PENDAHULUAN
2.1 Definisi
Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh plasmodium yang
menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual didalam darah
(Sudoyono, 2007). Sedangkan menurut Robert (2006), malaria adalah penyakit yang dapat
bersifat akut maupun kronik, disebabkan oleh protozoa genus plasmodium ditandai dengan
demam, anemia, dan splenomegali.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa malaria adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh parasit plasmodium yang menyerang eritrosit ditandai dengan demam,
anemia, ikterus dan splenomegali.
2.2 Etiologi
Penyebab infeksi malaria ialah plasmodium, yang selain menginfeksi manusia juga
menginfeksi binatang seperti golongan burung reptil dan malaria (Sudoyono, 2007).
Sedangkan menurut Arif (2006) Plasmodium sebagai penyebab malaria terdiri dari 4 spesies,
yaitu plasmodium vivax, plasmodium falciparum, plasmodium malarior, dan plasmodium
ovale. Malaria juga melihatkan hospes perantara, yaitu manusia maupun vetebra lainnya, dan
hospes definitif, yaitu nyamuk Anopheles.
Parasit malaria yang terdapat di Indonesia. Plasmodium malaria yang sering dijumpai
ialah plasmodium vivax yang menyebabkan malaria tertiana (Benign Malaria) dan
plasmodium falciparum yang menyebabkan malaria tropika (Maligna Malaria). Plasmodium
modium malarine dijumpai pada kasus kami tetapi sangat jarang. Plasmodium ovale
dilaporkan dijumpai di Irian Jaya, pulau Timor, pulau Owi (utara Irian Jaya).
2.4 Klasifikasi
Menurut Rampengan (2007) klasifikasi malaria berdasarkan jenis plasmodiunya yaitu:
2.4.1 Malaria tropia (plasmodium falcifarum)
Merupakan bentuk malaria yang paling berat, ditandai dengan panas yang
ireguler, anemia, splenomegali, parasitemia yang banyak dan sering terjadi
komplikasi. Malaria ini diklasifikasikan atas dua kelompok yaitu malaria falcifarum
tanpa komplikasi yang digolongkan sebagai malaria ringan.
2.4.2 Malaria kwartana
Malaria kwartanan disebabkan oleh Plasmodium malariae yang mempunyai
tropozoit yang serupa dengan plasmodium vivak, lebih kecil dan sitoplasmanya lebih
kompak/lebih biru. Ciri-ciri demam tiga hari sekali setelah puncak 48 jam. Gejala lain
adalah nyeri pada kepala dan punggung, mual, pembesaran limpa, dan malaise umum.
Komplikasi jarang terjadi, namun dapat terjadi seperti sindrome nefrotik dan
komplikasi terhadap ginjal lainnya. Pada pemeriksaan akan di temukan edema, asites,
proteinuria, hipoproteinemia, tanpa uremia dan hipertensi.
2.4.3 Malaria ovale
Malaria ovale disebabkan plasmodium Ovale yang bentuknya mirip plasmodium
malariae, skizonnya hanya mempunyai 8 merozoid dengan masa pigmen hitam di
tengah. Karakteristik yang dapat di pakai untuk identifikasi adalah bentuk eritrosit
yang terinfeksi plasmodium ovale dimana biasanya oval atau ireguler dan fibriated.
Malaria ovale merupakan bentuk yang paling ringan dari semua bentuk malaria
yang di sebabkan oleh plasmodium ovale. Masa inkubasi 11-16 hari, walaupun priode
laten sampai 4 tahun. Serangan proksismal 3-4 hari dan jarang terjadi lebih dari 10
kali walaupun tanpa terapi dan terjadi pada malam hari.
2.5 Patofisiologi
Menurut Robert (2006) daur hidup spesies malaria terdiri dari fase seksual-eksogen
(sporogoni) dalam badan nyamuk anopheles dan fase aseksual (skizogoni) dalam badan
hospes vetebra termasuk manusia.
2.5.1 Fase aseksual
Terbagi atas fase jaringan dan fase eritrosit. Pada fase jaringan, sporozoit masuk
dalam aliran darah ke sel hati dan berkembang biak membentuk skizon hati yang
mengandung ribuan merozoit prose ini disebut skizogoni praeritrosit.
Fase eritrosit dimulai dan merozoid dalam darah menyerang eritrosit membentuk
trofozoid. Proses berlanjut menjadi trofozoit-skizon-merozoit. Setelah 2-3 generasi
merozoid dibentuk, sebagian merozoid berubah menjadi bentuk seksual. Masa antara
permulaan infeksi sampai ditemukannya parasit dalam darah tepi adalah masa
prapaten, sedangkan masa inkubasi intrinsik dimulai dari masuknya sporozoit dalam
badan hospes sampai timbulnya gejala klinis demam
2.5.2 Fase seksual
Parasit seksual masuk dalam lambung betina nyamuk. Bentuk ini mengalami
pematangan menjadi mikro dan makrogametosit dan terjadilah pembuahan yang
disebut zigot (ookinet).
2.6 Pathway
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas pasien
Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa, bahasa yang
digunakan, pendidikan, pekerjaan, alamat, nomor register, diagnosa medis.
3.3.2 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan makanan
yang tidak adekuat ; anorexia
Intervensi Rasional
1. Auskultasi bunyi usus dan catat 1. Peristaltik dapat di harapkan kembali
pasase flatus. kurang lebih hari pascaa operasi ke 3,
menunjukkan kesiapan untuk menilai
masukan per oral.
2. Komplikasi paralitik ileus , obstruksi,
2. Awasi toleransi terhadap masukan pengosongan lambung lambat, dan di
cairan dan makanan ,catat distensi latasi gaster dapat terjadi,kemungkinan
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan kajian pustaka pada bab 2 dan bab 3 dapat disimpulkan sebagai berikut :
4.1.1 Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit plasmodium yang
menyerang eritrosit ditandai dengan demam, anemia, ikterus dan splenomegali.
4.1.2 Malaria disebabkan oleh plasmodium, yang selain menginfeksi manusia juga
menginfeksi binatang seperti golongan burung reptil dan malaria dan plasmodium
sebagai penyebab malaria terdiri dari 4 spesies, yaitu plasmodium vivax, plasmodium
falciparum, plasmodium malarior, dan plasmodium ovale.
4.1.3 Tanda dan gejalanya adalah demam periodic, splenomegaly, anemia dan icterus
4.1.4 Klasifikasi malaria berdasarkan jenis plasmodiunya yaitu malaria tropia (plasmodium
falcifarum) merupakan bentuk malaria yang paling berat, ditandai dengan panas yang
ireguler, anemia, splenomegali, parasitemia yang banyak dan sering terjadi komplikasi.
Dan malaria kwartanan disebabkan oleh plasmodium malariae yang mempunyai
tropozoit yang serupa dengan plasmodium vivak, lebih kecil dan sitoplasmanya lebih
kompak/lebih biru. Dan malaria ovale disebabkan plasmodium Ovale yang bentuknya
mirip plasmodium malariae, skizonnya hanya mempunyai 8 merozoid dengan masa
pigmen hitam di tengah.
4.1.5 Daur hidup spesies malaria terdiri dari fase seksual-eksogen (sporogoni) dalam badan
nyamuk anopheles dan fase aseksual (skizogoni) dalam badan hospes vetebra termasuk
manusia.
4.1.6 Komplikasi yang bisa terjadi akibat malaria adalah malaria serebral dapat
mengakibatkan pembengkakan otak, anemia parah kerusakan sel darah merah yang
disebabkan parasit malaria bisa mengakibatkan terjadinya anemia pada tingkat parah,
kegagalan fungsi organ tubuh bisa menyebabkan gagal ginjal, gagal hati, atau pecahnya
organ limpa, dan gangguan pernapasan peningkatan penumpukkan cairan pada paru
bisa menyebabkan kesulitan bernapas.
4.1.7 Pencegahan malaria dibagi menjadi dua yaitu dengan ITNs dan IPT. Insecticide-treated
nets (ITNs ) adalah kontak manusia dengan nyamuk dengan membunuh nyamuk bila
hinggap atau dengan mengusir nyamuk. Sedangkan Intermitten preventive treatment
(IPT) adalah strategi yang efektif dan dapat diterapkan untuk menurukan resiko anemia
berat pada primigravida yang tinggal di area malaria.
4.1.8 Pengobatan malaria tanpa komplikasi yaitu pengobatan malaria falciparum, pengobatan
malaria vivax dan malaria ovale, pengobatan malaria vivax untuk penderita defisiensi
G6-PD, dan pengobatan malaria malariae.
4.2 Saran
Kami memberikan saran kepada seluruh pembaca agar mempelajari jenis rencana asuhan
keperawatan dengan menggunakan sumber yang lebih bervariasi misalkan dengan NOC NIC.
Hal ini dikarenakan dalam makalah ini hanya menampilkan rencana asuhan keperawatan
berdasarkan Dongoes. Selain itu, jenis intervensi yang digunakan juga dapat dicari yang
terbaru sesuai dengan penelitian atau evidence based, sehingga intervensi yang akan
dilakukan oleh perawat benar-benar berdasarkan ilmu yang terkini.