Anda di halaman 1dari 13

Pendahuluan Sebuah video animasi singkat berdurasi 4 menit 13 detik yang beredar di kalangan pengguna internet beberapa waktu

lalu menyadarkan apa yang sebenarnya bisa dicapai dunia animasi di Tanah Air. Animasi itu menampilkan beberapa hal, termasuk adegan bajaj, sepeda motor tua, dan bus kota yang berubah menjadi robot ala film Transformer. Video ini menjadi menarik karena ini animasi ini buatan Indonesia. Pembuatnya adalah studio bernama Lakon Animasi yang, menurut keterangan di grup Facebook-nya, bermarkas di Solo, Jawa Tengah. Animasi dengan judul "Pada Suatu Ketika" itu memang menarik. Detail-detail yang ditampilkannya benar-benar menunjukkan pemandangan khas Indonesia, lebih tepat lagi daerah sekitar Solo dan Jawa Tengah. Mulai dari kincir angin wayang, mangkuk cap ayam yang digunakan untuk menyajikan mi instan rebus, bungkus rokok kretek tanpa filter, hingga kendaraan yang berubah menjadi robot: bajaj, motor usang, dan bus kota dengan stiker Doa Ibu di kaca depan. Soundtrack video ini pun menjanjikan, lagu "Perdamaian" yang dibawakan grup kasidah Nasyida Ria sebagai pembuka. Ditambah efek suara sepanjang klip yang terasa pas di telinga.Memang, animasi ini belum menampilkan sebuah cerita yang utuh. Namun, sebagai sebuah karya animasi yang merupakan perpaduan seni dan teknologi, video ini menunjukkan apa yang bisa sebenarnya bisa dicapai bangsa ini dalam industry kreatif animasi. Bila kita menengok ke belakang, rasanya tak berlebihan bila kita berharap animasi akan menjadi industri kreatif andalan negeri ini. Animasi adalah film yang berasal dari pengolahan gambar tangan
sehingga menjadi gambar yang bergerak. Bentuk animasi tertua diperkirakan wayang kulit. Karena wayang memenuhi semua elemen animasi seperti layar, gambar bergerak, dialog dan ilustrasi musik. Animasi mulai berkembang sekitar abad ke-18 di Amerika. Pada saat itu teknik stop motion animation banyak disenangi. Teknik ini menggunakan serangkaian gambar diam/frame yang dirangkai menjadi satu dan

menimbulkan kesan seolah-olah gambar tersebut bergerak. Harus diakui, teknik ini sangat sulit, membutuhkan waktu, juga biaya yang banyak.Karena untuk menciptakan animasi selama satu dektik, kita membutuhkan sebanyak 12-24 frame gambar diam. Bayangkan jika film animasi itu berdurasi satu jam bahkan lebih. Dalam hal ini, kita bisa menyebut, J. Stuart Blackton adalah orang Amerika pertama yang menjadi pionir dalam menggunakan teknik stop motion animation. Beberapa film yang telah diciptakannya dengan menggunakan teknik ini adalah The Enchanted Drawing (1900) dan Humorous Phases of Funny Faces (1906). Selanjutnya, setelah teknologi komputer berkembang, bermunculan animasi yang dibuat dengan teknologi komputer. Animasi itu macammacam jenisnya. Ada yang 2 dimensi (2D) dan 3 dimensi (3D). Pada animasi 2D, figur animasi dibuat dan diedit di komputer dengan menggunakan 2D bitmap graphics atau 2D vector graphics. Sedangkan 3D lebih kompleks lagi karena menambahkan berbagai efek di dalamnya seperti efek percahayaan, air dan api, dan sebagainya. Tokoh yang dianggap berjasa besar mengembangkan film animasi adalah Walt Disney. Walt Disney banyak menghasilkan karya fenomenali Mickey Mouse, Donald Duck, Pinokio, Putri Salju, dan lainnya. Walt Disney pulalah yang pertama membuat film animasi bersuara. Yakni, film Mickey Mouse yang diputar perdana di Steamboat Willie di Colony Theatre, New York pada 18 November 1928. Walt Disney juga menciptakan animasi berwarna pertama yakni, Flower and Trees yang diproduksi Silly Symphonies di tahun 1932.Film animasi merambah pula ke negara-negara Asia. Jepang misalnya juga telah mengambangkan film animasi sejak tahun 1913 dimana pada waktu itu dilakukan First Experiments in Animation oleh Shimokawa Bokoten, Koichi Junichi, dan Kitayama Seitaro pada tahun 1913. Selanjutnya, animasi di Jepang mengikuti pula perkembangan animasi di Amerika Serikat seperti dalam hal penambahan suara dan warna. Dalam perkembangan selanjutnya, kedua negara ini banyak bersaing dalam pembuatan animasi. Amerika dikenal dengan animasinya yang menggunakan teknologi yang canggih dan kadang simpel. Sedangkan animasi Jepang mempunyai jalan cerita yang menarik. Dari gambaran di atas terlihat bahwa selain kemampuan seni, kehandalan dalam bidang teknologi, khususnya dalam teknologi komputer,

sangat diperlukan untuk mengembangkan animasi, dan mengemasnya dalam sebuah produk yang handal.

Teknologi Animasi; dari 2D ke 3D


Teknologi animasi, sebagai bagian dari teknologi grafis dan computer, kini berkembang sangat pesat. Kemajuan itu paling jelas terlihat bila kita menyaksikan bagaimana film-film kartun untuk televisi dan layar lebar kini dibuat. Animasi semakin banyak dihasilkan melalui grafik komputer 3D visual, walaupun grafik komputer 2D juga masih sering dipakai. Jenis animasi yang banyak dikenal adalah animasi 2D dan 3D visual. Perbedaan animasi 2D dan 3D visual adalah dari sudut pandangnya. Animasi 2D menggunakan koordinat x dan y, sedangkan animasi 3D visual menggunakan koordinat x, y dan z yang memungkinkan kita melihat sudut pandang objek secara lebih nyata. Animasi 2D (2 Dimensi) adalah animasi yang paling akrab dengan keseharian kita. Biasa juga disebut dengan film kartun. Kartun sendiri berasal dari kata Cartoon, yang artinya gambar yang lucu. Memang, film kartun itu kebanyakan film yang lucu. Contohnya banyak sekali, baik yang di TV maupun di Bioskop. Misalnya: Looney Tunes, Pink Panther, Tom and Jerry, Scooby Doo, Doraemon, Mulan, Lion King, Brother Bear, Spirit, dan banyak lagi. Sementara, Animasi 3D (3 Dimensi), sudah memakai teknologi komputer yang lebih maju. Animasi 3D visual adalah pengembangan dari animasi 2D. Dengan animasi 3D, karakter yang diperlihatkan semakin hidup dan nyata, mendekati wujud manusia aslinya. Semenjak Toy Story buatan Disney (Pixar Studio), maka berlomba-lombalah studio film dunia memproduksi film sejenis. Bermunculanlah, Bugs Life, AntZ, Dinosaurs, Final Fantasy, Toy Story 2, Monster Inc., hingga Finding Nemo, The Incredible, Shark Tale. Cars, Valian. Kesemuanya itu biasa juga disebut dengan animasi 3D atau CGI (Computer Generated Imagery).

Teknologi CGI dan Film-film Kreatif


Teknologi CGI (computer generated imagery), adalah kunci menghasilkan film-film luar biasa. Dengan perangkat lunak ini bisa diciptakan gambar 3D lengkap dengan berbagai efek yang dikehendaki. Beberapa software CGI populer antara lain Art of Illusion, Maya, Blender, dan lain-lain. CGI merupakan tehnik penerapan teknologi komputer grafik untuk pembuatan efek kusus (special effect) dalam film. Perangkat lunak (software/program) komputer yang biasanya digunakan dalam penerapan CGI antara lain 3ds Max, Blender, Light Wafe 3D, Maya, dan Autodesk Softimage. Computer-Generated Imagery (CGI; bahasa Indonesia: pencitraan yang dihasilkan komputer) adalah penggunaan grafik komputer (atau lebih tepatnya, grafik komputer 3D) dalam efek spesial. CGI digunakan dalam film, acara televisi dan iklan, dan juga media cetak. Permainan video umumnya menggunakan grafik komputer waktu-nyata (jarang disebut sebagai CGI), namun juga sering menggunakan adegan tengah (cutscene) yang telah dirender dan film-film pembuka yang mirip dengan penggunaan CGI. Ini dinamakan Full Motion Video (FMV). Itulah yang membuat kebut-kebutan di dunia animasi semakin sengit saja. Persaingan itu tidak hanya di era 3D sekarang. Namun, di era animasi 2D dulu pun juga terjadi persaingan secara ketat. Kita ketahui bahwa animasi tidak akan jauh-jauh dari Disney. Animasi pertama kali dihasilkan pada tahun 1901 dan diciptakan oleh seorang lelaki bernama Walter Disney. Ia mendirikan sebuah perusahaan yang kian lama semakin merajai dunia kartun. Perusahaan yang menjadi rajanya animasi, Walt Disney. Sudah ratusan film kartun yang sudah diciptakan oleh perusahaan besar ini. Akibatnya, terbentuk suatu pikiran di masyarakat, jika kita bicara film kartun maka kita bicara Disney. Animasi 2D terus dikonsumsi oleh para animator-animator dunia. Selain Disney, perusahaan lain yang menggunakan animasi 2D adalah Nickelodeon. Nickelodeon menciptakan beberapa film-film kartun, salah satu yang menjadi icon juga adalah SpongeBob Square Pants. Masih banyak perusahaan-perusahaan lain yang mengikuti jejak Walt Disney dalam menciptakan film-film kartun berbasis 2D. Kita ketahui, teknologi selalu berjalan maju ke depan. Teknik animasi berbasis 2D pun mempunyai saingan, yakni teknik animasi dengan basis 3D. Film-film animasi dengan 3D mempunyai keunggulan yang lebih dibandingkan dengan 2D. Teknik modern ini menjadikan film-film animasi kartun lebih real, bernyawa dan lebih hidup tentunya. Dengan bantuan teknologi, film-film kartun

terlihat lebih bernyawa dan nyata. Kita semua pastinya pernah menyaksikan film-film photo realistic animation yang mendorong kita untuk membayangkan bagaimana cara membuatnya. Adegan air laut terbelah dan membentuk gelombang setinggi menara tertinggi di dunia. akibat tumburan meteor sebesar kota New York dan siap menyelimuti kota terbesar di dunia dan merobohkan gedung-gedung pencakar langit dalam film Deep Impact yang begitu realistis membuat kita bertanyatanya bagaimana proses pembuatannya? Begitu juga dengan adegan kota yang tertutup badai salju dalam film The Day After Tomorrow. Ada yang menebak dibuat miniatur kecil yang semirip mungkin dengan aslinya kemudian disiram dengan air sehingga terlihat seperti adegan-adegan spektakuler itu. Adalah teknologi komputer grafis yang membantu berbagai macam hal yang terlalu mahal dan tak mungkin untuk dibuat dalam film, iklan, dan video games menjadi nyata. Teknologi visual effect pada berbagai macam software 3 dimensi dan software-software pendukung lainnya yang membuat kita terhenyak ketika menyaksikan adegan seolah-olah bumi mengalami kiamat. Mungkin anda mulai berpikir apa hubungannya hal-hal semacam itu dengan fotografi? Di negara-negara barat teknologi canggih atau yang kini sering disebut dengan CGI mulai diaplikasikan pada bidang fotografi. Berbagai obyek yang terlalu sulit atau mahal dibuat dengan fotografi diciptakan melalui CGI. CGI adalah sebuah visual-visual baik berbentuk still foto maupun film/ iklan/ interactive element dalam website yang diciptakan dengan software-software komputer grafis. Visual-visual yang dihasilkan melalui proses CGI biasanya mengedepankan unsur photo-realistic atau kemiripan dengan aslinya. (Computer-Generated Imagery). Teknologi CGI ini membuat gambar yang dihasilkan lebih bagus dan terlihat seperti nyata. Glen Taylor, pendiri sekaligus direktur operasional Taylor James, sebuah perusahaan CGI yang berdomisili di Inggris mengatakan bahwa kini kita bisa menjumpai banyak gambar yang dihasilkan dengan CGI, baik sebagian ataupun secara keseluruhan. Mulai dari film animasi, video & computer game, special effects pada film & iklan TV, konten interaktif pada website dan dalam pembuatan sebuah visual fotografi.ketika menggunakan fotografi dalam membuat sebuah visual, maka obyek yang didapatkan adalah apa adanya. Ketika kita menginginkan sedikit perubahan dan penyesuaian maka diperlukan pemotretan ulang. Gley Taylor dari Taylor James (pembuat CGI pertama) memberi contoh sebuah project Motorola yang mereka kerjakan, project tersebut berawal dari hanya image untuk iklan cetak.

Berikut ini adalah film film sukses yang menggunakan teknologi CGI The top ten Characters from live action movie dari majalah UNREALITY
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Dragonheart The Cloverfield Monster - Cloverfield Davy Jones - Pirates of the Carribbean 2 & 3 Transformers Jurassic Park and Sequels Terminator 2: Judgment Day King Kong Lord of the Rings Trilogy

Tentu saja, film Avatar harus kita catat secara khusus. Inilah film yang banyak disebut sebagai penanda dimulai revolusi dalam penggunaan teknologi 3D. James Cameron, sang sutradara, dengan peralatan teknologi grafis yang dia rancang selama bertahun-tahun, menunjukkan apa yang bisa dilakukan teknologi CGI untuk menghasilkan efek visual yang dahsyat. Memang, membuat film sudah menjadi upaya mahal; menggunakan teknologi CGI akan meningkatkan biaya secara keseluruhan. Namun, kalangan perfilman sudah sepakat bahwa CGI mutlak perlu. Hal ini bertujuan untuk menciptakan adegan yang nyata dalam film, baik untuk menggantikan stunt man (orang yang bertugas untuk menggantikan aktor dalam melakukan adegan-adegan berbahaya), maupun untuk menciptakan film yang secara keseluruhan merupakan animasi. Pembuatan animasi tersebut sangat bergantung pada kecanggihan komputer dan seni visual, dan menggabung keduanya dalam ramuan yang tepat. Hasilnya bisa kita lihat dalam film Avatar. Film dengan teknologi CGI ini mengisahkan bangsa Navi yang menghuni satelit Pandora di bawah planet Polyphemus yang masuk tata surya Alpha Centauri. Dengan setting tahun 2154, bangsa Navi yang warna kulitnya biru ini kedatangan bekas personel angkatan laut Amerika, Jake Sully (Sam Worthington), yang menjalani program avatar, sebuah program yang bisa mengubah manusia menjadi Navi. Istilah avatar diambil Cameron dari khazanah agama Hindu, yang berarti inkarnasi. Film berbiaya 280 juta-310 juta dollar AS ini fenomenal karena selain dirilis dalam versi 2D juga dirilis dalam format 3D, RealD 3D, Dolby 3D, dan IMAX 3D. Kerja keras Cameron tak hanya memodifikasi sistem 3D, tetapi juga menciptakan lingkungan Pandora, mulai dari budaya, bahasa, hingga ekologi. Bahasa Navi diciptakan ahli bahasa University of Southern California, Dr Paul Frommer, dengan membuat kosakata 1.000 kata, sekitar 30 kata sumbangan Cameron. Tidak semua tokoh dalam film AVATAR adalah animasi, sebagian tetaplah aktor dan aktris manusia. Mereka digabungkan dengan tokoh-tokoh animasi, sehingga membuat seakan-akan para tokoh animasi tersebut adalah

nyata. Pembuatan tokoh animasi AVATAR menggunakan teknologi CGI dan membutuhkan storage yang besar dan berperforma tinggi dalam proses pengerjaannya. Storage tersebut digunakan untuk memproses render farm yang sangat besar. Selain itu, dibutuhkan 40.000 CPU Core dengan kapasitas RAM hingga 104 terabytes untuk memproses jutaan data yang sangat vital untuk menghasilkan karakter yang sangat nyata. Untuk menciptakan karakter tokohnya, digunakan teknik Motion Capture atau mocap. Mocap adalah teknik digital gerakan benda nyata, biasanya manusia. Aktor mengenakan kostum hitam dengan titik-titik putih, dijahit pada sambungan-sambungan badan (siku, lutut, bahu, dll). Aktor tersebut bergerak atau berakting di depan satu atau lebih kamera. Film mentransfer dari kamera ke komputer yang memiliki program Motion Capture. Program Motion Capture hanya melihat titik atau bola putih, ia tidak menghiraukan yang lainnya. Program menghubungkan titik dengan garis titik, berlaku sebagai sendi dan garis berlaku sebagai tulang. Kini kita telah mendapatkan manusia lidi yang dapat bergerak sesuai dengan gerakan yang dibuat oleh aktor. Manusia lidi inilah yang menjadi kerangka dalam pembuatan animasi selanjutnya. Selain gerakan-gerakan yang kompleks untuk animasi, film ini juga memberikan perubahan emosi di wajah tokoh animasi yang sangat persis dengan perubahan aktornya. Tidak seperti metode sebelumnya yang menangkap dot yang ada di muka manusia untuk membuat perubahan emosi yang direkontruksi secara digital, namun kini setiap frame akan dianalisa untuk detail wajah seperti pori-pori dan keriput untuk membantu membuat pergerakan gambar via computer. Dan salah satu film berteknologi CGI paling kontroversial adalah 300 adalah film Amerika Serikat 2007 tindakan diadaptasi dari novel grafis dengan judul yang sama oleh Frank Miller, fiksi menceritakan kembali Pertempuran Thermopylae. Film ini disutradarai oleh Zack Snyder, sedangkan Miller menjabat sebagai produser eksekutif dan konsultan. Ini sebagian besar difilmkan dengan pengenaan kroma superteknik kunci, untuk membantu meniru gambaran dari buku komik asli. King Leonidas (Gerard Butler) memimpin 300 Spartan berperang Persia "Allah-Raja" Xerxes (Rodrigo Santoro) dan tentara-Nya lebih dari satu juta tentara. Sebagai merebak pertempuran, Ratu Gorgo (Lena Headey) mencoba untuk mengumpulkan dukungan di Sparta untuk suaminya. Cerita ini dibingkai oleh narasi-suara alih oleh Dilios prajurit Spartan (David Wenham). Melalui teknik narasi, berbagai makhluk fantastis diperkenalkan, menempatkan 300 dalam genre fantasi historis. 300 adalah judul film adaptasi sebuah novel grafis 300 karangan Frank Miller yang mengisahkan Perang Thermopylae pada tahun 480 SM. Berkisah tentang Raja Sparta Leonidas beserta 300 prajuritnya yang berjuang melawan Raja Persia Xerxes dengan sejuta prajuritnya. Pengorbanan Leonidas dan prajuritnya ini menginsipirasi Yunani untuk bersatu melawan penjajahan Persia. Di Sparta, Ratu Gorgo berkampanye untuk menggalang dukungan buat suaminya. Mengetahui kisah yang diangkat, tentu saja, kita bisa membayangkan bagaimana ia akan dituangkan secara visual sebagai sebuah film dengan

bantuan teknologi CGI. Dan hasilnya memang luar biasa, yang sangat sulit membayangkan bila kisah itu sekadar dihasilkan lewat pembuatan film dengan cara yang konvesional.

Prospek Animasi di Indonesia


Mengamati apa yang terjadi dalam industri game dan animasi di Indonesia saat ini, kita boleh berharap adanya masa depan yang cerah. Paling tidak, itu terlihat dari konsumsi game dan animasi yang tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri saja. Talenta animator serta game development lokal pun mulai melangkah ke dunia internasional. Bila pada pertengahan 90-an, industri game dan animasi masih didominasi oleh Jakarta, maka saat ini kita mulai menyaksikan Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Malang serta Semarang menjadi kota penghasil game dan animasi yang mulai produktif. Yang lebih memberi harapan adalah keberagaman bentuk dan karakter game dan animasi yang dihasilkan kota-kota tersebut. Di Bandung, misalnya, karakter game dan animasinya cenderung minimalis dan menonjolkan sisi urban. Berbeda dengan Yogyakarta yang lebih menonjolkan karakter Indonesia. Bila game di Bandung biasanya tidak jauh dari masalah busana dan fashion, dan cenderung minimalis , maka Yogyakarta cenderung muncul dengan cerita-cerita rakyat. Game-game Yogya tak jarang muncul dengan para Punokawannya. Sedangkan Surabaya dianggap lebih sering muncul dengan karakter animasinya yang cenderung teknis. Sedangkan untuk Semarang, karakter game dan animasinya tidak jauh berbeda dengan Yogyakarta. Industri animasi Indonesia juga sudah banyak melayani pesanan internasional. Indonesia termasuk salah satu tempat produksi industri film

animasi Jepang dan Amerika Serikat. Data Ainaki (Asosiasi Industri Animasi dan Konten Indonesia) mencatat nama-nama studio animasi Indonesia, di antaranya adalah: Frozzty Entertainment,Dreamlight Animation, Tunas Pakar Integraha, Castle Production,CAM Solution,DreamTOoN, Mirage, Pustaka Lebah, Jogjakartun, Mrico, Animad Studio, Jelly Fish, Bulakartun, Griya Studio, Bening Studio, Studio Kasatmata, ADBstudio Asiana Wang Animation, Bintang Jenaka Cartoon Film, Red Rocket, Infinite Frameworks Studios Batam, Animotion Academy, Sianima Animation dan lain-lain. Di antara nama-nama itu kini sudah ada yang tutup setelah mengeluarkan karya perdana mereka. Tetapi setidaknya tahun lalu masih sempat muncul serial animasi televisi, Sega Nusantara karya Mahaka Visual Indonesia yang diganjar ABU CASBAA Unicef Child Right Award.Sebelumnya juga muncul film animasi tiga dimensi layar lebar Homeland hasil kerjasama Visi Anak Bangsa dan Studio Kasatmata. Lalu

gelar art director terbaik festifal film animasi Korea Selatan untuk film Cindelaras karya Bening Studio. Seperti yang dicatat Presdir Digital Studio Andi S. Bediman, Masalah utama dari industri animasi kita adalah distribusi. Dengan kata lain industri animasi kita belum sepenuhnya mendapat komitmen penuh dari pebisnis lokal seperti televisi dan layar lebar. Selain itu, pelaku industri film lokal kurang memiliki kemampuan membaca peluang pemasaran. Satu contoh harga serial animasi legendaris Doraemon, dengan durasi 24 menit dihargai US$1.000 per episode. Maka bisa hitung berapa uang yang diterima produsen film tersebut sejak film ini diputar di RCTI sejak tahun 1990. Hal senada diungkapkan desainer grafis dan animator senior, Tutu alias AG Airlangga yang bercermin pada kurang berhasilnya film animasikonvensional Janus: Prajurit Terakhir yang disutradarai Chandra S Endroputro. Saat itu, para jagoan animasi kita gagal memenuhi tenggat waktu dari jaringan bioskop Studio 21. Akibatnya Janus diputar harus bersamaan dengan Finding Nemo. Tahu sendiri bagaimana. Finding Nemo adalah film animasi buatan Pixar yang berkisah tentang ikan badut. Film berbiaya produksi US$40 juta ini adalah animasi paling rumit yang dikerjakan anak usaha Apple Inc. Dari seluruh dunia, Nemo berhasil meraup pendapatan hingga US$865 juta. Selain itu, penyandang dana di dalam negeri masih seringkali ngeri melihat dana produksi film animasi yang super mahal dibanding dana untuk membuat film dengan bintang manusia. Pada sisi lain, ganasnya pembajakan peranti lunak di dalam negeri sebetulnya mmberi keuntungan dibanding kawan-kawan mereka di luar negeri. Boleh disebut keuntungan sekaligus kerugian. Sebenarnya, dibandingkan Jakarta, industri animasi justru berkembang di daerah. Sebut saja PT Marsha Juwita dan PT Atelier Karo di Bali yang sejak lama mengerjakan gambar antara (in between) dan gambar latar (back ground) film Doraemon dan Candy-Candy. Meski di Jakarta ada banyak studio mapan seperti Bintang Jenaka Cartoon Film, Asiana Wang Animation hingga Mahaka Visual Indonesia. Namun gebrakan animasi nasional justru lagi-lagi dimulai di daerah. Misalnya, Red Rocket Animation, Bandung, yang memproduksi serial film fabel Cerita Aku dan Kau hasil kerjasama dengan PT Nestle Indonesia. Selain film animasi, mereka juga memproduksi banyak iklan animasi hingga filler pergantian acara di Trans TV, Metro TV dan Seputar Indonesia RCTI.

Selain Red Rockets, ada unit animasi Manajemen Qolbu (MQ) TV pimpinan Dudung Abdul Gani. Perusahaan yang berdiri tiga tahun lalu itu telah menghasilkan film animasi Jang MQ dan Rai Raka. Film kartun anak Islami ini selain tayang di MQTV juga muncul TV7 selama masa Ramadhan, saat itu. Sayang meski diakui banyak pihak produk animasi lokal mengagumkan, nasib produksi animasi Indonesia umumnya belum menggembirakan.

Kesimpulan
Animasi adalah perpaduan antara teknologi dan seni. Negeri ini sangat dikenal sebagai sumber talenta seni yang kaya. Sementara teknologi animasi selalu melibatkan teknologi yang sangat maju (komputer), yang lebih membutuhkan modal besar untuk menguasainya. Sebab itu, jelas terlihat bahwa peran permodalan yang kuat bagi pengembangan industri animasi merupakan langkah yang harus dilakukan. Industri animasi lokal harus diberi kesempatan untuk mengembangkan usahanya sendiri, dan bukan sekadar pembuat produk industri animasi internasional yang ketika merilis produknya sama sekali tak mencantumkan pembuatnya. Kebiasaan untuk membayar lebih mahal pada perusahaan luar negeri dibanding ke perusahaan lokal. Harus dikurangi. Harus diakui, industry animasi, saat ini seperti ayam yang tak berinduk. Sebab, sejak awal tidak ada instansi yang menaungi sekalipun pemerintah tahu nilai ekonomi di dalamnya cukup tinggi. Bandingkan perlakuan pemerintah China dan India yang mewajibkan agar perbankan memberi pinjaman tanpa agunan dan bebas bunga pada perusahaan animasi.

Read more: http://argakencana.blogspot.com/2010/05/sejarah-filmanimasi.html#ixzz1j2xQmLH7

@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@ ANIMASI

Animasi, atau lebih akrab disebut dengan film animasi, adalah film yang merupakan hasil dari pengolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar yang bergerak. Pada awal penemuannya, film animasi dibuat dari berlembar-lembar kertas gambar yang kemudian di-"putar" sehingga muncul efek gambar bergerak. Dengan bantuan komputer dan grafika komputer, pembuatan film animasi menjadi sangat mudah dan cepat. Bahkan akhir-akhir ini lebih banyak bermunculan film animasi 3 dimensi daripada film animasi 2 dimensi. Wayang kulit merupakan salah satu bentuk animasi tertua di dunia. Bahkan ketika teknologi elektronik dan komputer belum diketemukan, pertunjukan wayang kulit telah memenuhi semua elemen animasi seperti layar, gambar bergerak, dialog dan ilustrasi musik.

Proses pembuatan animasi


Ada dua proses pembuatan film animasi, diantaranya adalah secara konvensional dan digital. Proses secara konvensional sangat membutuhkan dana yang cukup mahal, sedangkan proses pembuatan digital cukup ringan. Sedangkan untuk hal perbaikan, proses digital lebih cepat dibandingkan dengan proses konvensional. Tom Cardon seorang animator yang pernah menangani animasi Hercules mengakui komputer cukup berperan. "Perbaikan secara konvensional untuk 1 kali revisi memakan waktu 2 hari sedangkan secara digital hanya memakan waktu berkisar antara 30-45 menit."[1] Dalam pengisian suara sebuah film dapat dilakukan sebelum atau sesudah filmnya selesai. Kebanyakan dubbing dilakukan saat film masih dalam proses, tetapi kadang-kadang seperti dalam animasi Jepang, sulih suara justru dilakukan setelah filmnya selesai dibuat. [sunting]

2Dimensi
[sunting]

Celluloid (konvensional)
Teknik Celluloid (kadang-kadang disebut menjadi cell) ini merupakan

teknik mendasar dalam pembuatan film animasi klasik. Setelah gambar mejadi sebuah rangkaian gerakan maka gambar tersebut akan ditransfer keatas lembaran transparan (plastik) yang tembus pandang/ sel (cell) dan diwarnai oleh Ink and Paint Departement. Setelah selesai film tersebut akan direkam dengan kamera khusus, yaitu multiplane camera di dalam ruangan yang serba hitam. Objek utama yang mengeksploitir gerak dibuat terpisah dengan latar belakang dan depan yang statis. Dengan demikian, latar belakang (background) dan latar depan (foreground) dibuat hanya sekali saja. Cara ini dapat menyiasati pembuatan gambar yang terlalu banyak.

Pra-produksi: 0 Konsep, 1 Skenario, 2 Pembentukan karakter, 3 Storyboard, 4 Dubbing awal, 5 Musik dan sound FX Produksi: 0 Lay out (Tata letak), 1 Key motion (Gerakan kunci/ inti), 2 In Between (Gambar yang menghubungkan antara gambar inti ke gambar inti yang lain) 3 Clean Up (Membersihkan gambar dengan menjiplak) 4 Background (Gambar latar belakang), 5 Celluloid (Ditransfer keatas plastik transparan) 6 Coloring (Mewarnai dengan tinta dan cat). Post-produksi: 0 Composite, 1 Camera Shooting (Gambar akan diambil dengan kamera, dengan mengambil frame demi frame), 2 Editing, 3 Rendering, 4 Pemindahan film kedalam roll film. [sunting]

Komputer
Setelah perkembangan teknologi komputer di era 80-an, proses pembuatan animasi 2 dimensi menjadi lebih mudah. Yang sangat nyata

dirasakan adalah kemudahan dalam proses pembuatan animasi. Untuk penggarapan animasi sederhana, mulai dari perancangan model hingga pengisian suara/dubbing dapat dilakukan dengan mempergunakan satu personal komputer. Setiap kesalahan dapat dikoreksi dengan cepat dan dapat dengan cepat pula diadakan perubahan. Sementara dengan teknik konvensional, setiap detail kesalahan kadang-kadang harus diulang kembali dari awal. Proses pembuatan animasi 2Dimensi digital terdiri dari:

Pra-produksi: Konsep, Skenario, Pembentukan karakter, Storyboard, Dubbing awal, Musik dan sound FX Produksi: Lay out (Tata letak), Key motion (Gerakan kunci/ inti), In Between (Gambar yang menghubungkan antara gambar inti ke gambar inti yang lain) Background (Gambar latar belakang), Scanning Coloring. Post-produksi: Composite, Editing, Rendering, Pemindahan film kedalam berbagai media berupa VCD, DVD, VHS dan lainnya.

3Dimensi
Tiga Dimensi, biasanya digunakan dalam penanganan grafis. 3D secara umum merujuk pada kemampuan dari sebuah video card (link). Saat ini video card menggunakan variasi dari instruksi-instruksi yang ditanamkan dalam video card itu sendiri (bukan berasal dari software) untuk mencapai hasil grafik yang lebih realistis dalam memainkan game komputer.[2] [sunting] ]

Anda mungkin juga menyukai