Anda di halaman 1dari 21

KARAKTERISTIK

PKN SEBAGAI
PENDIDIKAN
NILAI DAN
DISUSUN OLEH:

MORAL
1. ANDRY RAHARJA (854776286)
2. KENNY SITI FATIMAH (857476326)
3. MITA AGGRAENI (857477983)
2

Modul 2 : Karakteristik PKN sebagai


pendidikan Nilai dan Moral.
1. KB 1 : Pendekatan PKn sebagai
Pendidikan Nilai dan Moral di SD.
2. KB. 2 : Pendekatan Nilai dan Moral
dalam Standar Isi PKn di SD.
3. KB. 3 : Hubungan Interaktif
Pengembangan Pengembangan Nilai dan
Moral dalam PKn di SD.
3

1. KB 1 : Pendekatan PKn sebagai


Pendidikan Nilai dan Moral di SD.
4

Pendidikan Nilai
Herman (1972), mengemukakan suatu prinsip yang mendasar
“… Value is neither thought nor cought, is learned ”.
Yang artinya bahwa substansi nilai tidaklah semata-mata ditangkap dan diajarkan
tetapi lebih jauh, nilai dicerna dalam arti ditangkap, diinternalisasi dan dibekukan
sebagai bagian yang melekat dalam kualitas pribadi seseorang melalui belajar.

Pengertian Pendidikan
Berdasarkan pasal 1 butir 1 UU Sidikan 20/2003
Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
5

Hakikat Moral
Dalam perkembangannya moral diartikan sebagai kebiasaaan dalam bertingkah laku
yang baik. Dalam kehidupan bermasyarakat, pendidikan nilai dan moral sudah
berlangsung didalamnya.

Menurut UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan wahana pedagosis untuk mengembangkan rasa


atau intuisi kebangsaan atau cinta tanah air atau patriotisme serta nilai dan kebijakan
demokratis ( democratic virtues & culture )
6

Kontribusi PKn dalam Pendidikan Nilai


 Nilai keberagaman ( beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME).
 Moral sosial keberagaman ( berakhlak mulia)
 Ketahanan jasmani dan rohani (sehat)
 Kebenaran dan kejujuran akademis (berilmu)
 Terampil dan cermat (cakap)
 Kebaruan (kreatif)
 Ketekunan dan percaya diri (mandiri)
 Kebangsaan, demokrasi dan patriotism ( Warga Negara yang demokratis dan
bertanggung jawab ).
7

Untuk Apa PKn diberikan sebagai Pendidikan


Nilai dan Moral?
 Pendidikan nilai memiliki dimensi pedagogis praktis yang jauh lebih
kompleks daripada dimensi teoretisnya, karena terkait dengan konteks sosial-
kultural dimana pendidikan nilai itu dilaksanakan.
 Menurut Lickona (1992), dalam masyarakat barat terdapat persoalan moral
yang dirasakan perlu mendapat perhatian pendidikan moral
 Dari hasil berbagai survey bahwa dalam masyarakat barat, yang secara
ekonomi termasuk masyarakat modern berbasis industry terdapat beberapa
masalah prilaku moral.
8

Masalah Perilaku Moral


 Vandalisme dan Kekerasan.
 Mencuri
 Menyontek
 Tidak hormat pada pejabat publik
 Kekejaman terhadap teman seusia.
 Menyerang keyakinan orang lain yang berbeda.
 Berbicara kasar atau tidak pantas.
 Perkosaan dan Pelecehan Seksual.
 Bertambahnya orientasi pada diri sendiri dan menurunnya tanggung jawab
sebagai warga Negara.
 Perilaku merusak diri sendiri.
9

Peranan sekolah sebagai wahana psikopedagogis dan sosiopedagogis yang


berfungsi sebagai pendidik moral menjadi semakin penting, pada saat dimana
hanya sebagian kecil anak yang mendapat pendidikan moral dari orang tuanya dan
peranan lembaga keagamaan semakin kecil.

Muatan pendidikan kewarganegaraan secara substantive dan pedagogis


mempunyai misi mengembangkan peserta didik menjadi manusia yang memiliki
rasa kebangsaan dan rasa cinta tanah air.
2. KB. 2 : Pendekatan Nilai dan Moral
dalam Standar Isi PKn di SD.
11

Muatan isi mata pelajaran PKn memfokuskan pada pembentukan warga


negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan
kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil,
dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
12

Secara umum PKn di SD bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir:

1. Berpikirkritis, rasional, dan kreatif dalam isu kewarganegaraan;


2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti
korupsi;
3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup
dengan bangsa-bangsa lainnya;
4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi.
13

Mata pelajaran PKn untuk Pendidikan dasar dan menengah menurut Permendiknas No. 22 tahun 2006 secara
umum meliputi substansi kurikuler yang di dalamnya mengandung nilai moral sebagai berikut:
1. Persatuan dan Kesatuan Bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan, Cinta Lingkungan, Kebanggan
sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan NKRI, Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap
positif terhadap NKRI, Keterbukaan dan jaminan keadilan.
2. Norma, Hukum, dan Aturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma
yang berlaku di masyarakat, Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, Sistim hokum dan peradilan nasional, Hukum dan peradilan internasional.
3. Hak Asasi Manusia, meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban anggota masyarakat, Instrumen
nasional dan internasional HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.
4. Kebutuhan Warga Negara, meliputi: Hidup Gotong royong, Harga diri sebagai warga masyarakat,
Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan Bersama, prestasi
diri, Persamaan kedudukan warga negara.
14

5. Konstitusi Negara, meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, Konstitusi-konstitusi
yang pernah digunakan di Indonesia, Hubungan dasar Negara dengan konstitusi.
6. Kekuasaan dan Politik, meliputi: Pemerintah desa dan kecamatan, Pemerintah daerah dan otonomi,
Pemerintah pusat, Demokrasi dan sistem politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem
pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi.
7. Pancasila, meliputi: Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar
negara, Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka.
8. Globalisasi, meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri Indonesia di era globalisasi,
Dampak globalisasi, Hubungan Internasional dan Organisasi Internasional, dan mengevaluasi globalisasi.
15
Khusus untuk SD/MI lingkup isi PKn dikemas dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar sebagai
berikut. Jika di analisis secara instrinsik, dalam setiap KD tersebut tersimpul muatan nilai dan moral antara lain
sebagai Berikut:
Contoh:
Kelas I semester 1

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Muatan Nilai dan Moral

1. Menerapkan hidup rukun 1.1. Menjelaskan perbedaan  Kebersamaan


dalam perbedaan jenis kelamin, agama, dan  Kerukunan
suku bangsa.  Keberagaman
1.2. Memberikan contoh hidup  Kekeluargaan
rukun melalui kegiatan di  Kesadaran gender
rumah dan di sekolah.
1.3. Menerapkan hidup rukun
di rumah dan di sekolah
2. Membiasaakan tertib di 2.1. Menjelaskan pentingnya  Ketertiban di rumah
rumah dan di sekolah tata tertib di rumah dan di  Ketertiban di sekolah
sekolah.
2.2. Melaksanakan tata tertib di
rumah dan di sekolah
3. KB. 3 : Hubungan Interaktif Pengembangan
Pengembangan Nilai dan Moral dalam PKn di SD.
.
17

Hubungan interaktif proses pengembangan nilai dan moral Pendidikan di sekolah harus dilihat dalam paradigma
Pendidikan nilai secara konseptual dan operasional. Konsep-konsep “Values education, moral education,
education for virtues”. Sebagai program dan proses Pendidikan yang tujuannya selain mengembangkan sikap,
juga mengembangkan nilai dan sikap.

Setiap individu warga negara seyogianya mengerti dan memiliki komitmen terhadap fondasi moral demokrasi,
yakni menghormati hak orang lain, mematuhi hokum yang berlaku, partisipasi dalam kehidupan masyarakat, dan
peduli terhadap perlunya kabaikan bagi umum.

Pendidikan nilai berdasarkan teori Piaget adalah Pendidikan nilai moral atau nilai etis yang dikembangkan
berdasarkan pendekatan psikologi perkembangan moral kognitif yang menitikberatkan pada pengembangan
prilaku moral yang dilandasi oleh penalaran moral yang dicapai dalam konteks kehidupan masyarakat.
18

Bagaimana nilai moral berkembang dalam diri individu?


Piaget membagi beberapa tahapan dalam dua domain:
1. Tahapan pada domain kesadaran mengenai aturan.
a. Usia 0-2 Tahun: pada usia ini aturan dirasakan sebagai hal yang tidak memaksa
b. Usia 2-8 Tahun: pada usia ini aturan disikapi sebagai hal yang berifat sacral dan diterima tanpa pemikiran
c. Usia 8-12 Tahun: pada usia ini aturan diterima sebagai hasil kesepakatan
2. Tahapan pada domain pelaksanaan aturan.
a. Usia 0-2 Tahun: pada usia ini aturan dilakukan sebagai hal yang hanya bersifat motorik saja
b. Usia 2-8 Tahun: pada usia ini aturan dilakukan sebagai perilaku yang berorientasidiri sendiri
c. Usia 8-12 Tahun: pada usia ini aturan diterima sebagai perwujudan dan kesepakatan.
19
Kohlberg mengajukan postulat atau anggapan dasar bahwa anak membangun cara berpikir melalui pengalaman
termasuk pengertian konsep moral seperti keadilan, hak, persamaan, dan kesejahteraan manuasia.

Dari penelitiannnya Kohlberg merumuskan adanya tiga tingkat (level) yang terdiri dari 6 tahap (stage)
perkembangan moral sebagai berikut:

1. Tingkat I: Prakonvensional (Preconventional).


a.Tahap 1: Orientasi hukuman dan kepatuhan
b.Tahap 2: Orientasi Instumental nisbi
2. Tingkat II: Konvensional (Conventional)
a.Tahap 3: Orientasi kesepakatan timbal balik
b.Tahap 4: Orientasi hukum dan ketertiban
3. Tingkat III: Poskovensional (Postconvensional)
a.Tahap 5: Orientasi kontrak social legalistik
b.Tahap 6: Orientasi prinsip etika universal
20

Kedua teori perkembangan moral ini memiliki visi dan misi yang sama dan sampai dengan saat ini menjadi

landasan dan kerangka berpikir Pendidikan nilai di dunia barat yang dengan jelas menitik beratkan pada

peranan pikiran manusia dalam mengendalikan perilaku moralnya dan mengabaikan pertimbangan bahwa di

dunia ini ada nilai religious yang melandasi kehidupan individu dan masyarakat yang tidak bisa sepenuhnya

didekati secara rasional.


21

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai