Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL

TEACHING FACTORY (TEFA)


TAHUN 2021

“Yayasan Pelita Ilmu Sanggabuana”


SMK IPTEK SANGGABUANA
Jl. Raya Pangkalan Loji Desa Cintaasih Kecamatan Pangkalan Kabupaten Karawang 41362
Telp. 081311469449 e_mail : smkipteksanggabuanapangkalangmail.com
SURAT PENGANTAR
Nomor : 421.5/070/SMK.IPTEK.SB/IX/2021

Yth. Kepala Subdit Sarana Prasarana


Direktorat Pembinaan SMK-Direktorat Pendidikan Menengah
Di
Komplek Kemdiknas Senayan Gedung E. Lt. 12
Jl. Jenderal Sudirman Telp./Fax. 021 5725473 - 5725477

Nomor Uraian Jumlah Keterangan


1. Proposal TEFA 1 Berkas

Karawang, Desember 2021


Kepala Sekolah,

Obay Sobari, S.Pd.,M.Pd


Nomor : 421.5/071/SMK.IPTEK.SB/IX/2021
Lampiran : 1 (satu) berkas
Hal : Permohonan Bantuan Teaching Factory

Kepada
Direktur Pembinaan SMK Subdit Kurikulum
Gedung E Lt. 12 Komplek Kemdikbud
Jl. Sudirman – Senayan Jakarta
Bandung

Bismilahirrahmanirrahim.

Ditengah –tengah kesulitan kebermintaan siswa pada program keahlian Teknik


Kendaraan Ringan Otomotif, kami segenap civitas akademik SMK IPTEK
SANGGABUANA sangat bersyukur dan merasa bahagia Ditjen-PSMK telah menerbitkan
kebijakan bantuan pendanaan Teaching Factory yang akan bermanfaat bagi siswa
yang meliputi :
a. Terbentuknya Naturalisasi Skill (Percaya diri bisa bekerja di DU-DI)
b. Siswa akan terinspirasi meningkatkan pengalaman belajar (di-PT) dan berani
menjadi pengusaha

Melalui proposal yang kami ajukan untuk mendapatkan kepercayaan pemanfaatan


bantuan pengembangan Teaching Factory di Sekolah kami dan sebagai bahan
pertimbangan, bersama ini kami lampirkan :

1. Profil Sekolah
2. Kebijakan Tata Kelola TEFa
3. Rekap Matrik pencapaian pengembangan TEFa
4. Laporan Pencapaian Pendampingan

Demikian permohonan ini kami sampaikan, atas perhatianya kami sampaikan terima
kasih.

Karawang, Desember 2021


Kepala Sekolah,

Obay Sobari, S.Pd.,M.Pd


IDENTITAS SEKOLAH

1. Nama Sekolah : SMK IPTEK SANGGABUANA Pangkalan


2. NSS / NPSN : 402022108001 / 20265214
3. Ijin Opersional : 421.3/Kep.346 Huk 2010
4. Nama Kepala Sekolah : Obay Sobari, S.Pd., M.Pd.
5. NIP / NUPTK : ---- / 6142764666130213
6. No. Telp. / HP : 0896-9189-5549 / 0813-1146-9449
7. No. SK Pengangkatan : 02/SK/YPI/KRW/III/2018
8. No. SK Penugasan : 02/SK/YPI/KRW/III/2018/SMK IPTEK SANGGABUANA
9. No. Izin Memimpin : 82.2/252/Cadisdik. Wil. IV/2019
10. Alamat Sekolah : Jl. Raya Pangkalan – Loji
a) Desa : Cintaasih
b) Kecamatan : Pangkalan
c) Kabupaten : Karawang
d) Kode Pos : 41362
e) Email Sekolah : smk.iptek.sanggabuana@gmail.com
11. Status Bangunan
a) Luas Tanah : 10.000 m2
b) Nama Yayasan : Yayasan Pelita Ilmu Karawang
c) SK. Menkumham : C-429.HT.01.02.TH 2006
12. Rekening Sekolah
a) Nama Bank : Bank Jabar Banten
b) Cabang : Karawang
c) Nomor Rekening : 0015005971100
4. Data Keadaan Siswa
Jumlah Siswa Kelas X Tahun Pelajaran 2021/2022 :
Jumlah Siswa
NO Program Keahlian
L P JML
1 Teknik Mekanik Industri 107 0 107
2 Teknik Kendaraan Ringan Otomotif 107 2 109
3 namotaPeteP atO etatssamat isostOamotO - 47 66
4 Teknik Komputer & Jaringan 18 51 69
5 essOPs atO SPeOPe Bsnsat imamo 47 4 51
Jumlah 383
Jumlah Siswa Kelas XI Tahun Pelajaran 2021/2022:
Jumlah Siswa
NO Program Keahlian
L P JML
1 Teknik Mekanik Industri 103 6 109
2 Teknik Kendaraan Ringan Otomotif 73 1 74
3 namotaPeteP atO etatssamat isostOamotO 0 65 65
4 Teknik Komputer & Jaringan 32 41 73
5 essOPs atO SPeOPe Bsnsat imamo 34 3 37
Jumlah 358
Jumlah Siswa Kelas XII Calon Peserta Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2021/2022:
Jumlah Siswa
NO Program Keahlian
L P JML
1 Teknik Mekanik Industri 108 25 133
2 Teknik Kendaraan Ringan Otomotif 70 6 76
3 isostOamotO namotaPeteP atO etatssamat - 64 64
4 Teknik Komputer & Jaringan 15 20 35
5 essOPs atO SPeOPe Bsnsat imamo 33 1 34
Jumlah 372

Karawang, Desember 2021


Kepala Sekolah,

Obay Sobari, S.Pd.,M.Pd


LEMBAR PERSETUJUAN

PERMOHONAN BANTUAN
PENGEMBANGAN TEACHING FACTORY TAHUN 2021

SEKOLAH : SMK IPTEK SANGGABUANA


Jalan : Pangkalan – Loji Desa Cintaasih Kecamatan PangkalanKabupaten Karawang

Karawang, Desember 2021

MENGESAHKAN

Ketua Yayaysan Pelita Ilmu Kepala Sekolah,


Sanggabuana,

Obay Sobari, S.Pd.,M.Pd


Sony Firmansyah, ST
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga Kami dapat menyusun Proposal Permohonan
Bantuan Program Teaching Factory Tahun 2019.

Proposal ini disusun sebagai bahan acuan bagi Pemerintah dalam memberikan
bantuan tersebut, sehingga dapat menjalankan proses kegiatan belajar mengajar
secara efektif dan efisien serta dapat mencapai sasaran yang diinginkan yaitu
meningkatnya kualitas dan skill peserta didik.

Segala saran, kritik dan pendapat untuk khazanah kemajuan bersama kami terima
dengan lapang dada. Bimbingan dan arahan dari semua pihak dalam kemajuan
pendidikan sangat kami harapkan sehingga dapat meningkatnya indeks Pendidikan di
Desa Kendayakan Kecamatan Terisi Kabupaten Karawang.

Sebagai makhluk Allah SWT yang pasti memiliki kekurangan, perkenankanlah Kami
memohon maaf apabila proposal ini jauh dari kesempurnaan. Semoga kegiatan ini
bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi yang berkepentingan, amin.

Karawang, Desember 2021


Kepala Sekolah,

Obay Sobari, S.Pd.,M.Pd


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pentingnya penyediaan sumberdaya manusia (SDM) yang terampil dan siap


kerja diwujudkan pemerintah melalui kebijakan peningkatan mutu pendidikan
kejuruan yang memberi perhatian pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
yang lebih berorientasi pada permintaan pasar tenaga kerja masyarakat
ekonomi ASEAN (MEA), dan mempersiapkan para lulusan dengan pembekalan
karakter kewirausahaan (entrepreneurship) yang bersinergi erat dengan industri
sebagai mitra utama dalam penerapan Teaching Factory. Pengalaman dari
sejumlah industri yang telah bekerja sama dengan beberapa SMK yang telah
menerapkan pola pembelajaran seperti Teaching Factory, unit produksi, dan
sejenisnya, medapatkan respon positif dari Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI)
atas peningkatan kualitas lulusannya. Hubungan kerjasama antara SMK dengan
industri dalam pola pembelajaran Teaching Factory akan berdampak positif
untuk meningkatkan kerjasama (partnership) secara sistematis dan terencana
didasarkan pada posisi win-win solution. Penerapan pola pembelajaran Teaching
Factory merupakan sinkronisasi dunia pendidikan kejuruan dengan dunia
industri, sehingga terjadi check and balance terhadap proses pendidikan pada
SMK untuk menjaga dan memelihara keselarasan (link and match) dengan
kebutuhan pasar kerja. Kualitas guru pada kompetensi keahlian di SMK, saat ini
menjadi trending topic permasalahan yang belum menemukan jalan keluarnya,
dimana mayoritas dari mereka masih kurang memiliki pengalaman kerja industri
yang memadai. Melalui pembelajaran pola Teaching Factory yang - 2 -
hakekatnya memboyong sistem industry sebagai pendekatan pembelajaran di
SMK diharapkan terjadi transfer teknologi dari industry, yang pada gilirannya
kualitas guru akan meningkat. Pola pembelajaran Teaching Factory dirancang
berbasis produksi barang/jasa dengan mengadopsi dan mengadaptasi standar
mutu dan prosedur kerja industri, akan memberi pengalaman pembelajaran
kompetensi tambahan terutama soft skill seperti etos kerja disiplin, jujur,
bertanggungjawab, kreatifinovatif, karakter kewirausahaan, bekerjasama,
berkompetisi secara cerdas dan sebagainya. Kompetensi tersebut sangat sulit
diperoleh melalui pendidikan kejuruan yang diselenggarakan secara
konvensional, yang pada pembelajarannya hanya dilaksanakan sampai pada
pencapaian kompetensi keahlian sebagai hard skill.

B. Maksud dan Tujuan


1. Mempersiapkan lulusan SMK untuk siap kerja dan pelaku wirausaha;
2. Membantu siswa memilih bidang kerja yang sesuai dengan kompetensinya;
3. Menumbuhkan kreatifitas siswa melalui learning by doing;
4. Memberikan keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia kerja;
5. Memperluas cakupan kesempatan rekruitmen bagi lulusan SMK;
6. Membantu siswa SMK dalam mempersiapkan diri menjadi tenaga kerja,
serta membantu menjalin kerjasama dengan dunia kerja yang aktual;
7. Memberikan kesempatan kepada siswa SMK untuk melatih keterampilannya
sehingga dapat membuat keputusan tentang karir yang akan dipilih.

C. Tim Pelaksana

STRUKTUR ORGANISASI TEACHING FACTORY


SMK IPTEK SANGGABUANA
TAHUN 2021

NO NAMA TUGAS/JABATAN

1 Obay Sobari, S.Pd.,M.Pd Penanggung Jawab


2 Yanto Sutarma, S.Pd Ketua
3 Rusiyanti Pratiwi, S.Pd Bendahara
4 Yanto Sugianto, S.Pd Logistic dan Sarana-Prasarana
5 Eka Bambang Nurdiansyah, SE Pemasaran
6 Erip Hendriyanto, ST Quality Control
BAB II
PELAKSANAAN PROGRAM

A. Mekanisme/Strategi Pelaksanaan

Pembelajaran teaching factory adalah model pembelajaran di SMK berbasis


produksi/jasa yang mengacu pada standar dan prosedur yang berlaku di
industri dan dilaksanakan dalam suasana seperti yang terjadi di
industri.Pelaksanaan teaching factory menuntut keterlibatan mutlak pihak
industri sebagai pihak yang relevan menilai kualitas hasil pendidikan di SMK.
Pelaksanaan teaching factory (TEFA) juga harus melibatkan pemerintah,
pemerintah daerah dan stakeholders dalam pembuatan regulasi, perencanaan,
implementasi maupun evaluasinya.
Pelaksanaan teaching factory sesuai Panduan TEFA Direktorat PMK terbagi
atas 4 model , dan dapat digunakan sebagai alat pemetaan SMK yang telah
melaksanakan TEFA. Adapun model tersebut adalah sebagai berikut:

 Model pertama, Dual Sistemdalam bentuk praktek kerja industri yaitu pola
pembelajaran kejuruan di tempat kerja yang dikenal sebagai experience
based training atau enterprise based training.
 Model Kedua, Competency Based Training (CBT) atau pelatihan berbasis

kompetensi merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menekankan


pada pengembangan dan peningkatan keterampilan dan pengetahuan
peserta didik sesuai dengan kebutuhan pekerjaan. Pada metode ini, penilaian
peserta didik dirancang sehingga dapat memastikan bahwa setiap peserta
didik telah mencapai keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan pada
setiap unit kompetensi yang ditempuh.
 Model ketiga Production Based Education and Training (PBET) merupakan

pendekatan pembelajaran berbasis produksi. Kompetensi yang telah dimliki


oleh peserta didik perlu diperkuat dan dipastikan keterampilannya dengan
memberikan pengetahuan pembuatan produk nyata yang dibutuhkan dunia
kerja (industri dan masyarakat).
 Model keempat, Teaching factory adalah konsep pembelajaran berbasis

industri (produk dan jasa) melalui sinergi sekolah dan industri untuk
menghasilkan lulusan yang kompeten dengan kebutuhan pasar.
Tujuan Pembelajaran Teaching Factory
 Mempersiapkan lulusan SMK menjadi pekerja, dan wirausaha;

 Membantu siswa memilih bidang kerja yang sesuai dengan kompetensinya.

 Menumbuhkan kreatifitas siswa melalui learning by doing.

 Memberikan keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia kerja.

 Memperluas cakupan kesempatan rekruitmen bagi lulusan SMK

 Membantu siswa SMK dalam mempersiapkan diri menjadi tenaga kerja, serta

membantu menjalin kerjasama dengan dunia kerja yang aktual, dll

 memberi kesempatan kepada siswa SMK untuk melatih keterampilannya

sehingga dapat membuat keputusan tentang karier yang akan dipilih.

Tujuan yang selaras tentang pembelajaran teaching factory (Sema E. Alptekin,


Reza Pouraghabagher, atPatricia McQuaid, and Dan Waldorf; 2001) adalah:
 Menyiapkan lulusan yang lebih profesional melalui pemberian konsep

manufaktur moderen sehingga secara efektif dapat berkompetitif di industri.

 Meningkatkan pelaksanaan kurikulum SMK yang berfokus pada konsep

manufaktur moderen.

 Menunjukan solusi yang layak pada dinamika teknologi dari usaha yang

terpadu

 Menerima transfer teknologi dan informasi dari industri pasangan terutama


pada aktivitas peserta didik dan guru saat pembelajaran.

Sintaksis Teaching Factory


Pembelajaran teaching factory dapat menggunakan sintaksis PBET/PBT atau
dapat juga menggunakan sintaksis yang diterapkan di Cal Poly-San Luis Obispo
USA ( Sema E. Alptekin: 2001) dengan langkah-langkah:
 Merancang produk

 Membuat prototype

 Memvalidasi dan memverifikasi prototype

 Membuat produk masal

Berdasarkan hasil penelitian,Dadang Hidayat (2011) mengembangkan langkah-


langkah pembelajaran Teaching Factory sebagai berikut :
 Menerima Order
 Menganalisis order

 Menyatakan Kesiapan mengerjakan order

 Mengerjakan order

 Mengevaluasi produk

 Menyerahkan order
BAB III
DESAIN PEMBELAJARAN

A. Pendekatan Pembelajaran
Kurikulum diformulasikan untuk menyiapkan individu-individu supaya bisa
memenuhi kualifikasi yang dituntut oleh pasar lapangan kerja berdasar pada
kompetensi berbasis pelatihan (CBT) yang dikembangkan oleh K-13 menjadi
empat kompetensi, strategi pencapaian kompetensi meliputi basic skill,
intermediate dan advance. Rumusan kurikulum dimulai dari penentuan
Kualifikasi berdasar pada level KKNI, jenjang karir diformulasikan pada level-2
KKNI sebagai tenaga yang menguasai kurang dari 44 unit materi kompetensi
(UMK). Formulasi pekerjaan dibagi pada tiga level. Kompetensi level 1. Sense of
quality (pelaksana muda) tingkat 2 Kompetensi level 2 sense of effesiency
(pelaksana madya) dan tingkat 3 production oriental (pelaksana utama).
Durasi program pendidikan diselenggarakan 3 Tahun berdasarkan kodefikasi
spektrum K- 13 seri 2016 yang akan di komfilasi dengan pendekatan CBT . K-
13 meliputi lingkup kelompok A,B,C1,C2 dan C3 . dan yang akan direkayasa
meliputi dasar program keahlian ( C2 ) dan paket keahlian kendaraan ringan (
C3 ) .bidang keahlian teknologi dan rekayasa , program keahlian program
otomotif dan paket keahlian teknik kendaraan ringan (Kode 42) materi terdiri
dari 4 tingkat kecapan yaitu (1) kompetensi sikap spiritual , (2) sikap sosial , (3)
pengetahuan , dan (4) keterampilan . kompetensi diekstrak melalui CBT
menjadi 3 domain terdiri dari Knowledge , skill dan attitude . kompetensi
tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intra kulikuler , kokurikuler, dan
ekstra kulikuler dengan focus pada penguasaan fungsional skill dan extra
fungsional skill . Rumusan extrafungsional skill diarah kan pada penguasaan
kompetensi sikap spiritual yaitu , “Menerima dan menjalankan ajaran agama
yang dianutnya “. Sedangkan rumusan kompetensi sikap social , “ menghayati
dan mengamalkan perilaku jujur , disiplin , tanggung jawab , peduli ( gotong
royong , kerjasama , toleran , damai ) , santun , responsif dan proaktif dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia “ .
kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung
(indirect teaching) yaitu keteladanan , pembiasaan , dan budaya sekolah ,
dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan
kondisi peserta didik .
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan kedalam proses
pembelajaran berlangsung , dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

B. Strategi dan metode pembelajaran


Tingkat 1
Penekanan pendidikan dan pelatihan pada “Sense of quality” dan pembentukan
karakter atau “mentality building“ (disiplin, jujur, motivasi, kerja tinggi ,
ketekunan dan ketabahan), siswa diharapkan mengerti akan kualitas dengan
proses yang dilakukan dikerja bangku sebagai basic training seperti pekerjaan
las dasar , pemahaman gambar , pengukuran dan toleransi.

Tingkat 2
Penekanan pendidikan dan pelatihan pada “sense of efficiency” dalam proses
pelaksanaanya , siswa dituntut untuk dapat melakukan proses kerja dengan
benar , dengan waktu pengerjaan yang cepat dan hasil ynag berkualitas . siswa
diharuskan membuat rencana kerja (work preperation) sebelum melaksanakan
urutan proses kerja , melaksanakan prosedur umum di bengkel-bengkel bidang
keahlian Teknik Kendaraan Ringan Otomotif yang akan dipakai dalam proses
pengajarannya.

Tingkat 3
Proses pendidikan dan pelatihan mengacu pada service , maintenance , repair
dan production oriented , penyelenggaraan program dan pelatihan didekatkan
pada proses kerja yang sesungguhnya (benda kerja harus memenuhi tutunan
costumer), pada kerja service (maintenance and Repare) berkala , juga
diberikan materi pengayaan dengan melihat tuntunan industri (market
oriented).
C. Substansi Pembelajaran
Terdiri dari 2 (dua) kelompok besar yaitu kelompok substansi instruktional dan
non instruksional . substansi instruksional adalah substansi pembelajaran yang
dirancang dan terstruktur sebagai substansi kurikulum . substansi non
instruksional berisihal – hal yang berkaitan dengan kompetensi kunci, program
kecakapan hidup,lingkungan hidup,narkoba dan lain sebagainya yang di
rancang.
Tetapi tidak terstruktur sebagai substansi kurikulum substansi instruksional di
kelompokan dalm program normatif, adaptif, dan produktif,di rancang dengan
pendekatan kompetensi dan di kemas dalam bentuk modul. Kompetensi kunci
adalah suatu kemampuan untuk mentransfer pengetahuan dan keterampilan
kesituasi yang baru, kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan
kebutuhan dan jenis pekerjaan . kompetensi kunci merupakan kompetensi yang
mendukung pelaksanaan semua jenis pekerjaan , mencakup pengetahuan dan
keterampilan yang bersifat generik. jenis kompetensi kunci yang seperti
tercantum dalam table berikut :

Tabel 3 Daftar kompetensi kunci

No Kompetensi kunci

1. Mengumpulkan , menganalisis dan mengorganisasikan data

2. Mengomunikasikan ide dan informasi

3. Merencana dan mengorganisir kegiatan

4. Bekerja dengan orang lain dalam suatu tim

5. Menggunakan idea dan teknik matematika

6. Mengatasi masalah

7. Penggunaan teknologi

8. Pemahaman budaya

D. Mata Pelajaran dan Alokasi Waktu


Kurikulum dinas digunakan 100% dengan penambahan dan pengurangan hasil
analisis yang disebut responsi . penambahan dan pengurangan ynag terjadi di
sesuaikan dengan prosfek industri yang disebut dengan kurikulum implementasi
dan kurikulum alternatif adapun penambahan akan terjadi fokus pada materi
normatif dan adaptif meliputi materi matematika, fisika,kimia,bahasa (mafikib)
dipersiapkan bagi mereka yang akan melanjutkan pendidikan .dengan
menggunakan prinsip mastery learning , siswa yang sudah tuntas dengan daya
serap lebih dari 80% diberi pengayaan (enrichmen) sedang siswa yang belum
tuntas (daya serap kurang dari 80%) diberi remedial teaching hingga mencapai
taraf tuntas.

E. Model Model Pembelajaran


Model pembelajaran yang bisa digunakan pada pembelajaran paket keahlian
teknik kendaraan ringan yaitu dengan problem basee learning (PBL). Dengan
memberikan masalah atau kasus yang relevan dengan materi pembelajaran
kepada siswa .
BAB IV
PENILAIAN PEMBELAJARAN

A. Prinsip dan Pendekatan Penilaian


Penilaian hasil bbelajar siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
dalam kurikulum 2013 didasarkan pada prinsip sebagai berikut :
1. Objectif, penilaian berbasis pada standar dan tidal dipengaruhi faktor
subjectif penilai
2. Terpadu, penilaian dilakukan secara terencana dan menyatu pada
pembelajaran
3. Ekonomois, dilakukan secara efisiensi dan efektif dalam
perencanaannpelaksanaan dan pelaporan
4. Transparan, dapat dipertanggung jawabkan pada pihak lain
5. Edukatif, bersifat mendidik
Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam melakukan penilaian yaitu
menggunakan Penilaian Acua Kriteria (PAK) yang didasarkan pada Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM).
KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh
satuan pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik Kompetensi
Dasar (KD) yang akan dicapai, daya dukung dan karakteristik peserta didik.

B. Teknik dan Instrumen Penilaian


Penilaian siswa dapat dilakukan dengan melihat aspek pengetahuan,
keterampilan dan sikap. Aspek pengetahuan dapat menggunakan teknik ujian
secara teori tertulis maupun lisan. Keterampilan bisa dilakukan penilaian dengan
cara memberikan lembar kerja (job sheet) kepada siswa. Aspek sikap bisa
dilakukan dengan cara melihat sikap siswa pada saat melakukan pekerjaan.

C. Pengolahan dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian


Pengolahan hasil penilaian yaitu dilakukan dengan cara menggabungkan hasil
penilaian aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap. Apabila siswa telah
melewati KKM maka dilakukan pengayaan. Tapi apabila siswa belum mencapai
KKM maka siswa tersebut dapat melakukan remedial pada aspek tertentu yang
nilainya dianggap kurang.
BAB V
MEDIA DAN SUMBER BELAJAR

A. Media Pembelajaran
Media merupakan sarana untuk membantu dalam proses belajar mengajar
sehingga akan tercapai tingkat efisiensi dan efektifitas yang tinggi. Hal ini
bertujuan untuk menarik perhatian siswa terhadap materi yang disampaikan.
Media yang digunakan dalam mata pelajaran produktif Teknik Kendaraan Ringan
Otomotif yaitu berupa Perangkat Kendaraan Ringan Otomotif dengan peralatan
penunjang lainnya.

B. Sumber Belajar
Banyak sumber belajar yang digunakan dalam pelajaran produktif diantaranya
yaitu modul, buku sumber, manual book sepeda motor bahkan internet.
BAB VI
PENUTUP

Proposal Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan Otomotif SMK IPTEK


SANGGABUANA yang telah tersusun ini akan menjadi acuan dalam perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pada paket keahlian Teknik Kendaraan Ringan Otomotif.
Dalam kenyataan pelaksanaannya membutuhkan kerja sama personil tim dalam
urusan kurikulum dan seluruh warga SMK IPTEK SANGGABUANA sesuai dengan
tugas pokok dan fungsi (tupoksi) masing – masing maka akan mendukung kelancaran
proses pembelajaran dan tercapainya visi, misi dan tujuan sekolah.

Akhirnya atas kerja sama semua pihak dalam penyusunan dan perencanaan
program kerja ini, kami mengucapkan terima kasih. Semoga Allah SWT selalu
membimbing dan meridhoi usaha serta ibadah kita semua.
RINCIAN ANGGARAN BIAYA KEGIATAN TEACHING FACTORY
SMK IPTEK SANGGABUANA 2021

VOLUME/INDIKATOR
NO URAIAN KEGIATAN BIAYA
PENCAPAIAN
Tersusunnya 7 Aspek sistem TEFa
1. Manajemen
2. Bengkel/Lab
3. Pola Pembelajaran
1 Workshop TEFa Rp. 30.000.000,-
4. Marketing/Promosi
5. Produk-Jasa
6. SDM
7. Hubungan Industri
Adanya dokumen software-
Penyusunan Theaching
Hadware (bahan ajar berbasis Rp. 5.000.000,-
Material
2 TEFa)
Pengadaan Alat Peralatan Terpenuhinya alat peralatan
Rp. 50.000.000,-
Workshop untuk kompetensi TEFa
1. Lay out dan pengecatan
2. Analisis kebutuhan bahan, alat
dan peralatan
Revitalisasi Lab/Workshop
3 3. Set UP SIM Lab/Workshop Rp. 30.000.000,-
Std TEFa
4. Penataan Tool & equipment,
Manajemen Maintenance,
Repairing & Calibrating (MRC)
TOT Sistem Penilaian
4 Rp. 3.000.000,-
(WPA) dan sertifikasi
1. Benchmaking
2. M O U
5 Kunjungan Industri 3. Uji keselarsan system dan Rp. 20.000.000,-
Culture
4. Negosiasi
Research
Design
Produksi
6 Investasi Produksi Tahap 1 Uji Produk Rp. 250.000.000,-
Gudang
Marketing
Delevery
Total Rencana Biaya Rp. 388.000.000,-

Karawang, Desember 2021


Kepala Sekolah,

Obay Sobari, S.Pd.,M.Pd

Anda mungkin juga menyukai