Anda di halaman 1dari 24

MALARIA

BLOK TROPICAL MEDICINE SYSTEM

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
KETUA KELOMPOK:
ANAK AGUNG AYU ARISITA DEWI (19700018)
ANGGOTA KELOMPOK:
• DINY IZZATY AL ABIDIN (1970002)
• GIWANG KINASIH (19700027)
• NI PUTU INTAN MULYASARI (19700042)
• I MADE BINTANG SUDIARNA (19700051)
• RINDANG ARINA SULFY (19700057)
• ROLLENDIO ARNESTO (19700069)
• ALMAIDAH SAFITRI (19700082)
• ARDIAN FAKHRI AZIS (19700091)
• KADEK BERLIA NARAYANI (19700106)
• AFIFAH DELLA NUR AINI (19700120)
• WIYOGA AGUNG EFENDI (19700129)
• GALUH EKA PUSPITA (19700142)
Latar belakang
Malaria merupakan masalah kesehatan masyarakat yang dapat
1 mempengaruhi angka kematian bayi, anak balita, ibu hamil serta
dapat menurunkan produktivitas kerja.

Sebanyak 1,5-2,7 juta jiwa meninggal setiap tahunnya terutama


terjadi pada anak-anak dan ibu hamil. Hingga kini, Indonesia masih
2 menjadi salah satu negara yang berisiko malaria karena 80%
kabupaten atau kota di Indonesia endemis malaria.

Manifestasi klinis malaria tergantung pada imunitas penderita dan


tingginya transmisi infeksi malaria, sedangkan berat ringannya infeksi

3 dipengaruhi oleh jenis Plasmodium, daerah asal infeksi, umur, dugaan


konstitusi genetik, keadaan kesehatan dan nutrisi, serta
kemoprofilaksis dan pengobatan sebelumnya.
Definisi
Malaria adalah penyakit
infeksi menular yang
disebabkan oleh protozoa
Plasmodium yang ditularkan
oleh nyamuk Anopheles.
definisi
Bisa diartikan sebagai suatu
Malaria adalah kata yang berasal dari penyakit infeksi dengan gejala
bahasa Italia, yaitu mal artinya buruk, demam berkala yang disebabkan
dan area artinya udara, jadi secara oleh parasit Plasmodium
harfiah berarti penyakit yang sering
timbul di daerah dengan udara buruk
(Protozoa) dan ditularkan oleh
akibat dari lingkungan yang buruk. nyamuk Anopheles betina.
etiologi
Ada 2 jenis makhluk yang berperan besar dalam
penularan malaria:
1 2
Parasit malaria Nyamuk
(yang disebut anopheles betina.
Plasmodium)
etiologi
Ada empat jenis spesies parasit malaria di dunia yang
dapat menginfeksi sel darah merah manusia, yaitu:
Plasmodium falciparum
• Menyebabkan malaria falsiparum (disebut juga malaria tropika), merupakan jenis penyakit malaria yang terberat
dan satu-satunya parasit malaria yang menimbulkan penyakit mikrovaskular., karena dapat menyebabkan berbagai
komplikasi berat seperti cerebral malaria (malaria otak), anemia berat, syok, gagal ginjal akut, perdarahan, sesak
nafas, dll.

Plasmodium vivax
• Menyebabkan malaria tertiana. Tanpa pengobatan: berakhir dalam 2 – 3 bulan. Relaps 50% dalam beberapa
minggu – 5 tahun setelah penyakit awal.

Plasmodium malariae
• Menyebabkan malaria quartana dengan asimtomatis dalam waktu lama.

Plasmodium Ovale
• Jenis ini jarang sekali dijumpai, umumnya banyak di Afrika dan Pasifik Barat. Lebih ringan. Seringkali sembuh tanpa
pengobatan. Seorang penderita dapat dihinggapi oleh lebih dari satu jenis plasmodium. Infeksi demikian disebut
infeksi campuran (mixed infection). Biasanya campuran P.Falciparum dengan P.Vivax atau P.Malariae.
ePIDEMIOLOGI
Ada beberapa faktor yang turut mempengaruhi seseorang terinfeksi
malaria adalah :

1. Ras / Suku Bangsa


Pada penduduk benua Afrika prevalensi
Hemoglobin S (HbS) cukup tinggi sehingga
lebih tahan terhadap infeksi P. falciparum
karena HbS dapat menghambat
perkembangbiakan P. falciparum
ePIDEMIOLOGI
2. Kekurangan Enzim Tertentu 3. Kekebalan tubuh
Kekurangan terhadap enzim Glukosa 6 Kekebalan pada malaria terjadi apabila
Phosphat Dehidrogenase (G6PD) tubuh mampu mengancurkan
memberikan perlindungan terhadap Plasmodium yang masuk atau mampu
infeksi P. falciparum yang berat. menghalangi perkembangannya.
Anak-anak mungkin terutama penting
dalam hal ini.
Klasifikasi
Menurut World Health Organization (WHO) malaria
dapat diklasifikasikan menjadi 5 yaitu :
1. Plasmodium falciparum
• Plasmodium falciparum (malaria tropika) adalah spesies Plasmodium yang
paling sering menyebabkan malaria berat hingga kematian. Masa inkubasi
berkisar antara 9–14 hari, menimbulkan demam intermiten atau kontinu.
(Zekar L, 2020)

2. Plasmodium vivax
• Plasmodium vivax (malaria tertiana) memiliki masa inkubasi 12–18 hari dan
menimbulkan demam berulang dengan interval bebas demam selama 2 hari.
Jenis ini juga dapat menyebabkan malaria berat. (Zekar L, 2020)

3. Plasmodium Ovale
• Plasmodium malariae (malaria kuartana) merupakan malaria dengan
manifestasi klinis paling ringan. Masa inkubasi sekitar 2–4 minggu dengan
demam berulang dan interval bebas demam selama 3 hari. (Flavin K, 2018)
Klasifikasi
Menurut World Health Organization (WHO) malaria
dapat diklasifikasikan menjadi 5 yaitu :
4. Plasmodium malariae
• Menyebabkan malaria quartana dengan asimtomatis dalam
waktu lama.

5. Plasmodium Knowlesi
• Plasmodium knowlesi memiliki masa inkubasi 9–12 hari.
Manifestasi klinis yang utama adalah demam dan sakit kepala.
Proporsi kasus dengan komplikasi berat akibat Plasmodium
knowlesi lebih sering terjadi daripada Plasmodium vivax dan
Plasmodium falciparum.(Flavin K, 2018)
mekanisme
mekanisme
Oleh karena skizogoni menyebabkan
Hal ini diduga akibat adanya toksin
Patogenesis lebih ditekankan pada kerusakan eritrosit maka akan terjadi
Patogenesis malaria akibat dari malaria yang menyebabkan gangguan
terjadinya peningkatan permeabilitas anemia. Beratnya anemia tidak
interaksi kompleks antara parasit, fungsi eritrosit dan sebagian eritrosit
pembuluh darah daripada koagulasi sebanding dengan parasitemia
inang dan lingkungan. pecah melalui limpa sehingga parasit
intravaskuler. menunjukkan adanya kelaian eritrosit
keluar.
selain yang mengandung parasot.

Patogenesisnya berkaitan dengan


Sitoadherensi merupakan peristiwa invasi merozoit ke dalam eritrosit
Perubahan tersebut meliputi Dalam limpa dijumpai banyak parasit
perlekatan eritrosit yang telah sehingga menyebabkan eritrosit yang
mekanisme, diantaranya trasnsport dalam makrofag dan sering terjadi
terinfeksi P.falciparum pada reseptor mengandung parasit mengalami
membran sel, sitoadherensi, fagositosis dari eritrosit yang terinfeksi
di bagian endothelium venule dan perubahan struktur dan biomolekular
sekuestrasi dan resetting. maupun yang tidak terinfeksi.
kapiler. sel untuk mempertahankan kehidupan
parasit.
mekanisme
• Selain itu eritrosit juga dapat melekat pada eritrosit yang tidak
terinfeksi sehingga terbentuk roset. Akibat rupturnya eritrosit
menyebabkan merozoite dilepas ke sirkulasi.
• Pelepasan merozoite pada tempat dimana sirkulasi melambat
mempermudah infasi sel darah yang berdekatan, sehingga
falsifarum mungkin lebih besar daripada parasitemia spesies lain,
dimana robekan skizon terjadi pada sirkulasi yang aktif.
• Sporozoit yang masuk ke dalam darah segera dihadapi oleh respon
imun non spesifik yang terutama dilakukan oleh makrofag dan
monosit, yang menghasilkan sitokin-sitokin seperti TNF, IL1, IL2, IL3,
IL4, IL6, IL8, IL10, secara langsung menghambat pertumbuhan
parasite (sitostatik) dan membunuh parasit (sitotoksik).
Gejala klinis
1. Gejala malaria ringan (tanpa

• Gejala
komplikasi)
malaria yang utama yaitu: demam,
menggigil, sakit kepala, mual, muntah, diare,
nyeri otot atau pegal-pegal.
• Keluhan-keluhan prodromal dapat terjadi
sebelm terjadinya demam, berupa: malaise,
lesu, sakit kepala, sakit tulang belakang, nyeri
pada tulang dan otot, anoreksia, perut tidak
enak, diare ringan dan kadang-kadang merasa
dingin di punggung.
Gejala klinis
Gejala Klasik Umum / Trias Malaria:

c. Stadium berkeringat
a. Stadium dingin (cold stage) b. Stadium demam (hot stage)
(sweating stage)
• Stadium ini berlangsung + 15 • Stadium ini berlangsung + 2-4 • Stadium ini berlangsung + 2-4
sampai dengan 1 jam. Dimulai jam. Penderita merasa jam. Penderita berkeringat
dengan menggigil dan kepanasan, muka merah, kulit sangat banyak, suhu tubuh
perasaan sangat dingin, gigi kering, sakit kepala dan sering kembali turun, kadang-kadang
gemeretak, nadi cepat tetapi kali muntah, nadi mejadi kuat sampai di bawah normal.
lemah, bibir dan jari-jari pucat Kembali, merasa sangat haus Setelah itu biasanya penderita
kebiru-biruan (sianotik), kulit dan suhu tubuh dapat beristirahat hingga tertidur.
kering dan terkadang disertai meningkat hingga 41oC atau Setelah bangun tidur
muntah. lebih. penderita merasa lemah tetapi
tidak ada gejala lain sehingga
dapat kembali melakukan
kegiata sehari-hari.
Gejala klinis
2. Gejala malaria berat (dengan
komplikasi)
a. Gangguan kesadaran dalam berbagai derajat (mulai dari koma sampai
penurunan kesadaran lebih ringan dengan manifestasi seperti:
mengigau, bicara salah, tidur terus, diam saja, tingkah laku berubah)
b. Keadaan umum yang sangat lemah (tidak bisa duduk/berdiri)
c. Kejang-kejang
d. Panas sangat tinggi
e. Mata atau tubuh kuning
f. Tanda-tanda dehidrasi (mata cekung, turgor dan elastisitas kulit
berkurang, bibir kering, produksi air seni berkurang)
g. Perdarahan hidung, gusi atau saluran pencernaan
h. Nafas cepat atau sesak nafa
i. Muntah terus menerus dan tidak dapat makan minum
j. Warna air seni seperti teh tua dan dapat sampai kehitaman
k. Jumlah air seni kurang sampai tidak ada air seni
l. Telapak tangan sangat pucat (Juli & Sabiq, 2018)
Pemeriksaan penunjang
1. Mikroskopik
• a) Semi Kuantitatif
• (-) = Negatif (tidak ditemukan parasit dalam 100 LPB/lapangan pandang besar)
• (+) = Positif 1 (ditemukan 1 -10 parasit dalam 100 LPB)
• (++) = Positif 2 (ditemukan 11-100 parasit dalam 100 LPB)
• (+++) = Positif 3 (ditemukan 1 -10 parasit dalam 1 LPB)
• (++++) = Positif 4 (ditemukan >10 parasit dalam 1 LPB) 22

• b) Kuantitatif
• Contoh: Bila dijumpai 1500 parasit per 200 lekosit, sedangkan jumlah lekosit 8.000/uL maka
hitung parasit = 8.000/200 X 1500, parasit = 60.000 parasit/ µl. Bila dijumpai 50 parasit per
1000 eritrosit = 5%. Bila jumlah eritrosit 450.000 maka hitung parasit = 450.000/1000 X 50 =
225.000 parasit µl

2. Teknik mikroskopik lain


• a) Metode teknik QBC (Quantitative Buffy Coat): Teknik ini berdasarkan kemampuan jingga
akridin (acridine orange) memulas asam nukleat yang berada dalam sel
• b) Teknik Kawamoto: Metode ini dikembangkan tahun 1991 oleh Kawamoto dengan
menggunakan apusan darah tipis dan tebal seperti pada pulasan konvensional kemudian
diwarnai dengan acridin orange ( 1 – 2 tetes ) dan diperiksa dengan mikroskop cahaya dengan
lampu halogen.
Pemeriksaan penunjang
3. Metode Pemeriksaan Biomolekuler
• Pemeriksaan ini digunakan untuk mendeteksi DNA spesifik parasit/ Plasmodium
dalam darah penderita malaria. Pemeriksaan ini juga bisanya disebut metode
pemeriksaan PCR (Polymerase Chain reaction) dengan prinsip reaksinya
menggandakan segmen DNA spesifik dari parasit Plasmodium

4. Pemeriksaan dengan tes diagnostik cepat (Rapid Diagnostic Test)


• Mekanisme kerja tes ini berdasarkan deteksi antigen parasit malaria dengan
menggunakan metoda imunokromatografi, dalam bentuk dipstik. Tes yang tersedia di
pasaran saat in; mengandung:
a)HRP-2 (Histidine rich protein 2) yang diproduksi oleh trofozoit, skizon dan gametosit
muda P. falciparum
b)Enzim parasite lactate dehydrogenase (p-LDH) dan aldolase yang diproduksi oleh
parasit bentuk aseksual atau seksual P. falciparum, P. vivax, P. ovale dan P. malariae
DIAGNOSIS BANDING
1. Demam • Demam tifoid atau yang disebut tifus abdominalis merupakan
penyakit yang menginfeksi saluran pencernaan terutama di

tifoid bagian usus halus serta lumen usus akibat bakteri Salmonella
typhi.

2. Demam • Demam dengue adalah infeksi akut yang disebabkan oleh


arbovirus (arthropodborn virus) dan ditularkan melalui

dengue nyamuk aedes (aedes albocpictus dan aedes aegepty). Aedes


aegypti sering dikaitkan dengan tempat tinggal manusia

• Penyakit demam Chikungunya merupakan penyakit yang


3. berjangkit pada suatu kawasan atau populasi (endemik) yang
disebabkan oleh virus keluarga Togaviridae (genus alphavirus)
Chikungunya dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk yang
sama juga menularkan penyakit demam berdarah dengue.
PENATALAKSANAAN
Pengobatan malaria di Indonesia menggunakan Obat Anti Malaria
(OAM) kombinasi yaitu penggunaan dua atau lebih obat anti malaria
yang farmakodinamik dan farmakokinetiknya sesuai, bersinergi dan
berbeda cara terjadinya resistensi.

Saat ini yang digunakan program nasional adalah derivat artemisinin


dengan golongan aminokuinolin, yaitu:
1. Kombinasi tetap (Fixed Dose Combination = FDC) yang terdiri atas
Dihydroartemisinin dan Piperakuin (DHP).
2. Artesunat - Amodiakuin Kemasan artesunat – amodiakuin yang
ada pada program pengendalian malaria dengan 3 blister, setiap
blister terdiri dari 4 tablet artesunat @50 mg dan 4 tablet
amodiakuin 150 mg.
PENATALAKSANAAN
A. Pengobatan Malaria Tanpa Komplikasi.

1.Pengobatan Malaria falsiparum dan Malaria vivaks: ACT ditambah primakuin. Dosis ACT untuk malaria
falsiparum sama dengan malaria vivaks, sedangkan obat primakuin untuk malaria falsiparum hanya diberikan
pada hari pertama saja dengan dosis 0,75 mg/kgBB dan untuk malaria vivaks selama 14 hari dengan dosis 0,25
mg/kgBB.
2.Pengobatan Malaria ovale: Artemisinin Combination Therapy (ACT), yaitu Dihydroartemisinin Piperakuin
(DHP) atau Artesunat + Amodiakuin. Dosis pemberian obatnya sama dengan untuk malaria vivaks.
3.Pengobatan Malaria malariae: ACT 1 kali per hari selama 3 hari, dengan dosis sama dengan pengobatan
malaria lainnya dan tidak diberikan primakuin.
4.Pengobatan infeksi campur P. falciparum + P. vivaks/P. ovale: ACT selama 3 hari serta primakuin dengan dosis
0,25 mg/kgBB/hari selama 14 hari.
5.Pengobatan infeksi campur P. falciparum + P. malariae: regimen ACT selama 3 hari dan Primakuin pada hari I.

B. Pengobatan Malaria pada Ibu Hamil

• Pada ibu hamil tidak diberikan Primakuin. Sebagai kelompok yang berisiko tinggi pada ibu hamil dilakukan
penapisan/skrining terhadap malaria yang dilakukan sebaiknya sedini mungkin atau begitu ibu tahu bahwa
dirinya hamil. Selanjutnya pada ibu hamil juga dianjurkan menggunakan kelambu berinsektisida setiap tidur.

C. Penatalaksanaan Malaria Berat

• Penderita malaria berat sebaiknya ditangani di RS Kabupaten. Prognosis malaria berat tergantung kecepatan
dan ketepatan diagnosis serta pengobatan.(Kemenkes, 2013)
KIE
Kegiatan yang dilakukan dapat berupa penyuluhan mengenai
epidemiologi dan klinis malaria, pelatihan kader malaria
dalam pemeriksaan rapid malaria, pembagian dan
pemasangan contoh kawat nyamuk, pembagian obat nyamuk,
revelen dan contoh tanaman pengusir nyamuk (Yuniza et al.,
2022)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai