Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KELOMPOK 2

PSIKOLOGI PENDIDIKAN ISLAM

PEMBELAJARAN TUNTAS (MASTERY LEARNING)


LOKAL : E SEMESTER 2 S2
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Zuriatul Khairi, M.Ag.
Dr. Yulita Kurniawati Asra, M.Psi. Psikolog.
DI SUSUN OLEH :
GUSTAMI
HERI SUPRAPTO
AGUS SHOLICHIN
RAUF NURSALIM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU


TAHUN 2022
A. Pengertian Mastery Learning

Mastery Learning atau belajar tuntas adalah sebuah pendekatan sistem pengajaran
yang mempersyaratkan siswa menguasai secara tuntas setiap unit bahan pelajaran
baik secara perseorangan maupun kelompok, dibuktikan dengan ketuntasan hasil
belajar siswa dengan menggunakan berbagai macam metode-metode yang
diterapkan.Model Pembelajaran Mastery LearningMastery learning
dikembangkan oleh John B. Caroll (1963) dan Benjamin Bloom (1971).
Keduanya mengembangkan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan
semua siswa dapat mencapai sejumlah tujuan pendidikan. Model ini menguraikan
faktor-faktor pokok yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa, seperti bakat
dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suatu tingkat pencapaian.Model
belajar tuntas atau mastery learning terdiri atas lima tahap, yaitu orientasi
(orientation), penyajian (presentation), latihan terstruktur (structured practice),
latihan terbimbing (guided practice) dan latihan mandiri (independent practice).
Tujuan proses belajar mengajar secara ideal adalah agar bahan yang dipelajari
dikuasai sepenuhnya oleh peserta didik. Ini disebut mastery learning atau belajar
tuntas, artinya penguasaan penuh (Nasution, 2011).
Berikut definisi dan pengertian mastery learning dari beberapa sumber buku:Menurut
Majid (2013), mastery learning merupakan pendekatan dalam pembelajaran yang
mempersyaratkan siswa menguasai secara tuntas seluruh standar kompetensi maupun
kompetensi dasar mata pelajaran. Menurut Usman (1993), mastery learning adalah
pencapaian taraf penguasaan minimal yang ditetapkan untuk setiap unit bahan
pelajaran baik secara perseorangan maupun kelompok, dengan kata lain apa yang
dipelajari siswa dapat dikuasai sepenuhnya. Menurut Jones dan Laura (2003), mastery
learning adalah pendekatan dalam pembelajaran yang mensyaratkan siswa menguasai
secara tuntas seluruh standar kompetensi maupun kompetensi dasar mata pelajaran.
B. Penerapan Dalam proses belajar
Langkah-Langkah Mastery Learning Menurut Wena (2011), langkah-langkah model
pembelajaran tuntas atau mastery learning adalah sebagai berikut:
1.Orientasi
Pada tahap orientasi ini dilakukan penetapan suatu kerangka isi pembelajaran. Selama tahap ini
guru menjelaskan tujuan pembelajaran, tugas-tugas yang akan dikerjakan dan mengembangkan
tanggung jawab siswa. Langkah-langkah penting yang harus dilakukan pada tahap ini yaitu (1)
guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan syarat-syarat kelulusan, (2) menjelaskan materi
pembelajaran serta kaitannya dengan pembelajaran terdahulu serta pengalaman sehari-hari siswa,
dan (3) guru mendiskusikan langkah-langkah pembelajaran seperti berbagai komponen-komponen
isi pembelajaran dan tanggung jawab siswa yang diharapkan selama proses pembelajaran.
2. Penyajian
Dalam tahap ini guru menjelaskan konsep-konsep atau keterampilan baru disertai dengan contoh-
contoh. Penggunaan media pembelajaran, baik visual maupun audio visual sangat disarankan
dalam penyajian materi pembelajaran. Dalam tahap ini perlu dilakukan evaluasi seberapa jauh
siswa telah paham dengan materi yang diajarkan. Dengan demikian, siswa tidak akan mengalami
kesulitan pada tahap latihan berikutnya.
3. Latihan Terstruktur
Dalam tahap ini guru memberikan siswa contoh praktik penyelesaian masalah,
berupa langkah-langkah penting secara bertahap. Dalam tahap ini siswa perlu diberi
beberapa pertanyaan, kemudian guru memberikan balikan atas jawaban siswa.
4. Latihan Terbimbing
Pada tahap ini guru memberikan kesempatan pada siswa untuk latihan
menyelesaikan suatu permasalahan, tetapi masih di bawah bimbingan. Melalui
kegiatan terbimbing ini memungkinkan guru untuk menilai kemampuan siswa
dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dan melihat kesalahan-
kesalahannya.
5. Latihan Mandiri
Tahap latihan mandiri merupakan inti dari strategi ini. Latihan mandiri dilakukan
apabila siswa telah mencapai skor unjuk kerja antara 85%-90% dalam tahap latihan
terbimbing. Peran guru dalam tahap ini adalah menilai hasil kerja siswa setelah
selesai.
Keunggulan Mastery Learning :
Materi pelajaran sangat relevan dengan kurikulum (GBPP) setiap mata pelajaran
karena kurikulum / GBPP merupakan pedoman pokok dalam pembelajaran.Siswa
dapat belajar secara lebih leluasa sebab mereka memiliki waktu belajar yang cukup
sesuai dengan kebutuhan masing-masing.Memotivasi guru untuk bekerja lebih aktif
dan kreatif sehingga proses belajar mengajar terasa lebih efektif dalam mencapai
tujuan pembelajaran.Strategi belajar tuntas mampu memadukan berbagai pendekatan
belajar, yaitu pendekatan kelas, kelompok, dan individual.
Jika pengajaran dilaksanakan secara sistematis, siswa yang mengalami kesulitan
belajar dibantu, terdapat waktu belajar yang cukup, dan terdapat kriteria yang jelesa
mengenai batas penguasaan suatu materi pelajaran, maka seluruh siswa akan dapat
mencapai kemampuan belajar yang sangat tinggi.Strategi belajar tuntas merupakan
strategi belajar yang sangat efektif sebab mampu membantu seluruh siswa untuk
mencapai pengusaan materi pelajaran secara tuntas.Terdapatnya umpan balik dan
perbaikan belajar memungkinkan motivasi belajar siswa menjadi semakin tinggi
karena siswa terus dipacu untuk selalu memperbaiki kesalahan belajarnya.
Kelemahan Mastery Learning :
Karena melibatkan banyak orang dan berbagai kegiatan, strategi belajar tuntas menuntut peningkatan
kemampuan guru secara maksimal. Untuk itu, guru harus berkonsentrasi penuh sehingga dapat
mengganggu pada kegiatan lainnya. Bahkan, mungkin kegiatan di luar proses belajar mengajar menjadi
terbengkalai.Strategi ini sangat menyita waktu bagi guru sebab guru harus selalu mengecek penyusunan
program belajar, baik satuan pelajaran maupun program caturwulan.
Prinsip perbedaan waktu, umpan balik, dan perbaikan dalam belajar tuntas ternyata sangat
membutuhkan dana dan fasilitas yang cukup besar sehingga kebanyakan sekolah tidak mampu
memenuhinya karena keterbatasan dana dan kemampuan.Adanya upaya bantuan atau bimbingan dari
guru dan teman sebaya menyebabkan siswa menjadi tidak kompetitif dalam belajar. Siswa yang lambat
belajar cenderung menunggu bantuan dari pihak lain daripada berusaha sendiri.Siswa yang cepat belajar
cenderung merasa tidak dihargai kemampuannya karena padaakhirnya siswa yang lambat belajar pun
akan memiliki kemampuan yang sama. Hal ini mendorong siswa yang cepat belajarnya menjadi enggan
untuk membantu temannya yang lambat belajar itu.Siswa yang terus-menerus memperoleh bantuan atau
bimbingan karena lambat belajar, kemungkinan akan merasa rendah diri.
Hal ini berakibat hilanya kepercayaan diri siswa tersebut.Perilaku belajar mengajar yang selalu aktif
dan persuasif sangat menuntut konsentrasi, baik dariguru maupun siswa. Hal semacam ini lama
kelamaan akan menimbulkan perasaan jenuh. Jika hal itu terjadi, suasana belajar akan sulit untuk
dibangkitkan kembali.
PRINSIP-PRINSIP PEMBELALARAN TUNTAS

1. Kompetensi yang harus dicapai peserta didik dirumuskan dengan


urutan yang hirarkis,
2. Penilaian acuan patokan, dan setiap kompetensi harus diberikan
feedback,
3. Pemberian pembelajaran remedial serta bimbingan yang diperlukan,
4. Pemberian program pengayaan bagi peserta didik yang mencapai
ketuntasan belajar lebih awal.
(Gentile & Lalley: 2003)
Mengapa harus pembelajaran tuntas?

Proses pendidikan dalam sistem persekolahan kita, selama ini


umumnya belum menerapkan pembelajaran sampai peserta
didik menguasai materi pembelajaran secara tuntas.
Akibatnya, tidak aneh bila banyak peserta didik yang tidak
menguasai materi pembelajaran meskipun sudah dinyatakan
tamat dari sekolah.
Tidak heran pula kalau mutu pendidikan secara nasional masih
rendah.
Metode Pembelajaran
 Dalam pembelajaran tuntas, metode pembelajaran yang sangat ditekankan
adalah pembelajaran individual, pembelajaran dengan teman atau sejawat (peer
instruction), dan bekerja dalam kelompok kecil. Berbagai jenis metode (multi
metode) pembelajaran harus digunakan untuk kelas atau kelompok.

 Pembelajaran tuntas lebih efektif menggunakan pendekatan tutorial dengan


sesion-sesion kelompok kecil, tutorial orang perorang, pembelajaran
terprogram, buku-buku kerja, permainan dan pembelajaran berbasis komputer
(Kindsvatter, 1996)
Peran Guru Pada Pembelajaran Tuntas

1. Menjabarkan KD (Kompetensi Dasar) ke dalam satuan-satuan (unit-unit) yang


lebih kecil dengan memperhatikan pengetahuan prasyarat.
2. Menata indikator berdasarkan cakupan serta urutan unit.
3. Menyajikan materi dengan metode dan media yang sesuai.
4. Memonitor seluruh pekerjaan peserta didik.
5. Menilai perkembangan peserta didik dalam pencapaian kompetensi (kognitif,
psikomotor, dan afektif).
6. Menggunakan teknik diagnostik.
7. Menyediakan sejumlah alternatif strategi pembelajaran bagi peserta didik yang
mengalami kesulitan.
 Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai