Anda di halaman 1dari 14

SOFYAN MAULANA

Break even point (BEP) 2002311006


MPRT 5C
Pengertian Break Even Point (BEP)

• Break Even Point (BEP) ialah


titik impas di mana
posisi jumlah pendapatan dan
biaya sama atau seimbang
sehingga tidak terdapat
keuntungan ataupun kerugian
dalam suatu perusahaan.
Pengertian

• BEP (Titik Pulang Pokok) adalah keadaan


suatu usaha ketika tidak memperoleh
laba dan tidak menderita rugi.
Manfaat BEP

• Analisis break even dapat membantu pimpinan dalam


mengambil keputusan mengenai hal-hal berikut:
1. Jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan agar
perusahaan tidak mengalami kerugian.
2. Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh
keuntungan tertentu.
3. Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar
perusahaan tidak menderita rugi.
4. Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual,
biaya dan volume penjualan terhadap keuntungan yang
diperoleh.
Komponen Penghitungan Dasar BEP

Break Even Point memerlukan komponen penghitungan dasar berikut ini:


• Fixed Cost. Komponen ini merupakan biaya yang tetap atau konstan jika
adanya tindakan produksi atau meskipun perusahaan tidak berproduksi.
Contoh: biaya tenaga kerja tetap, biaya iklan, biaya penyusutan mesin,
dll.
• Variabel Cost. Komponen ini merupakan biaya per unit yang sifatnya
dinamis tergantung dari tindakan volume produksinya. Jika produksi
yang direncanakan meningkat, berarti variabel cost pasti akan
meningkat. Contoh: biaya bahan baku, biaya listrik pabrik, upah buruh,
dll.
• Selling Price. Komponen ini adalah harga jual per unit barang atau jasa
yang telah diproduksi.
Mencari Tingkat BEP

• BEP dapat dihitung dengan 2 cara, yaitu atas dasar unit dan atas dasar
moneter (Rupiah).
• Kondisi atau Syarat BEP (Titik Impas)  TR = TC
• TR = Total Revenue
• TC = Total Cost

• BEP dalam unit 

• BEP dalam rupiah 


Ilustrasi 1

• Diketahui:
Total Biaya Tetap (FC) senilai Rp 100 juta
Total Biaya Variabel (VC) per unit senilai Rp 60 ribu
Harga jual barang per unit senilai Rp 80 ribu

•=

• = = 400.000.000
Ilustrasi 2
Penjualan 8.000 unit @ Rp 5.000 Rp 40.000.000

Harga Pokok Penjualan : Biaya Tetap Biaya Variabel


- Biaya Bahan Baku Rp - Rp 7.200.000
- Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp - Rp 6.800.000
- Biaya Umum Pabrik Rp 2.500.000 Rp 4.000.000
Jumlah Rp 2.500.000 Rp 18.000.000 Rp 20.500.000
Biaya Usaha:
- Biaya Penjualan Rp 2.400.000 Rp 3.600.000
- Biaya Administrasi & Umum Rp 2.600.000 Rp 2.400.000
Jumlah Rp 5.000.000 Rp 6.000.000 Rp 11.000.000
Total Biaya Rp Rp 24.000.000 Rp 31.500.000
7.500.000
Laba Usaha Rp 8.500.000
• = 3.750 unit

• = = Rp 18.750.000
Ilustrasi 3
• Rencana penjualan tahun 2000 meliputi kedua jenis produk adalah sbb :
• Penjualan Nama Produk Jumlah Unit Harga /unit Total

Produk A 15.000 Rp 1.000,- Rp 15.000.000

Produk B 10.000 Rp 750,- Rp 7.500.000


Biaya Variabel Produk A 15.000 Rp 500 Rp 7.500.000
Biaya variabel Produk B 10.000 Rp 300 Rp 3.000.000

• Biaya Tetap keseluruhan Rp 5.000.000 setahun


• Dengan data tersebut Saudara diminta untuk :
1.       Menentukan BEP perusahaan secara keseluruhan dalam Rupiah
2.       Menentukan BEP produk A dalam unit
3.       Menentukan BEP produk B dalam unit
• Menentukan BEP perusahaan secara keseluruhan dalam Rupiah
• Rumus :
• BEP (Rp) = Total Biaya Tetap / (1- (Total biaya variabel / total
penjualan)
• BEP = 5.000.000 / (1- (7.500.000+3.000.000) / (15.000.000+7.500.000)
• BEP = 5.000.000 / (1 - 0.47)
• BEP = 5.000.000 / 0.53
• BEP = Rp 9.433.962,26 dibulatkan Rp 9.433.962,-
• Menentukan BEP produk A dalam unit
• Rumus :
• BEP (unit) Produk A = Total Biaya Tetap / (Harga jual/unit –
Biaya Variabel/unit).
• BEP = 5.000.000 / (1.000 – 500)
• BEP = 10.000 unit
Menentukan BEP produk B dalam unit
• Rumus :
• BEP (unit) Produk B = Total Biaya Tetap / (Harga jual/unit –
Biaya Variabel/unit).
• BEP = 5.000.000 / (750 – 300)
• BEP = 11.111,11 unit dibulatkan 11.111 unit
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai