Anda di halaman 1dari 52

Analisis Laporan Keuangan

ALK KELAS O1
Velinda Wijaya 17.G1.0097
Della Pangestika 17.G1.0147
Industri Perdagangan Eceran

PT Matahari Departement Store Tbk (LPPF)


PT Ramayana Lestari Sentosa (RALS)
PT Matahari Departement Store Tbk (LPPF)
• Didirakan pada 24 Oktober 1958 dan dikelola oleh Hari Darmawan.
• Tahun 1992 perusahaan mulai go public.
• Tahun 2009 diakuisisi oleh PT Pacific Utama Tbk dan berubah nama menjadi PT
Matahari Departement Store Tbk (LPPF)
• PT Matahari Departement Store Tbk (LPPF) adalah sebuah perusahaan ritel di
Indonesia yang merupakan pemilik dari jaringan toserba Matahari. Saat ini,
Matahari Department Store merupakan salah satu anak perusahaan dari Lippo
Group.
PT Ramayana Lestari Sentosa (RALS)
• Ramayana Lestari Sentosa adalah jaringan toko swalayan yang memiliki banyak cabang di Indonesia.
Ramayana menjual produk sandang seperti baju dan sepatu dan kebutuhan sehari- hari lainnya.
• Jaringan toko yang dirintis oleh pasangan suami istri Paulus Tumewu dan Tan Lee Chuan pada tahun
1978.
• Pada tahun 1989 saja, Ramayana telah memiliki lebih dari 13 gerai yang mampu mempekerjakan
setidaknya 2.500 orang karyawan.
1.Isu Krusial Strategis
Kondisi Ekonomi Indonesia Saat ini
• Dikutip dari artikel finance detik.com yang berjudul Ekonomi RI Masuk Kondisi sangat Berat , Ketua
Umum Kadin Indonesia Rosan Roeslani menilai ekonomi Indonesia saat saat masuk dalam kondisi
sangat berat. Kondisi yang sangat berat ini diperkuat dengan jumlah pekerja yang dirumahkan
maupun kena PHK mencapai jutaan orang.
• "Kalau dari Kemenkeu apabila yang dirumahkan sudah lebih dari 5,2 juta orang, ekonomi kita sudah
sangat berat. Menurut Kemenkeu juga pertumbuhan ekonomi kita minus 0,,4%," kata Rosan dalam
diskusi virtual, Sabtu (16/5/2020).Selain itu, Rosan mengatakan, pada kuartal I 2020 pertumbuhan
ekonomi Indonesia tercatat 2,97%. Sebuah angka yang membuat kaget banyak orang. Pasalnya,
beberapa hari sebelumnya pemerintah sempat merilis angka proyeksi ekonomi yakni di level 4,5%-
4,7% namun jauh berbeda dengan angka realisasi.
• Rosan menyebut pada kuartal II 2020 Kadin memproyeksi ekonomi nasional akan lebih berat
dibanding kuartal I 2020. Ekonomi Indonesia akan mengalami kontraksi 3-5%. "Angka dari kami
kuartal II ini minus 3-5%, karena pertumbuhan ekonomi kita didominasi oleh konsumsi domestik
sekitar 57%, investasi 32%, belanja pemerintah 7-8% dan sisanya ekspor impor. Sekarang yang
terganggu itu konsumsi domestiknya," ujar dia.
Kondisi Industri Perbelanjaan di Indonesia Saat ini

• Dikutip dari CNN Indonesia menyatakan sejumlah masyarakat


mengaku tak semangat lagi mengunjungi pusat perbelanjaan /
mall di ibu kota meski ada  wacana akan dibuka kembali pada 5
Juni mendatang. Mereka masih khawatir untuk bepergian ke
tempat ramai karena penyebaran COVID 19 sampai saat ini
masih belum berakhir.
Analisis
• Tentu saja keadaan ekonomi Indonesia yang memburuk akan mempengaruhi
semua industri termasuk industri perdagangan eceran yaitu Matahari dan
Ramayana.
• Adanya kebijakan PSBB dari pemerintah membuat sejumlah outlet mereka
ditutup selama kurang lebih 2 minggu, pegawai dirumahkan dan tidak ada
pengunjung.
• Jumlah pengunjung setelah gerai dibuka kembali diprediksi juga menurun yang
pastinya akan berdampak ke jumlah penjualan.
• Meskipun mereka telah menerapkan sistem online, tetap saja tidak adanya toko
offline sangat mempengaruhi penjualan mereka. Diprediksi pada tahun 2020
penjualan akan turun.
Isu Krusial Perseroan
• Dikutip dari kontan.co.id, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) membuka kembali
21 gerai pada akhir April 2020. Sebelumnya, LPPF menutup sementara seluruh gerai
secara nasional terhitung 30 Maret 2020.
• Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Christine Natasya menjelaskan, penutupan yang
terjadi selama April dan separuh bulan Mei akan menekan pendapatan perusahaan
hingga Rp 2 triliun. Asal tahu saja, sebanyak 92 toko lain rencananya akan dibuka
kembali 15 Mei 2020 mendatang. Dengan demikian setidaknya 54% dari toko akan
mulai beroperasi,
• Walaupun beberapa gerai sudah kembali beroperasi, Christine memprediksi tekanan
terhadap pendapatan LPPF masih akan terjadi. "Dengan asumsi seluruh toko secara
nasional akan melanjutkan operasinya pada bulan Juni, kami pikir pendapatan kuartal II
2020 mungkin turun 35% hingga 40%," ungkap Christine dalam riset.
Isu Krusial Perseroan
• Dikutip dari WartaEkonomi, Harga saham PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) pada penutupan
perdagangan hari ini ( 1 April 2020) merosot 6,74% atau 90 poin ke Rp1.245 per saham dari Rp1.335 per saham. 
• Meski, investor asing masih melakukan pembelian senilai Rp304,4 juta, namun investor domesik memutuskan
untuk meninggalkan perusahaan yang tergabung dalam Grup Lippo tersebut. Dengan, sebanyak 9,83 juta saham
yang diperdagangkan investor sebanyak 2.053 kali senilai Rp12,51 miliar. 
• Dikutip dari RTI, Investor mencoba untuk menarik dana dari saham  matahari sejak awal tahun, hingga telah
terdiskon hingga hampir 50% lebih tepatnya sebesar 46,74%. Di awal tahun 2020 saham LPPF masih betengger
di Rp2.870 per saham.
• Seperti diketahui, setelah melakukan penutupan gerai LPPF memilih untuk menangguhkan semua pembayaran
dividen dan menelaah semua beban usaha yang tidak esensial dalam rangka penurunan beban secara besar-
besaran, termasuk bekerja sama dengan pemilik mall untuk penurunan beban sewa, penurunan beban
pemasaran untuk jangka menengah, melarang perjalan dinas, penurunan beban sumber daya manusia dengan
kombinasi pengurangan jam kerja, penerapan cuti tidak berbayar dan penurunan gaji dengan penurunan
terbesar di tingkat manajemen senior.
• Bisnis.com, JAKARTA – Emiten ritel PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF) memutuskan untuk tidak
membagikan dividen atas hasil kinerja tahun buku 2019. Pemegang saham juga merombak jajaran manajemen,
terdiri dari pergantian direksi dan komisaris. Keputusan tidak membagikan dividen dan perombakan pengurus
perseroan adalah salah dua dari hasil rapat umum pemegang saham yang digelar hari ini, Kamis (4/6/2020).
Analisis
• Akibat penutupan sejumlah gerai karena Covid 19, penjualan
Matahari ikut menurun yang imbasnya kepada harga saham
LPPF yang menurun hingga 6,74%. Dividen tahun 2019 yang
rencananya akan dibagi juga dibatalkan karena adanya kondisi
yang tidak stabil.
2. Posisi Keuangan dan Kinerja Perusahaan
POSISI KEUANGAN
LPPF (Dalam Miliyar) RALS (Dalam Miliyar)
Rp3,500
Rp3,000 Rp4,000
Rp2,500 ASET LANCAR Rp3,000 ASET LANCAR
Rp2,000 ASET TIDAK LANCAR ASET TIDAK LANCAR
Rp1,500 LIABILITAS JK PENDEK Rp2,000 LIABILITAS JK PENDEK
LIABILITAS JK PANJANG
Rp1,000 EKUITAS
LIABILITAS JK PANJANG
EKUITAS
Rp500 Rp1,000
Rp0
2015 2016 2017 2018 2019 Rp0
2015 2016 2017 2018 2019
ASET ASET TIDAK LIABILITAS JK LIABILITAS JK ASET ASET TIDAK LIABILITAS JK LIABILITAS JK
EKUITAS
LANCAR LANCAR PENDEK PANJANG EKUITAS LANCAR LANCAR PENDEK PANJANG
2015 Rp2.273 Rp1.616 Rp2.439 Rp344 Rp1.106 2015 Rp2.831 Rp1.744 Rp961 Rp280 Rp3.334
2016 Rp2.974 Rp1.885 Rp2.589 Rp415 Rp1.855 2016 Rp2.831 Rp1.816 Rp1.009 Rp301 Rp3.337
2017 Rp2.974 Rp2.454 Rp2.611 Rp489 Rp2.328 2017 Rp3.094 Rp1.798 Rp1.049 Rp349 Rp3.495
2018 Rp3.014 Rp2.022 Rp2.740 Rp481 Rp1.816 2018 Rp3.558 Rp1.686 Rp1.093 Rp323 Rp3.827
2019 Rp2.749 Rp2.084 Rp2.598 Rp488 Rp1.747 2019 Rp4.018 Rp1.632 Rp1.136 Rp345 Rp4.169
Analisis
1. Tren Aset LPPF meningkat pada 2015-2017 tetapi menurun pada tahun berikutnya
dibentuk oleh ekuitas yang meningkat dan ekuitas yang menurun cukup signifikan
pada tahun 2018. Sebaliknya Tren nilai aset RALS meningkat dari tahun 2015-
2019, terjadi terkait dengan kas serta setara kas yang juga meningkat.
2. Tren liabilitas LPPF juga ikut naik pada 2015- 2017, namun pada 2018 liabilitas
masih naik padahal aset menurun. Tetapi 2019 libilitas LPPF mulai menurun.Tren
Ekuitas LPPF juga ikut naik pada 2015 – 2017 dan menurun pada 2018 – 2019.
Tren liabilitas dan ekuitas RALS juga terus meningkat selama tahun 2015-2019.
Kenaikan Aset terjadi akibat dari pengaruh kenaikan liabilitas.
3. Aset Lancar LPPF lebih besar daripada Aset tetapnya. Hal ini juga sama seperti
RALS.
Komposisi Aset
LPPF
Rp6,000,000

Rp5,000,000

Rp4,000,000

Rp3,000,000 Ekuitas
Liabilitas
Rp2,000,000

Rp1,000,000

Rp0
2015 2016 2017 2018 2019

Pada LPPF Aset lebih banyak dibentuk dari liabilitas sedangkan RALS lebih banyak
dibentuk oleh Ekuitas. Maka LPPF memiliki resiko yang lebih besar daripada RALS
karena sebagian asetnya dimiliki oleh kreditur bukan milik pemilik.
RASIO POSISI KEUANGAN
LPPF 80%
RALS
400%
350% 70%
300% 60%
250% 50%
200% EAR EAR
DER
40%
DER
150% DAR DAR
30%
100%
20%
50%
10%
0%
2015 2016 2017 2018 2019 0%
2015 2016 2017 2018 2019

  2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
 
DAR 72% 62% 57% 64% 64% DAR 27% 28% 29% 27% 26%
DER 252% 162% 133% 177% 177% DER 37% 39% 40% 37% 36%
EAR 28% 38% 43% 36% 36% EAR 73% 72% 71% 73% 74%

DAR LPPF sudah lebih dari 50% yang artinya LPPF berpotensi mengalami kesulitan keuangan karena
hutangnya sudah melebihi setengah dari aset perusahaan.DAR RALS tidak lebih dari 50%, artinya
sumber pendanaan dari hutang kurang dari 50%, sehingga perusahaan tidak berpotensi mengalami
kesulitan keuangan karena hutangnya tidak melebihi setengah dari aset perusahaan.
RASIO KINERJA KEUANGAN
LPPF RALS
70% 50%
60%
40%
50%
40% GPM 30% GPM
30% OPM OPM
20%
20% NPM NPM
10% 10%
0% 0%
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
LPPF 2015 2016 2017 2018 2019 RALS 2015 2016 2017 2018 2019
OPM 26% 26% 24% 15% 17% OPM 7% 8% 8% 12% 13%
NPM 20% 20% 19% 11% 13% NPM 6% 7% 7% 10% 12%
GPM 63% 63% 62% 62% 60% GPM 36% 38% 39% 44% 45%

• NPM dan OPM LPPF nilainya lebih tinggi daripada RALS.


• NPM LPPF dan RALS pada tahun hampir sama yaitu 13% dan 12%
• Namun NPM dan OPM LPPF trennya menurun dan turun cukup drastis pada tahun 2018
sedangkan RALS perlahan terus meningkat.
Current Ratio
400%
350% 354%
326%
300% 295% 295%
281%
250%
200% LPPF
150% RALS
100% 115% 114% 110% 106%
93%
50%
0%
2015 2016 2017 2018 2019
Current ratio adalah rasio yang mengukur aset lancar yang tersedia untuk memenuhi kewajiban
lancar. Semakin tinggi nilai rasio lancar, maka semakin tinggi tingkat kemampuan perusahaan
membayar kewajiban jangka pendek.
Current ratio LPPF tahun 2019 adalah 106% masih stabil. Sedangkan RALS memiliki current ratio
yang lebih tinggi pada tahun 2019, current ratio RALS adalah 353,8%.
Dilihat dari current ratio, RALS memiliki likuiditas yang lebih baik daripada LPPF. Tetapi CR yang
terlalu tinggi bisa menandakan perusahaan kurang memanfaatkan utang jangka pendeknya
karena dilihat dari hutang memang RALS memiliki hutang yang lebih sedikit dibanding LPPF.
3. Keputusan Manajemen Keuangan
Keputusan Investasi

Keputusan bagaimana manajer keuangan harus


mengalokasikan dana ke dalam bentuk-bentuk investasi
yang mendatangkan keuntungan dimasa mendatang
Keputusan Investasi Matahari
• Matahari Dept Store sedang memfokuskan untuk investasi bagi teknologi dan
informasi yang dimilikinya khususnya pengembangan omnichannel pada tahun
2018. Karena adanya peleburan MatahariMall.com dengan Matahari.com,
investasi atas MatahariMall.com senilai Rp 769,77 miliar diakui sebagai
kerugian atas investasi pada tahun 2018 yang menyebabkan laba operasi turun
drastis.
• Pada tahun 2019 Matahari memfokuskan dengan ekspansi yang lebih luas
dengan membuka 11 gerai baru. Meskipun pada saat ini ada tantangan di
sektor ritel Indonesia, Matahari terus memperluas jaringan gerainya setiap
tahun. Setelah membuka 8 gerai pada 2018, 8 gerai pada 2017, 9 gerai pada
2016, dan 11 gerai pada 2015
Keputusan Investasi Matahari
120%

100%

80% 42% 39% 45% 40% 43%


ASET TIDAK
60% LANCAR
ASET LANCAR
40%
58% 61% 55% 60% 57%
20%

0%
2015 2016 2017 2018 2019

Dilihat dari aset LPPF, mereka lebih banyak berinvestasi


pada aset lancar daripada aset tetapnya. Meskipun begitu
mereka hampir seimbang jumlahnya.
Keputusan Pendanaan

Keputusan dalam mempertimbangkan dan menganalisis


kombinasi sumber dana yang ekonomis bagi perusahaan
guna mendanai kebutuhan investasi serta kebutuhan
usahanya.
Keputusan Pendanaan Matahari
• Pendanaan LPPF berasal dari kas perusahaan ,utang perusahaan
dan modal pemilik.
• Hutang jangka pendek LPPF berkurang sebanyak 13,4% pada
tahun 2019 karena adanya pengurangan pembelian barang
dagang. Sedangkan hutang jangka panjangnya meningkat
sebesar 1,6% karena peningkatan imbalan kerja jangka panjang.
• Ekuitas perusahaan menurun sebesar 3,8% akibat dari
pembelian kembali saham dan laba ditahan yang menurun.
Keputusan Pendanaan Matahari
• Sumber-sumber pendanaan jangka panjang yang digunakan
oleh Perseroan. Liabilitas jangka panjang menyumbang 21,9%
terhadap jumlah sumber pendanaan jangka panjang
Perseroan, sementara sekitar 78,1% berbentuk ekuitas.
Perbedaan dibandingkan tahun lalu terletak pada peningkatan
persentase liabilitas jangka panjang dari 20,9% menjadi 21,9%,
dan penurunan persentase modal dari 79,1% menjadi 78,1%.
Keputusan Operasional

Keputusan manajemen yang berkaitan dengan


perencanaan operasional seperti rencana
produksi, efisiensi biaya, dan lainnya.
Keputusan Operasional Matahari
• Pada tahun 2019, tahun pertama melakukan operasional,
MATAHARI.com telah menjadi salah satu dari tiga portal mode
teratas di Indonesia. Demikian pula, aplikasi MATAHARI kami,
yang diluncurkan pada akhir 2018, mencapai 1,3 juta unduhan
di tahun pertamanya. Tahun ini Matahari terus
mengembangkan kemampuan omnichannel, dan ke depannya
kami berharap dapat memenuhi pembelian langsung dari
setiap gerai diseluruh jaringan dengan memberi kemudahan
opsi ‘click and collect’.
Keputusan Operasional Matahari
• Melakukan ekspansi untuk meningkatkan penjualan.Portofolio gerai
Matahari ditinjau secara berkala untuk mengelola biaya. Dari waktu ke
waktu terhadap gerai yang berkinerja buruk kami akan menutupnya
atau memilih untuk tidak memperpanjang sewa yang sudah selesai
masanya; pada tahun 2019 kami menutup tiga gerai. Pembukaan gerai
baru juga menyebabkan beban usaha meningkat.
• Memperluas basis loyalitas Matahari Rewards untuk meningkatkan
penjualan. Matahari Rewards tumbuh menjadi 7,9 juta anggota aktif
pada akhir 2019, dengan jumlah kontribusi anggota mencapai hampir
59% dari total penjualan.
Keputusan Operasional Matahari
• Beban pokok penjualan juga meningkat karena keputusan
Matahari untuk mengurangi persediaannya.
• Keseluruhan biaya operasional meningkat sebesar 9,3%,
sebagian besar dari biaya occupancy dan payroll, yang
disebabkan kenaikan 8,1% pada upah minimum di tahun 2019.
Keputusan Pembagian Dividen

Keputusan untuk menentukan presentase alokasi laba yang


dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk
cash dividend & laba ditahan serta stabilitas dividen
Keputusan Dividen Matahari
• Kebijakan dividen Matahari sebagai berikut:

• Ketidakpastian yang ditimbulkan oleh pandemi COVID-19


membuat perusahaan memutuskan untuk menangguhkan
pembayaran dividen untuk tahun buku 2019.
4. Masalah Keputusan Manajemen
Rasio Arus Kas
LPPF RALS

1.20 1.40 1,25


1.20 1,13
1.00
0.92 0.98 1.00
0.80 0.85
0,78
0.68 0.72 0.72 0.73 0.80 0,95 OCF/CL
0.60 0.60 0.61 OCF/CL 0,81
0.60 0,68 0,75 0,72 0,49 OCF/S
0.42 OCF/S
0.40 0.40 FCF/OCF
FCF/OCF 0,40
0.20 0.25 0.26 0.22 0.19 0,15
0.19 0.20 0,12 0,13
0.00 0,14 0,19
0.00
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

OCF/CL OCF/S FCF/OCF OCF/CL OCF/S FCF/OCF


2015 0,92 0,25 0,42 2015 0,68 0,12 0,78
2016 0,98 0,26 0,68 2016 0,75 0,13 1,25
2017 0,85 0,22 0,72 2017 0,81 0,15 1,13
2018 0,72 0,19 0,60 2018 0,72 0,14 0,40
2019 0,73 0,19 0,61 2019 0,95 0,19 0,49
Rasio Arus Kas
• Rasio OCF/CL adalah rasio yang menunjukkan berapa kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi untuk membayar
kewajiban lancar.
• Rasio OCF/CL LPPF menurun dari tahun 2015-2019. Pada tahun 2019, OCF/CL LPPF hanya sebesar 0,73 (<1)yang
berarti LPPF masih kurang dalam menghasilkan kas untuk menutupi kewajiban lancarnya. Rasio OCF/CL RALS
naik turun selama tahun 2015-2019. Pada tahun 2019, OCF/CL RALS sebesar 0,95 (<1), artinya RALS juga kurang
0,05 menghasilkan kas untuk menutupi kewajiban lancarnya. Dari rasio ini terlihat kemampuan untuk membayar
hutang jangka pendek menggunakan arus kas dari operasi lebih tinggi RALS daripada LPPF.
• Rasio OCF/S adalah rasio yang menunjukkan kemampuan suatu bisnis untuk menghasilkan arus kas secara
proporsional dengan volume penjualannya.
• Tren pada OCF/S LPPF cenderung menurun yang berarti penjualan perusahaan lebih banyak yang kredit
daripada yang tunai. Sedangkan tren pada OCF/S RALS cenderung meningkat, artinya penjualan perusahaan
lebih sedikit yang kredit daripada yang tunai.
• Rasio FCF/OCF adalah rasio yang menunjukkan berapa proporsi arus operasi kas yang ada dalam arus kas bebas
• Tren FCF/OCF LPPF awalnya meningkat pada tahun 2015-2017 tapi turun pada 2018. Tren FCF/OCF RALS
meningkat drastis pada tahun 2016, namun kembali turun pada 2017. Dari rasio ini arus kas LPPF lebih banyak
berkontibusi pada kas daripada RALS.
Masalah Investasi
• Arus kas bersih yang digunakan dari aktivitas investasi
menurun sebesar Rp232,3 miliar atau 33,7% dari Rp689,1
miliar di tahun 2018 menjadi Rp456,8 miliar di tahun 2019.
Penurunan ini disebabkan oleh turunnya perolehan aset tetap
sebesar 35,5% dibandingkan tahun 2018. Hal ini tidak sejalan
dengan naiknya aset tetap perusahaan dari 2.022 miliyar pada
tahun 2018 menjadi 2.084 miliar pada tahun 2019. Berarti nilai
penyusutan perusahaan lebih besar dari pada nilai pembelian
aset tetap baru pada tahun 2019.
Masalah Keputusan Pendanaan
120%

100%
28% 38% 36% 36%
80% 43%
60% Ekuitas
Liabilitas
40% 72%
62% 57% 64% 64%
20%

0%
2015 2016 2017 2018 2019

• Dilihat dari proporsi Liabilitas dan Ekuitas, manajer merupakan risk taker karena liabilitas perusahaan jauh lebih
tinggi dari pada ekuitasnya. Hal ini cukup beresiko karena hutang yang lebih besar akan meningkatkan resiko
kesulitan keuangan perusahaan. Manajer LPPF harus bisa mengontrol keuangan perushaan agar perusahaan tidak
mengalami kesulitan akibat hutang dan bunganya
Masalah Operasional
LPPF ( Dalam Miliyar)
Rp10,000
Rp8,000
Rp6,000
BEBAN USAHA
Rp4,000 B.POKOK PEND
Rp2,000
Rp0
2015 2016 2017 2018 2019

B.POKOK PEND BEBAN USAHA


2015 Rp3.336 Rp3.342
2016 Rp3.685 Rp3.684
2017 Rp3.762 Rp3.853
2018 Rp3.867 Rp4.826
2019 Rp4.120 Rp4.392
Matahari
• Beban pokok penjualan dan beban usaha terus meningkat dari
tahun ke tahun.
• Beban pokok penjualan meningkat karena adanya
pengurangan persediaan oleh perusahaan.
• Beban usaha terus meningkat akibat dari kenaikan biaya
operasional yang berasal dari kenaikan beban sewa dari
pembukaan gerai baru dan kenaikan upah minimum karyawan.
Masalah Dividen

Tidak ada masalah yang serius dengan dividen LPPF.


Total dividen Matahari Departemen Store sempat naik
pada tahun 2016. Namun turun pada tahun 2017 dan
2018 disebabkan karena penurunan laba bersih
perusahaan. Karena adanya kondisi COVID-19
perusahaan memutuskan untuk menangguhkan dividen
tahun 2019
5. Analisis Resiko Bisnis dan Keuangan
Rasio Likuiditas
LPPF RALS
140% 400%
120% 350%
300%
100%
250%
80% Cash Ratio 200% Cash Ratio
60% Quick Ratio Quick Ratio
150%
Current Ratio Current Ratio
40% 100%
50%
20%
0%
0% 2015 2016 2017 2018 2019
2015 2016 2017 2018 2019
Cash Quick Current Cash Quick Current
Ratio Ratio Ratio Ratio Ratio Ratio
2015 39% 52% 93% 2015 88% 209% 295%
2016 66% 76% 115% 2016 60% 198% 281 %
2017 61% 75% 114% 2017 72% 224% 295%
2018 43% 63% 110% 2018 178% 247% 326%
2019 45% 64% 106% 2019 194% 284% 354%
Resiko Keuangan
• Current ratio LPPF tahun 2019 adalah 106% masih stabil. Sedangkan RALS memiliki
current ratio yang lebih tinggi pada tahun 2019, current ratio RALS adalah 353,8%.
Dari current rasio tidak terlihat adanya resiko keuangan dari kedua perusahaan.
• Quick ratio LPPF tahun 2019 adalah 64%, yang berarti aset lancar tanpa persediaan
perusahaan bisa membiayai 64% kewajiban lancar. Sedangkan RALS tahun 2019
quick ratio nya lebih tinggi, adalah 284%. Dari quick ratio LPPF mempunyai resiko
keuangan yang lebih besar karena aset lancar tanpa persediaan perusahaan tidak
bisa membayar keseluruhan utang jangka pendeknya.
• Terlihat dari cash ratio jika menggunakan kas dan setara kas, maka LPPF pada tahun
2019 hanya dapat melunasi 45% utang lancar nya dan RALS hanya dapat melunasi
194,44% utang lancarnya. Resiko keuangan LPPF lebih besar daripada RALS.
Quick Ratio
• Quick ratio adalah rasio untuk menghitung kewajiban jangka
pendek dengan menggunakan aset lancar (kecuali persediaan).
• Quick ratio LPPF tahun 2019 adalah 64%, yang berarti aset
lancar tanpa persediaan perusahaan bisa membiayai 64%
kewajiban lancar. Sedangkan RALS tahun 2019 quick ratio nya
lebih tinggi, adalah 284%.
Rasio Leverage
LPPF RALS
300% 80%
70%
250%
60%
200%
50%
150% DAR DAR
DER 40% DER
100% 30%
EAR EAR
50% 20%
0% 10%
2015 2016 2017 2018 2019
0%
2015 2016 2017 2018 2019

DAR DER EAR DAR DER EAR


2015 72% 252% 28% 2015 27% 37% 73%
2016 62% 162% 38% 2016 28% 39% 72%
2017 57% 133% 43% 2017 29% 40% 71%
2018 64% 177% 36% 2018 27% 37% 73%
2019 64% 177% 36% 2019 26% 36% 74%
Resiko Keuangan
• DAR LPPF sudah lebih dari 50% yang artinya LPPF berpotensi
mengalami kesulitan keuangan karena hutangnya sudah
melebihi setengah dari aset perusahaan. Jika tidak diimbangi
dengan laba yang tinggi bisa jadi perusahaan mengalami
kesulitan keuangan di masa depan
• DAR RALS tidak lebih dari 50%, artinya sumber pendanaan dari
hutang kurang dari 50%, sehingga perusahaan tidak berpotensi
mengalami kesulitan keuangan di masa depan karena
hutangnya tidak melebihi setengah dari aset perusahaan.
Resiko Bisnis
Dilansir dari news.detik.com Akibat pandemi COVID-19 pada tahun 2020,
membuat pertumbuhan ekonomi terus menurun hingga dibawah 5% kondisi
ini diikuti dengan performa bisnis retail dan pusat perbelanjaan juga turut
menurun tahun belakangan ini, termasuk sepanjang 2019. Tercatat paling
tidak cars traffic menciut antara 10%-15%. Sedangkan pertumbuhan shoppers
traffic juga turun dari rata-rata sebesar 10% menjadi sekitar 7% saja.Lalu
okupansi mall juga ikut-ikutan menyusut sekitar 10%-11%%.
Kondisi ini tentunya menjadi resiko terbesar tahun 2020 bagi kedua
perusahaan yaitu Matahari dan Ramayana. Apalagi sebagian gerai mereka
terletak di mal – mal.
Resiko Bisnis
• Dikutip dari finance.detik.com ,Menteri Keuangan Sri Mulyani
Indrawati memperkirakan daya beli masyarakat atau tingkat konsumsi
rumah tangga akan merosot tajam pada kuartal II-2020, atau lebih
lemah dibandingkan dengan realisasi daya beli pada kuartal I-2020.
• BPS mencatat tingkat konsumsi rumah tangga merosot ke level 2,84%
di kuartal I-2020 jika dibandingkan pada kuartal IV-2020 yang sebesar
5,02%.
• Tentunya ini juga akan menjadi resiko yang besar bagi perusahaan –
perusahaan ritel di Indonesia termasuk Matahari dan Ramayana.
6. Rekomendasi
Keputusan Investasi
• Matahari pada tahun 2020 lebih baik tidak membuka gerai
baru terlebih dahulu karena adanya pandemi COVID-19 yang
menyebabkan toko, mall dan tempat publik lainnya sepi
pengunjung. Perusahaan lebih baik menekankan ke
omnichannel untuk meningkatkan penjualan perusahaan.
Keputusan Pendanaan
• Matahari harus bisa mengontrol hutangnya untuk mendanai
kegiatan operasinya. Karena dari rasio DAR perusahaan yang
mengindikasikan perusahaan terlalu banyak hutang yang akan
meningkatkan resiko ke depannya.
Keputusan Operasional
• Meningkatkan pelayanan dan promosi Matahari.com sebagai
penunjang perusahaan dikala ada pandemi seperti ini yang
tidak memungkinkan untuk mengandalkan penjualan offline.
Keputusan Dividen
• Tindakan Matahari sudah benar dengan tidak membagi dividen
2019 terlebih dahulu pada masa sulit seperti ini. Sehingga dana
– dana tersebut bisa untuk hal yang lebih mendesak seperti
pembayaran hutang, gaji dan lain – lain.

Anda mungkin juga menyukai