Anda di halaman 1dari 34

Pendahuluan

 Hubungan antara faktor sosial budaya


dan pelayanan kesehatan pada lansia
penting untuk di pelajari tenaga
kesehatan.
 Bila suatu informasi kesehatan yang
baru akan di perkenalkan kepada
masyarakat haruslah di barengi dengan
mengetahui terlebih dahulu tentang latar
belakang sosial budaya yang dianut di
dalam masyarakat tersebut
Definisi
kebudayaan :
 sikap hidup khas sekelompok individu
yang dipelajari secara turun temurun . 
 tetapi sikap hidup individu ada kalanya
mengundang resiko bagi timbulnya
suatu  penyakit
 Apakah budaya bisa dirubah ……???
Tantangan tenaga kesehatan
1. Mampukah tenaga kesehatan memberikan
penjelasan dan informasi yang rinci tentang
pelayanan kesehatan kepada
masyarakat  ?
2. Seperti apa Cara yang bisa dilakukan
tenaga kesehatan ?
3. Apa Implikasi/ akibat langsung sikap
budaya terhadap lanjut usia unt
kesejahteraan fisik maupun mentalnya ?
Implikasi
 Pada masyarakat  Pada masyarakat
tradisional moderen
Era Globalisasi (pergeseran budaya )

Warga usia lanjut masa sekarang dituntut


untuk mampu hidup dalam dua dunia
yakni :
kebudayaan masa lalu yang
telah membentuk sebagian aspek dari
kepribadian dan kekinian yang menuntut
adaptasi perilaku.
Resiko kegagalan adaptasi lansia
1. Ancaman integritas egonya.
2. Potensial mencetuskan berbagai
masalah kejiwaan.
Permasalahan sosial budaya lansia :

1. Masih banyak Jml lansia yg berada di dalam


garis kemiskinan
2. Melemahnya nilai kekerabatan
3. Masih rendahnya kuantitas tenaga professional 
dlm pelayanan lansia
4. Terbatasnya sarana pelayanan pembinaan
kesejahteraan lansia
5. Belum membudaya dan melembaganya kegiatan
pembinaan kesejahteraan lansia .
Perubahan peran diri pd lansia
Terjadi karena lansia sering dianggap
tidak ada gunanya lagi. Karena mereka
tidak dapat bersaing dengan orang-
orang yang lebih muda dalam berbagai
bidang tertentu dimana kriteria nilai
sangat diperlukan, dan sikap sosial
terhadap mereka tidak menyenangkan.
 Perasaan tidak berguna dan tidak
diperlukan lagi bagi lansia
menumbuhkan perasaan rendah diri dan
kemarahan, yaitu suatu perasaan yang
tidak menunjang proses penyesuaian
sosial seseorang.
 Peran penyesuaian seorang lansia :
1. Peneyesuaian dalam keluarga
2. Penyesuaian ekonomi
3. Penyesuaian sosial masyarakat
 1. Peran dalam Keluarga
 Kehidupan dalam keluarga pada usia
lanjut yang merupakan hal yang paling
serius adalah keharusan untuk
melakukan perubahan peran
 Cth :
pria yang memperoleh kedudukan dan prestise serta
tanggung jawab dalam dunia kerjanya, merasa akan
sulit menghadapi fakta sebagai pembantu istrinya
apabila sudah pensiun.
Peran ini dirasakan akan menghilangkan otoritas dan
kejantanannya.
2. Peran dalam Sosial Ekonomi
 Walaupun mereka sudah
mempersiapkan diri untuk pensiun,
tetapi lansia menghadapi masalah yang
oleh Erikson disebut krisis identitas
(identity crisis
 Cth :
Krisis identitas yang menimpa orang setelah pensiun
adalah sebagai akibat untuk melakukan perubahan
peran yang drastis dari seseorang yang sibuk dan
penuh optimis,
menjadi seorang pengngangur yang tidak menentu
3. Peran dalam sosial masyarakat

 lansia diharapkan untuk mengurangi


peran aktifnya dalam urusan
masyarakat dan sosial Akibat dari
menurunnya kesehatan dan pendapatan
 Cth :
lansia perlu menjadwalkan dan menyusun kembali pola
hidup yang sesuai dengan keadaan saat itu, yang berbeda
dengan masa lalu.
Hal ini sering diartikan sebagai perbaikan dan perubahan
peran yang pernah dilakukan didalam maupun diluar rumah
Hasil penelitian dalam jurnal
Berdasarkan jurnal yang berhubungan
dengan kejadian depresi yang dialami
oleh lansia adalah :

Semakin maladaptif perubahan peran


lansia yang tinggal di panti semakin
tinggi tingkat depresi yang dialami
lansia,
GANGGUAN SOSIAL KULTURAL

 Adalah suatu tindakan melepaskan diri


baik perhatian maupun minatnya
terhadap lingkungan sosial secara
langsung (isolasi diri)
 Yang diakibatkan karena proses menua
(aging) bersifat alami karena penurunan
kondisi fisik, psikologis, maupun sosial
yg saling berinteraksi.
Gejala gg. Sosial kultural
 Akibat regresi :
1. Cara berpikir austistik (mengangap
seperti anak2 bahwa tidak ada batas)
2. Tidak mengendalikan tingkah lakunya
3. Tingkah laku yg kacau (sikap dungu,
mengerikan, waham dan halusinasi)
Lansia Dengan Masalah Sosial Kultural
PENGKAJIAN
 IDENTITAS DIRI
 ORANG TERDEKAT
 KULTURAL
Latar belakang etnis, tingkah laku
mengusahakan kesehatan (sistem rujukan
penyakit), nilai-nilai yang berhubungan
dengan kesehatan dan keperawatan,
faktor-faktor kultural yang dihubungkan
dengan penyakit secara umum dan
respons terhadap rasa sakit, kepercayaan
mengenai perawatan dan pengobatan
 KELUHAN UTAMA
Keluhan biasanya berupa menyediri
(menghindar dari orang lain) komunikasi
kurang atau tidak ada, berdiam diri
dikamar ,menolak interaksi dengan
orang lain, tidak melakukan kegiatan
sehari-hari, dependen
 FAKTOR PREDISPOSISI
Kehilangan, perpisahan,harapan orang
yang tidak realistis, kegagalan /frustasi
berulang, tekanan dari kelompok
sebaya; perubahan struktur sosial.
Terjadi trauma yang tiba tiba misalnya
harus dioperasi, kecelakaan, dicerai
pasangan
 ASPEK BIOLOGIS (TTV)
 ASPEK PSIKOSOSIAL

1. Genogram tiga generasi


2. Konsep diri
 STATUS MENTAL
Kontak mata klien kurang /tidak dapat
mepertahankan kontak mata , kurang
dapat memulai pembicaraan , klien suka
menyendiri dan kurang mampu
berhubungan denga orang lain , Adanya
perasaan keputusasaan dan kurang
berharga dalam hidup.
 KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Personal Hiegiene
2. Kemandirian dalam ADL
3. Klien dapat melakukan program pengobatan dgn benar
 MEKANISME KOPING
Klien apabila mendapat masalah takut atau tidak mau
menceritakan nya pada orang orang lain ( lebih sering
menggunakan koping menarik diri)
 ASPEK MEDIK
Terapi yang diterima klien bisa berupa therapy farmakologi
ECT, Psikomotor,therapy okopasional, TAK, dan rehabilitas.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
 Isolasi sosial : menarik diri
 Gangguan konsep diri: harga diri rendah
 Resiko perubahan sensori persepsi
 Koping individu yang tidak efektif sampai
dengan ketergantungan pada orang lain
 Gangguan komunikasi verbal, kurang
komunikasi verbal.
 Intoleransi aktivitas.
 Resiko tinggi kekerasan.
Intervensi
 Sesuaikan dengan masalah
keperawatan yang muncul pada klien
 KH menjadi indikator keberhasilan dari
intervensi keperawatan
 Bila perlu lakukan kolaborasi dengan tim
medis lain dalam perawatan klien
evaluasi
 Setiap implementasi dari intervensi
keperawatan harus dicatat
perkembangan hasilnya
 Perhatikan respon klien dalam setiap
tindakan evaluasi
 Bila perlu modifikasi intervensi yang
sesuai dengan masalah yang setiap
waktu akan muncul selama proses
Asuhan keperawatan klien.
Diskusi
1. Sebutkan upaya yg bisa anda lakukan
dalam upaya penyesuaikan diri /
adapatasi perilaku terhadap tekanan
yang dialami lansia ?
2. Apa yang anda sarankan kepada warga
lansia, untuk menjaga kesejahteraan
lansia dalam menikmati hari tua?
Cth soal
 Tn “A” usia 60 tahun pensiunan TNI yang berpangkat
kapten, dia tinggal bersama istri yang masih aktif sebagai
Guru SMA . Anak pertama sudah bekerja dan tinggal diluar
kota.sedangkan anak kedua masih kuliah di STIKES.
Semua kegiatan baru setelah pensiun menjadi stressor bagi
dirinya. Terutama menggantikan tugas istri untuk mengurus
rumah.
 Masalah utama Tn “ A “ diatas adalah ……
a. HDR
b. Frustasi
c. Kemarahan
d. Isolasi sosial
e. Perubahan peran
Tugas individu dikumpulkan
1. Buatlah soal kasus dengan tema terapi
modalitas :
a. TAK kogntif (absen 1-5)
b. TAK senam DM (absen 6-10)
c. TAK senam otot progresif (absen11-15)
d. TAK senam otak ( absen 16-20)
e. TAK orientasi realita (absen 21-25)
2. Buatlah soal kasus dengan tema sosial
kultural pada lansia :
a. Pengaruh masalah sosial budaya pada
lansia (absen 26-29)
b. Perubahan peran diri pada lansia (absen
31-35)
c. Askep  pengkajian (absen 36-40)
d. Askep  diagnosa (absen 41-45)
e. Askep  intervensi ( absen 46-50)

Anda mungkin juga menyukai