Anda di halaman 1dari 43

FISIOLOGI

PLASENTA
dr. Yuniarty Amra, Sp.OG., M.Kes
OUTLINE
Implantasi & Perkembangan
01
plasenta

02 Endokrinologi Plasenta

03 Nutrisi & Transfer Plasenta

Dinamika
04
cairan amnion

05 Komunikasi Janin-Ibu
FISIOLOGI PLASENTA 4

DEFENISI PLASENTA
Plasenta adalah organ yg dibentuk dari jaringan
pembuluh darah yang menghubungkan janin yang
sedang berkembang dengan dinding Rahim.
ASAL PLASENTA
Sebagian besar dari bagian janin, yaitu villi
koriales atau jonjot chorion 
sebagian kecil dari bagian ibu yang berasal
dari desidua basalis.
 Implantasi adalah penempelan blastosis yang
tertanan pada dinding rahim.
 Biasanya tertanam didekat puncak rahim, pada
bagian depan atau dinding belakang.
 Dinding blastosis memiliki ketebalan 1 lapis sel,
kecuali pada daerah tertentu yang biasanya
terdiridari 3-4 sel.
 Sel sel dibagian dalam dinding blastosis yang tebal,
berkembang menjadi embrio.
IMPLANTASI
 sel yang dibagian luar yang tertanam pada dinding
rahim, membentuk plasenta (ari-ari).
 Implantasi mulai terjadi pada hari ke 5-8 setelah
pembuahan dan selesai pada hari ke 9-10.
 dinding blastosis merupakan lapisan luar dari
selaput yang membungkus embrio (korion).
 lapisan dalam (amnion) mulai dibuat pada hari
ke 10-12, dan membentuk kantung amnion yang
berisi cairan jernih (cairan amnion), dan akan
mengembang untuk membungkus embrio yang
sedang tumbuh (mengapung didalamnya).
IMPLANTASI
PERKEMBANGAN PLASENTA
Stadium berongga (lacunar stage).
Pada hari 8-9, perkembangan trofoblas sangat cepat, dari selapis sel tumbuh menjadi berlapis-
lapis. Terbentuk rongga-rongga vakuola yang banyak pada lapisan sinsitiotrofoblas (selanjutnya
disebut sinsitium) yang akhirnya saling berhubungan

Sirkulasi uteroplasenta/sistem sirkulasi feto-maternal.


Sinsitium terjadi perusakan endotel kapiler di sekitarnya dialiri masuk oleh darah ibu,
membentuk sinusoid-sinusoid. Menjelang akhir minggu kedua (hari 13-14), seluruh lingkaran
blastokista telah terbenam dalam uterus dan diliputi pertumbuhan trofoblas yang telah dialiri
darah ibu

Terbentuknya rongga selom ekstraembrional (extraembryonal coelomic space) atau rongga


korion (chorionic space).
Di dalam lapisan mesoderm ekstraembrional juga terbentuk celah-celah yang makin lama makin
besar dan bersatu, sehingga terjadilah rongga yang memisahkan kandung kuning telur makin jauh
dari sitotrofoblas. Rongga ini disebut rongga selom ekstraembrional (extraembryonal coelomic
space) atau rongga korion (chorionic space).
Terbentuknya tali pusat
Pada awal minggu ketiga, mesoderm ekstraembrional somatopleural membentuk jonjot sekunder (dari
inti mesoderm dilapisi selapis sel sitotrofoblas dan sinsitiotrofoblas). Menjelang akhir minggu ketiga
mesoderm menjadi sel darah dan pembuluh kapiler suatu jaringan vaskular (disebut jonjot tersier/tertiary
stem villi)
Sementara Selom ekstraembrional/rongga korion makin lama makin luas, sehingga jaringan embrional
makin terpisah dari sitotrofoblas/selaput korion, hanya dihubungkan oleh sedikit jaringan mesoderm yang
kemudian menjadi tangkai penghubung (connecting stalk). Mesoderm connecting stalk yang juga memiliki
kemampuan angiogenik, kemudian akan berkembang menjadi pembuluh darah dan connecting stalk
tersebut akan menjadi tali pusat.

Sirkulasi feto-maternal.
Setelah infiltrasi pembuluh darah trofoblas ke dalam sirkulasi uterus, seiring dengan perkembangan
trofoblas menjadi plasenta dewasa, terbentuklah komponen sirkulasi uteroplasenta. Melalui pembuluh
darah tali pusat, sirkulasi uteroplasenta dihubungkan dengan sirkulasi janin. Meskipun demikian, darah
ibu dan darah janin tetap tidak bercampur menjadi satu (disebut sistem hemochorial), tetap terpisah
oleh dinding pembuluh darah janin dan lapisan korion.
Dengan demikian, komponen sirkulasi dari ibu (maternal) berhubungan dengan komponen sirkulasi
dari janin (fetal) melalui plasenta dan tali pusat. Sistem tersebut dinamakan sirkulasi fetomaternal.
PERKEMBANGAN PLASENTA
Plasenta “dewasa”
Pertumbuhan plasenta makin lama makin besar dan luas, umumnya
mencapai pembentukan lengkap pada usia kehamilan sekitar 16 minggu.
(struktur plasenta dewasa : gambar)
Plasenta “dewasa” / lengkap yang normal :
-bentuk bundar / oval
-diameter 15-25 cm, tebal 3-5 cm.
-berat rata-rata 500-600 g
-insersi tali pusat (tempat berhubungan dengan plasenta) dapat di
tengah / sentralis, di samping / lateralis, atau di ujung tepi / marginalis.
-di sisi ibu, tampak daerah2 yang agak menonjol (kotiledon) yang diliputi
selaput tipis desidua basalis.
-di sisi janin, tampak sejumlah arteri dan vena besar (pembuluh korion)
menuju tali pusat. Korion diliputi oleh amnion.
-sirkulasi darah ibu di plasenta sekitar 300 cc/menit (20 minggu) -
meningkat sampai 600-700 cc/menit (aterm).
PLASENTA 11
12

BENTUK DIAMETER TEBAL BERAT TDD

Bundar/Hampir 15-20 cm + 2,5 cm + 500 gram 16-20


bundar KOTILEDON

Terbentuk lengkap pada kehamilan 16 mgg


FUNGSI PLASENTA
01 NUTRISI

02 EKSKRESI

03 RESPIRASI

04 ENDOKRIN

05 IMUNOLOGY

FARMAKOLOG
05
I
FUNGSI PLASENTA

NUTRISI menyalurkan makanan dari ibu ke janin

EKSKRESI menyalurkan hasil metabolisme dari janin ke ibu

RESPIRASI menyalurkan O2 dari ibu ke janin

ENDOKRIN memproduksi hormone

IMUNOLOGY penyalur antibody dari ibu ke janin

FARMAKOLOGI menyalurkan obat yang dibutuhkan janin dari sang ibu


MENURUT BENTUK

 Plasenta normal
 Plasenta  membranasea (tipis)
 Plasenta  suksenturiata
(satu lobus terpisah)
 Plasenta  bilobus (2 lobus  )
 Plasenta  trilobus 3  lobus)
MENURUT PERLEKATAN

AKRETA
Lebih melekat

INKRETA
Sampai ke otot polos

PERKREAT
A
Sampai ke serosa
LETAK PLASENTA  Plasenta terletak di depan atau di
belakang dinding uterus, agak ke atas
kearah fundus uteri
 Karena alasan fisiologis, permukaan
bagian atas korpus uteri lebih luas,
sehingga lebih banyak tempat untuk
berimplementasi.
 Permukaan fetal adalah permukaan yang
menghadap ke janin, warnanya keputih-
putihan dan licin.
 Permukaan maternal adalah permukaan
yang menghadap dinding rahim,
berwarna merah dan terbagi oleh celah-
celah yang berasal dari jaringan ibu.
BAGIAN PLASENTA
BAGIAN PLASENTA
1. Bagian janin (fetal portion)
Terdiri dari chorion frondosum dan villi.
a.Villi choriolis
b.Ruang interviliar: darah yang berada dalam ruang ini berasal dari arteri
spiralis berada di desidua basalis. Pada sistol darah dipompa dengan
tekanan 70- 80 mmHg ke ruang intervillar sampai pada lempeng chorionik/
pangkal dari kotiledon- kotiledon. Darah membanjiri villi chorialis dan kembali
perlahan- lahan ke pembuluh vena desidua dengan tekanan 8 mmHg.
Pada bagian permukaaan janin uri diliputi oleh amnion yang kelihatan licin. Tali
pusat akan berinsersi pada uri bagian permukaan janin.
BAGIAN PLASENTA
2. Bagian Maternal (Maternal portion)
Terdiri atas desidua kompekta yang terbentuk dari beberapa lobus dan
kotiledon (15- 20 buah).
Desidua basalis pada uri yang matang : lempeng khorionik (basal).
Dimana sirkulasi uteroplasental berjalan ke ruang- ruang intervilli melalui tali
pusat.
Jadi sebenarnya peredaran darah ibu dan janin terpisah.
3. Tali pusat
STRUKTUR TALI PUSAT

Tali pusat terdiri atas :


2 arteri umbilikalis
1 vena umbilikalis
Jelly wharton
Tali Pusat 23

Tali pusat merentang


dari pusat janin ke
uri
bagian fetal
panjang 50-55 cm
diameter 1 – 2,5 cm.
Tali Pusat 24

• Fungsi Tali Pusat


 berisi darah untuk
 transportasi :
 nutrisi
 Oksigen
 Asam amino
 Vitamin & mineral
 ekskresi :
karbondioksida
sisa metablisme janin
kesirkulasi ibu
Tali Pusat 25

 Insersi sentralis (tengah


plasenta)
 Insersi lateralis (samping
plasenta)
 Insersi marginalis (pinggir
plasenta)
 Insersi paracentralis
(sedikit ke samping
plasenta)
 Insersi velamentosa (pada
selaput janin
Darah venosa (tanpa oksigen)
meninggalkan janin melalui arteri
umbilikalis dan masuk ke dalam
plasenta
Darah arteri (teroksigenasi)
masuk ke dalam janin melalui vena
umbilikalis.
Tidak terdapat percampuran darah SIRKULASI
antara darah ibu dan janin. Terdapat
barrier plasenta yang terdiri dari 4 PLASENTA
lapisan: sinsitiotrofoblas,
sitotrofoblas, jaringan ikat dalam
core, dan endothelium kapiler
janin.
Darah venosa (tanpa oksigen)
meninggalkan janin melalui a
umbilikalis dan masuk ke dalam
plasenta
Darah arteri (teroksigenasi)
masuk ke dalam janin melalui v
umbilikalis.
Tidak terdapat percampuran darah SIRKULASI
antara darah ibu dan janin. Terdapat
barrier plasenta yang terdiri dari 4 PLASENTA
lapisan: sinsitiotrofoblas,
sitotrofoblas, jaringan ikat dalam
core, dan endothelium kapiler
janin.
1. Hepar
2. Vena Porta
3. Vena Umbilikalis
SIRKULASI 4. Ductus venosus
5. Atrium Kanan
JANIN 6. Ventrikel Kanan
7. Vena cava superior
8. Foramen ovale
9. Vena cava inferior
10. Atrium Kiri
11. Ventrikel Kiri
12. Ductus arteriosus
13. Paru paru
14. Vena Pulmonalis
15. ArteriPulmonaiis
16. Aorta Desende1s
17. ArteriUmbilicalis
18. Aorta Ascendens
19. septum Interventriculorum
20. Dinding Ventrikel
 Darah dari plasenta dialirkan melalui vena umbilikalis, di sirkulasi janin
darah mengalir ke ductus venosus arantii dan hati (vena hepatica)
SIRKULASI menuju vena cava inferior yang dilanjutkan ke atrium kanan.

DARAH FETUS  Sebahagian darah pada atrium kanan mengalir ke atrium kiri melalui
foramen ovale, yang dilanjutkan ke ventrikel kiri dan bermuara pada
aorta.
 Sebahagian darah pada atrium kanan juga mengalir ke ventrikel kanan
yang dilanjutkan ke arteri pulmonalis melalui ductus arteriosus botalli
lalu menuju atrium kiri melalui vena pulmonalis.
 Dari atrium kiri darah mengalir ke ventrikel kiri dan juga bermuara di
aorta.
 Darah pada aorta sebahagian mengalir ke arteri hipogastrika interna
(seluruh tubuh) dan sebahagian lagi mengalir ke arteri umbilikalis dan
terus ke plasenta.
SIRKULASI Sistem sirkulasi darah janin terdiri dari:
DARAH FETUS  Foramen Ovale
 Duktus arteriosus Botalli
 Arteriae Umbilikallis
 Ductus Venosusn Arantii
FISIOLOGI PLASENTA 31

ENDOKRINOLOGI
PLASENTA
Pada akhir kehamilan system endokrin janin telah cukup
berkembang untuk mempengaruhi fungsi plasenta dan
menyediakan prekursor-precursor hormone untuk plasenta.
Sejumlah besar hormon dihasilkan oleh plasenta. Termasuk
ENDOKRINLOGI PLASENTA
diantaranya hormone yg analog dengan hormone 32

hipotalamus dan hipofisis serta hormone steroid

HORMON PROPERTI

Human Chorionic Somatotropin – Hcs Serupa dengan Growth Hormon dan Prolaktin
Human Chorionic Gonadotropin – hCG Stimulasi steroidogenesis adrenal dan plasenta. Analog LH
Human Chorionic Gonadotropin – hCT Analog dengan Thyrotropin
Corticotropin Releasing Hormon – CRH Seperti pada deasa
Estrogen Komplek. Stimulasi aliran darah dan pertumbuhan uterus
Progesteron Implantasi dan relaksasi otot polos
Adrenocorticoid Induksi sistem ensim dan maturasi janin
FISIOLOGI PLASENTA 33

NUTRISI & TRANSFER


PLASENTA
Transportasi bahan melalui plasenta berlangsung melalui
- Transportasi pasif :
Difusi sederhana [simple diffusion]
Difusi dengan fasilitas [facilitated diffusion]
- Transportasi aktif:
Reaksi enzymatic
Pinocytosis
Transfer Obat 34
Transfer obat melalui plasenta tidak berbeda dengan nutrien
lain pada umumnya. Kecepatan transfer dipengaruhi oleh
kelarutan dari molekul ion didalam lemak dan ketebalan
trofoblas.
Obat ilegal (narkotika, cocain dan marihuana) yang
dikonsumsi oleh ibu hamil dapat melewati plasenta dan dapat
mengganggu perkembangan janin.

Ekskresi
Ginjal, hati dan usus janin belum berfungsi dengan baik
sebagai alat pembuangan. Sisa metabolisme akan dibuang
melalui plasenta. Zat utama yang diekskresi adalah karbon
dioksida ( CO2 ). Bilirubin juga diekskresi karena sel darah
merah diganti relatif sering
Nutrisi
35
Sebagian besar nutrien mengalami transfer dari ibu ke janin
melalui metode transfer aktif yang melibatkan proses
enzymatik. . Glukosa sebagai sumber energi utama bagi
pertumbuhan janin (90%), 10% sisanya diperoleh dari asam
amino.
Jumlah glukosa yang mengalami transfer meningkat setelah
minggu ke 30. Sampai akhir kehamilan, kebutuhan glukosa kira-
kira 10 gram per kilogram berat janin.

Respirasi
Vaskularisasi yang luas didalam villi dan perjalanan darah ibu
dalam ruang intervilus yang relatif pelan memungkinkan
pertukaran oksigen dan CO2 antara darah ibu dan janin melalui
difusi pasif. Setelah kebutuhan plasenta terpenuhi, eritrosit janin
mengambil oksigen dengan saturasi 70% dan PO2 30 – 40
mmHg, sudah memadai untuk memenuhi kebutuhan janin. CO2
melewati plasenta dengan difusi pasif.
FISIOLOGI PLASENTA

36

DINAMIKA CAIRAN
AMNION
Asal cairan amnion: diperkirakan terutama disekresi oleh
dinding selaput amnion/plasenta, kemudian setelah sistem
urinarius janin terbentuk, urine janin yang diproduksi juga
dikeluarkan ke dalam rongga amnion.
Fungsi cairan amnion:
 Proteksi: melindungi janin terhadap
trauma dari luar
 Mobilisasi: memungkinkan ruang gerak bagi
janin
 Homeostasis: menjaga keseimbangan suhu
dan lingkungan asam-basa (pH) dalam
rongga amnion, untuk suasana lingkungan
yang optimal bagi janin. FUNGSI
 Mekanik: menjaga keseimbangan tekanan CAIRAN AMNION
dalam seluruh ruangan intrauterin
(terutama pada persalinan).
 Pada persalinan: membersihkan /
melicinkan jalan lahir, dengan cairan yang
steril, sehingga melindungi bayi dari
kemungkinan infeksi jalan lahir.
Keadaan normal cairan amnion:
 pada usia kehamilan cukup bulan, volume
1000-1500cc.
 keadaan jernih agak keruh.
 steril.
 bau khas, agak manis dan amis.
 terdiri dari 98-99% air, 1-2% garam-
garam anorganik dan bahan organik NORMAL
(protein terutama albumin), runtuhan CAIRAN AMNION
rambut lanugo, vernix caseosa dan sel-sel
epitel.
 sirkulasi sekitar 500 cc/jam.
Kelainan jumlah cairan amnion:
•Hidramnion (polihidramnion
KELAINAN JUMLAH
•Oligohidramnion.
CAIRAN AMNION
•Prognosis bagi janin buruk.
FISIOLOGI PLASENTA 40

KOMUNIKASI
JANIN-IBU
41

Indera Peraba
Indera Peraba ini berkembang sebelum minggu ke 8.
Indera Pendengaran
Indera pendengaran mulai berkembang pada minggu ke 8
dan selesai pembentukan pada minggu ke 24. Indera
pendengaran ini juga dibantu oleh air ketuban yang merupakan
penghantar suara yang baik.
Pada minggu ke 25 janin sudah dapat mendengar dan
mengenali suara orang-orang terdekatnya seperti ibu dan
ayahnya.
Indera Perasa
Indera perasa janin akan terbentuk pada minggu ke 13-15. Pada
usia Indera Penciuman
42

Indera penciuman
akan terbentuk pada usia kehamilan 11 - 15 minggu. Ketika
indera penciuman ini terbentuk, janin dapat mencium dari bau
air ketuban yang baunya mirip seperti ibunya. ini janin dapat
merasakan substansi yang pahit dan manis.
Indera Penglihatan
Dari awal kehamilan hingga usia ke 26 mata bayi akan
selalu tertutup untuk memproduksi retina, namun meskipun
demikian retina janin pada usia kehamilan 16 minggu dapat
mendeteksi adanya pancaran sinar.Pada usia kehamilan di
minggu 27,  janin mulai membuka matanya dan melihat ke
sekelilingnya untuk pertama kalinya.
43

“ THANK YOU

dr. Yuniarty Amra, Sp.OG., M.Kes

Anda mungkin juga menyukai