar
Collection) guru juga memberi tidaknya
kesempatan kepada para hipotesis.
peserta didik untuk Dengan demikian peserta didik diberi
mengumpulkan informasi kesempatan untuk mengumpulkan
yang relevan sebanyak- (collection)
banyaknya untuk berbagai informasi yang relevan,
membuktikan benar atau membaca literatur, mengamati objek,
tidaknya hipotesis. wawancara dengan nara sumber,
melakukan uji coba sendiri dan
sebagainya.
LANGKAH
AKTIVITAS GURU AKTIVITAS PESERTA DIDIK
KERJA
Pengolahan Guru melakukan bimbingan Pengolahan data merupakan kegiatan
data (Data pada saat peserta didik mengolah data dan informasi baik
Processing) melakukan pengolahan melalui wawancara, observasi, dan
data. sebagainya, lalu ditafsirkan.
Semua informasi hasil bacaan,
wawancara, observasi, dan
sebagainya, semuanya diolah,
diacak, diklasifikasikan, ditabulasi,
bahkan bila perlu dihitung dengan cara
tertentu serta ditafsirkan pada tingkat
kepercayaan tertentu.
LANGKAH
AKTIVITAS GURU AKTIVITAS PESERTA DIDIK
KERJA
Pembuktian Verifikasi bertujuan agar Peserta didik melakukan pemeriksaan
(Verification) proses belajar akan berjalan secara cermat untuk membuktikan
dengan baik dan kreatif jika benar atau tidaknya hipotesis yang
guru memberikan ditetapkan tadi dengan temuan
kesempatan kepada peserta alternatif, dihubungkan dengan hasil
didik untuk menemukan pengolahan data.
suatu konsep, teori, aturan
atau pemahaman
melalui contoh-contoh yang
ia jumpai dalam
kehidupannya.
LANGKAH
AKTIVITAS GURU AKTIVITAS PESERTA DIDIK
KERJA
Menarik Proses menarik sebuah Berdasarkan hasil verifikasi maka
simpulan/ kesimpulan yang dapat dirumuskan prinsip-prinsip yang
generalisasi dijadikan prinsip umum mendasari generalisasi.
(Generalization) dan
berlaku untuk semua
kejadian atau masalah
yang sama, dengan
memperhatikan hasil
verifikasi.
Sintaks Model Pembelajaran Discovery
Learning Menurut Arends
No. Tahapan Perilaku Guru
1. Mendapatkan perhatian dan menjelaskan proses Guru menyiapkan siswa untuk belajar dan menjabarkan proses untuk
discovery. pelajaran.
2. Menyajikan permasalahan atau kejadian yang tidak Guru menyajikan situasi bermasalah atau kejadian yang tidak sesuai
sesuai. kepada siswa.
3. Meminta siswa merumuskan hipotesis untuk menjelaskan Guru mendorong siswa untuk menanyakan pertanyaan mengenai
permasalahan atau kejadian. situasi bermasalah atau kejadian yang tidak sesuai dan menyatakan
hipotesis yang akan menjelaskan apa yang sedang terjadi
4. Mendorong siswa untuk mengumpulkan data untuk Guru menanyai siswa cara mereka mengumpulkan data untuk
menguji hipotesis. menguji hipotesis. Dalam beberapa kasus, dapat dilakukan
percobaan dalam kelas.
5. Merumuskan penjelasan dan/atau kesimpulan. Guru menutup discovery lebih dekat dengan meminta siswa
merumuskan kesimpulan dan generalisasi.
6. Merefleksikan situasi bermasalah dan proses berpikir Guru meminta siswa untuk berpikir mengenai proses pemikiran
yang digunakan untuk menyelidikinya. mereka sendiri dan untuk merefleksikan proses discovery.
Pengelolaan Kelas Model Discovery Learning
1. Tetapkan wawancara untuk memicu rasa ingin tahu
Tugasi wawancara, dan mintalah siswa menulis ringkasan tentang apa yang mereka pelajari, apa
yang mengejutkan mereka, dan keuntungan mempelajari informasi langsung dari sumber.
2. Mintalah siswa bersolo karier
Beri siswa masalah atau subjek untuk diteliti sendiri. Dorong mereka untuk menggunakan teknologi
sebagai bagian dari penelitian mereka, dan kemudian minta mereka kembali bersama untuk melihat
apa yang dipelajari semua orang dan apa yang mereka temukan sendiri
3. Menggabungkan proyek berbasis data
Menugaskan data yang berkaitan dengan sebuah topik, dan imbaulah siswa untuk menyelidiki,
mengajukan pertanyaan, dan membentuk kesimpulan mereka sendiri
4. Lakukan pembedahan virtual
Gunakan pembedahan virtual untuk mendorong siswa menemukan cara kerja berbagai hal. Siswa
dapat menyelidiki dan mengajukan pertanyaan tanpa harus mengambil pisau bedah.
5. Mendorong kesalahan dan perjuangan produktif
Ketika siswa mengendalikan pembelajaran mereka sendiri, kesalahan tidak bisa dihindari.
Memberikan umpan balik yang tepat waktu, memperbaiki kesalahan dengan cepat, dan terus menerus
mendorong siswa untuk terus melakukannya sangat penting untuk mendorong siswa melewati
masalah yang sulit.
Prinsip 1 : Prinsip 2: Prinsip 3:
Pemecahan Manajemen Mengintegrasikan
Masalah. Pelajar. dan
Prinsip Model Menghubungkan.

Discovery Learning
Prinsip 4: Prinsip 5:
Analisis dan Interpretasi Kegagalan dan
Informasi. Umpan Balik
Asessmen Model Pembelajaran
Discovery Learning

Model evaluasi yang banyak dikenal dan digunakan dalam


pembelajaran discovery learning adalah model evaluasi CIPP.
Stufflbeam adalah seseorang yang mengembangkan model CIPP ini
yang merupakan singkatan dari :
● C = Context Evaluation (evaluasi terhadap konteks).
● I = Input Evaluation (evaluasi terhadap masukan).
● P = Process Evaluation (evaluasi terhadap proses).
● P = Product Evaluation (evaluasi terhadapa produk).
Sistem penilaian dalam Model Pembelajaran Discovery Learning dapat dilakukan
dengan tes maupun nontes. Untuk penilaiannya dapat berupa penilaian kognitif,
proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa.

1. Penilaian 2.Penilaian 3. Penilaian 4. Penilaian


Tes Tertulis Diri sikap Keterampilan
Tes yang dimana soal dan Siswa yang ingin Berisi informasi Penilaian yang menuntut
jawaban diberikan kepada dinilai diminta untuk hasil pengamatan peserta didik
peserta didik dalam bentuk menilai dirinya sendiri tentang kekuatan mendemonstrasikan suatu
tulisan. Untuk menjawal berkaitan dengan dan kelemahan kompetensi tertentu
soal, peserta didik tidak status, proses dan peserta didik dengan menggunakan tes
selalu menjawab dalam tingkat pencapaian berkaitan dengan praktek, projek ataupun
bentuk menguraikan kompetensi yang sikap dan perilaku penilaian portofolio.
jawaban namun juga dapat dipelajari dalam mata
dengan memberi tanda pelajaran tertentu
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai