Anda di halaman 1dari 31

SEKOLAH LUAR BIASA

(SEKOLAH
BERKEBUTUHAN
KHUSUS)
PENDIDIKAN LUAR BIASA
Pendidikan luar biasa adalah merupakan pendidikan bagi
peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam
mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik,
emosional, mental sosial, tapi memiliki potensi kecerdasan
dan bakat istimewa. Selain itu pendidikan luar biasa juga
berarti pembelajaran yang di rancang khususnya untuk
memenuhi kebutuhan yang unik dari anak kelainan fisik.
Pendidikan luar biasa di ibaratkan sebagai sebuah
kendaraan dimana siswa penyandang cacat,
meskipun berada di sekolah umum, diberi garansi
untuk mendapatkan pendidikan yang secara
khusus di rancang untuk membantu mereka
mencapai potensi yang maksimal.
Macam-macam sistem pendidikan
anak luar biasa

Sistem Sistem
pendidikan pendidikan
segregasi
Sistem pendidikan dimana anak
integrasi
Sistem pendidikan bagi siswa luar biasa yang
berkelainan terpisah dari system bertujuan memberikan pendidikan yang
pendidikan anak normal memungkinkan anak luar biasa memperoleh
kesempatan mengikuti proses pendidikan
bersama dengan siswa normal agar dapat
mengembangkan diri secara optimal
System Pendidikan Segregasi:

Keuntungan
• Rasa ketenangan pada anak luar
biasa
• Komunikasi yang mudah dan lancar
Kelemahan system pendidikan segregasi:
• Metode pembelajaran yang khusus • Sosialisasi terbatas
sesuai dengan kondisi dan • Penyelenggaraan pendidikan yang relative
kemampuan anak.
mahal

Bentuk-bentuk system pendidikan segregasi:


• Sekolah Luar Biasa
• Sekolah Dasar Luar Biasa
• Kelas Jauh/Kelas Kunjung
• Sekolah Berasrama
• Hospital School
Sistem pendidikan
Keuntungan integrasi
● Merasa diakui kesamaan haknya dengan anak
normal terutama dalam memperoleh pendidikan.
● Dapat mengembangakan bakat ,minta dan
kemampuan secara optimal.
● Lebih banyak mengenal kehidupan orang normal.
● Mempunyai kesempatan untuk melanjutkan
pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.
● Harga diri anak luar biasa meningkat.
● Dapat menumbuhkan motipasi dalam belajar.
Sejarah perkembangan
Sebagian berdasarkan urutan sejarah berdirinya
anak luar biasa SLB pertama untuk masing-masing kategori
kecacatan SLB itu di kelompokkan menjadi :

SLB bagian A
untuk anak tuna SLB bagian B SLB bagian C
netra. untuk anak tuna untuk anak tuna
rungu Grahita

SLB bagian E dan SLB bagian F


SLB bagian D
untuk untuk anak cacat
untuk anak tuna
anak tuna ganda.
daksa
laras.
Pasal-pasal yang melandasi pendidikan luar biasa
 Bab 1 pasal 1 (18) wajib belajar adalah program pendidikan minimal yang harus di ikuti oleh
Warga Negara Indonesia atas tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah.
 Bab II pasal 4 (1) pendidikan dislenggarakan secara demokratis berdasarkan HAM, agama,
kultural dan kemajemukan bangsa.
 Bab IV pasal 5(1) setiap Warga Negara mempunyai hak yang sama untuk
memperolehpendidikan yang bermutu baik yang memiliki kelainan
fisik,emosional ,mental,intelektual atau social berhak memperoleh pendidikan khusus.
 Bab V pasal 12(1) huruf b. Mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat,
dan kemampuannya.
 Bab VI bagian ke sebelas, pendidikan khusus dan pendidikan khusus, pasal 32 (1)
pendidikan khusus bagi peserta yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses
pembelajaran karena kelainan fisik emosional, mental, social, atau memiliki potensi
kecerdasan.
Faktor-Faktor Penyebab Kecacatan
Menurut waktu terjadinya susatu kecacatan dapat di bagi atas (Bratanata, Hal 19-20)
meliputi :

Masa Pra-
Masa Natal Masa Post-Natal
Natal
artinya sebelum anak dilahirkan
(selama dalam kandungan). Ada  Kekurangan zat asam Ketika anak yang dilahirkan
dua kemungkinan yang (walaupun sedikit saja) dapat normal dapat menjadi penderita
menyebabkan kelainan pada masa mengakibatkan kerusakan paa tuna grahita karena terdapat
ini, yaitu yang bersifat endogin dan sel-sel otak. kerusakan pada otaknya (karena
eksogin.  Perdarahan otak yang terjadi kecelakaan) dan hal ini
dalam proses kelahiran bayi menimbulkan kemunduran
yang sulit, antara lain dengan tingkat kecerdasan pada anak.
penyedotan untuk membantu
kelahiran pada bayi.
Sekolah untuk anak-anak berkebutuhan
khusus dibagi menjadi 2 macam, yaitu:

Sekolah Luar Biasa (SLB), yaitu sekolah yang di


rancang khusus untuk anak-anak berkebutuhan
Dalam satu unit SLB biasanya terdapat berbagai
khusus dari satu jenis kelainan. Di Indonesia kita
jenjang pendidikan mulai dari SD,SMP, Hingga
mengenal bermacam-macam SLB, antara lain:
lanjutan.
 SLB bagian A (Khusus untuk anak tuna netra)
Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), yaitu bentuk
 SLB bagian B (Khusus untuk anak tuna rungu)
persekolahan (layanan pendidikan) bagi anak
 SLB bagian C (Khusus untuk anak tuna grahita)
berkebutuhan khusus hanya satu jenjang pendidikan
SD. Selain itu siswa SDLB tidak hanya terdiri dari satu
jenis kelainan saja, tetapi bias dari berbagai jenis
kelainan. Misalkan dalam satu unit SDLB dapat
menerima siswa tuna netra, tuna rungu, tuna daksa,
bahkan siswa autis.
Peran Perawat Bagi Anak
Berkebutuhan Khusus

Pember asuhan
Koordinator
Keperawatan

Advokat Kolabolator

Educator Konsultan
Pembaharuan
Peran perawat menurut hasil lokakarya keperawatan tahun 1983,
yang membagi empat peran perawat:

Peran perawat sebagai


pelaksana pelayanan
keperawatan
1 2 Peran perawat sebagai
pendidik dalam keperawatan

Peran perawat sebagai


pengelola pelayanan
keperawatan
3 4 Peran perawat sebagai
peneliti dan pengembang
pelayanan keperawatan
Asuhan Keperawatan Anak
Berkebutuhan Khusus Dengan
Gangguan Tunawicara Di Sekolah
SLBN Pembina Kota Mataram
A. Pengkajian
I. IDENTITAS SISWA
Nama : Baiq Elia nurvanela ningrum. An”E”
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 28 Februari 2003
Umur : 12 tahun
Anak Ke : 1 (Pertama)
Nama Orang Tua
Nama Ayah : Lalu Moh Irvan
Nama Ibu : Baiq Laila
Pendidikan Ayah : Sma
Pendidikan Ibu : Sma
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Sasak
Pekerjaan Ayah : PNS
Pekerjaan ibu : Wiraswasta
Alamat : Karang Kelok Baru
Diagnose Medis : Tuna Wicara
Sumber Informasi : Ibu Klien
II. RIWAYAT KESEHATAN c. Riwayat kehamilan dan persalinan

a. Keluhan Utama 1. Pre Natal


An”E” tidak bias berbicara seperti anak Pada saat hamil ibu jarang mengalami sakit, selama hamil ibu
seusianya sejak umur 5 tahun
tidak pernah mengkonsumsi obat- obatan baik oral mauoun
b. Riwayat kesehatan Sekarang injeksi, ibu biasa mengkonsumsi ramuan herbal, ibu tidak tau
An “E” mengalami gangguan bicara sejak
umur 5 tahun , An ”E “ sudah jenis obat herbal yang di konsumsi
mampu menjaga kontak mata dan mengerti 2. Natal
kata/kalimat perintah
yang di ucapkan Pada saat melahirkan , ibu melahirkan dengan usia 39
minggu, ibu melahirkan di rumah sakit umum provinsi nusa
tenggara barat dengan persalinan normal , bayi lahir
mengangis kuat, BBL : 2700 gr dan PB : 50 cm
3. Post Natal
Saat di lahirkan anak tampak norma , menangis kuat, anak
langsung mendapatkan vit K dan salep mata. Serta rutin
mendapatkan imunisasi lengkap.
d. Riwayat kesehatan dahulu
An”E”sebelumnya tidak mempunyai riwayat penyakit seperti pernah kejang
atau penyakit lainnya, hanya terkena penyakit seperti flu dan batuk. Sejak kecil
ketika flu dan batuk An”E” sangat senang mengkonsumsi obat. Menurut ibu,
An”E” sangat sering mengkonsumsi obat sejak kecil hingga saat ini. 
e. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu klien mengatakan, ada anggota keluarga yang mengalami gangguan bicara
seperti yang klien alami. Yaitu 3 orang saudara kandung sang ayah dari An”E”
 
f. Riwayat imunisasi

N
Umur BB Vaksin
o

1 2 bulan 4500 gram DPS I, HB2 , Polio II

2 3 bulan 5100 gram DP II, Polio II

3 4 bulan 5700 gram DP III , Polio IV

4 5 bulan 6900 gram Puyer Flucoldexin

g. Riwayat sosial dan lingkungan


An “E” tinggal dengan kedua orang tuanya beserta dengan seorang adiknya, An “E” di berikan izin
untuk keluar rumah dan berinteraksi dengan anak seusianya, namun An”E” selalu malu untuk keluar
dari lingkungan rumahnya,
III. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadan umum : Baik
b. Kesadaran : compos mentis
c. Vital sign
- Nadi : 84 x/ menit
- Suhu : 36,5 ºC
- Td : 110/80 mmHG
- Pernapasan : 24 x/menit
d. Kepala
Rambut lurus, tidak ada ketombe, tidak sada kelainan bentuk kepala (normocchepaly), tidak
terdapat bekas luka sirkumsisi pada bagian kepala
e. Mata
Konjungtiva tidak anemis, sclera anikterik, tidak ada kotoran pada mata
f. Telinga
Simetris kiri dan kanan, letak sejajar dengan mata, lubang telinga bersih tidak ada benjolan dan tidak ada pengeluaran
secret
g. Hidung
Simetris kiri dan kanan, lubang hidung ada 2, bersih, tidak ada terdapat cuping hidung
h. Mulut
Bentuk normal, bibir tidak kering tidak menggunakan gigi palsu atau aksesporis gigi, mukosa mulut lembab, posisi
lidah tepat di tengah, lidah bersih, ovula berada di tengah berwarna merah muda, tidak terdapat karies gigi, namun klien
mengalami gangguan bicara
i. Leher
Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, tidak ada pembengkakan vena jogularis
j. Paru-paru
Sura napas vesikuler, tidak terdapat wheezing atau suara tambahan lainnya
k. Jantung
Bunyi jantung 1 dan 2 tunggal, tidak ada bunyi tambahan
l. Abdomen
Bentuk simetris, tidak ada pembesaran, tidak ada bekas luka , bising usus normal, tidak peristaltik, nyeri tekan pada
perut tidak ada
M. Ekstermitas
Gerakan aktip, tonus normal L5 dapat melawan tahanan pemeriksa dengan kekuatan penuh, tidak ada pembesaran atau
pengecilan otot
n. Tingkat perkembangan
1. Motorik halus
Anak bisa memgang, memindahkan , menulis, menggambar
2. Motorik kasar
Anak bias berjalan, berlari, memakai baju, mandi secara mandiri dan makan secara mandiri
3. Bicara
Anak tidak bisa mengatakan kata dengan jelas, artikulasi yang kurang jelas, hanya mampu menyebutkan 1-2 kosa
kata.
o. Pola nutrisi
Nafsu makan anak baik makan 3x sehari, tidak ada pantangan makanan untuk anak
p. Pola aktivitas
Di rumah anaka terbiasa nonton tv, menjaga warung dan belajar. Anak tidak terbiasa bermain di luar, untuk
kebutuhan makan atau minum anak terbiasa mandiri, anak rajin membersihkan kamar, tempat tidur serta merawat
dirinya.
r. Pola eliminasi
Ibu klien mengatakan anaknya sudah terbiasa bab dan bak sendiri.
IV. LEMBAR OBSERVASI
Kemampuan prilaku adaptif
1. Keterampilan menolong dir (makan , minum dll)
Anak sudah mampu untuk merawat diri sendiri meliputi makan, minum, berpakaian, pergi ke wc , bersepatu dan
memelihara kesehatan secara mandiri
2. Keterampiran gerak
Tidak ada gangguan perkembangan motorik kasar pada anak, anak sudah mampu brlari , berenang dan lain-lain
3. Kemampuan motorik halus
Tidak ada gangguan dalam perkembanganmotorik halus anak, anak sudah mampu menulis, menggenggam tanpa
terjatuh atau terlepas dan kemampuan menggambar.
4. Kemampuan komunikasi
Anak di ketahui tidak bisa berbicara seperti anak seusianya pada saat usia anak mencapai 5 tahun, anak berkomunikasi
pada keluarga dan lingkungan dengan bahasa isyarat, mengamati mimik wajah juga sering kali menggunakan tulisan dan
handpone untuk mempermudah anak berkomunikasi.
5. Keterampilan sosial
Anak dengan gangguan bicara mengalami kesulitan dalam bergaul dengan teman-temannya di karenakan kesulitan
dalam berkomunikasi sehingga terkadang di temani kerabat terdekatnya dalam berinteraksi dan menggunakan
komunikasi visual dalam mempermudah komunikasinya
6. Fungsi kognitif
Anak dapat menulis, menggambar, dan mengetahui jumlah mata uang dan kegunaanya, keterbatasan yang di
miliki hanya berupa sedikitnya kosa kata yang di ketahui anak dan kesulitan dalam merangkai kata menjadi
kalimat yang benar
7. Memelihara kesehatan
Anak sudah dapat melakukan dan mengetahui beberapa cara memelihara kesehatan diri yaitu dengan cara
berolahraga dan hanya mendapatkan sedikit bantuan ketika anak mengalami gangguan kesehatan. Namun
An”E” sudah terbiasa dari kecil hingga saat ini ketika sakit sedikit flu dan batuk meminta untuk
mengkonsumsi obat kepada ibunya.
8. keterampilan berbelanja
anak sudah mampu mengatur penggunaan uang dan terbiasa berbelanja sesuai kebutuhan di sekolah dan
hanya terkadang di temani dalam berkomunikasi
9. Keterampilan domestic
Anak sudah terbiasa membersihkan, merapikan kamar secara mandiri dan
membersihkan perengkapan salah satunya keperluan dapur setelah selesai
mengkonsumsi makanan
10. Orientasi lingkungan
Anak tidak terbiasa brepergian sendiri dan tidak bias menggunakan alat
transportasi dan anak menggunakan beberapa media sosial dan handphone
11. Keterampilan vokasional
Anak terbiasa menggunakan pakaian sendiri dan berangkat ke sekolah di
antar oleh orang tua anak.
V. ANALIS DATA

N
Symptom Etiologi Problem
o
1 DS : Prenatal Gangguan komunikas
- ibu klien mengatakan An “E” tidak verbal
biasa berbicara seperti anak seusianya
sejak umur 5 tahun Penggunaan pil dalam jumlah
besar
DO :
- Klien tidak bisa berbicara dan
menggunakan bahasa isyarat untuk kerusakan pada cochlea
berkomunkasi

gangguan intelektual

gangguan bahasa

2 DS: Ketergantungan
- Ibu klien mengatakan An “E” masih Ganggua intelektual sebagian
2 DS: Ketergantungan
- Ibu klien mengatakan An “E” masih Ganggua intelektual sebagian
di bantu berinteraksi denga temannya
- Ibu klien mengatakan tidak terlalu
paham ketika An.”E” meminta suatu
hal di luar kebiasaan sehari-hari Gangguan bahasa
DO:
- Saat pengkajian An “E” di bantu oleh
ibu guru saat berinteraksi dengan
perawat Gangguan komunikasi verbal

B.DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan ganguan bahasa di tandai dengan ibu klien
mengatakan An “E” tidak biasa berbicara seperti anak seusianya sejak umur 5 tahun, klien tidak bisa
berbicara dan hanya menggunakan bahasa isyarat untuk berkomunkasi

2.Ketergantungan sebagian di tandai dengan gangguan komunikasi verbal di tandai dengan Ibu klien
mengatakan An “E” masih di bantu berinteraksi denga temannya Ibu klien mengatakan tidak terlalu paham
ketika An.”E” meminta suatu hal di luar kebiasaan sehari-hari. Saat pengkajian An “E” di bantu oleh ibu
guru saat berinteraksi dengna perawat
3.
1.
INTERVENSI KEPERWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
No Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional
hasil
1 Setelah di lakukan - Gunakan bahasa yang - Memudahkan pemahaman
tindakan keperawatan sederhana dan umum dan menghindari
selama 1x 24 jam di dalam berkomunikasi kebingungan akibat bahasa
harapkan anak dapat sehari-hari yang berubah-ubah
menyebutkan 1-2 kosa - Gunakan diverifikasi bahasa - Diverifikasi bahasa dapat di
kata dengan artikulasi sesuai dengan tingkat berikan jika kemampuan
yang jelas dengan kematangan dan pengetahuan anak sudah matang seperti
kriteria hasil : anak. setelah umur 9 tahun
- anak dapat
menyebutkan 1-2 kata - Lakukan komunikasi secara - Komunikasi yang
dengan artikulasi yang komprehendif baik verbal komprehensif akan
jelas maupun non verbal memperbanyak jumlah
Anak dapat memahami stimulus yang di terima anak
kata sampai kalimat sehingga akan memperkuat
dengan jelas memori anak terhadap suatu
kata

- Anak lebih suka


- Berikan;lebih banyak kosa
mendengarkan kata-kata
kata merkipun anak belum
dari pada mengucapkan
mampu mengucapkan dengan
benar
2 Setelah di lakukan - Ajarkan pasien ubtuk - Sebagai komunkasi denga
tindakan keperawatan meminta bantuan dengan orang lain dalam
selama 1x 24 jam di gerakan bila perlu mencegah keadaaan yang
harapkan anak dan daurat
keluarga dapat saling - Ajarkan klien dan keluarga - Sebagai upaya menjaga
memahami komunikasi pengguanaan metode dan mempermudah
yang di lakukan dengan alternative saat komunikasi antara pasien
anak dengan criteria berkomunikasi dan orang lain dan
hasil lingkungan
- Keluarga dapat
mengetahui apa - Jelaskan kepada orang tua - Sebagai media dan taktik
yang di inginkan mengenai pentinggnya alternative dalam
anak menggunkan komunikasi berkomunikasi dengan
visual atau dengan bahasa pasien atau klien
isyarat
1. IMPLEMENTASI
Dx Hari/tanggal Implementasi Respon hasil

1 Rabu - Mencoba berkomunikasi Anak terlihat sedikit memahami


02-12-2015 menggunakan bahasa yang apa yang di sampaikan perawat
08:00 sederhana dan umum dalam
berkomunikasi sehari-hari
Anak sudah mulai bisa
- Menggunakan diverifikasi bahasa mengucapkan kata meskipun
09:15
sesuai dengan tingkat kematangan dengan artikulasi yang kurang
dan pengetahuan anak. jelas
- Melakukan komunikasi secara Anak sudah mampu memahami
10:34 komprehensif baik verbal maupun beberapa kata dengan bantuan
non verbal bahas isyarat

- Memberikan lebih banyak kosa Anak mampu mengulang


11:00 kata beberapa kata

- memberikan lebih banyak kosa Anak mampu mengulang beberapa


kata kata
12:05

- Mencoba menggunakan di Anak sudah memahami 2 kosa


13:00 verifikasi bahasa kata.

- Memberikan lebih banyak kosa Anak mampu mengingat 1 kosa


kata kata dengan artikulasi yang jelas
13:45
- 2 Kamis - Mengajarkan klien untuk meminta bantuan - Anak memahami apa yang di
04-12-2015 dengan gerakan bila perlu sampaikan perawat
08:00    
  - Memberikan pendidikan kepada keluarga - Keluarga memamhami apa yang di
12:00 tentang pentingnya berkomunikasi dengan sampaikan perawat
  isyarat  
     
  - Mengajarkan klien dan keluarga - Keluarga memahami apa yang di
  menggunakan metode alternative saat sampaikan oleh perawat sehingga klien
12:35 berkomunikasi dan keluarga klien memilih sarana
 
  handphone sebagai alternative
 
  berkomunikasi.
 
   
- Menjelaskan kepada keluarga klien
  - Keluarga klien dapat mengerti 2 kosa
pentinggnya berbahasa isyarat dalam
  kata dalam menggunakan bahasa
berkomunikasi dengan anak
13:25 isyarat.
EVALUASI
Hari/ Tanggal DX Evaluasi Paraf
1 Rabu 1 S: _
Perawat
03-12-2015 O:
- Anak sedikit memahami beberapa kata dengan
bantuan isyarat
- Anak sudah mampu mengulang beberapa kata ,
mengucapkan dan memahami 2 kosa kata
- Anak sudah memahami 2 kosa kata
A : maslah teratasi sebagian
P: intervensi di lanjutkan
- Memberikan lebih banyak kosa kata
- Melakukan komprehensif baik verbal maupun non
verbal
- Menggunakan bahasa sederhan dalam
komunikasi sehari- hari
2 Kamis  2 S :_  
04-12-2015 O:  
- anak memahami apa yang di sampaikan  
perawat meskipun dengan beberapa bantuan  
bahasa isyrat Perawat
- keluarga klien memahami apa yang di
sampaikan perawat tentang pemntingnya
mempelajari bahasa non verbal
- keluarga klien dapat mengerti 1-2 kosa kata
dalam terjemahan isyarat
A:masalah teratasi sebagian
P: intervensi di lanjutkan
- ajarkan keluarga berbahasa isyarat
- mencari alternative –alternative lain dalam
berkomunikasi
TERIMA KASIH…

Anda mungkin juga menyukai