Anda di halaman 1dari 6

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................1
a. Latar Belakang..........................................................................1
b. Tujuan.......................................................................................1
c. Manfaat.....................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................3


a. Pengertian Malaria....................................................................3
b. Patogenesis Penyakit Malaria...................................................3

BAB III KESIMPULAN.............................................................................6


a. Kesimpulan...............................................................................6

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................7

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih
menjadi isu kesehatan bagi masyarakat. Malaria dapat disebabkan oleh
parasit genus Plasmodium atau nyamuk anopheles beitna. Malaria
merupakan salah satu masalah kesehatan dengan angka kesakitan dan
kematian yang cukup tinggi di Indonesia. Oleh karena itu pentingnya
mengetahui patogenesis penyakit malaria dan penyebabnya.

1.2 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk :
 Mengetahui pengertian malaria, dan
 Mengetahui patogenesis penyakit malaria.

1.3 Manfaat
Manfaat di buatnya makalah ini adalah agar pembaca mengerti
lebih dalam dan terperinci tentang malaria dan patogenesis penyakitnya.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Malaria


Malaria merupakan suatu penyakit infeksi akut maupun kronik
yang disebakan oleh infeksi Plasmodium yang menyerang eritrosit dan
ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual dalam darah, dengan gejala
1
demam, menggigil, anemia, dan pembesaran limpa .

2.2 Patogenesis Penyakit Malaria


Proses berjangkitnya penyakit malaria adalah sebagai berikut ;
1) Demam mulai timbul bersamaan dnegan pecahnya skizon darah yang
mengeluarkan berbagai macam antigen. Antigen ini akan merangsang
sel makrofag, monosit atau limfosit untuk mengeluarkan berbagai
macam sitokin (protein yang disekresi oleh sel sebagai tanggapan dari
stimulus yang telah diterima) ke aliran darah, nantinya akan dibawa ke
bagian hipotalamus otak yang mengatur suhu tubuh dan akan
menyebabkan demam.2
2) Anemia terjadi karena pecahnya sel darah merah, baik yang terinfeksi
maupun yang tidak karena skizogoni yang merusak eritrosit. 2 Anemia
terutama disebabkan oleh pecahnya eritrosit dan fagositosis oleh
sistem retikuloendotetial. Hebatnya hemolisis tergantung pada jenis
plasmodium dan status imunitas penjamu. Anemia juga disebabkan
oleh hemolisis autoimun, sekuentrasi oleh limpa pada eritrosit yang
terinfeksi maupun yang normal dan gangguan eritropoisis.
Hiperglikemi dan hiperbilirubinemia sering terjadi. Hemoglobinuria
dan Hemoglobinemia dijumpai bila hemolisis berat. Kelainan
patologik pembuluh darah kapiler pada malaria tropika, disebabkan
kartena sel darah merah terinfeksi menjadi kaku dan lengket,
perjalanannya dalam kapiler terganggu sehingga melekat pada endotel
kapiler karena terdapat penonjolan membran eritrosit. Setelah terjadi
penumpukan sel dan bahan-bahan pecahan sel maka aliran kapiler
terhambat dan timbul hipoksia jaringan, terjadi gangguan pada
integritas kapiler dan dapat terjadi perembesan cairan bukan
perdarahan kejaringan sekitarnya dan dapat menimbulkan malaria
cerebral, edema paru, gagal ginjal dan malobsorsi usus.4
3) Splenomegali, Pembesaran limpa merupakan gejala khas pada
malaria kronis. Limpa merupakan organ retikuloendotelial,
plasmodium dihancurkan oleh sel-sel makrofag dan limfosit.

2
Penambahan selsel radang menyebabkan limpa bengkak dan terasa
nyeri. Lamalama konsistensi limpa menjadi keras karena
bertambahnya jaringan ikat.2
4) Malaria Berat, Pada malaria berat mekanisme patogenesisnya
berkaitan dengan invasi merozoit ke dalam eritrosit sehingga
menyebabkan eritrosit yang mengandung parasit mengalami
perubahan struktur dan biomolekular sel untuk mempertahankan
kehidupan parasit. Perubahan tersebut meliputi mekanisme,
diantaranya transport membran sel, sitoadherensi, sekuestrasi dan
resetting.
Sitoadherensi merupakan peristiwa perlekatan eritrosit yang telah
terinfeksi P. falciparum pada reseptor di bagian endotelium venule dan
kapiler. Selain itu eritrosit juga dapat melekat pada eritrosit yang tidak
terinfeksi sehingga terbentuk roset.1
Sekuestrasi terdapat di otak, diikuti dengan hepar dan ginjal, paru,
jantung, usus dan kulit. Sekuestrasi ini diduga memegang peranan
utama dalam patofisiologi malaria berat.1
Resetting adalah suatu fenomena perlekatan antara sebuah eritrosit
yang mengandung merozoit matang yang diselubungi oleh sekitar 10
atau lebih eritrosit non parasit, sehingga berbentu seperti bunga. Salah
satu faktor yang mempengaruhi terjadinya resetting adalah golongan
darah dimana terdapatnya antigen golongan darah A dan B yang
bertindak sebagai reseptor pada permukaan eritrosit yang tidak
terinfeksi.1

3
BAB III
KESIMPULAN

3.1 kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa malaria merupakan penyakit menular
yang disebabkan oleh nyamuk anopheles betina atau parasite genus
Plasmodium. Penyakit ini menginfeksi eritrosit dan menyebabkan gejala
seperti demam, anemia, kemudian masuk ke limpa dan akhirnya
menyebabkan kematian.

4
Daftar Pustaka

1) Harijanto PN. 2006. Malaria. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III, edisi
IV. Hal: 1754-60. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
2) Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan RI No.5 th. 2013 tentang Tata
Laksana Malaria
3) Fitriany, Julia, Sabiq Ahmad. 2018. Malaria. Journal Avverous. Vol. 4. No. 2.
Fakultas Famasi. Lhokseumawe: Universitas Malikussaleh.
4) Band JD.Malaria dalam tintinali JE Ed. Emergency medicine A
Comprehensive Study Guide. Edisi enam. New York : McGraw
Hill.2004.953- 958.

Anda mungkin juga menyukai