Anda di halaman 1dari 5

Pelanggaran HKI

Kasus
DARIESTYA ENDIANO PUTRA
dengan
DREAM THEATER MANAGEMENT
Oleh :
M. Tedy Ega ( 42319019 )
SISTEM INFORMASI
Desain grafis di samping yang
dipakai untuk cover album,
latar belakang dan hiasan
web-pages Dream Theater
sebenarnya adalah desain
grafis ciptaan anak
Indonesia. Desain grafis
tersebut adalah hasil karya
seorang anak sekolah di
Yogyakarta bernama DARIESTYA
ENDIANO PUTRA yang di-upload
di blognya pada website
http://multiply.com.
Doug & Marco M yaitu Dream Theater Management secara tidak
sengaja melihat karya tersebut dan memutuskan mendownload dan
membuat karya desain grafis tersebut menjadi cover terbaru album
Dream Theater, latar belakang dan hiasan web pages Dream Theater
dengan sedikit ubahan dan tambahan gambar semut tanpa seizin Dariestya.
Pada tanggal 15 Juli 2008 Dariestya mendapat berita melalui email
dari Erik Muna alias Petfish yang merupakan Official Graphic Design Dream
Theater yang meyatakan bahwa Desain grafis anda telah dipakai untuk cover
terbaru album Dream Theater, Latar Belakang dan hiasan web pages Dream
Theater.
UPAYA HUKUM
Pada tanggal 16 Juli 2008 Dariestya melakukan peringatan pada
Dream Theater Management melalui e-mail yang berisikan,
bahwa desain grafis tersebut kecuali gambar semut adalah ciptaan Dariestya
dan meminta tanggapan selambat-lambatnya pada tanggal 27 Juli 2008.

Pada tanggal 3 Agustus 2008 Dream Theater Management membalas


email dengan subject Roadruner & Dreamtheatre, yang isi emai-nya seperti ini:
“Kami dari Roadruner & Dreamtheatre, adalah pencipta desain grafis
tersebut, Karena kami telah mendaftarkan hak cipta desain grafis tersebut”

Pada tanggal 4 Agustus 2008 Dariestya memberikan peringatan kedua


dan terakhir kepada Dream Theater Management, tetapi hingga saat ini tidak
ada tanggapan dari pihak Dream Theater Management.
Karena ketidak
mengertian DARIESTYA terhadap pelanggaran tersebut dan upaya apa yang
dapat dilakaukan sehinga pelanggaran tersebut tidak ditindak lanjuti.
TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai