Anda di halaman 1dari 30

INTERPRETASI DATA LOGGING GEOFISIKA UNTUK

MENGETAHUI LAPISAN PENGOTOR DAN KORELASI


LITHOLOGI ANTAR TITIK BOR DI TAMBANG BANKO
MUARA ENIM SUMATRA SELATAN

Oleh :
Made Jnanaparama A
1215051037

JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015 28 Oktober 2014
OUTLINE
PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA

TEORI DASAR

METODOLOGI PENELITAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

28 Oktober 2014 KESIMPULAN


PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Logging merupakan proses perekaman dan pengukuran sifat-sifat fisis batuan
dari setiap kedalaman secara tepat dan rinci dengan menggunakan serangkaian alat.
Sedangkan well log merupakan catatan yang mencakup semua data sumur yang
dilakukan selama pengeboran dan diperuntukan untuk mendapatkan gambaran yang
terperinci mengenai stratigrafi batuan daerah tersebut.
Logging geofisika untuk batubara dirancang tidak hanya untuk mendapatkan
informasi geologi, kedalaman, dan ketebalan, tetapi juga untuk memperoleh
berbagai data lain, seperti jenis dan kualitas lapisan batubara. Dan juga
mengkompensasi berbagai masalah yang tidak diinginkan apabila hanya dilakukan
pengeboran dan terjadinya lose core (inti batuan yang hilang).

28 Oktober 2014
1.2 Tujuan

Mengetahui lithologi bawah permukaan


dan korelasinya di area tambang banko

Tujuan kerja praktek

Mengetahui lapisan pengotor pada batubara

28 Oktober 2014
1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah yang mencakup pada laporan kerja praktek ini


sumber data merupakan data sekunder, dengan menggunakan 3 data
sumur bor. Dengan cakupan lokasi hanya di sekitar tambang banko
pit 2 barat.

28 Oktober 2014
TINJAUAN PUSTAKA

Peta lokasi deposit dan aktifitas tambang batubara PTBA Tanjung ENIM

28 Oktober 2014
Peta daerah pengamatan

28 Oktober 2014
28 Oktober 2014
SEKUEN STRATIGRAFI DAN KOLOM LITOLOGI
DAERAH TANJUNG ENIM DAN SEKITARNYA
(Tanpa Skala)

S kala Divisi Ketebalan (m)


Nama Lapisan
waktu Formasi Lapisan Litologi Diskripsi
Batubara Rerata Kisaran
Geologi Batubara
NIRU +++ o..o…
..o…o..o… -
. . o. . o.. o
+ + + v - v - v - v - v --v --
o…..o Gra ve l, pa s ir, la na u, le m pung da n la in-la in

FO R M A T IO N
+++
++
--------

KASAI
La pis a n Ga ntung

K A F
--------

PL IO C E N E
JELAW ATAN +++
M4 --------
+ + +- - - - - - - -
+ + + v-v-v-v -v -v- > 12 0 B tule m pung, la pis a n s ilika a a n, la pis a n be nto nitik,
ENIM + + +- - - - - - - - be nto nitik, s is ipa n tipis la pis a n ba tula na u.
+++
--------

PA L E M B A N G G R O U P
KEBO N + + +- - - - - - - -

MEMBER A MEMBER B
+ + + v-v -v -v -v-v
+ + +- - - - - - - -

(M P . B )
BENUANG +++ - - - - - - - -- -

M U A R A E N IM
+++ - - - - - - -
M3 B a t u b a ra A 1, s is ipa n la pis a n tipis ba tu-

FO R M A T IO N
+++
T E R T IA R Y

+++ A1 8 . 10 5 . 0 - 13 . 2 5 la na u tufa a n.
BURUNG +++ v-v -v -v - B a tule m pung be nto nitik, B a tupa s ir tufa a n.
+ + + .v .v .v .v . 0 .5 0 - 4 .0 0
+++ B a t u b a ra A 2 , pa da ba gia n a ta s te rs ilika a a n.
+++
M IO - PL IO C

A2 10 . 7 0 9 . 8 0 - 14 . 7 5
+++
- . - - - -. -- .
- . -

( M P. A )
B a tule m pung, ba tula na u da n s is ipa n ba tupa s ir.
+++
MANGUS +++ 15 . 0 0 - 2 3 . 0 0 La pis a n S uba n.
MANGUS + + +- - - - - - - -
M2 +++ ----- B a t u b a ra B 1, s is ipa n tipis ba tule m pung
SUBAN B1 8 . 0 - 14 . 4 5 la ua ua n ka da ng-ka da ng ka rbo na n.
+++
+ + + B- - - - - - - - 17 . 0 0
+++ ----- 2 .0 - 5 .0 B a tule m pung da n ba tula na u..
PETAI +++ B2 3 .0 - 5 .8 B a t u b a ra B 2 , le ns a ba tule m pung ka rbo na n
A IR BE N A KA T

+++ . . . . . . . . .
pa da ba gia n ba wa h.
+ + +. . . . . . . . .
M IO C E N E

FO R M A T IO N

MERAPI +++ . . .. . . B a tupa s ir de nga n ba tula na u.


+ + ++ + . . . . .
2 5 .0 0 - 4 4 . 0 0
Intrus i ba tua n be ku a nde s it be ntuk s il.
+ + +- - - - - - - -
B A F

+++ - - - - - - - - B a tule m pung


M1 C1 5 . 0 0 - 14 . 6 0 B a t u b a ra C / C 1, s is ipa n tipis ba tule m -
+++
pung / ba tula na u ka rbo na n
+ + + C- .-.-.-. 13 . 0 0 0 . 8 0 - 11. 4 0
B a tule m pung - ba tula na u
+++
KELADI C2 0 .5 - 10 . 10 B a t u b a ra C 2 , s is is ps n tipis ba tule m pung /
+ + +. . . . . . . . . > 10 0
ba tula na u ka rbo na n.
+++ - . - . - . - . B a tule m pung, ba tula na u, ba tupa s ir.

++
Remark :

---- B a tule pung B a tuba ra


++++++++
Ande s it
----- +++++++

...... B a tupa s ir o ..o..o..o Gra ve l dll 28 Oktober 2014


......
vvvvvvv
B e nto nit - ..-..-..- B a tula na u
vvvvvv
TEORI DASAR

4.1 Well Logging Geofisika


Well logging merupakan metode pengukuran besaran-besaran atau
parameter fisika dan kimia batuan terhadap kedalaman lubang bor. Logging
geofisika bertujuan untuk memperoleh data kedalaman, ketebalan, dan kualitas
lapisan batubara yang dikombinasikan dengan data pengeboran. Log geofisika
yang utama digunakan dalam eksplorasi batubara adalah log gamma ray dan
log density.

28 Oktober 2014
Log Gamma Ray

Prinsip pengukuran log gamma ray


adalah perekaman radioaktif alami batuan.

Logging
Geofisika
Log Density

Log Density adalah suatu kurva yang


memanfaatkan sumber sinar radioaktif untuk
mengetahui densitas batuan..

28 Oktober 2014
28 Oktober 2014
Dimana :
y = nilai Density sebenarnya (gr/cc)
LD = nilai Log Density pengukuran (CPS)

28 Oktober 2014
4.2 Batubara

Batubara dapat diklasifikasikan menurut tingkatan, yaitu lignit, sub bituminous,


bituminous dan antrasit. Secara umum Cekungan Sumatra Selatan menghasilkan
endapan batubara dengan penyebaran yang cukup luas, namun memiliki peringkat
batubara yang tidak terlalu tinggi, kecuali sekitar intrusi batuan beku, seperti yang
terdapat di lapangan batubara Air Laya, Suban dan Bukit Kendi.

28 Oktober 2014
4.3 Lapisan pengotor

28 Oktober 2014
METODOLOGI PENELITAN

5.1 Waktu dan Tempat Kerja Praktek

Kerja praktek ini dilaksanakan selama satu bulan, terhitung dimulai tanggal
02 Agustus 2015 dan berakhir tanggal 02 September 2015. Sedangkan
untuk tempat pelaksanaannya di Satuan Kerja Eksplorasi Rinci, PT. Bukit
Asam (Persero) Tbk. Tanjung Enim, Sumatra Selatan.

28 Oktober 2014
Peralatan Well Logging

28 Oktober 2014
REKONSILASI

28 Oktober 2014
Diagram Alir

28 Oktober 2014
Time Schedule

Februari 2015
Kegiatan
Minggu ke 1 Minggu ke 2 Minggu ke 3 Minggu ke 4

       
Studi pustaka

       
Pengambilan Data

       
Prosesing Data

       
Interpretasi Data

       
Penyusunan
Laporan 28 Oktober 2014
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengotor Tebal
Hasil analisis tebal lapisan Seri Bor Seam Kedalaman
Tebal
Seam
Clay band Tebal lapisan Tebal lapisan
(m) Pengotor batubara (%)
pengotor dan batubara (m) Rentang (m)
(%)
136,32 - 136,58 0,26 2,52%
A1 135,40 - 145,70 10,3 138,66 - 138,8 0,14 1,36% 94,37%
141,18 - 141,36 0,18 1,75%
A2 157,86 - 168,40 10,54 163,76 - 163,84 0,08 0,76% 99,24%

BK_228
189,76 - 189,88 0,12 0,92%
B1 184,46 - 197,48 13,02 193,24 - 193,44 0,2 1,54% 94,78%
195,96 - 196,32 0,36 2,76%
B2 203,42 - 207,82 4,4 204,70 - 205,3 0,6 13,64% 86,36%
244,76 - 244,98 0,22 2,24%
C 243,78 - 253,62 9,84 96,54%
247,26 - 247,38 0,12 1,22%
98,74 - 98,96 0,22 2,01%
A1 97,5 - 108,42 10,92 93,22%
103,34 - 103,86 0,52 4,76%
BKGT_40

A2 118,8 - 129,14 10,34 - - 0,00% 100,00%


143,58 - 143,72 0,14 1,13%
B1 143,00 - 155,38 12,38 95,80%
153,8 - 154,18 0,38 3,07%
B2 160,40 - 165,04 4,64 161,8 - 162,1 0,3 6,47% 93,53%
100,56 - 100,7 0,14 1,30%
A1 99,5 - 110,26 10,76 102,7 - 102,8 0,1 0,93% 96,65%
105,28 - 105,4 0,12 1,12%
A2 127,44 - 137,52 10,08 132,6 - 132,80 0,2 1,98% 98,02%
152,40 - 152,50 0,1 0,82%
BKGT_41

153,90 - 154 0,1 0,82%


B1 149,86 - 162 12,14 96,71%
155 - 155,1 0,1 0,82%
161,05 - 161,15 0,1 0,82%
B2 167,94 - 172,2 4,26 169,30 - 169,40 0,1 2,35% 97,65%
28 Oktober 2014 210,85 -211 0,15 1,41%
C 210,06 - 220,72 10,66 212,15 - 212,25 0,1 0,94% 96,15%
214,84 - 215 0,16 1,50%
Hasil analisa log BK_228
Te bal Gamma ray (CPS) Density (CPS)
De pth (m) Lithologi
(m) M in M ax M in M ax
135,4 - 136,32 BATUBARA SEAM A1 0,92 1 10 27 127
136,32 - 136,58 CLAYBAND 0,26 11 20 109 138
136,58 - 138,66 BATUBARA SEAM A1 2,08 1 12 94 151
138,66 - 138,8 CLAYBAND 0,14 7 16 104 118
138,8 - 141,18 BATUBARA SEAM A1 2,38 1 11 94 169
141,18 - 141,36 CLAYBAND 0,18 9 17 126 169
141,36 - 145,7 BATUBARA SEAM A1 4,34 1 9 81 173
145,7 - 147,5 BATULEMPUNG 1,8 10 103 84 353
147,5 - 148,15 BATUBARA SERPIHAN 0,65 46 75 117 312
148,15 - 149 BATULANAU 0,85 37 82 88 126
149 - 157,86 BATUPASIR 8,86 8 77 84 283
157,86 - 163,76 BATUBARA SEAM A2 5,9 1 11 161 374
163,76 - 163,84 CLAYBAND 0,08 11 11 333 365
163,84 - 168,4 BATUBARA SEAM A2 4,56 1 10 242 402
168,4 - 169,62 BATULEMPUNG (KARBONAN) 1,22 10 19 282 339
169,62 - 179,3 BATULEMPUNG 9,68 2 62 62 364
179,3 - 179,9 BATUBARA 0,6 2 21 298 368
179,9 - 184,46 BATULEMPUNG 4,56 9 59 94 392
184,46 - 189,76 BATUBARA SEAM B1 5,3 1 12 245 342
189,76 - 189,88 CLAYBAND 0,12 9 18 277 322
189,88 - 193,24 BATUARA SEAM B1 3,36 1 16 176 318
193,24 - 193,44 CLAYBAND 0,2 9 17 283 332
193,44 - 195,96 BATUBARA SEAM B1 2,52 1 12 195 331
195,96 - 196,32 CLAYBAND 0,36 8 21 234 309
196,32 - 197,48 BATUBARA SEAM B1 1,16 1 11 148 315
197,48 - 203,42 BATULEMPUNG 5,94 8 67 64 319
203,42 - 204,70 BATUBARA SEAM B2 1,28 1 10 210 326
204,7 - 205,30 CLAYBAND 0,6 5 22 197 332
205,3 - 208,1 BATUBARA SEAM B2 2,8 1 42 141 360
208,1 - 228,33 BATULANAU 20,23 18 68 64 136
228,33 - 236,6 BATULEMPUNG 8,27 11 75 64 206
236,60 - 243,78 SERPIH (KARBONAN) 7,18 6 81 64 346
243,78 - 244,76 BATUBARA SEAM C 0,98 1 13 201 338
244,76 - 244,98 CLAYBAND 0,22 11 23 276 345
244,98 - 247,26 BATUBARA SEAM C 2,28 1 13 261 373
247,26 - 247,38 CLAYBAND 0,12 9 25 283 341
247,38 - 253,62 BATUBARA SEAM C 6,24 1 12 199 385
253,62 - 259,52 BATULANAU 5,9 0 80 45 327
Peta korelasi

28 Oktober 2014
28 Oktober 2014
Perbedaan kemiringan disebabkan karena perbedaan elastisitas
lapisan dan besarnya gaya tektonik kompresi yang terjadi di
masing-masing lokasi. Hasil korelasi yang dilakukan menunjukkan
bahwa besar sudut kemiringan lapisan yang relatif kecil/landai
dan kemungkinan arah korelasi ini searah dengan strike/jurus
lapisan batuan.

28 Oktober 2014
PENUTUP
7.1 Kesimpulan

Dari hasil interpretasi data, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Lithologi hasil Logging yang didapat, khususnya batubara memiliki nilai


gamma ray rendah dengan density yang rendah (hasil konversi). Pada
batulempung nilai gamma ray menengah dan density menengah (hasil
konversi). Pada batupasir nilai gamma ray agak rendah dan density
menengah hingga tinggi (hasil konversi).
2. Lapisan batubara yang ada di daerah penelitian relatif landai dan
diperkirakan searah dengan strike lapisan batuan.

28 Oktober 2014
3. Pada daerah Banko berdasarkan data sumur bor BK_228, BKGT_41 dan
BKGT_40 didapat rata – rata persentase batubara tanpa clayband
disetiap seam yaitu pada seam A1 sebesar 94.75 %, seam A2 sebesar 99.09
%, seam B1 sebesar 95.76 %, seam B2 sebesar 92.52 % dan seam C
sebesar 96.35 %.

7.2 Saran
1. Dalam menentukan batas litologi pada log geofisika hendaknya dilakukan

dengan teliti dan dibutuhkan juga data hasil pemboran untuk


mendapatkan batas lithologi yang akurat.

28 Oktober 2014
DAFTAR
PUSTAKA
Bishop, A. W., and Henkel, D. J. (2000). “The Measurement of Soil Properties in the Triaxial Test”.
Second Edition, Edward Arnold Publishers, Ltd., London. U.K. 227 p
Diessel, C.F.K. 1986. On the correlation between coal fasies and depositional
environment. Proceedings 20th Symposium of Department Geology. University of New Castle,
New South Wales. Tersedia pada www.4shared.com. Diakses tenggal 10 Desember 2010.
De. Coster G.L. 1974 The Geology of the Central Sumatra and South Sumatra
Basins. Proceeding Indonesia Petroleum Assoc 4 Annual Convention.
PT. Bukit Asam (Persero). 2015. Laporan Internal Pemboran Eksplorasi dan Geophysical Logging.
Tbk. Satuan Kerja Unit Eksplorasi Rinci. Tidak dipublikasikan.
Rosadi, Y. 1995. Interpretasi Data Well Logging. Institut teknologi Bandung. Bandung
Spruyt, J. N, 1956, Subdivisions and nomenclature of the tertiary sediments of the Djambi Palembang
area, Pertamina Internal Report
Wardana, W. A . 2009. Teknologi Nuklir, Proteksi Radiasi dan Penerapannya. Andi.Yogyakarta
28 Oktober 2014
Warren, J., 2002. Well Logging, google.com(www.geosciencer.com) . 16 Agustus
2015. jam 10.19
Wartono. 2004. Buku Panduan Ekskursi Geologi Regional Pegunungan Selatan.
Jurusan Teknik Geologi. Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Bigelow, 2011. http://petrowiki.org/Distribution-of-relative-radioactivity-level- for-
various-rock-types ,12 Agustus 2015, pukul 10.30
Idrus, I , 2011. http://irwan-idrus.blogspot.com/2011/06/cekungan-sumatera -
selatan.html. 11 Agustus 2015, pukul 10.00
Novianto, 2012. http://novianto-geophysicist.blogspot.com/2012/01/geologi-
regional-zona-sumsel.html. 11 Agustus 2015, pukul 10.00

28 Oktober 2014
TERIMA
KASIH
28 Oktober 2014

Anda mungkin juga menyukai