Anda di halaman 1dari 106

Analisis Laporan Keuangan

ALK KELAS O1
Velinda Wijaya 17.G1.0097
Della Pangestika 17.G1.0147
Industri Perdagangan Eceran

PT Matahari Departement Store (LPPF)


PT Ramayana Lestari Sentosa (RALS)
PT Hero Supermarket (HERO)
PT Matahari Departement Store Tbk (LPPF)
• Didirakan pada 24 Oktober 1958 dan dikelola oleh Hari Darmawan.
• Tahun 1992 perusahaan mulai go public.
• Tahun 2009 diakuisisi oleh PT Pacific Utama Tbk dan berubah nama menjadi PT
Matahari Departement Store Tbk (LPPF)
• PT Matahari Departement Store Tbk (LPPF) adalah sebuah perusahaan ritel di
Indonesia yang merupakan pemilik dari jaringan toserba Matahari. Saat ini,
Matahari Department Store merupakan salah satu anak perusahaan dari Lippo
Group.
PT Ramayana Lestari Sentosa (RALS)
• Ramayana Lestari Sentosa adalah jaringan toko swalayan yang memiliki banyak cabang di Indonesia.
Ramayana menjual produk sandang seperti baju dan sepatu dan kebutuhan sehari- hari lainnya.
• Jaringan toko yang dirintis oleh pasangan suami istri Paulus Tumewu dan Tan Lee Chuan pada tahun
1978.
• Pada tahun 1989 saja, Ramayana telah memiliki lebih dari 13 gerai yang mampu mempekerjakan
setidaknya 2.500 orang karyawan.
PT Hero Supermarket (HERO)
• PT Hero Supermarket Tbk adalah perusahaan ritel yang memiliki
banyak cabang di Indonesia. Hero Supermarket Group adalah
perusahaan ritel modern pertama di Indonesia, didirikan tanggal
23 Agustus 1971 oleh almarhum Muhammad Saleh Kurnia di
Jalan Falatehan.
POSISI KEUANGAN
LPPF (Dalam Miliyar) RALS (Dalam Miliyar) HERO(Dalam Miliyar)
Rp3,500 Rp4,500 Rp6,000
Rp3,000 Rp4,000
Rp5,000
ASET LANCAR Rp3,500 ASET LANCAR
Rp2,500 ASET LANCAR
ASET TIDAK LANCAR Rp3,000 ASET TIDAK Rp4,000 ASET TIDAK
Rp2,000 LIABILITAS JK LANCAR
Rp2,500 LANCAR
Rp1,500 PENDEK LIABILITAS JK Rp3,000 LIABILITAS JK
LIABILITAS JK PAN- Rp2,000 PENDEK PENDEK
Rp1,000 JANG Rp1,500 LIABILITAS JK LIABILITAS JK PAN-
PANJANG Rp2,000
EKUITAS Rp1,000 JANG
Rp500 EKUITAS
Rp1,000 EKUITAS
Rp0 Rp500
2015 2016 2017 2018 2019 Rp0
2015 2016 2017 2018 2019 Rp0
2015 2016 2017 2018 2019
Analisis
1. Tren Aset LPPF meningkat pada 2015-2017 tetapi menurun pada tahun berikutnya dibentuk oleh
ekuitas yang meningkat dan ekuitas yang menurun cukup signifikan pada tahun 2018. Sebaliknya
Tren nilai aset RALS meningkat dari tahun 2015-2019, terjadi terkait dengan kas serta setara kas
yang juga meningkat. Tren aset HERO naik pada tahun 2017 lalu kembali turun pada 2018,
penurunan disebabkan karna aset tetap berkurang.
2. Tren liabilitas LPPF juga ikut naik pada 2015- 2017, namun pada 2018 liabilitas masih naik
padahal aset menurun. Tetapi 2019 libilitas LPPF mulai menurun.Tren Ekuitas LPPF juga ikut
naik pada 2015 – 2017 dan menurun pada 2018 – 2019. Tren liabilitas dan ekuitas RALS juga
terus meningkat selama tahun 2015-2019. Kenaikan Aset terjadi akibat dari pengaruh kenaikan
liabilitas. Tren liabilitas HERO naik turn selama 2015 – 2016. liabilitas jangka panjang HERO
lebih sedikit daripda liabilitas jangka pendek.
3. Aset Lancar LPPF lebih besar daripada Aset tetapnya. Hal ini juga sama seperti RALS.
Sedangkan HERO memiliki aset tetap yang lebih besar daripada aset lancarnya
RASIO POSISI KEUANGAN
LPPF RALS HERO
400% 80% 80%
350% 70% 70%
300% 60% 60%
250% 50%
50% DAR
EAR EAR 40%
200% 40% DER
DER DER 30%
150% 30% DAR 20% EAR
DAR
100% 20% 10%
50% 10% 0%
0% 0% 2015 2016 2017 2018 2019
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

  2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
DAR 72% 62% 57% 64% 64%  
DAR 35% 25% 29% 38% 36%
DER 37% 39% 40% 37% 36%
DER 252% 162% 133% 177% 177% DAR 27% 28% 29% 27% 26% DER 50% 37% 42% 61% 56%
EAR 28% 38% 43% 36% 36% EAR 73% 72% 71% 73% 74% EAR 70% 67% 71% 62% 64%
KINERJA KEUANGAN (LPPF)
Rp12,000
PENDAPATAN
Rp10,000 B.POKOK PEND
Rp8,000 BEBAN USAHA
LABA OPERASI
Rp6,000
LABA THN BERJALAN
Rp4,000
LABA KOMPREHENSIF
Rp2,000

Rp0
2015 2016 2017 2018 2019
KINERJA KEUANGAN (RALS)
Rp7,000
Rp6,000 PENDAPATAN BERSIH

Rp5,000 B. POKOK PENDAPATAN

Rp4,000 BEBAN USAHA


Rp3,000 LABA KOTOR
Rp2,000 LABA OPERASI
Rp1,000 LABA THN BERJALAN
Rp0 LABA KOMPREHENSIF
2015 2016 2017 2018 2019
LABA LABA THN
PENDAPATAN B. POKOK PENDAPATAN BEBAN USAHA LABA KOTOR OPERASI BERJALAN LABA KOMPREHENSIF
2015 Rp5.533 Rp3.537 Rp1.765 Rp1.996 Rp251 Rp336 Rp336
2016 Rp5.857 Rp3.655 Rp1.850 Rp2.203 Rp369 Rp409 Rp400
2017 Rp5.623 Rp3.411 Rp1.856 Rp2.213 Rp377 Rp407 Rp399
2018 Rp5.740 Rp3.233 Rp1.918 Rp2.507 Rp607 Rp587 Rp602
2019 Rp5.597 Rp3.103 Rp1.930 Rp2.494 Rp582 Rp648 Rp644
KINERJA KEUANGAN (HERO)
Rp16,000
Rp14,000
Rp12,000 PENDAPATAN
Rp10,000 B.POKOK PEND
Rp8,000 BEBAN USAHA
Rp6,000 LABA KOTOR
Rp4,000 LABA OPERASI
Rp2,000 LABA THN BERJALAN
Rp0 LABA KOMPREHENSIF
-Rp2,000 2015 2016 2017 2018 2019
-Rp4,000

LABA THN LABA


PENDAPATAN B.POKOK PEND BEBAN USAHA LABA KOTOR LABA OPERASI BERJALAN KOMPREHENSIF
2015 Rp14.353 Rp11.027 3605 Rp3.327 -Rp123 -Rp144 -Rp240
2016 Rp13.678 Rp10.108 3605 Rp3.571 Rp185 Rp121 Rp244
2017 Rp13.034 Rp9.592 3767 Rp3.443 -Rp252 -Rp192 -Rp259
2018 Rp12.971 Rp9.276 3845 Rp3.695 -Rp1.253 -Rp1.251 -Rp1.258
2019 Rp12.268 Rp8.722 3489 Rp3.547 Rp56 Rp71 Rp66
LABA PER SAHAM
Rp800
Rp600
Rp400
LPPF
Rp200 RALS
HERO
Rp0
2015 2016 2017 2018 2019
-Rp200
-Rp400

2015 2016 2017 2018 2019


LPPF Rp611 Rp692 Rp654 Rp377 Rp492
RALS Rp 47,64  Rp 60,02  Rp 60,480 Rp 87,330 Rp 96,120
HERO -Rp34 Rp29 -Rp46 -Rp299 Rp17
RASIO KINERJA KEUANGAN
LPPF RALS HERO
50.00% 4.00%
70% 45.00%
40.00% 2.00%
60% 35.00% 0.00%
50% 30.00% 2015 2016 2017 2018 2019
25.00% -2.00% GPM
40% GPM
GPM 20.00% -4.00% OPM
OPM
30% OPM 15.00% NPM
NPM -6.00%
NPM 10.00%
20% 5.00% -8.00%
10% 0.00% -10.00%
0% -12.00%
2015 2016 2017 2018 2019

HERO 2015 2016 2017 2018 2019


OPM -1% 1% -2% -10% 0%
GPM -1% 1% -2% -10% 0%
NPM -1% 1% -1% -10% 1%
RASIO PERTUMBUHAN ASET
LPPF RALS HERO
40.00% 20.00% 15.00%
10.00%
30.00% 15.00% 5.00%
20.00% 0.00%
10.00%
10.00% ASET LANCAR -5.00% 15 16 17 18 19 ASET LANCAR
ASET LANCAR 0 20 20 20 20
5.00% ASET TIDAK -10.00% 2 ASET TIDAK
0.00% ASET TETAP LANCAR
LANCAR -15.00%
2015 2016 2017 2018 2019 0.00% -20.00%
-10.00%
2015 2016 2017 2018 2019 -25.00%
-20.00% -5.00% -30.00%
-30.00% -35.00%
-10.00%

ASET LANCAR ASET TETAP ASET LANCAR ASET TETAP


2015 7,34% 24,77% 2015 5,05% -6,80%
2016 30,85% 16,61% 2016 -0,01% 4,16%
2017 -0,01% 30,18% 2017 9,27% -0,98%
2018 1,37% -17,59% 2018 14,99% -6,28%
2019 -8,81% 3,07% 2019 12,94% -3,16%
RASIO PERTUMBUHAN LIABILITAS
LPPF RALS
30.00% 20.00% 350.00%
20.00% 300.00%
15.00%
10.00% 250.00%
0.00% LIABILITAS JK 10.00% 200.00%
-10.00% 15 16 17 18 19 PENDEK ASET LANCAR LIABILITAS JK.
0 20 20 20 20 5.00% 150.00% PENDEK
-20.00% 2 LIABILITAS JK ASET TIDAK
PANJANG LANCAR 100.00% LIABILITAS JK. PAN-
-30.00% 0.00% JANG
-40.00% 50.00%
-50.00% -5.00% 0.00%
-60.00% -10.00% -50.00% 2015 2016 2017 2018 2019
-100.00%

LIABILITAS JK LIABILITAS JK
PENDEK PANJANG
LIABILITAS JK LIABILITAS JK
PENDEK PANJANG
2015 -3,16% -53,19%
2016 6,12% 20,68%
2017 0,87% 17,66%
2015 -0,68% 2,75%
2018 4,94% -1,61%
2016 5,00% 7,29%
2019 -5,18% 1,60%
2017 3,93% 16,07%
2018 4,24% -7,58%
RASIO PERTUMBUHAN EKUITAS
600.00%
500.00%
400.00%
300.00% LPPF
RALS
200.00% HERO
100.00%
0.00%
2015 2016 2017 2018 2019
-100.00%
LPPF RALS HERO
2015 522,88% 0,24% -4,39%
2016 67,72% 0,11% 4,67%
2017 25,48% 4,70% -4,75%
2018 -22,00% 9,53% -26,44%
2019 -3,81% 8,92% 1,72%
RASIO PERTUMBUHAN PENDAPATAN
20000.0%
0.0%
2015 2016 2017 2018 2019
-20000.0%
-40000.0%
-60000.0% LPPF
RALS
-80000.0% 2
-100000.0%
-120000.0%
-140000.0%
-160000.0%

LPPF RALS
2015 13,6% -5,60%
2016 9,9% 5,86%
2017 1,3% -4,00%
2018 2,2% 2,08%
2019 0,3% -2,49%
RASIO PERTUMBUHAN BEBAN POKOK
PENDAPATAN
20.0%

15.0%

10.0%
LPPF
5.0%
RALS
0.0%
2015 2016 2017 2018 2019
-5.0%

-10.0%
LPPF RALS
2015 15,9% -7,25%
2016 10,5% 3,32%
2017 2,1% -6,68%
2018 2,8% -5,20%
2019 6,5% -4,04%
RASIO PERTUMBUHAN LABA BRUTO
15.0%

10.0%

LPPF
5.0%
RALS

0.0%
2015 2016 2017 2018 2019

-5.0%

LPPF RALS
2015 12,3% -2,53%
2016 9,5% 10,35%
2017 0,8% 0,44%
2018 1,9% 13,30%
2019 -3,5% -0,49%
RASIO PERTUMBUHAN LABA OPERASI
80.0%

60.0%

40.0%
LPPF
20.0%
RALS
0.0%
2015 2016 2017 2018 2019
-20.0%

-40.0%

LPPF RALS
2015 12,2% -16,21%
2016 8,4% 46,85%
2017 -6,2% 2,34%
2018 -34,7% 61,09%
2019 13,7% -4,18%
RASIO PERTUMBUHAN LABA BERSIH
50.0%
40.0%
30.0%
20.0%
10.0%
LPPF
0.0%
2015 2016 2017 2018 2019 RALS
-10.0%
-20.0%
-30.0%
-40.0%
-50.0%

LPPF RALS
2015 25,5% -5,51%
2016 13,4% 21,55%
2017 -5,6% -0,46%
2018 -42,5% 44,40%
2019 24,6% 10,35%
RASIO PERTUMBUHAN LABA KOMPREHENSIF
60.00%

40.00%

20.00%
LPPF
0.00%
2015 2016 2017 2018 2019 RALS
-20.00%

-40.00%

-60.00%
LPPF RALS
2015 27,33% -3,01%
2016 10,99% 18,97%
2017 -5,47% -0,06%
2018 -39,25% 50,90%
2019 22,15% 6,84%
CURRENT RATIO
LPPF 2015 2016 2017 2018 2019
ASET LANCAR Rp2.272.941 Rp2.974.052 Rp2.973.749 Rp3.014.408 Rp2.748.781
KEWAJIBAN LANCAR Rp2.439.014 Rp2.588.354 Rp2.610.824 Rp2.739.811 Rp2.597.839
  93% 115% 114% 110% 106%
RALS
ASET LANCAR Rp 2.831.172 Rp 2.830.815 Rp 3.093.496 Rp 3.557.488 Rp 4.017.659
KEWAJIBAN LANCAR Rp 960.890 Rp 1.008.981 Rp 1.048.640 Rp 1.093.095  Rp 1.135.638
294,6% 280,6% 295% 325,5% 353,8%
HERO 2015 2016 2017 2018 2019
ASET LANCAR Rp2.913.785 Rp2.817.240 Rp2.544.725 Rp2.845.304 Rp2.417.001
KEWAJIBAN LANCAR Rp2.365.064 Rp1.970.941 Rp2.001.461 Rp2.174.008 Rp2.038.174
123% 143% 127% 131% 119%

Current ratio adalah rasio yang mengukur aset lancar


400%
yang tersedia untuk memenuhi kewajiban lancar.
350%
300% Semakin tinggi nilai rasio lancar, maka semakin tinggi
250% tingkat kemampuan perusahaan membayar kewajiban
LPPF
200% RALS jangka pendek.
150% HERO
100% Current ratio LPPF tahun 2019 adalah 106% masih stabil.
50% RALS memiliki current ratio yang lebih tinggi pada tahun
0% 2019, current ratio RALS adalah 353,8%. Current ratio
2015 2016 2017 2018 2019 HERO 2019 119%. Semua perusahaan current rationya
bagus
QUICK RATIO
LPPF 2015 2016 2017 2018 2019
ASET LANCAR Rp 2.272.941 Rp 2.974.052 Rp 2.973.749 Rp 3.014.408 Rp 2.748.781
PERSEDIAAN Rp 1.007.811 Rp 995.276 Rp 1.005.484 Rp 1.290.570 Rp 1.098.516
KEWAJIBAN LANCAR Rp 2.439.014 Rp 2.588.354 Rp 2.610.824 Rp 2.739.811 Rp 2.597.839 HERO 2015 2016 2017 2018 2019
  52% 76% 75% 63% 64% ASET LANCAR Rp2.913.785 Rp2.817.240 Rp2.544.725 Rp2.845.304 Rp2.417.001
PERSEDIAAN Rp2.052.544 Rp1.961.664 Rp1.616.534 Rp1.642.173 Rp1.611.364
RALS KEWAJIBAN LANCAR Rp2.365.064 Rp1.970.941 Rp2.001.461 Rp2.174.008 Rp2.038.174
ASET LANCAR Rp 2.831.172 Rp 2.830.815 Rp 3.093.496 Rp 3.557.488 Rp 4.017.659   36% 43% 46% 55% 40%
PERSEDIAAN Rp 823.909 Rp 834.400 Rp 740.993 Rp 859.767 Rp 791.194
KEWAJIBAN LANCAR Rp 960.890 Rp 1.008.981 Rp 1.048.640 Rp 1.093.095 Rp 1.135.638
  209% 198% 224% 247% 284%
Quick ratio adalah rasio untuk menghitung kewajiban
jangka pendek dengan menggunakan aset lancar (kecuali
300% persediaan).
250%
Quick ratio LPPF tahun 2019 adalah 64%, yang berarti
200%
LPPF aset lancar tanpa persediaan perusahaan bisa
150% RALS membiayai 64% kewajiban lancar. Sedangkan RALS
100% HERO tahun 2019 quick ratio nya lebih tinggi, adalah 284%.
50% Quick ratio HERO pada tahun 2019 paling rendah
diantara 3 perusahaan tersebut yaitu 40%. Berarti HERO
0%
2015 2016 2017 2018 2019 masih kekurangan untuk membayar hutang lancarnya
jika tanpa persediaan.
CASH RATIO
LPPF 2015 2016 2017 2018 2019
Kas dan setara kas Rp 946.658 Rp1.712.844 Rp1.582.817 Rp1.184.080 Rp1.172.506
Kewajiban lancar Rp 2.439.014 Rp2.588.354 Rp2.610.824 Rp2.739.811 Rp2.597.839
  39% 66% 61% 43% 45% HERO 2015 2016 2017 2018 2019
Kas dan setara kas Rp147.310 Rp183.189 Rp226.399 Rp499.100 Rp167.913
RALS
KEWAJIBAN LANCAR Rp2.365.064 Rp1.970.941 Rp2.001.461 Rp2.174.008 Rp2.038.174
Kas dan setara kas Rp 844.253 Rp 603.750 Rp 751.901 Rp 1.950.775 Rp 2.208.119
  6% 9% 11% 23% 8%
Kewajiban lancar Rp 960.890 Rp 1.008.981 Rp 1.048.640 Rp 1.093.095 Rp 1.135.638
  87,86% 59,84% 71,70% 178,46% 194,44%

250% Cash ratio adalah rasio untuk mengukur kemampuan


perusahaan dalam melunasi kewajiban lancarnya
200% dengan menggunakan kas dan setara kasnya.
150% LPPF
RALS Tabel di samping menunjukkan Jika hanya
100%
HERO menggunakan kas dan setara kas, maka LPPF pada
50% tahun 2019 hanya dapat melunasi 45% utang lancar
nya dan RALS hanya dapat melunasi 194,44% utang
0%
2015 2016 2017 2018 2019 lancarnya. Rasio kas HERO adalah yang terendah
yaitu hanya 8% saja pada tahun 2019.
RASIO MODAL BERSIH
LPPF 2015 2016 2017 2018 2019
ASET LANCAR Rp 2.272.941 Rp 2.974.052 Rp 2.973.749 Rp 3.014.408 Rp 2.748.781
KEWAJIBAN LANCAR Rp 2.439.014 Rp 2.588.354 Rp2.610.824 Rp 2.739.811 Rp 2.597.839 HERO 2015 2016 2017 2018 2019
MODAL BERSIH -Rp 166.073 Rp 385.698 Rp 362.925 Rp 274.597 Rp 150.942 ASET LANCAR Rp2.913.785 Rp2.817.240 Rp2.544.725 Rp2.845.304 Rp2.417.001
RALS 2015 2016 2017 2018 2019 KEWAJIBAN LANCAR Rp2.365.064 Rp1.970.941 Rp2.001.461 Rp2.174.008 Rp2.038.174
ASET LANCAR Rp 2.831.172  Rp 2.830.815  Rp 3.093.496  Rp 3.557.488  Rp 4.017.659 MODAL BERSIH Rp548.721 Rp846.299 Rp543.264 Rp671.296 Rp378.827
KEWAJIBAN LANCAR Rp 960.890  Rp 1.008.981  Rp 1.048.640  Rp 1.093.095  Rp 1.135.638
MODAL BERSIH Rp 1.870.282 Rp 1.821.834 Rp 2.044.856 Rp 2.464.393 Rp 2.882.021
Modal kerja bersih adalah selisih nilai antara aset lancar
Rp3,500,000 dengan kewajiban lancar.
Rp3,000,000
Rp2,500,000
Dari table disamping menunjukkan LPPF memiliki modal kerja
negatif pada tahun 2015 lalu naik pada tahun berikutnya tetapi
Rp2,000,000
LPPF turun lagi hingga di 2019 modal bersihnya Rp 150.942.
Rp1,500,000 RALS Untuk HERO memiliki tren yang juga menurun tetapi angkanya
Rp1,000,000 HERO masih positif sehingga aktiva lancar masih bisa menutup
Rp500,000 kewajuban lancar perusahaan.
Rp0 Sedangkan RALS menunjukkan tren yang lebih positif yang
2015 2016 2017 2018 2019 berarti aktiva lancar perusahaan masih bisa menutup
-Rp500,000
kewajiban lancar perusahan setiap tahunnya.
RECEIVEABLE TURNOVER
LPPF 2015 2016 2017 2018 2019
PENJUALAN Rp 9.006.983 Rp 9.897.046 Rp 10.023.961 Rp 10.245.173 Rp 10.276.431
RATA-RATA PIUTANG Rp 34.715 Rp 51.658 Rp 90.222 Rp 133.016 Rp 124.918 HERO 2015 2016 2017 2018 2019
  259,46 191,59 111,10 77,02 82,27 PENJUALAN Rp14.352.700 Rp13.677.931 Rp13.033.638 Rp12.970.389 Rp12.267.782
RALS RATA-RATA PIUTANG Rp150.790 Rp107.131 Rp139.036 Rp120.948 Rp147.662
PENJUALAN Rp 5.533.004 Rp 5.857.037 Rp 5.622.728 Rp 5.739.553 Rp5.596.398   95,18368321 127,6748187 93,74290112 107,2393839 83,08015603
RATA-RATA PIUTANG Rp 28.459 Rp 42.669 Rp 84.424 Rp 47.449 Rp36.631
  194,42 137,27 66,60 120,96 152,78

300 Receivable turnover adalah rasio yang menunjukkan


250 berapa kali suatu perusahaan melakukan tagihan atas
200 piutangnya pada suatu periode tertentu.
LPPF
150 RALS Receivable turnover LPPF tahun 2017 adalah 82,27 yang
100 HERO
berarti perusahaan mengubah piutang ke kas sekitar
50 82,27 kali dalam setahun. HERO mengubah piutang ke
0 kas sebanyak 83 kali pada tahun 2019. Sedangkan yang
2015 2016 2017 2018 2019 RALS adalah 152,78 yang artinya perusahaan lebih
banyak mengubah piutang ke kas daripada yang LPPF.
COLLECTION PERIOD
2015 2016 2017 2018 2019
LPPF  1,41 1,91 3,29 4,74 4,44
RALS 1,88 2,66 5,48 3,02 2,39
HERO 3,76 5,72 7,79 6,81 8,79

10 Collection period adalah jangka waktu perusahaan dalam


9 penagihan piutangnya.
8
7
6 PT Matahari Dept Store memliliki trend yang sedikit dari
LPPF
5 tahun ke tahun dalam menagih piutang usaha
RALS
4 HERO
perusahaan. Collection period LPPF tahun 2019 adalah 5
3 hari masih sama dari yang tahun sebelumnya. Collection
2 period RALS tahun 2019 adalah 2 hari.
1 HERO memiliki collection period tertinggi yaitu pada
0
2015 2016 2017 2018 2019 tahun 2019 sebesar 8-9 hari.
PAYABLE TURNOVER
2015 2016 2017 2018 2019
LPPF 2,635 2,755 2,678 2,495 2,744
RALS 3,93 4,04 3,57 3,44 2,95
 HERO 4,218 4,381 4,574 4,127 3,881

Payable turnover adalah rasio yang


5 menunjukkan berapa kali perusahaan
4.5 membayar utang usaha kepada para
4 supplier (pemasok)
3.5
3 LPPF Dari table disamping , LPPF membayar
2.5 RALS
2 hutang perusahaan sekitar 2 – 3 kali di
HERO setiap tahunnya. RALS, membayar
1.5
1 hutang perusahaan 2-4 kali dalam
0.5 setahun. Sedangkan HERO sekitar 3 – 4
0 kali.
2015 2016 2017 2018 2019
PAYABLE PAYMENT PERIOD
Payable payment period adalah rasio yang menujukkan rata-
2015 2016 2017 2018 2019
rata hari yang dibutuhkan perusahaan untuk membayar utang
LPPF  138,55 132,48 136,28 146,27 133,00
RALS
usahanya .
92,88 90,35 102,24 106,1 123,73
HERO 86,54 83,32 79,80 88,43 94,06
Dari table disamping LPPF di thn 2019 membayar pemasok
setiap 133 hari. Jika dibandingkan dengan rasio average
receivable collection period sebesar 5 hari, maka berarti
perusahaan memiliki selisih 133 – 5 = 128 hari.
160
140 RALS tahun 2019 membayar pemasok setiap 124 hari. Jika
120 dibandingkan dengan rasio average receivable collection period
sebesar 3 hari, maka berarti perusahaan memiliki selisih 124 – 3
100 = 121 hari.
LPPF
80 RALS
60 HERO pada tahun 2019 membayar pemasok setiap 94 hari. Jika
HERO
40 dibandingkan dengan rasio average receivable collection period
sebesar 3 hari, maka berarti perusahaan memiliki selisih 94 – 9
20 = 85 hari.
0
2015 2016 2017 2018 2019
LPPF 2015
INVENTORY TURNOVER
2016 2017 2018 2019
HPP Rp3.335.638 Rp3.685.279 Rp3.762.021 Rp3.867.104 Rp4.120.083
Rata2 persediaan Rp981.521 Rp1.001.544 Rp1.000.380 Rp1.148.027 Rp1.194.543 Rasio inventory turnover menunjukkan
Ratio 3,40 3,68 3,76 3,37 3,45
RALS 2015 2016 2017 2018 2019 efektivitas persediaan barang dikelola
HPP Rp3.537.000 Rp3.654.539 Rp3.410.434 Rp 3.232.948 Rp 3.102.317 dengan melakukan perbandingan harga
Rata" persediaan Rp816.239,00 Rp829.154,50 Rp787.696,50 Rp 800.380,00 Rp 825.480,50
Ratio 4,33 4,41 4,33 4,04 3,76
pokok penjualan (HPP) dengan persediaan
HERO 2015 2016 2017 2018 2019 rata-rata dalam satu tahun.
HPP Rp11.026.182 Rp10.107.503 Rp9.591.191 Rp9.275.890 Rp8.721.282 Inventory turnover LPPF pada tahun 2019
Rata” persediaan Rp2.161.808 Rp2.007.104 Rp1.789.099 Rp1.629.354 Rp1.626.769
5,10 5,04 5,36 5,69 5,36
adalah 3,45 yang berarti rata -rata
persediaan yang terjual sepanjang tahun
sekitar 3,45 kali.
6 Inventory turnover RALS pada tahun 2019
adalah 3,76 yang berarti rata -rata
5
persediaan yang terjual sepanjang tahun
4 sekitar 3,76 kali.
LPPF Inventory turnover HERO paling tinggi
3 RALS pada tahun 2019 adalah 5,36 yang berarti
2 HERO rata -rata persediaan yang terjual
1 sepanjang tahun sekitar 5,36 kali.
0
2015 2016 2017 2018 2019
GROSS PROFIT MARGIN
2015 2016 2017 2018 2019
LPPF  63% 63% 62% 62% 60%
RALS 36,07% 37,60% 39,34% 43,67% 44,57%
HERO 23,18% 26,10% 26,41% 28,48% 28,91%

70%
Gross profit margin adalah
60%
perbandingan antara laba kotor
50% dengan penjualan atau
40% LPPF pendapatan yang ada. Gross profit
30% RALS margin LPPF tahun 2019 adalah
HERO 60%., sedangkan untuk RALS gross
20%
profit margin nya adalah 44,57%
10%
pada tahun 2019.
0%
2015 2016 2017 2018 2019
OPERATING PROFIT MARGIN
2015 2016 2017 2018 2019
LPPF  26% 26% 24% 15% 17%
RALS 6,58% 7,94% 8,29% 12,49% 13,10%
HERO -0,85% 1,35% -1,93% -9,66% 0,45%

Operating Profit Margin adalah perbandingan


30% antara laba operasi dengan penjualan atau
25% pendapatan yang ada.
20%
Operating Profit Margin LPPF tahun 2019
15% adalah 17% meningkat dari yang sebelumnya
10% LPPF 15%. RALS tahun 2019 adalah 13,10%,
RALS meningkat dari 12,49% pada tahun
5% HERO sebelumnya. OPM HERO pada tahun 2019
0%
2015 2016 2017 2018 2019 adalah yang paling rendah diantara 3
-5% perusahaan tersebut yaitu sebesar 0,45%
-10% bahkan sempat rugi pada tahun 2015,2017
-15% dan 2018.
NET PROFIT MARGIN
2015 2016 2017 2018 2019
LPPF  20% 20% 19% 11% 13%
RALS 6,07% 6,97% 7,23% 10,23% 11,58%
HERO -1,0% 0,9% -1,5% -9,6% 0,6%

Net Profit Margin adalah perbandingan antara laba


25%
bersih dengan penjualan atau pendapatan yang
20% ada.
15%
Net Profit Margin LPPF pada tahun 2019 adalah
10% 13% meningkat dari yang sebelumnya 11%. RALS
LPPF pada tahun 2019 adalah 11,58% meningkat dari
5% RALS yang sebelumnya 10,23%. NPM HERO adalah yang
HERO paling rendah pada tahun 2019 adalah 0,6%
0%
2015 2016 2017 2018 2019 bahkan sempat rugi pada tahun 2015,2017 dan
-5% 2018.
-10%
-15%
RETURN ON EQUITY
  2015 2016 2017 2018 2019
LPPF 161% 109% 82% 60% 78%
RALS 10,08% 12,24% 11,64% 15,34% 15,54%
HERO -2,76% 2,21% -3,68% -32,69% 1,82%

200% Return on Equity (ROE) adalah rasio yang menunjukkan


kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
150% bersih dengan menggunakan modal dan menghasilkan
laba bersih untuk pemilik atau investor.
100% LPPF
RALS ROE LPPF tahun 2019 adalah 78% menunjukkan LPPF
50% HERO dapat mengembalikan 78% kepada investor. ROE RALS
tahun 2019 adalah 15,34%. Sedangkan HERO yang
0% paling rendah yaitu 1,82%
2015 2016 2017 2018 2019
-50%
RETURN ON ASSET
  2015 2016 2017 2018 2019
LPPF 46% 42% 35% 22% 28%
RALS 7,35% 8,79% 8,31% 11,20% 11,47%
HERO -1,89% 1,55% -2,48% -18,50% 1,16%

ROA adalah rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan


50% perusahaan menghasilkan laba dari penggunaan seluruh
40% sumber daya atau aset yang dimilikinya.
30%
ROA LPPF tahun 2019 adalah 28% berarti investasi aset Rp 1
20% LPPF menghasilkan 28% dari pendapatan tahunan.
10% RALS
HERO ROA RALS tahun 2019 adalah 11,47% berarti investasi aset
0%
2015 2016 2017 2018 2019 Rp 1 menghasilkan 11,47% dari pendapatan tahunan.
-10%
-20% ROA HERO tahun 2019 paling rendah yaitu 1,16% berarti
investasi aset Rp 1 menghasilkan 1,16% dari pendapatan
-30%
tahun.
TOTAL ASSETS TURN OVER
2015 2016 2017 2018 2019
LPPF  2,47 2,26 1,95 1,96 2,08
RALS 1,21 1,27 1,18 1,13 1,03
HERO 1,84 1,83 1,77 2,11 2,03

3 Total asset turnover adalah rasio yang menunjukkan


efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan asset
2.5
tetapnya untuk menghasilkan penjualan.
2
LPPF Total asset turnover LPPF adalah 2,08 yang berarti setiap
1.5 RALS Rp 1 aset perusahaan menghasilkan pendapatan sebesar
1 HERO Rp 2,08(lebih besar). RALS adalah 1,03 yang berarti setiap
0.5 Rp 1 aset perusahaan menghasilkan pendapatan sebesar
Rp 1,03 (lebih besar).HERO adalah 2,03 yang berarti setiap
0 Rp 1 aset perusahaan menghasilkan pendapatan sebesar
2015 2016 2017 2018 2019
Rp 2,03 (lebih besar)
WORKING CAPITAL TURNOVER
  2015 2016 2017 2018 2019
LPPF -31,77 90,13 26,78 32,14 48,30
RALS 2,96 3,21 2,75 5,25 1,94
HERO 26,16 16,16 23,99 19,32 32,38

100
80 Working capital turnover adalah rasio yang menilai
kemampuan modal kerja berputar dalam satu tahun.
60
40 LPPF PT Matahari Dept Store di thn 2019 menghasilkan
RALS penjualan bersih dengan menggunakan 48,3 kali dari
20 HERO modal kerjanya. PT Ramayana tahun 2019
menghasilkan penjualan bersih dengan menggunakan
0
2015 2016 2017 2018 2019 1,94 kali dari modal kerjanya. PT Hero Supermarket
-20 Tbk pada tahun 2019 menggunakan 33 kali modal
kerjanya.
-40
WORKING CAPITAL TO TOTAL ASSETS
  2015 2016 2017 2018 2019
LPPF -4,3% 7,9% 6,7% 5,5% 3,1%
RALS 40,88% 39,20% 41,80% 47% 51,01%
HERO 7,33% 10,45% 7,38% 10,91% 6,26%

60.00%
Rasio working capital to total asset adalah rasio
50.00% yang membandingan modal kerja dengan total
aset.
40.00%
30.00% LPPF LPPF tahun 2019 memiliki rasio working capital
RALS to total asset 3,1%.RALS tahun 2019 memiliki
20.00% HERO rasio working capital to total asset 51,01%.
10.00% Sedangkan HERO 6,26%.

0.00%
2015 2016 2017 2018 2019
-10.00%
BASIC EARNING POWER
  2015 2016 2017 2018 2019
LPPF 60,1% 52,2% 43,8% 30,8% 36,5%
RALS 7,97% 10% 9,53% 13,68% 12,98%
HERO -2% 2% -3% -20% 1%

70.0% Basic Earning Power adalah  rasio yang menunjukkan


60.0% kemampuan aset perusahaan dalam menghasilkan laba
50.0% operasi. Jadi Rasio basic earning power bertujuan untuk
mengukur tingkat keuntungan dasar dari perusahaan.
40.0% Basic Earning Power LPPF pada tahun 2019 adalah 36,5%
30.0% LPPF yang berarti perusahaan menggunakan aset Rp 1
20.0% RALS menghasilkan 36,5%laba perusahaan. RALS pada tahun
10.0% HERO 2019 adalah 12,98% yang berarti perusahaan menggunakan
aset Rp 1 menghasilkan 12,98%laba perusahaan. HERO
0.0%
2015 2016 2017 2018 2019 adalah yang paling rendah yaitu sebesar 1%.
-10.0% Semaki tinggi BEP semakin efektif perusahaan dalam
-20.0% menggunakan asetnya untuk menghasilkan laba.
-30.0%
VALUASI RISIKO KEUANGAN
• Resiko keuangan LPPF sedikit lebih tinggi daripada yang seharusnya, dengan
DAR pada tahun 2019 mencapai 64% yang berarti lebih dari 50% aset dibiayai
oleh hutang. Tapi angka 64% masih cenderung aman. DER LPPF pada tahun
2019 adalah 177% yang sedikit lebih tinggi daripada yang seharusnya (150%)
namun masih relatif aman.
• Risiko keuangan RALS tidak tinggi karena pada tahun 2019 DAR hanya mencapai
26% dari batas maksimal yaitu 50%. Sedangkan untuk DER RALS pada tahun
2019 tergolong rendah dan aman yaitu 36% dari 150%.
• Resiko keuangan HERO tidak tinggi karena pada tahun 2019 DAR perusahaan
sebesar 36% masih dibawah 50%. Sedangkan DER perusahaan tahun 2019
adalah 56% yang tergolong masih aman
VALUASI RISIKO BISNIS
• Resiko Bisnis LPPF masih tinggi walaupun menurut current tratio LPPF masih
aman karena rationya lebih dari 100% tapi ternyata aset LPPF masih didominasi
oleh persediaan. Jadi untuk membayar kewajibannya dengan aset lancar tanpa
persediaan, terbukti dengan quick ratio masih dibawah 100% yaitu 64%.
• Risiko bisnis RALS rendah karena current ratio tinggi pada tahun 2019 adalah
353,8%. Sedangkan quick ratio RALS quick ratio adalah 284%.
• Resiko bisnis HERO sedikit tinggi walaupun current ratio HERO masih aman
karena rationya lebih dari 100% yaitu 119% tapi ternyata aset LPPF masih
didominasi oleh persediaan. Jadi untuk membayar kewajibannya dengan aset
lancar tanpa persediaan, terbukti dengan quick ratio masih dibawah 100% yaitu
40%.
VALUASI KUALITAS MANJEMEN
• Kualitas Manajemen LPPF lebih baik daripa RALS dan HERO dengan ROA tahun
2019 senilai 28% yang lebih dari 5%. Jadi Manajemen bisa memanfaatkan 28%
dari aset untuk menghasilkan laba. ROE LPPF juga tinggi yang bisa jadi hutang
LPPF terlalu banyak.
• Kualitas Manajemen RALS baik, di taun 2019 ROA mencapai 15,54% lebih dari
5%. Untuk ROE RALS tahun 2019 mencapai 11,47% tergolong aman tapi tidak
begitu bagus.
• Kualitas Manajemen HERO adalah yang paling buruk karena di tahun 2019 ROA
sebesar 1,16% dan ROE 1,82%. Angka tersebut sungguh rendah daripada yang
seharusnya. HERO hanya memanfaatkan 1,82% asetnya untuk menghasilkan
laba.
VALUASI PROSPEK KEUANGAN DAN BSINIS
• Untuk prospek keuangan dan bisnis LPPF kurang bagus karena kewajiban
perusahaan yang masih terlalu tinggi. Namun masih dibantu dengan
pertumbuhan laba komprehensif dan laba per saham yang perlahan meningkat
karena sempat jatuh pada tahun 2018.
• Prospek keuangan dan bisnis RALS cukup bagus karena kewajiban tidak terlalu
tinggi. Laba komprehensif dan laba per saham juga mengingkat setiap tahunnya,
walaupun laba per saham sempat menurun pada tahun 2018.
• Untuk prospek keuangan dan bisnis HERO cukup mengkhawatirkan karena rasio
profitabilitas tergolong rendah dibanding 2 lainnya. Rasio OPM dan NPM pada
tahun 2019 perusahaan hanya sebesar 0,45% dan 0,6% bahkan sempat minus
pada tahun 2018.
Analisis Kesehatan Perusahaan
Rasio Likuiditas
• Current ratio adalah rasio yang mengukur aset lancar yang tersedia untuk
memenuhi kewajiban lancar. Semakin tinggi nilai rasio lancar, maka
semakin tinggi tingkat kemampuan perusahaan membayar kewajiban
jangka pendek.
• Current ratio LPPF tahun 2019 adalah 106% masih stabil. Current ratio
HERO juga masih stabil yaitu 119%. Sedangkan RALS memiliki current
ratio yang paling tinggi pada tahun 2019, current ratio RALS adalah
353,8%.
• Menurut current ratio, ketiga perusahaan dalam keadaan sehat dan tidak
memiliki kesulitan keuangan
Rasio Leverage
• DAR LPPF sudah lebih dari 50% yang artinya LPPF berpotensi mengalami
kesulitan keuangan karena hutangnya sudah melebihi setengah dari aset
perusahaan. Jika tidak diimbangi dengan laba yang tinggi bisa jadi
perusahaan mengalami kesulitan keuangan di masa depan
• DAR RALS tidak lebih dari 50%, artinya sumber pendanaan dari hutang
kurang dari 50%, sehingga perusahaan tidak berpotensi mengalami kesulitan
keuangan karena hutangnya tidak melebihi setengah dari aset perusahaan.
• DAR HERO tidak lebih dari 50%, artinya sumber pendanaan dari hutang
kurang dari 50%, sehingga perusahaan tidak berpotensi mengalami kesulitan
keuangan karena hutangnya tidak melebihi setengah dari aset perusahaan.
Rasio Profitabilitas
• Rasio OPM LPPF menurun dari tahun 2015 – 2018 dan naik sedikit pada tahun 2019
ini berarti perusahaan buruk arus kas operasinya dan prospek bisnisnya kurang baik.
• Sama halnya dengan OPM, NPM LPPF juga sama. Menandakan likuiditas dan kinerja
perusahaan kurang baik.
• Rasio OPM RALS meningkat terus-menerus dari tahun 2015 – 2018, artinya
perusahaan arus kas operasinya dan prospek bisnisnya terlihat baik.
• Rasio OPM dan NPM HERO naik turun sepanjang 2015-2018 dan titik terendah
mereka adalah tahun 2018 mencapai minus 9,6%. Menandakan prospek dan kinerja
perusahaan dalam menghasilkan laba kurang baik.
• NPM RALS dan LPPF hampir sama jumlah yaitu 12% dan 13%, sedangkan HERO
terendah yaitu mencapai 0,6% saja pada tahun 2019.
Rasio Manajemen
• ROE LPPF lebih dari 20% yaitu 78% yang menandakan LPPF kualitas manajemen baik. Berarti
kualitas bisnis dan manajemen LPPF dalam mengelola ekuitas masih bagus dan merupakan
perusahaan yang sehat.
• Rasio ROA LPPF masih bagus yang berarti kualitas bisnis dan manajemen LPPF efektif dalam
mengelola asetnya.
• ROE RALS tidak lebih dari 20% yaitu 15% yang menandakan RALS tidak terlalu banyak memiliki
utang sehingga ekuitasnya tinggi. Berarti kualitas bisnis dan manajemen RALS dalam mengelola
ekuitas sudah cukup baik.
• Rasio ROA RALS kurang bagus dibanding LPPF karena RAA RALS lebih rendah.
• ROE HERO terlalu rendah yaitu 1,82% yang menandakan HERO masih buruk dalam mengelola
ekuitasnya dan bukan perusahaan yang sehat.
• Rasio ROA HERO juga terlalu rendah yaitu 1,66% saja yang berarti kualitas bisnis dan manajemen
HERO tidak efektif dalam mengelola asetnya.
ANALISIS STRATEGI BISNIS LPPF
• Kompetitor terberat Matahari adalah maraknya jual-beli online di sosial media
maupun e – commerce (Bukalapak,Zalora, Shopee,Tokopedia dan lain -
lainkarena para konsumen lebih memilih berbelanja online sehingga
mendapatkan harga yang lebih murah. Semua perusahaan ritel sedang
mengalami tantangan ini seperti Centro departement store, Hero Supermarket
dan lainnya. Strategi Matahari untuk menyaingi pasar online dengan membuat
Omnichannel dengan membuka situs belanja online yaitu Matahari.com yang
telah menjadi 3 portal mode fashion teratas dinegara ini.
• Selain pesaing online, Matahari juga memilki pesaing perusahaan ritel lainya
yaitu Ramayana yang menyediakan barang – barang yang lebih murah daripada
Matahari.
ANALISIS STRATEGI BISNIS LPPF
• Matahari telah mencapai misinya yaitu sebagai tempat belanja busana pilihan Indonesia yang
mengutamakan keinginan pelanggan, yaitu: busana dengan harga terjangkau, berkualitas, dan
pengalaman belanja yang penuh inspirasi dan membuat pelanggan merasa nyaman.
• Hasil laporan keuangan perusahaan memperlihatkan pertumbuhan PDB yang relatif lambat dan
lingkungan bisnis ritel yang lemah. Meskipun demikian, manajemen dapat mencapai sasarannya
dengan membuka tiga gerai Matahari baru dalam format besar serta delapan gerai khusus format
kecil. Manajemen juga telah melakukan investasi besar dalam merevitalisasi jaringan ritel yang ada
untuk mempertahankan agar gerai Matahari tetap menarik dan relevan bagi pelanggan. Hal ini
mencerminkan keyakinan manajemen bahwa gerai format besar akan tetap menjadi inti dari bisnis
kami walaupun kami mulai beralih ke bisnis ritel omnichannel.
• Pada saat yang sama, konvergensi operasi offline dan online Matahari tetap di jalurnya. Platform
awal Perseroan, MATAHARI.com, menjadi fashion e-commerce ritel terbesar ketiga di Indonesia,
sementara aplikasi MATAHARI berhasil mencapai 1,3 juta unduhan pada tahun pertamanya
• Sementara itu, Matahari Rewards, program loyalitas terbesar di Indonesia, mengalami kenaikan
jumlah keanggotaannya menjadi 7,9 juta anggota aktif.
ANALISIS STRATEGI BISNIS RALS
• Setiap bisnis pasti memiliki banyak pesaing, begitu juga dengan Ramayana, perusahaan ritel yang
menyediakan berbagai macam fashion wanita, pria, anak-anak. Seiring berjalannya waktu, boleh
dikata Ramayana semakin eksis hingga ke kalangan atas, karena Ramayana memiliki strategi bisnis
antara lain, yaitu :
1. Iklan di YouTube yang menjadi viral
Sekitar tahun 2016, Ramayana membuat iklan YouTube yang berhasil menarik perhatian masyarakat pengguna
YouTube. Dengan memberikan slogan pada iklannya yaitu #KerenHakSegalaBangsa, #KerenLahirBatin, dll, iklan
YouTube Ramayana tersebut menjadi viral dan mencapai 16 juta penonton. Karena konsep dalam iklan tersebut
membuktikan bahwa, fashion di Ramayana tidak lagi dikenal tidak menarik, melainkan perubahan yang dilakukan
Ramayana memang benar-benar tepat dan semakin banyak peminatnya.
2. Endorse artis Indonesia papan atas
Ramayana sempat memilih untuk endorse artis papan atas seperti Aliando Syarief (menjadi ambassador), Nagita
Slavina (produk RA Jeans produk dari Raffi Ahmad), dan bekerjasama dengan Ayu Ting-Ting. Selain itu, selebgram atau
selebritis dari Youtube juga sering menjadi endorse Ramayana, hal itu dilakukan karena Ramayana tahu bagaimana
cara menyesuaikan pasar Ramayana.
ANALISIS STRATEGI BISNIS RALS
3. Bekerja sama dengan e-commerce terkenal
Gerai Ramayana memang banyak tersebar di seluruh daerah di Indonesia. Namun, dalam
memasarkan produknya melalui situs belanja online, Ramayana tidak hanya membuat website
saja, tetapi juga melakukan kerja sama dengan e-commerce seperti Lazada, Shopee, dan
Tokopedia.
4. Memperbaiki toko offline dengan acara hiburan
Ramayana melakukan strategi promosi offline dengan mengadakan acara hiburan seperti pentas
musik (dangdut), promosi produk dengan toa yang menjadi ciri khas Ramayana Store.
5. Diskon yang besar
Ramayana sering memberi diskon besar-besaran sampai 70% untuk produk-produknya, karena
memang semua kalangan masyarakat dapat membeli produk yang dijual Ramayana dengan
kualitas yang tetap baik. Hal itu, membuat Ramayana semakin eksis walaupun banyak sekali
saingannya.
ANALISIS STRATEGI BISNIS HERO
• Sama seperti perusahaan retail lainnya saingan terberat Hero adalah platform – platform online sperti Shopee,
Tokopedia, Bukalapak dan lain – lain.
• Hero sudah menyiapkan strategi bisnis untuk menghadapi kompetitornya tersebut yaitu dengan membangun
omnichanel sama seperti strategi Matahari.Namun Hero belum melakukannya dengan maksimal
• Hero mempunyai strategi bisnis untuk terus memperluas jangkauan produknya sehingga pelanggan akan terus
datang .
• Hero juga telah melakukan inovasi pada toko .Pada bisnis Makanan, Perseroan telah mengadopsi konsep baru
dengan melakukan Refit dan Refresh di 14 Giant Ekstra dan 5 Giant Ekspres. Program ini akan terus berjalan di toko
Giant lainnya di tahun 2020. Hero Supermarket juga membuka dua toko baru yang berlokasi di Lagoon Avenue Kota
Bekasi, dan di Casa Domaine, Jakarta dan memiliki respon positif dari konsep komersial baru dikembangkan.
• Bisnis Health & Beauty Perseroan terus menunjukkan momentum pertumbuhan yang signifikan, didukung
pendapatan yang kuat dan pertumbuhan penjualan like-for-like.
• Di masa mendatang, Perseroan akan terus berinvestasi dalam pertumbuhan bisnis perabot rumah tangga dan tetap
berkomitmen pada rencana strategis untuk memenuhi permintaan pelanggan berpenghasilan menengah yang
sedang tumbuh mencakup pembukaan toko IKEA dalam format yang ada saat ini ataupun dalam format yang baru.
ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL LPPF
• Kondisi akibat pandemi COVID-19 ini membuat semua mall di Indonesia
tutup sementara. Sama halnya dengan Matahari yang menutup semua
gerai selama pandemi ini. Namun untuk gerai online akan berjalan seperti
biasanya. Tapi tetap saja kondisi ini akan menurunkan penjualan Matahari.
• Manajemen Matahari pun melakukan sejumlah tindakan untuk menekan
biaya dengan bekerja sama dengan pemilik mall untuk penurunan beban
sewa, penurunan beban pemasaran jangka menengah, melarang perjalan
dinas, penurunan beban sumber daya manusia dengan kombinasi
pengurangan jam kerja, penerapan cuti tidak berbayar dan penurunan gaji
dengan penurunan terbesar di tingkat manajemen senior.
ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL RALS
• Pandemi Covid-19 membuat seluruh kegiatan masyarakat khususnya dalam perekonomian menjadi tidak
bisa berjalan dengan baik. Begitu juga dengan perusahaan ritel PT Ramayana Lestari Sentosa (RALS)
telah menutup beberapa gerai dan melakukan pembatasan operasional selama bulan April - Mei 2020.
Selain itu, manajemen dengan berat hati melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 421
karyawan sejak Januari 2020.
• Saat ini total pendapatan perseroan menurun sekitar 25%-50% dan beban operasional masih tinggi
karena banyak tenaga kerja yang harus diberi haknya. Pihak manajemen memperkirakan dampak rugi
dari pandemi ini kemungkinan besar dapat mencapai lebih dari 75% setelah adanya penutupan di
sejumlah department store
• Namun, PT Ramayana Lestari Sentosa (RALS) tetap berusaha untuk mengubah strategi bisnisnya agar
tetap berjalan di tengah pandemi ini dengan cara :
– Fokus penjualan produknya secara online melalui website Ramayana, WhatsApp, dan partner-partner e-
commerce (Lazada, Shopee, Tokopedia.
– Fokus pada penjualan supermarket.
ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL HERO
• Sama seperti bisnis ritel lainya akibat dari COVID 19 perusahaan mengalami
kerugian termasuk Hero.  Emiten ritel PT Hero Supermarket Tbk (HERO)
membukukan rugi bersih Rp 43,56 miliar pada kuartal I-2020, membengkak dari
periode yang sama tahun lalu rugi bersih Rp 3,52 miliar.
• Berdasarkan data laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), pendapatan
HERO tergerus 15% menjadi Rp 2,60 triliun dari periode yang sama tahun
sebelumnya Rp 3,06 triliun. Sementara itu, laba kotor minus 19% menjadi Rp 703
miliar dari sebelumnya Rp 872 miliar.
• Untuk segmen furniture penjualan masih bagus karena didukung oleh e –
commerce. Sedangkan yang paling berdampak adalah segmen makananan karena
adanya pandemi ini membuat perubahan pola belanja dan permintaan barang.
Masalah Keputusan Manajemen Keuangan
Current Ratio
400%

350% 354%
326%
300% 295% 295%
281%
250%
LPPF
200% RALS
HERO
150%
115% 114% 110% 106%
100% 93%
50%

0%
2015 2016 2017 2018 2019
Masalah Investasi LPPF
• Current ratio LPPF masih lebih dari 100% yaitu 106%. Ini berarti
perusahaan masih mempunyai 6% untuk kebutuhan operasinya.
Tetapi ternyata biaya operasi LPPF sebesar 63%. Berarti LPPF
belum bisa untuk melaksanakan kegiatan investasi dengan aset
lancarnya karena untuk biaya operasi LPPF masih kekurangan
57%.
Masalah Investasi RALS
• Current ratio RALS masih lebih dari 100% yaitu 354%. Ini berarti
perusahaan masih mempunyai 254% untuk kebutuhan
operasinya. Biaya operasi RALS sebesar 208%. Berarti RALS bisa
untuk melaksanakan kegiatan investasi dengan aset lancarnya
karena untuk biaya operasi RALS bisa memenuhinya . Sehingga
RALS tidak mengalami masalah investasi.
Masalah Investasi HERO
• Tidak memiliki biaya yang cukup untuk operasinya, investasi dan
dividen. Terlihat dari current ratio HERO masih lebih dari 100%
yaitu 119%. Ini berarti perusahaan masih mempunyai 19% untuk
kebutuhan operasinya. Tetapi ternyata biaya operasi HERO
sebesar 69%. Berarti HERO belum bisa untuk melaksanakan
kegiatan investasi dengan aset lancarnya karena untuk biaya
operasi HERO masih kekurangan 50%.
Masalah Keputusan Pendanaan
120% 120%
120%
100% 100%
100%
80% 80%
28%
80% 38% 43% 36% 36%
60% EKUITAS 60% Ekuitas
60% Ekuitas LIABILITAS Liabilitas
Liabilitas 40% 40%
40% 72%
62% 57% 64% 64% 20% 20%
20%
0% 0%
0% 2015 2016 2017 2018 2019
2015 2016 2017 2018 2019
• Dilihat dari proporsi Liabilitas dan Ekuitas, manajer merupakan risk taker karena liabilitas perusahaan jauh lebih tinggi dari pada
ekuitasnya. Hal ini cukup beresiko karena hutang yang lebih besar akan meningkatkan resiko kesulitan keuangan perusahaan.
Manajer LPPF harus bisa mengontrol keuangan perusahaan agar perusahaan tidak mengalami kesulitan akibat hutang dan bunganya.
• Sedangkan untuk RALS, ekuitas lebih besar daripada liabilitasnya, itu artinya tingkat risiko keuangan RALS jauh lebih kecil
dibandingkan dengan LPPF. Namun, manajer RALS tetap harus mengontrol keuangan perusahaan agar tetap stabil dan lebih baik lagi
setiap tahunnya.
• Sama dengan RALS, HERO ekuitas lebih besar daripada liabilitasnya, itu artinya tingkat risiko keuangan lebih kecil dibandingkan
dengan LPPF. Namun, manajer HERO tetap harus mengontrol keuangan perusahaan agar tetap stabil dan lebih baik lagi setiap
tahunnya.
POSISI KEUANGAN
LPPF (Dalam Miliyar) RALS (Dalam Miliyar) HERO(Dalam Miliyar)
Rp3,500 Rp4,500 Rp6,000
Rp3,000 Rp4,000
Rp5,000
ASET LANCAR Rp3,500 ASET LANCAR
Rp2,500 ASET LANCAR
ASET TIDAK LANCAR Rp3,000 ASET TIDAK Rp4,000 ASET TIDAK
Rp2,000 LIABILITAS JK LANCAR
Rp2,500 LANCAR
Rp1,500 PENDEK LIABILITAS JK Rp3,000 LIABILITAS JK
LIABILITAS JK PAN- Rp2,000 PENDEK PENDEK
Rp1,000 JANG Rp1,500 LIABILITAS JK LIABILITAS JK PAN-
PANJANG Rp2,000
EKUITAS Rp1,000 JANG
Rp500 EKUITAS
Rp1,000 EKUITAS
Rp0 Rp500
2015 2016 2017 2018 2019 Rp0
2015 2016 2017 2018 2019 Rp0
2015 2016 2017 2018 2019
RASIO POSISI KEUANGAN
LPPF RALS HERO
400% 80% 80%
350% 70% 70%
300% 60% 60%
250% 50%
50% DAR
EAR EAR 40%
200% 40% DER
DER DER 30%
150% 30% DAR 20% EAR
DAR
100% 20% 10%
50% 10% 0%
0% 0% 2015 2016 2017 2018 2019
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

  2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
DAR 72% 62% 57% 64% 64%  
DAR 35% 25% 29% 38% 36%
DER 37% 39% 40% 37% 36%
DER 252% 162% 133% 177% 177% DAR 27% 28% 29% 27% 26% DER 50% 37% 42% 61% 56%
EAR 28% 38% 43% 36% 36% EAR 73% 72% 71% 73% 74% EAR 70% 67% 71% 62% 64%
Masalah Keputusan Pendanaan
• DAR LPPF 2019 lebih dari 50% yaitu sebesar 64% berarti lebih dari 50%
perusahaan didanai oleh hutang. Hutang lancar lebih banyak daripada hutang
jangka panjangnya berarti hampir setiap kegiatan operasional perusahaan selalu
didanai dengan hutang. Hal ini bisa menjadi masalah karena semakin besar
hutang semakin besar juga beban bunga yang didapatkan
• DAR RALS 2019 adalah 26% (kurang dari 50%) berarti hanya 26% dari aset
perusahaan didanai oleh hutang. Jadi RALS tidak memiliki masalah dalam
keputusan pendanaan.
• DAR HERO 2019 adalah 236% (kurang dari 50%) berarti hanya 36% dari aset
perusahaan didanai oleh hutang. Jadi HERO tidak memiliki masalah dalam
keputusan pendanaan.
Masalah Operasional
LPPF( Dalam Miliyar) RALS HERO
Rp10,000 Rp10,000 Rp16,000
Rp9,000 Rp9,000
Rp8,000 Rp8,000 Rp14,000
Rp7,000 Rp7,000 Rp12,000
Rp6,000 Rp6,000 Rp10,000
Rp5,000 Rp5,000
Rp4,000 BEBAN USAHA Rp4,000 BEBAN USAHA Rp8,000 BEBAN USAHA
Rp3,000 B.POKOK PEND Rp3,000 B.POKOK PEND Rp6,000 B.POKOK PEND
Rp2,000 Rp2,000 Rp4,000
Rp1,000 Rp1,000
Rp0 Rp0 Rp2,000
Rp0
2015 2016 2017 2018 2019

B.POKOK B.POKOK
BEBAN USAHA B.POKOK BEBAN PEND BEBAN USAHA
PEND
2015 Rp3.336 Rp3.342 PEND USAHA
2015 Rp3.336 Rp3.342 2015 Rp11.027 Rp3.605
2016 Rp3.685 Rp3.684
2016 Rp3.685 Rp3.684
2017 Rp3.762 Rp3.853 2016 Rp10.108 Rp3.605
2017 Rp3.762 Rp3.853 2017 Rp9.592 Rp3.767
2018 Rp3.867 Rp4.826
2018 Rp3.867 Rp4.826 2018 Rp9.276 Rp3.845
2019 Rp4.120 Rp4.392
2019 Rp4.120 Rp4.392 2019 Rp8.722 Rp3.489
RASIO KINERJA KEUANGAN
LPPF RALS HERO
50.00% 35%
70% 45.00% 30%
40.00%
60% 35.00% 25%
30.00% 20%
50%
25.00% 15% GPM
40% GPM
GPM 20.00% 10% OPM
OPM
30% OPM 15.00% 5% NPM
NPM
NPM 10.00% 0%
20% 5.00%
-5% 2015 2016 2017 2018 2019
10% 0.00%
-10%
0% -15%
2015 2016 2017 2018 2019

HERO 2015 2016 2017 2018 2019


GPM 23,2% 26,1% 26,4% 28,5% 28,9%
OPM -0,9% 1,3% -1,9% -9,7% 0,5%
NPM -1,0% 0,9% -1,5% -9,6% 0,6%
Matahari (LPPF)
• Matahari memiliki GPM yang paling tinggi cukup jauh selisihnya dibanding perusahaan yang
lain yaitu 60% tetapi OPM dan NPM selisih tidak begitu jauh. Jadi Matahari memiliki masalah
dalam mengelola biaya – biaya operasional yang bisa mengurangi jumlah laba perusahaan.
• Beban pokok penjualan dan beban usaha menurun terus setiap tahunnya.
• Beban pokok penjualan meningkat karena adanya pengurangan persediaan oleh perusahaan.
• Beban usaha terus meningkat akibat dari kenaikan biaya operasional yang berasal dari
kenaikan beban sewa dari pembukaan gerai baru dan kenaikan upah minimum karyawan.
• Matahari tidak bisa menutupi kegiatan operasionalnya dengan aset lancarnya dilihat dari sisa
aset lancar dari membayar hutangnya current ratio 2019 hanya sebesar 6% sedangkan biaya
operasional adalah 63%. Jadi matahari mengalami masalah operasional yaitu kekurangan aset
lancar untuk membiayai operasionalnya sebesar 57%.
Ramayana (RALS)
• RALS sudah bagus dalam mengelola biayanya dilihat dari awalnya GPMnya
selisih jauh dari LPPF tetapi OPM dan NPM hanya selisih sedikit. Ini
membuktikan RALS tidak memiliki masalah operasional.
• Beban pokok penjualan dan beban usaha terus meningkat dari tahun ke
tahun.Beban pokok penjualan menurun.
• Beban usaha terus meningkat akibat dari kenaikan biaya operasional yang
berasal dari kenaikan upah minimum karyawan.
• RALS masih bisa menutupi kegiatan operasinya karena sisa current ratio
untuk membayar hutang adalah 254% sedangkan biaya operasi RALS
sebesar 208%. Sehingga RALS tidak memiliki masalah operasional
Hero (HERO)
• HERO sangat kurang dalam mengelola biaya operasionalnya sehingga
awalnya GPM sudah bagus tetapi OPM dan NPM menjadi sangat rendah
hingga minus pada tahun 2015, 2017 dan 2018. Ini menunjukan HERO
memiliki masalah operasional.
• Beban operasional terus menurun karena manajemen terus mengatur
ulang bisnis dan mengabaikan dampak item tidak berulang.
• HERO tidak bisa menutupi biaya operasionalnya.Terlihat dari sisa current
ratio HERO untuk membayar utang adalah 19% sedangakan biaya
operasionalnya sebesar 69. Jadi HERO mengalami masalah operasional
karena untuk biaya operasi HERO masih kekurangan 50%.
Masalah Dividen LPPF
Dividen Payout Ratio

2015 69,9%

2016 70,0%

2017 70,0%

2018 84,9%

Tidak ada masalah yang serius dengan dividen LPPF. Total Dividen payout ratio Matahari juga meningkat
dividen Matahari Departemen Store sempat naik pada jadi tidak masalah dengan dividen.
tahun 2016. Namun turun pada tahun 2017 dan 2018
disebabkan karena penurunan laba bersih perusahaan.
Karena adanya kondisi COVID-19 perusahaan memutuskan
untuk menangguhkan dividen tahun 2019
Masalah Dividen RALS
Tahun Tanggal
2015 57%
2018 25 Mei 2019 Rp 268,9 juta

2017 16 Mei 2017 Rp 245,0 juta 2016 60%


2016 23 Mei 2016 Rp 206,6 juta
2017 66%
2015 24 Mei 2015 Rp 191,6 juta
2018 57%

Dividen payout ratio sempat menurun dikarenakan laba pers


saham yang juga menurun . Namun penurunannya tidak
siginifikan jadi tidak ada masalah yang terkait dengan dividen
RALS.
Masalah Dividen
• HERO Group memutuskan untuk tidak mengeluarkan pembayaran
dividen sehubungan dengan rencana pengembangan jangka panjang
HERO Group untuk terus menambah toko baru di seluruh Indonesia.
• Keputusan ini telah dibuat sejak tahun 1997 dan terus diterapkan
dalam 2 (dua) tahun fiskal terakhir. Jika di kemudian hari HERO
Group memutuskan untuk membayar dividen, maka kebijakan
tersebut akan diputuskan berdasarkan persyaratan arus kas HERO
Group di masa depan dan harus mendapat persetujuan dari
pemegang saham pada RUPS Tahunan.
Analisis Resiko dan Prospek Bisnis dan
Keuangan
Current Ratio
400%

350% 354%
326%
300% 295% 295%
281%
250%
LPPF
200% RALS
HERO
150%
115% 114% 110% 106%
100% 93%
50%

0%
2015 2016 2017 2018 2019
Resiko Keuangan
• Current ratio LPPF tahun 2019 adalah 106% masih stabil. Current
ratio HERO juga masih stabil yaitu 119%. Sedangkan RALS
memiliki current ratio yang paling tinggi pada tahun 2019,
current ratio RALS adalah 353,8%.
• Menurut current ratio, ketiga perusahaan ini tidak memiliki resiko
dalam keuangannya pada masa mendatang.
RASIO LEVERAGE
LPPF RALS HERO
400% 80% 80%
350% 70% 70%
300% 60% 60%
250% 50%
50% DAR
EAR EAR 40%
200% 40% DER
DER DER 30%
150% 30% DAR 20% EAR
DAR
100% 20% 10%
50% 10% 0%
0% 0% 2015 2016 2017 2018 2019
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

  2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
DAR 72% 62% 57% 64% 64%  
DAR 35% 25% 29% 38% 36%
DER 37% 39% 40% 37% 36%
DER 252% 162% 133% 177% 177% DAR 27% 28% 29% 27% 26% DER 50% 37% 42% 61% 56%
EAR 28% 38% 43% 36% 36% EAR 73% 72% 71% 73% 74% EAR 70% 67% 71% 62% 64%
Resiko & Prospek Keuangan
• DAR LPPF sudah lebih dari 50% yang artinya LPPF berpotensi mengalami kesulitan
keuangan karena hutangnya sudah melebihi setengah dari aset perusahaan. Jika tidak
diimbangi dengan laba yang tinggi bisa jadi perusahaan mengalami kesulitan keuangan
di masa depan. Prospek perusahaan bisa jadi buruk
• DAR RALS tidak lebih dari 50%, artinya sumber pendanaan dari hutang kurang dari 50%,
sehingga perusahaan tidak berpotensi mengalami kesulitan keuangan di masa depan
karena hutangnya tidak melebihi setengah dari aset perusahaan. Prospek perusahaan
masih aman dari kesulitan keuangan
• DAR HERO tidak lebih dari 50%, artinya sumber pendanaan dari hutang kurang dari
50%, sehingga perusahaan tidak berpotensi mengalami kesulitan keuangan di masa
depan karena hutangnya tidak melebihi setengah dari aset perusahaan. Prospek
perusahaan masih aman dari kesulitan keuangan
Rasio Profitabilitas
LPPF RALS HERO
50.00% 35%
70% 45.00% 30%
40.00%
60% 35.00% 25%
30.00% 20%
50%
25.00% 15% GPM
40% GPM
GPM 20.00% 10% OPM
OPM
30% OPM 15.00% 5% NPM
NPM
NPM 10.00% 0%
20% 5.00%
-5% 2015 2016 2017 2018 2019
10% 0.00%
-10%
0% -15%
2015 2016 2017 2018 2019

HERO 2015 2016 2017 2018 2019


GPM 23,2% 26,1% 26,4% 28,5% 28,9%
OPM -0,9% 1,3% -1,9% -9,7% 0,5%
NPM -1,0% 0,9% -1,5% -9,6% 0,6%
Rasio Manajemen
LPPF RALS HERO
18.00% 5%
180%
160% 16.00% 0%
140% 14.00% -5% 2015 2016 2017 2018 2019
120% 12.00%
-10%
100% 10.00% ROE
80% 8.00% -15%
ROE ROE ROA
60% 6.00% -20%
ROA ROA
40% 4.00% -25%
20% 2.00%
0.00% -30%
0%
-35%

  2015 2016 2017 2018 2019   2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
ROA 46% 42% 35% 22% 28% ROA 7,35% 8,79% 8,31% 11,20% 11,47% ROA -2% 2% -2% -18% 1%
ROE 161% 109% 82% 60% 78% ROE 10,08% 12,24% 11,64% 15,34% 15,54% ROE -3% 2% -4% -33% 2%
Resiko & Prospek Bisnis
• Rasio OPM LPPF menurun dari tahun 2015 – 2018 dan naik sedikit pada tahun 2019, RALS meningkat sedikit dari tahun
2015 – 2019 sedangkan HERO adalah yang paling rendah bahkan sempat minus pada tahun 2015 2017 dan 2018 dan
penurunan paling siginifikan pada tahun 2018 yaitu - 9,7%. Namun lebih tinggi LPPF 17 % daripada RALS 13%.
• Rasio NPM 2019 LPPF dan RALS hampir sama yaitu LPPF 13 % dan RALS 12 %. Pengurangan yang banyak pada LPPF
disebabkan karena beban hutang yang lebih banyak pada LPPF sehingga mengurangi laba bersih
perusahaan.Sedangkan HERO sangat rendah yaitu 0,6%.
• Dilihat ROA ROE LPPF yang lebih besar daripada RALS menandakan bahwa kualitas manajemen LPPF masih lebih baik
daripada RALS. Karena RALS memiliki hutang yang sedikit dan ekuitas yang besar cenderung membuat kinerja
manajemen menjadi malas karena tidak adanya dorongan bekerja keras untuk membayar hutang. Sedangkan HERO
sangat rendah hanya 1% dan 2% pada tahun 2019 menandakan kinerja manajemen HERO kurang bagus.
• Prospek ke depannya LPPF masih sedikit beresiko perlu mengatur hutangnya agar tidak terlalu banyak beban bunga.
RALS yang memiliki hutang sedikit harus dapat mengelola hutangnya karena hutang yang terlalu sedikit menyebabkan
kinerja manajer menjadi malas sehingga OPM ,NPM, ROA dan ROE tidak bertumbuh secara signifikan. Prospek
kedepannya HERO masih sangat beresiko jadi manajemen perlu mengelola beban operasionalnya agar tidak terlalu
tinggi dan meningkatkan penjualannya.
Prospek Bisnis
• PER LPPF pada tahun 2019 adalah 8,56 ,RALS 11,08 dan HERO
46,47. Jadi untuk prospek ke depannya HERO lebih unggul karena
PER lebih tinggi yang berarti investor tertarik untuk membeli
saham perusahaan.
• MBR LPPF pada tahun2019 adalah 6,75 , RALS 21,3 dan HERO
15,58. Berarti investor mempunyai ekspektasi yang lebih tinggi
pada RALS daripada LPPF dan HERO.
Resiko Bisnis
• Dikutip dari finance.detik.com ,Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
memperkirakan daya beli masyarakat atau tingkat konsumsi rumah
tangga akan merosot tajam pada kuartal II-2020, atau lebih lemah
dibandingkan dengan realisasi daya beli pada kuartal I-2020.
• BPS mencatat tingkat konsumsi rumah tangga merosot ke level 2,84%
di kuartal I-2020 jika dibandingkan pada kuartal IV-2020 yang sebesar
5,02%.
• Tentunya ini juga akan menjadi resiko yang besar bagi perusahaan –
perusahaan ritel di Indonesia termasuk Matahari, Ramayana dan Hero.
Resiko Bisnis
Dilansir dari news.detik.com Akibat pandemi COVID-19 pada tahun 2020,
membuat pertumbuhan ekonomi terus menurun hingga dibawah 5% kondisi ini
diikuti dengan performa bisnis retail dan pusat perbelanjaan juga turut menurun
tahun belakangan ini, termasuk sepanjang 2019. Tercatat paling tidak cars
traffic menciut antara 10%-15%. Sedangkan pertumbuhan shoppers traffic juga
turun dari rata-rata sebesar 10% menjadi sekitar 7% saja.Lalu okupansi mall juga
ikut-ikutan menyusut sekitar 10%-11%%.
Kondisi ini tentunya menjadi resiko terbesar tahun 2020 bagi kedua perusahaan
yaitu Matahari , Ramayana dan Hero. Apalagi sebagian gerai mereka terletak di
mal – mal. Hero sendiri lebih banyak mendirikan gerai sendiri dan di apartemen –
apartemen.
7. Rekomendasi
Keputusan Investasi
• Matahari, Ramayana dan Hero pada tahun 2020 lebih baik tidak
membuka gerai baru terlebih dahulu karena adanya pandemi
COVID-19 yang menyebabkan toko, mall dan tempat publik lainnya
sepi pengunjung. Perusahaan lebih baik menekankan ke
omnichannel untuk meningkatkan penjualan perusahaan.
• Matahari juga harus mengurangi hutang dan biaya operasionalnya
agar aset lancarnya bisa digunakan untuk berinvestasi.
• Hero juga harus mengatur biaya operasionalnya agar aset
lancarnya bisa digunakan untuk berinvestasi
Keputusan Pendanaan
• Matahari harus bisa mengontrol hutangnya untuk mendanai kegiatan
operasinya. Karena dari rasio DAR perusahaan yang mengindikasikan
perusahaan terlalu banyak hutang yang akan meningkatkan resiko ke depannya.
• Ramayana harus tetap mengontrol hutangnya agar jangan sampai terjadi
peningkatan hutang yang berlebih, karena saat ini kondisi keuangan RALS sudah
cukup bagus.
• Ramayana harus tetap mengontrol hutangnya agar jangan sampai terjadi
peningkatan hutang yang berlebih, karena saat ini laba HERO belum meningkat
secara signifikan. HERO juga bisa memanfaatkan hutang untuk mengembangkan
penjualan dan laba perusahaan yang masih kurang bagus.
Keputusan Operasional
• Matahari harus mengurangi beban operasionalnya agar tidak
berdampak pada pengurangan laba.
• Sama halnya dengan HERO yang laba bersihnya masih terlalu
sedikit hingga minus. Manajemen harus dapat mengelola biaya
operasional dengan baik sehingga tidak banyak mengurangi laba.
Penjualan juga perlu ditingkatkan
Keputusan Dividen
• Tindakan Matahari sudah benar dengan tidak membagi dividen
2019 terlebih dahulu pada masa sulit seperti ini. Sehingga dana –
dana tersebut bisa untuk hal yang lebih mendesak seperti
pembayaran hutang, gaji dan lain-lain.
• Tindakan Ramayana benar, karena tidak membagi dividen 2019
pada masa sulit seperti ini. Sehingga dana-dana tersebut bisa
digunakan untuk membayar hutang, gaji dan lain-lain.
• Langkah Hero sudah benar dengan tidak membagi dividen
terlebih dahulu dan menunggu saat keuangan Hero sudah stabil.
Teori Restrukturisasi
Struktur Grup Matahari
Struktur Organisasi Matahari
Struktur Grup Ramayana
• Perusahaan tidak memiliki anak perusahaan
Struktur Organisasi Ramayana
Struktur Grup Hero
• Perusahaan tidak memiliki anak perusahaan
Struktur Organisasi Hero
Permasalahan Utama Perseroan
Permasalahan Utama Matahari
70%
400% 60%
300% 50%
EAR 40% GPM
200% DER OPM
30%
DAR NPM
100% 20%
10%
0%
0%
2015 2016 2017 2018 2019
  2015 2016 2017 2018 2019
DAR 72% 62% 57% 64% 64%
DER 252% 162% 133% 177% 177%
EAR 28% 38% 43% 36% 36%

Permasalahan utama Matahari adalah hutangnya yang


Bisa dilihat akibat peningkatan DAR
terlalu besar. Rasio DAR lebih dari 50% menandakan
lebih dari setengah aset perusahaan didanai dengan dari 57% menjadi 64% pada tahun
hutang. Padahal hutang yang terlalu banyak dapat 2018 menyebabkan NPM turun
berakibat ke laba karena beban bunga hutang. sebanyak 8%.
Permasalahan Utama Ramayana
400% 18.00%
350% 16.00%
300% 14.00%
250% Cash Ratio 12.00%
200% 10.00% ROE
Quick Ratio 8.00%
150% Current 6.00%
ROA
100% Ratio 4.00%
50% 2.00%
0% 0.00%
2015 2016 2017 2018 2019

Permasalahan Utama Ramayana adalah hutang yang terlalu sedikit. Ini bisa dilihat dari rasio lancar
perusahaan pada tahun 2019 mencapai 354% yang artinya ramayana memiliki hutang yang sedikit.
Namun dilihat dari ROA dan ROE perusahaan lebih rendah dibandingkan Matahari yang memiliki
hutang yang lebih banyak. Berarti Ramayana memerlukan hutang untuk mendorong manajemen
agar lebih bekerja keras dalam meningkatkan kinerja perusahaan.
Permasalahan Utama Hero
5% 35%
0% 25%
-5% 2015 2016 2017 2018 2019
15% GPM
-10% OPM
ROE
-15% 5% NPM
ROA
-20%
-5% 2015 2016 2017 2018 2019
-25%
-30% -15%
-35%
HERO 2015 2016 2017 2018 2019
2015 2016 2017 2018 2019 GPM 23,2% 26,1% 26,4% 28,5% 28,9%
ROA -2% 2% -2% -18% 1% OPM -0,9% 1,3% -1,9% -9,7% 0,5%
ROE -3% 2% -4% -33% 2% NPM -1,0% 0,9% -1,5% -9,6% 0,6%

Rasio profitabilitas perusahaan sangat buruk. Hal ini


Permasalahan utama Hero adalah Kualitas
disebabkan karena perusahaan belum bisa mengatur
manajemen Hero dalam menghasilkan laba
biaya operasionalnya. Bisa dilihat pada tahun 2018
yang sangat buruk. Ini bisa dilihat dari ROA
GPM sudah meningkat tetapi pada OPM dan NPM
ROE yang sangat rendah hingga minus.
turun hingga minus. Hal ini menandakan manajemen
Tentunya laba yang minus ini akan
Hero masih belum bisa mengatur biaya operasionalnya.
mempengaruhi rasio profitabilitas.
Rekomendasi Manajerial
• Matahari harus dapat mengelola hutangnya sehingga beban bunga yang
dihasilkan tidak banyak. Karena beban bunga dapat menurunkan laba
perusahaan.
• Ramayana harus meningkatkan kinerja manajemennya dengan hutang.
Karena dengan adanya hutang manajemen perusahaan akan terdorong
untuk terus bekerja untuk melunasi hutang tersebut.
• Hero harus mengatur biaya operasionalnya agar laba yang dihasilkan bisa
meningkat. Hero juga harus melakukan upaya untuk peningkatan
penjualan pada segmen makanan, tercatat pada tahun 2019 penjualan
segmen makanan turun sebanyak 13%.
Restrukturisasi
Restrukturisasi Matahari
• Jenis restrukturisasi yang dapat mengatasi masalah keuangan
Matahari adalah restrukturisasi aset yaitu akuisisi.
• Dengan mengakuisisi perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi,
perusahaan akan Dengan akuisisi tersebut, maka perusahaan
dapat meiningkatkan aset yang ia punya. Lalu dapat mengurangi
hutangnya dan likuiditas perusahaan meningkat.
Restrukturisasi Ramayana
• Jenis restrukturisasi yang dapat mengatasi masalah keuangan
Ramayana adalah restrukturisasi manajemen.
• Dengan melakukan restrukturisasi manajemen, manajemen
dapat lebih efektif dalam menghasilkan laba perusahaan yang
akan meningkatkan ROA dan ROE perusahaan.
Restrukturisasi Hero
• Jenis restrukturisasi yang dapat mengatasi masalah keuangan Hero adalah restrukturisasi
aset yaitu merger
• Dengan melakukan merger perusahaan bisa meningkatkan penjualan serta mengurangi
beban operasional.
• Karena dengan merger pangsa pasar perusahaan bertambah sehingga perusahaan dapat
meningkatkan penjualan dan dapat mendominasi pasar. Jika perusahaan industri
melakukan merger, maka perusahaan yang memiliki produk pengganti dari jenis produk
yang sudah ada akan menambah jenis produk yang ada sehingga dapat meningkatkan
produk keseluruhan.
• Penghematan operasi dapat dicapai dengan merger melalui penghapusan fasilitas-
fasilitas yang sama, mengkonsolidasikan kegiatan pemasaran, akuntansi, pembelian dan
kegiatan operasi lainnya.

Anda mungkin juga menyukai