Anda di halaman 1dari 4

Pengelolaan Sumber Daya

Air Terpadu
Pengelolaan sumber daya air terpadu merupakan
penanganan integral yang mengarahkan kita dari pengelolaan
air terpadu didefinisikan sebagai suatu proses yang
mempromosikan koordinasi pengembangan dan pengelolaan
air, tanah dan sumber daya terkait dalam rangka tujuan untuk
mengoptimalkan resultan ekonomi dan kesejahteraan sosial
dalam sikap yang cocok/ tepat tanpa mengganggu kestabilan
dari ekosistem – ekosistem penting (GWP, 2001).
Hal – hal substansi yang menyebabkan air
perlu dikelola
• Kondisi kebutuhan pangan dan air (sumberdaya alam)
• Kondisi kebutuhan air dan tanah (sumberdaya alam)
• Batas administrasi wilayah berbeda dengan batas teknis (DAS)
• Perubahan tataguna lahan akan berpengaruh besar terhadap sumber
daya air baik secara kuntitas maupun kualitas
• Tiap tata guna lahan membutuhkan air namun juga akan memberikan
dampak keberadaan air di tata guna yang lain. Perubahan tata guna
lahan memberikan dampak yang besar terhadap keberadaan air di
lahan tersebut
• Recovery kerusakan tata guna lahan dan tata air yang terjadi umumnya
akan sulit mengembalikan sampai sama seperti semula
• Tiap kehidupan dan semua sektor sosial, budaya, ekonomi, serta
lingkungan bergantung air
• Kita tinggal dalam dan dengan siklus hidrologi artinya air secara terus
menerus diisi ulang (renewable source), dipakai, dikembalikan dan dipakai
lagi. Oleh karena itu kita semua bergantung satu sama lain
• Dalam kaitan dengan sumber daya air, kita hampir semuanya tinggal di
hilir. Kita saling bergantung dan saling mempengaruhi
• Infrastruktur keairan : alami dan buatan manusia
• Sistem infrastruktur keairan terkait dan saling bergantung dengan
infrastruktur lainnya
• Tuntutan reformasi : demokrasi,transparansi, akuntabilitas
• Otonomi daerah : munculnya egosentris kedaerahan, bahwa daerah saya
bisa saya eksploitasi sesukanya. Konflik muncul akibat perbedan batas
teknis dan administrasi
• Partisipasi dan pemberdayaan masyarakat
• Globalisasi
• Keterbatasan dana
• Degradasi lingkungan yang parah
• Lemahnya penegakan hukum (perlu law enforcement)
• Krisis kepercayaan
• Krisis kebudayaan

Anda mungkin juga menyukai