Gaduh Gelisah Organik Kelompok 3
Gaduh Gelisah Organik Kelompok 3
Masalah sosial dan masalah mental yang dihadapi masyarakat semakin banyak dan berat.
Gaduh gelisah merupakan suatu kondisi kegawatdaruratan psikiatri dimana terdapat gangguan pikiran,
perasaan, dan perilaku, yang membutuhkan intervensi segera. (Direktorat Bina Kesehatan Jiwa
Kementerian Kesehatan, 2015).
Delirium merupakan sumber morbiditas dan mortalitas di antara pasien-pasien yang dirawat inap.
Insiden di bangsal medis umum berkisar antara 11% sampai 42% dan dan setinggi 87% di antara
pasien sakit kritis (Thom, et al., 2019).
Insiden delirium juga meningkat sejalan dengan pertambahan usia populasi. Diagnosis
demensia yang sudah ada sebelumnya meningkatkan risiko delirium lima kali lipat.
Sindrom ini melibatkan suatu hendaya fungsi kognitif yang akut dan menyeluruh yang
mempengaruhi kesadaran, perhatian, memori, dan kemampuan perencanaan dan
organisasi
DEFINISI
Keadaan gaduh gelisah atau agitasi adalah peningkatan aktifitas mental dan
motorik seseorang sedemikian rupa sehingga sukar dikendalikan. Keadaan gaduh
gelisah dapat dimasukkan kedalam golongan kedaruratan psikiatrik, bukan
karena frekuensinya yang cukup tinggi, akan tetapi karena keadaan ini
berbahaya, baik bagi pasien sendiri maupun bagi lingkungannya, termasuk
orang-orang dan benda-benda(Maramis W.F., 2009)
ETIOLOGI
1. Etiologi primer
berasal dari suatu penyakit di otak, suatu cedera otak atau dapat dikatakan disfungsi
otak(Hardya Gustada, 2020):
a. Trauma kepala
b. Tumor
c. Infeksi
d. Penyakit serebrovaskular
e. Penyakit degenerative
Neurotransmiter yang dianggap berperan adalah adanya defisiensi nerotransmiter
asetilkolin dan dopaminergik (Angryni and Mulyana, 2020)
2. Etiologi sekunder
berasal dari penyakit sistemik yang menyerang otak (Wahyuni and Fr, 2017):
a. Gangguan metabolic dan endokrin
b. Toksin
c. Masalah nutrisi
d. Gangguan terkait penggunaan zat
EPIDEMIOLOGI
(Wahyuni & Fr, 2020).
• WHO = 1:4 kemungkinan orang menderita gangguan mental pada suatu kehidupan
• 450 juta orang di dunia menderita gangguan mental, termasuk kecanduan alkohol dan
penyalahgunaan obat.
• 121 juta orang depresi, 24 juta orang skizofrenia
• Data kunjungan di Poli Rawat Jalan RSJ (Rumah Sakit Jiwa) Prof. HB. Saamin Padang tahun
2007 terdapat 10.812 penderita GMO (Gangguan Mental Organik) dan 5379 penderita skizofrenia
(Adiwinata, 2016)
• Di RS Hasan Sadikin Bandung menemukan angka kejadian delirium adalah 37% di antara pasien-
pasien yang dirawat di ICU pada tahun 2016
KLASIFIKASI
Berdasarkan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia (PPDGJ) III (1993), Delirium
diklasifikasikan sebagai berikut :
Delirium yang tidak bertumpang tindih dengan demensia yang sudah ada
sebelumnya.
• F05.1 Delirium, Bertumpang-tindih dengan Demensia
Kondisi yang memenuhi kriteria delirium diatas tetapi terjadi pada saat sudah
ada demensia
Perilaku agresif
Kecemasan
Bingung
Perilaku berulang
Kecurigaan Berlebihan
Berjalan-jalan dan perilaku menyimpang
Gangguan tidur
DIAGNOSIS
Berdasarkan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia (PPDGJ) III (1993),
Pedoman Diagnostik
Gangguan emosional :
• Misalnya depresi, anxietas atau takut, lekas marah, euforia, apatis, atau rasa
kehilangan akal
DIAGNOSIS
Berdasarkan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia (PPDGJ) III (1993),
Pedoman Diagnostik
Gangguan psikomotor :
• Hipo- atau hiper-aktivitas dan pengalihan aktivitas yang tidak terduga dari
satu ke yang lain
• Waktu bereaksi yang lebih panjang
• Arus pembicaraan yang bertambah atau berkurang
• Reaksi terperanjat meningkat
Gangguan siklus tidur-bangun :
• Insomnia atau, pada kasus yang berat, tidak dapat tidur sama sekali atau terbaliknya
siklus tidur-bangun, mengantuk pada siang hari
• Gejala yang memburuk pada malam hari
• Mimpi yang menganggu atau mimpi buruk, yang dapat berlanjut menjadi halusinasi
setelah bangun tidur