DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
(UKL – UPL)
2. Profil Kegiatan:
Nama Kegiatan : Pertambangan Pasir
Lokasi Kegiatan: Desa Soritatanga, Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Kode Pos 84260.
Luas Usaha : 3,69 Ha
Luas WIUP : 3,69 Ha
NIB : 1608220004505
WIUP : 540/1/WIUP/DESDM/2022
IUP-Eksplorasi : 540/1384/PERTEK-Eks/DESDM/2022
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan:
Letak Kesampaian Daerah:
Lokasi Wilayah Izin Usaha Pertambangan Komoditas
Pasir terletak di sebelah barat dari titik keberangkatan
yaitu Kecamatan Ambalawi, Bima. Rute perjalanan
yang dapat ditempuh dari Kota Bima ke lokasi
penyelidikan adalah sebagai berikut:
Maka diasumsikan
Rencana Produksi: waktu kerja efektif
Muatan DT/rit = 6 MT x 1,1 gr/m³ adalah 270 hari per-
= 6,6 MT tahun, maka umur
Jumlah Cadangan dan Rencana Kapasitas
Produksi/day = 50 rit x 6,6 MT
Produksi
tambang (dalam
= 330 MT
Total Luas WIUP = 3,69 Ha, terbagi menjadi 2 tahun) adalah 1 Tahun
Produksi/bulan = 330 MT x 30 day
= 9.900 MT
Blok diantaranya Blok 1 (Blok prospek) dan (Blok 1) dengan total
Blok 2 (Blok Tidak Prosper) dengan alasan 89.093 MT dengan
Produksi Pasir/tahun = 9.900 MT x 12 bulan
pertimbangan teknis dan keselamatan kerja.
= 118.800 MT
Jarak Blok 1 dengan jalan raya Lintas Calabai- total ritase Dump
Rit/Bulan = 50 rit/Day x 30 Day
Dompu ±300 m sedangkan jarak Blok 2 truck per-tahun
= 1.500 rit/Bulan dengan Jalan Lintas Calabai-Dompu ±100 m. sebanyak 13.500
Produksi rit/tahun = 1.500 rit/bulan x 12 bulan x FK 25%
= 13.500 rit/tahun
ritase. Faktor Koreksi
(Efisiensi Kerja,
Availability, dll; 25%).
1
No Prospek
2
Maka diasumsikan waktu kerja efektif adalah 270 hari per- tahun, maka umur
tambang (dalam tahun) adalah 1 Tahun (Blok 1) dengan total 89.093 MT dengan total
ritase Dump truck per-tahun sebanyak 13.500 ritase. Faktor Koreksi (Efisiensi Kerja,
Availability, dll; 25%).
Garis Besar Komponen Usaha dan/atau Kegiatan:
Penembangan merupakan salah satu kegiatan usaha pemanfaatan ruang (dalam hal ini ruang dalam Bumi),
sebagaimana diamanahkan dalam UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang: Pasal 6 ayat (4):
Amanah penyelarasan kegiatan penambangan dengan konteks tata ruang juga tersurat dalam PP No. 22
Tahun 2010 tentang wilayah pertambangan : Penjelasan, Bab I : “Pemanfaatan sumber daya mineral dan
batubara memiliki kedudukan yang sama dengan pemanfaatan sumber daya alam lainnya secara
berkelanjutan dalam tata ruang, sehingga harus dikelola secara bijaksana untuk memberi nilai tambah bagi
perekonomian nasional dan harus dimanfaatkan secara optimal bagi peningkatan kesejahteraan rakyat”.
Untuk mengembangkan berbagai lahan usaha pertambangan, harus mempetimbangkan beberapa askep
terkait, agar tidak menimbulkan konflik kepentingan untuk menentukan lahan tersebut adalah kebijakan
Daerah, geologis, topografi, tata guna lahan dan fasilitas sarana dan prasarana.Lokasi yang digunakan
unutk areal usaha/kegiatan pertambangan Mineral Batuan/galian C pasir ini sudah sesuai dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Dompu Nomor 2 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Dompu tahun 2011 – 2031 yang diatur
Persetujuan Rencana Pascatambang
Penilaian dan persetujuan rencana pascatambang dilakukan dalam 60 hari
kalender sejak IUP atau IUPK Produksi diterbitkan.
Menteri/Gub/Bup
IUP EKSPLORASI/OP
NOT OK
Evaluasi
PERBAIKAN
OK
PERSETUJUAN
1 Kualitas udara x x x x
2 Kebisingan x x x x x
3 Tanah x
II BIOLOGI
1 Flora darat x x
2 Fauna darat x
2 Keresahan masyarakat x x x x x
3 Kesempatan kerja x x x
4 Peluang berusaha x x
5 Pendapatan masyarakat x x x x x x
6 PAD x x x
IV KESEHATAN MASYARAKAT
1 Derajat kesehatan x x
2 Sanitasi lingkungan x x x x
3 Vektor penyakit x
Penerimaan Negara
Local Expanditure
Deposit Hutan
Hujan Tropis
Indonesia : 2000–5000 mm
Brazil : 1000 mm
Chili : 0,77 mm
Australia : 600 mm
Curah Hujan
Tinggi Masy. Agraris
Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)
Penanganan Kerusakan Lahan
1
8
Penanganan Hilangnya Soil/Tanah (Tanah Penutup)
Prinsip Lingkungan Hidup
Prinsip
Lingkungan Hidup
a. Perlindungan terhadap kualitas air
permukaan, air tanah, air laut, dan tanah
serta udara;
b. Perlindungan keanekaragaman hayati;
c. Stabilitas dan keamanan timbunan batuan
penutup, kolam tailing, lahan bekas
tambang serta struktur buatan (man-made
structure) lainnya;
d. Pemanfaatan lahan bekas tambang sesuai
dengan peruntukannya;
e. Menghormati nilai-nilai sosial dan
budaya setempat, dan
f. Kuantitas air tanah
ALUR PIKIR
PENGEMBANGAN WILAYAH PASCA TAMBANG
Penutupan Tambang
Modal SD Buatan
(INFRASTRUKTUR)
Eksploitasi
Modal Sumber
Daya MANUSIA
Dampak Negatif Dampak Positif
(Manfaat)
Lingkungan Lingkungan
Langsung Tidak Langsung
Fisik Sosial
Mitigasi Pengembangan
1. Ekonomi
Mengedepankan kemitraan
Mendorong kemandirian ekonomi
Menitik beratkan pada kegiatan yang bersifat “bottom up”
2. Sosial
Mengedepankan pemberdayaan masyarakat
Menghormati tatanan sosial dan budaya yang sudah ada
3. Lingkungan
Mengubah non-renewable resources menjadi renewable resources
Keberlanjutan fungsi-fungsi ekologis
Rencana penggunaan Lahan Pasca Tambang:
1. Persediaan Sebagai Lokasi Pemukiman
2. Tempat penampungan air hujan musiman
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Usaha
dan/atau Kegiatan Pertambangan Pasir
Pengawasan /
Pemantauan
UPL Pemrakarsa
Dampak
Negatif
Perkiraan
Perubahan
Dampak
Lingkungan
Lingkungan
Dampak
Positif
Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Materi Pelaporan
Materi Pelaporan Periode Pelaporan
Surat Pernyataan
Mekanisme Pelaporan
Mekanisme Pelaporan
TERIMA KASIH