Anda di halaman 1dari 19

TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER

PENGAUDITAN 2
SIKLUS PENGGAJIAN & SDM
PT MAJU JAYA SARANA GRAFIKA

Disusun Oleh :
Kelompok Kelas
Velinda Wijaya 17.G1.0097
Herlina Febriyani 17.G1.0131
Margaretha Tanujaya 17.G1.0135
Della Pangestika 17.G1.0147

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG
DAFTAR ISI

Daftar isi...................................................................................................................................

BAB 1 : Latar Belakang PT Maju Jaya Sarana Grafika .........................................................

1.1. Latar Belakang Perusahaan ...................................................................................


1.2. Visi dan Misi Perusahaan......................................................................................
1.3. Struktur Organisasi Perusahaan ............................................................................

BAB 2 : Siklus Penggajian dan SDM PT Maju Jaya Sarana Grafika ......................................

2.1 Proses Bisnis dalam Siklus Penggajian dan SDM ................................................


2.2 Proses Siklus Penggajian dan SDM PT Maju Jaya Sarana Grafika .....................
2.3 Komponen Gaji Karyawan....................................................................................
2.4 Dokumen dan Catatan terkait siklus penggajian dan SDM ..................................

BAB 3 : Resiko Dan Pengendalian Siklus Penggajian dan SDM ............................................

3.1 Resiko Dalam Siklus Penggajian .........................................................................


3.2 Pengendalian Dalam Siklus Penggajian ................................................................
3.3 Resiko Dalam Siklus SDM ...................................................................................
3.4 Pengendalian Dalam Siklus SDM .........................................................................
BAB 1

LATAR BELAKANG PT MAJU JAYA SARANA GRAFIKA

1.1. Latar Belakang Perusahaan


Grup AR Packaging dengan senang hati mengumumkan penutupan akuisisi yang sebelumnya
diumumkan atas saham mayoritas yang signifikan di PT Maju Jaya Sarana Grafika, sebuah
perusahaan pengemasan terkemuka di Indonesia dengan mayoritas basis pelanggan di segmen
tembakau dan makanan.
Maju Jaya adalah perusahaan pengemasan kertas yang menawarkan layanan satu atap mulai
dari desain, prepress dan produksi hingga finishing dan pengiriman. Didirikan pada tahun
1974 dan mengoperasikan dua situs di Indonesia di Bekasi (dekat dengan Jakarta, Jawa) dan
Semarang (Jawa Tengah). Dengan fondasi kuat yang dibangun di atas sistem, struktur, dan
manusia berkualitas, Maju Jaya disertifikasi untuk ISO 9001 dan ISO 14001. Perusahaan ini
bertujuan untuk menjadi pemain yang efisien, modern, dan sangat dihormati dalam industri
pengemasan.
Akuisisi Maju Jaya adalah langkah penting untuk menerapkan strategi ekspansi Kemasan AR
di luar Eropa di segmen tertentu. Dengan platform di Asia Tenggara, grup ini akan dapat
melayani pelanggan lokal dan multi-nasional dengan cara terbaik.

1.2. Visi dan Misi Perusahaan

Visi

Menjadi salah satu perusahaan pengemasan yang terkemuka di Asia.

Misi
1. Untuk membangun dan memelihara organisasi perusahaan yang kuat dan solid.
2. Untuk memberikan pengiriman produk – produk berkualitas baik secara tepat waktu
dengan jumlah yang dibutuhkan melalui kontrol kualitas yang terperinci dan intensif.
3. Untuk meningkatkan keunggulan kompetitif dengan menawarkan solusi desain yang lebih
baik untuk manufakturabilitas, proses aplikasi khusus dan proses produksi.
4. Untuk mempertahankan hubungan pelanggan yang baik meliputi membangun hubungan
jangka panjang, memberikan respon yang tepat dan akurat dan mengembangkan
komunikasi yang baik dengan pelanggan kami.
Etika dalam bekerja dan Budaya Perusahaan

1. Menjadi aset Indonesia


2. Untuk tumbuh bersama dengan kerja tim yang kuat
3. Untuk memberikan layanan terbaik kepada pelanggan
4. Untuk bertanggung jawab secara sosial dan ramah lingkungan
5. Untuk menjaga hubungan baik dengan semua pemasok kami
6. Untuk terus memantau dan mengendalikan setiap langkah proses produksi dengan kontrol
kualitas yang intensif
7. Komitmen penuh untuk perbaikan berkelanjutan di semua aspek bisnis

1.3. Struktur Organisasi Perusahaan


BAB 2

SIKLUS PENGGAJIAN & SDM

2.1 Proses Siklus Penggajian dan SDM PT Maju Jaya Sarana Grafika
2.1.1. Proses Perekrutan SDM
1. PT Maju Jaya Sarana Grafika membuat pengumuman lowongan pekerjaan dengan
memasang iklan online melalui jobstreet dan juga melalui alumni pegawai.
2. PT Maju Jaya Sarana Grafika bagian HRD melakukan penyaringan berkas – berkas
lamaran dengan berdasarkan beberapa IPK tertinggi.
3. Setelah itu PT Maju Jaya Sarana Grafika mengadakan ujian tertulis berupa psikotes
secara umum.
4. Tahapan setelah ujian tertulis adalah tahap wawancara yang dilakukan oleh
beberapa penguji yaitu bagian HRD dan User.
5. Selama proses wawancara, penguji mengungkapkan kepada calon pegawai
mengenai hal – hal yang berkaitan dengan visi misi perusahaan, SOP dalam
perusahaan, kebijakan dalam perusahaan, dll seperti yang tertera pada form
induksi karyawan baru & induksi K3.
6. Calon pegawai diminta mengisi form induksi karyawan & induksi K3.
7. Penguji akan mengisi form hasil interview
8. Setelah wawancara, calon pegawai akan diminta untuk menunggu kabar
selanjutnya.
9. Penandatanganan kontrak kerja oleh yang bersangkutan dengan direktur utama
10. Penerimaan pegawai

Apabila terdapat calon pegawai yang merupakan anggota keluarga atau kerabat dari salah
satu karyawan PT Maju Jaya Sarana Grafika, calon pegawai tersebut diharuskan untuk
mengikuti seluruh prosedur perekrutan yang ada. Apabila terdapat calon pegawai melewatkan
satu prosedur perekrutan, maka calon pegawai tersebut dinyatakan tidak lolos.

2.1.2. Proses Setelah Penerimaan Pegawai

1. Pegawai pabrikan akan langsung mulai bekerja


2. Staff kantor akan menjalankan training selama 1-2 minggu. Staff kantor tersebut
juga harus melewati masa percobaan selama 3 bulan untuk dapat diangkat menjadi
pegawai tetap. Apabila pegawai yang tidak memenuhi kriteria, maka akan disudahi
perjanjiannya. Namun, minimal 2 minggu sebelum masa percobaan tersebut usai,
review hasil penilaian harus sudah diberikan oleh user.

2.1.3. Proses Penggajian PT Maju Jaya Sarana Grafika


1. Karyawan setiap harinya melakukan presensi dengan menggunakan barcode yang
terdapat pada id card setiap karyawan (kecuali karyawan yang yang melaksanakan
dinas luar kota akan mengisi formulir dinas).
2. Presensi karyawan terintegrasi ke sistem bagian HRD
3. Bagian HRD yang menangani attendance karyawan mencocokkan presensi dengan
surat – surat, seperti surat ijin, surat cuti, dan surat lembur.
4. Kemudian bagian HRD membuat rekap presensi karyawan.
5. Lalu menyerahkan rekapan presensi karyawan kebagian payroll
6. Bagian payroll membuat 3 rangkap slip gaji, rangkap pertama akan diberikan ke
karyawan, rangkap kedua diserahkan ke bagian keuangan dengan melampirkan surat
perintah bayar, rangkap ketiga akan diarsip berdasarkan nama karyawan.
7. Bagian keuangan melakukan pengecekan slip gaji
8. Bagian keuangan melakukan pembayaran gaji karyawan melalui transfer ke
rekening Bank BCA setiap karyawan.

2.2 Komponen Gaji Karyawan


1. Gaji pokok untuk karyawan level dasar yaitu sebesar UMK Semarang, level grading yaitu
terdiri dari level A-E yang disetiap level terdapat range gaji pokok masing-masing.
Contoh:
 Level A1 : fresh grades s/d helper, range UMK s/d UMK + 15%.
 Level A2 : Helper senior s/d Ass. Operator, range (level gaji tertinggi A1 - 3%)
s/d (level bawah A2 + 20%).
2. THR yang diberikan pada saat lebaran dan natal maksimal 1x gaji (berlaku yang masa
bekerjanya lebih dari 1 tahun). Jika masa bekerjanya kurang dari 1 tahun, THR yang
diberikan akan sesuai dengan masa bekerjanya. Misalnya masa kerja karyawan 5 bulan
dengan gaji Rp. 3.000.000,00. Maka, THR yang akan diberikan yaitu sebesar 5/12 x
3.000.000 = 1.250.000.
3. Bonus / insentif diberikan kepada karyawan yang mendapatkan proyek yang memberikan
keuntungan bagi perusahaan. Insentif ditentukan berdasarkan besar kecilnya proyek,
performance dan tingkat keberhasilan proyek yang berhasil didapatkan.
4. Uang lembur dihitung sesuai dengan aturan menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP. 102/MEN/VI/2004 Pasal (1) yang
menyatakan bahwa :
- Waktu lembur adalah waktu kerja yang melebihi 7 (tujuh) jam sehari dan 40 (empat
puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu, atau;
- 8 (delapan) jam sehari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari
kerja dalam 1 (satu) minggu, atau;
- Waktu kerja pada hari istirahat mingguan dan atau pada hari libur resmi yang
ditetapkan oleh pemerintah.

Menurut KEP. 102/MEN/VI/2004 Pasal (3), waktu lembur tidak boleh melebihi dari 3 (tiga)
jam per-hari atau 14 (empat belas) jam dalam 1 (satu) minggu, kecuali kerja lembur yang
dilakukan di hari minggu atau hari libur nasional.

5. Tunjangan jabatan diberikan saat karyawan menjabat sebagai supervisor junior level B2.
6. Tunjangan keahlian berdasarkan dari konversi matriks kompetensi karyawan dan juga
berdasarkan performance atau kinerja tahunan dari evaluasi yang diberikan baik dari
atasannya maupun bawahannya (jika memiliki).
7. Iuran SPSI merupakan iuran serikat pekerja yang dibayarkan karyawan sebesar 5 ribu per
bulan kepada bagian HRD, kemudian bagian HRD yang akan menyetorkan langsung
kepada pihak SPSI.
8. BPJS kesehatan sebesar 1% x gaji.
9. BPJS ketenagakerjaan terdiri atas 2 jenis yaitu pensiun sebesar 1% x gaji dan JHT sebesar
2% x gaji.
10. Pajak penghasilan karyawan

2.3 Hal – Hal Yang Mempengaruhi Gaji Karyawan


1. Karyawan yang tidak masuk kerja namun mengajukan surat ijin akan tetap menerima
pembayaran gaji pada hari yang bersangkutan.
2. Karyawan yang tidak masuk kerja atau ijin diluar hak cutinya, maka karyawan tersebut
tidak akan mendapatkan gaji untuk hari tersebut.
3. Karyawan yang datang terlambat tidak lebih dari 2 jam akan dipotong gajinya sesuai
dengan berapa menit keterlambatannya.
4. Karyawan yang terlambat diatas 2 jam akan dianggap tidak masuk kerja tanpa keterangan
apapun dan tidak menerima pembayaran gaji pada hari tersebut.
5. Karyawan yang mengajukan ijin pulang lebih awal tidak akan mendapatkan pemotongan
gaji pada hari tersebut.
6. Karyawan yang memiliki kendala dalam presensi dikarenakan sistem sedang down atau
bermasalah diharuskan untuk mengisi formulir keterangan gagal barcode.
7. Apabila terdapat karyawan yang lembur, manajer divisi dari karyawan tersebut diharuskan
mengisi daftar karyawan lembur yang diotorisasi oleh bagian HRD, Manajer dan
Supervisor.
8. Pajak Penghasilan karyawan yang telah melebihi PTKP akan dipotongkan langsung.
9. Karyawan yang mendapatkan proyek yang memberikan keuntungan bagi perusahaan akan
menerima insentif yang diajukan oleh manajer yang bersangkutan ke bagian HRD. Insentif
yang diberikan mungkin saja berbeda, hal ini tergantung pada performance dan tingkat
keberhasilan project yang berhasil didapatkan.
10. Karyawan yang mengalami perubahan status pekerjaan seperti promosi, demosi, rotasi,
mutasi, magang, PHK, perpanjangan kontrak, pengajuan karyawan tetap, dan lain – lain.
11. Karyawan melakukan pelanggaran tertentu yang mengharuskan karyawan tersebut
mendapatkan sanksi ganti rugi melalui pemotongan gaji sehubungan dengan pelanggaran
tersebut.

2.4 Dokumen dan Catatan terkait siklus penggajian dan SDM


2.4.1 Dokumen terkait perekrutan SDM
1. Form induksi karyawan baru dan induksi K3
2. Form hasil interview calon karyawan

2.4.2 Dokumen terkait penggajian


1. Hasil Presensi
2. Rekapan Presensi
3. Surat ijin
4. Daftar karyawan lembur
5. Keterangan gagal barcode
6. Perubahan status karyawan
7. Promosi, demosi, mutasi karyawan
8. Slip gaji

2.5 Pensiun dan Pemutusan Hubungan Kerja


1. Usia karyawan yang diharuskan pensiun adalah 56 tahun.
2. Uang pensiun akan dibayarkan langsung sekaligus pada saat karyawan memasuki masa
pensiun.
3. Karyawan yang telah mendapatkan surat peringatan sebanyak 3 kali dan melakukan
kesalahan/ pelanggaran yang mengakibatkan dirinya mendapatkan surat peringatan lagi,
akan mendapatkan sanksi pemutusan hubungan kerja.
4. Karyawan yang diputus hubungan kerjanya akan tetap dapat uang pesangon.
BAB 3

RESIKO DAN PENGENDALIAN SIKLUS PENGGAJIAN DAN SDM

3.1 Resiko Dalam Siklus Penggajian


1. Adanya karyawan mengabsenkan/diabsenkan oleh sesama rekan kerjanya
2. Adanya kemungkinan barcode gagal terbaca oleh sistem. Hal ini disebabkan oleh sistem
sedang down karena server sedang bermasalah.
3. Karyawan lupa absen pulang
4. Karyawan tidak masuk kerja, tetapi mengaku masuk kerja
5. Kesalahan perhitungan jumlah gaji bersih
6. Manajer divisi mengisi nama karyawan yang sebenarnya tidak lembur ke dalam daftar
karyawan lembur, sehingga manajer tersebut menerima pembayaran gaji karyawan
tersebut.
7. Adanya kesalahan dalam penulisan angka

3.2 Pengendalian Dalam Siklus Penggajian


1. Lokasi dimana karyawan melakukan presensi dijaga oleh satpam sehingga tidak
memungkinkan sesama karyawan dapat saling mengabsenkan. Karyawan yang tertangkap
mengabsenkan/diabsenkan, keduanya akan dilaporkan dan akan menerima surat
peringatan.
2. Karyawan mengisi formulir keterangan gagal barcode yang ditandatangani oleh karyawan,
manajer karyawan yang bersangkutan, satpam, dan manajer HRD.
3. Karyawan mengisi formulir keterangan gagal barcode yang ditandatangani oleh karyawan,
manajer karyawan yang bersangkutan, satpam, dan manajer HRD.
4. Sistem secara otomatis memberikan peringatan pertama kepada karyawan yang 1 hari
tidak masuk kerja tanpa memberikan keterangan apapun
5. Setiap bulan selalu di cek dr pihak finance sebelum proses payroll.
6. Karyawan yang benar – benar lembur akan memberikan parafnya di formulir daftar
karyawan lembur, sehingga manajer tidak bisa menuliskan nama karyawan yang lembur
tanpa paraf yang bersangkutan. Selain itu, dokumen daftar karyawan lembur juga akan
diotorisasi oleh ...
7. Dilakukan rekonsiliasi laporan pada jurnal dan bank setiap bulan
3.3 Resiko Dalam Siklus SDM
1. Calon pegawai kerja merupakan keluarga/kerabat dari salah satu karyawan
2. Pelanggaran kontrak kerja

3.4 Pengendalian Dalam Siklus SDM


1. Calon pegawai kerja tetap mengikuti prosedur yang ada meskipun ada hubungan keluarga
dengan manajer yang menguji atau pimpinan perusahaan, jika terlewat satu tahapan akan
dinyatakan failed. Penguji dalam prosedur penerimaan karyawan baru tidak hanya 1 orang
biasanya ada 3 penguji dalam 1 tahap prosedur. Jadi keputusan diterima atau tidaknya
calon pegawai tersebut merupakan keputusan bersama.
2. Perusahaan telah memberikan buku PKB (Perjanjian Kontrak Bersama) kepada karyawan
yang juga mencantumkan mengenai jenis pelanggaran dengan tingkat ringan sampai berat
beserta dengan sanksinya.

NAMA
NO MASALAH REKOMENDASI BUKTI
ANGGOTA
1 Karyawan Karyawan akan diberi
mengabsenkan/ surat peringatan.
diabsenkan sesama rekan
kerja
2 Ada kemungkinan Karyawan mengisi
barcode gagal terbaca formulir keterangan gagal
oleh system. Hal ini barcode yang
disebabkan oleh sistem ditandatangani oleh
sedang down karena karyawan, manajer
server sedang karyawan yang
bermasalah. bersangkutan, satpam, dan
manajer HRD.
3 Karyawan lupa absen Karyawan mengisi
pulang. formulir keterangan gagal
barcode yang
ditandatangani oleh
karyawan, manajer
karyawan yang
bersangkutan, satpam, dan
manajer HRD.
4 Karyawan tidak masuk Sistem secara otomatis
kerja, tetapi mengaku memberikan peringatan
masuk kerja. pertama kepada karyawan
yang 1 hari tidak masuk
kerja tanpa memberikan
keterangan apapun.
5 Kesalahan perhitungan Setiap bulan selalu di cek
jumlah gaji bersih. dr pihak finance sebelum
proses payroll.
6 Manajer divisi mengisi Karyawan yang benar –
nama karyawan yang benar lembur akan
sebenarnya tidak lembur memberikan parafnya di
ke dalam daftar formulir daftar karyawan
karyawan lembur, lembur, sehingga manajer
sehingga manajer tidak bisa menuliskan
tersebut menerima nama karyawan yang
pembayaran gaji lembur tanpa paraf yang
karyawan tersebut. bersangkutan.
7 Karyawan yang sudah
melakukan absen.
8 Kesalahan dalam
penulisan angka.
9 Kesalahan dalam Dilakukan rekonsiliasi
menempatkan debit dan laporan pada jurnal dan
kreditnya. bank setiap bulan.
10 Pelamar kerja merupakan Pelamar kerja tetap
keluarga/kerabat dari mengikuti prosedur yang
salah satu karyawan. ada meskipun ada
hubungan keluarga dengan
manajer yang menguji atau
pimpinan perusahaan, jika
terlewat satu tahapan akan
dinyatakan failed. Penguji
dalam prosedur
penerimaan karyawan baru
tidak hanya 1 orang
biasanya ada 3 penguji
dalam 1 tahap
prosedur.Jadi keputusan
diterima atau tidaknya
pelamar tersebut
merupakan keputusan
bersama
11 Pelanggaran kontrak Perusahaan telah
kerja. memberikan buku PKB
(Perjanjian Kontrak
Bersama) kepada
karyawan yang juga
mencantumkan mengenai
jenis pelanggaran dengan
tingkat ringan sampai berat
beserta dengan sanksinya.
BAB 4

MENDESAIN UJI PENGENDALIAN

4.1. Tujuan keseluruhan dari audit siklus penggajian dan personalia adalah untuk mengevaluasi
apakah saldo akun yang terpengaruh oleh siklus tersebut telah dinyatakan secara wajar sesuai
dengan prinsip prinsip akuntansi yang diterima umum
4.1.1 Indentifikasi Resiko Terhadap Akun Utang Gaji
a. Kesalahan dalam penulisan angka
b. Kesalahan dalam debit dan kreditnya
4.1.2 Kontrol resiko dalam siklus penggajian dan SDM
a. Karyawan akan diberi surat peringatan jika melakukan pelanggaran yang tertuang
dalam buku PKB
b. Karyawan bisa mengisi formulir keterangan gagal barcode yang ditandatangani
oleh karyawan, manajer karyawan yang bersangkutan, satpam, dan manajer HRD
jika lupa absen barcode saat pulang dan jika system sedang error
c. Sistem secara otomatis memberikan peringatan pertama kepada karyawan yang 1
hari tidak masuk kerja tanpa memberikan keterangan apapun
d. Setiap bulan slip gaji dan dokumen yang ada selalu di cek dr pihak finance
sebelum proses payroll.
e. Karyawan yang benar – benar lembur akan memberikan parafnya di formulir daftar
karyawan lembur, sehingga manajer tidak bisa menuliskan nama karyawan yang
lembur tanpa paraf yang bersangkutan.
f. Dilakukan rekonsiliasi laporan pada jurnal dan bank setiap bulan
4.2. Mendesain test of control dan subtantive test dalam siklus penggajian dan SDM
4.2.1 Test of Control :

1. Pemisahan tugas yang memadai


Pemisahan tugas merupakan hal yang penting dalam siklus penggajian dan SDM,
terutama untuk mencegah pembayaran berlebih dan pembayaran kepada karyawan
fiktif. Fungsi penggajian harus tetap independen dari departemen sumber daya
manusia, yang mengendalikan aktivitas penggajian , seperti menghapus atau
menambah karyawan. Terpisah dari bagian HRD, yang mentransferkan uang atau
yang memegang seluruh gaji karyawan adalah bagian keuangan. Jadi bagian
keuangan berhak mengecek perhitungan di slip gaji yang telah dibuat oleh HRD
2. Otorisasi yang tepat
Hanya bagian HRD yang boleh mengotorisasi untuk menambah dan menghapus
karyawan dari daftar penggajian atau mengubah tingkat upah serta potongan.
Jumlah jam kerja setiap karyawan, terutama lembur, surat perintah harus
diotorisasi oleh karyawan, bagian personalia dan manajer divisi.
3. Dokumen dan Catatan yang memadai
Dokumen dan catatan yang memadai tergantung pada sifat sistem penggajian.
Hasil presensi memuat jam berapa karyawan datang dan pulang. Sehingga HRD
mengetahui apakah karyawan ini pulang lebih awal atau lembur yang akan
diperhitungkan ke gaji.
4. Pengendalian Terhadap Catatan
Akses ke slip gaji yang belum ditandatangani harus dibatasi. Slip gaji yang
berbentuk softfile hanya bisa dibuka di komputer bagian HRD dan Keuangan.
Setiap komputer mempunyai password masing – masing.
5. Penyiapan Formulir Pajak Penggajian
Sebagai bagian dari pemahaman atas pengendalian internal, auditor harus meriview
pengisian dari setidaknya salah satu jenis formulir pajak penggajian yang
merupakan tanggung jawab klien. Potensi kewajiban berupa pajak yang belum
dibayar, denda, dan bunga akan muncul jika klien lalai menyiapkan formulir pajak
secara benar.
6. Pengujian atas Kecurangan Waktu
Kecurangan waktu terjadi apabila seorang karyawan melaporkan waktu yang lebih
banyak dari yang sebenarnya dikerjakan. Karena kurangnya bukti yang tersedia,
biasanya sulit bagi auditor untuk mengungkapkan kecurangan waktu. Perusahaan
hanya membayar upah lembur jika ada surat pengajuan lembur oleh manajer
sehingga selain itu karyawan mendapatkan gaji normal seperti sehari-harinya

4.2.2 Subtantive Test

Tujuan Audit yang Pengendalian Pengujian Pengujian Substantif


Berkaitan dengan Internal Pengendalian Umum atas Transaksi Umum
Transaksi

Pembayaran penggajian -Mempertahankan file -Memeriksa hasil -Meriview jurnal


yang tercatat adalah dari awal perekrutan presensi penggajian, buku besar
untuk pekerjaan yang yang memadai. -Mencocokan dengan umum, dan catatan gaji
dilaksanakan oleh -Perekrutan tenaga surat ijin atau surat yang diperoleh
karyawan yang benar- kerja diotorisasi. lembur yang sudah menyangkut jumlah
benar ada (keterjadian). -Ada pemisahan tugas diotorisasi oleh HRD, yang besar atau tidak
di antara HRD dan Manajer dan Pelapor/ biasa.
yang mengeluaran gaji Supervisor
(keuangan). -Mereview kebijakan -Memeriksa slip gaji
-Hanya karyawan yang yang berlaku dengan rekapan presensi
ada dalam file data -Mereview bagan
komputer yang organisasi,
diterima ketika mereka membahasnya dengan
dimasukkan. karyawan, dan
mengamati tugas yang
sedang dilaksanakan.

-Slip gaji telah -Memeriksa catatan -Merekonsiliasi


diperiksa oleh bagian penggajian yang pengeluaran dalam
Keuangan membutuhkan otorisasi jumlah penggajian
Transaksi penggajian -Akun bank telah -Memperhitungkan dengan pengeluaran
yang adal telah dicatat direkonsiliasi oleh kelengkapan data pada pada rekening bank
(kelengkapan) bagian keuangan slip gaji. penggajian.
-Membahas dengan -membuktikan
karyawan dan rekonsiliasi bank.
mengamati rekonsiliasi.

Transaksi penggajian -Perhitungan dan -Memeriksa indikasi -Menghitung ulang jam


yang dicatat adalah jumlah telah verifikasi internal. yang digunakan dari
untuk jumlah waktu diverifikasi oleh bagian hasil presensi
yang benar-benar keuangan -Membandingkan
dikerjakan dan pada tingkat upah dengan
tingkat upah yang -Tingkat upah dan gaji kontrak serikat pekerja,
sesuai; pemotongan telah diotorisasi. -Memeriksa catatan persetujuan oleh dewan
pajak telah dihitung -Pemotongan,termasuk penggajian menyangkut direksi, atau sumber
dengan benar jumlah untuk bpjs, indikasi otorisasi. lainnya.
(keakuratan). iuran dan tunjangan -Memeriksa otorisasi -Mengecek pemotongan
penggajian, telah dalam file HRD dengan mengacu pada
diotorisasi tabel pajak dan formulir
otorisasi dalam file
HRD.
-Menghitung ulang
pembayaran bersih..

Transaksi penggajian -Isi file induk -Memeriksa indikasi -Menguji keakuratan


telah dimasukkan penggajian telah verifikasi internal. klerikal dengan melihat
dengan benar dalam file diverifikasi secara jurnal penggajian dan
induk penggajian dan internal. menelusuri posting ke
diikhtisarkan dengan -Total file induk buku besar umum serta
benar (posting dan penggajian telah di file induk penggajian.
pengikhtisaran). bandingkan dengan
total buku besar umum.

Transaksi penggajian -Bagan akun yang -Mereview bagian akun. -Membandingkan


telah diklasifikasikan memadai telah -Memeriksa indikasi klasifikasi dengan
dengan benar digunakan. verifikasi internal. bagian akun atau
(klasifikasi). -Klasifikasi akun telah prosedur manual.
diverifikasi secara -Mereview hasil
internal. presensi karyawan
departemen untuk
penugasan pekerjaan
serta menelusuri ke
distribusi tenaga kerja.

Transaksi penggajian -Prosedur memerlukan -Memeriksa prosedur -Membandingkan


telah dicatat pada pencatatan transaksi manual dan mengamati tanggal menyetoran
tanggal yang benar (cut sesegera mungkin kapan pencatatan nama dan rekening
off). setelah penggajian dilakukan. karyawan ke bank yang
dibayarkan. -Memeriksa indikasi tercatat dalam jurnal
-Tanggal telah verifikasi internal. penggajian
diverifikasi secara -Membandingkan
internal. tanggal penyetoran
nama dan rekening
karyawan ke bank pada
dengan tanggal bank
mentransferkan gaji
tersebut.
.

4.3. Mendesain prosedur analitis dalam siklus penggajian dan SDM


a. Membandingkan saldo akun beban gaji dengan tahun lalu.( salah saji akun beban gaji)
b. Membandingkan beban pajak ditanggung perusahaan dengan tahun lalu. (salah saji beban
pajak ditanggung perusahaan)
c. Membandingkan akun utang pajak penghasilan karyawan dengan tahun lalu. (salah saji
utang pajak penghasilan karyawan
4.4. Mendesain test of details dalam siklus penggajian dan SDM
1. Jumlah Potongan dari Gaji Karyawan
Pajak penggajian yang dipotong tetapi belum dibayar kepada pemerintah dapat diuji
dengan membandingkan saldonya dengan jurnal penggajian, formulir pajak penggajian
yang dibuat pada periode selanjutnya, dan pengeluaran kas periode selanjutnya. Pengujian
ini menggunakan prosedur inspeksi.
2. Gaji dan Upah Akrual
Gaji dan upah akrual terjadi setiap kali karyawan belum menerima upah yang telah
menjadi haknya selama beberapa hari atau jam terakhir hingga periode selanjutnya. Pisah
batas dan keakuratan yang benar untuk gaji dan upah akrual tergantung pada kebijakan
perusahaan yang harus diikuti secara konsisten dari tahun ke tahun.
Setelah auditor menentukan kebijakan perusahaan untuk mengakrualkan upah dan
mengetahui hal tersebut konsisten dengan tahun sebelumnya, prosedur audit yang tepat
untuk menguji pisah batas dan keakuratan adalah menghitung ulang akrual klien. Salah
saji yang paling mungkin dari setiap signifikansi saldo adalah kelalaian untuk
memasukkan jumlah hari yang tepat yang telah dihasilkan tetapi belum dibayar.
3. Bonus Akrual
Pada banyak perusahaan, bonus akhir tahun yang belum dibayar kepada karyawan
merupakan pos yang sangat besar sehingga kelalaian untuk mencatatnya akan
menimbulkan salah saji yang material. Pengujian ini menggunakan prosedur pengecekan
pada dokumen slip gaji dan bukti transfernya
4. Pembayaran Cuti Liburan, Cuti Sakit, atau Tunjangan Akrual Lainnya
Akrual dari kewajiban – kewajiban tersebut yang relatif konsisten dengan tahun
sebelumnya merupakan pertimbangan yang paling penting ketika mengevaluasi kewajaran
jumlahnya. Kebijakan perusahaan untuk mencatat kewajiban harus ditentukan pertama
kali, baru kemudian jumlah yang tercatat harus dihitung ulang.
5. Pajak Penggajian Akrual
Pajak penggajian dapat diverifikasi dengan memeriksa jumlah formulir pajak yang
disiapkan pada periode selanjutnya untuk menentukan jumlah yang sudah harus dicatat
sebagai kewajiban pada tanggal neraca.
6. Pengujian atas Rincian Saldo untuk Akun Beban
Pos yang paling penting adalah gaji dan bonus karyawan. Auditor perlu melakukan
pengujian tambahan yang relatif sedikit terhadap akun – akun laporan laba rugi pada
sebagian besar audit selain prosedur analitis, pengujian pengendalian, pengujian substantif
atas transaksi, dan pengujian atas akun kewajiban.
7. Beban Pajak Penggajian
Beban pajak penggajian untuk tahun berjalan dapat diuji dengan mula – mula
merekonsiliasi total penggajian di setiap formulir pajak penggajian dengan total
penggajian untuk seluruh tahun. Total pajak penggajian kemudian dapat dihitung ulang
dengan mengalikan tingkat yang sesuai dengan penggajian yang dikenakan pajak..
8. Total Penggajian
Tujuan dari pengujian tersebut adalah untuk menentukan apakah transaksi penggajian
dibebankan ke akun non penggajian atau sama sekali tidak dicatat dalam jurnal
penggajian. Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi merupakan
cara yang lebih baik dalam mengungkapkan kedua jenis salah saji tersebut dalam sebagian
besar audit.

Anda mungkin juga menyukai