Anda di halaman 1dari 11

Keluarga

dengan Anak Usia Remaja

Pengajar:
Olivia Tjandra W., M. Si., Psi
TIU dan TIK:

TIU: mahasiswa memahami dan dapat
menjelaskan tahapan perkembangan keluarga
beserta tugas perkembangannya, serta tema
utama yang mengisi setiap tahapan
perkembangan keluarga.

TIK: Mahasiswa memahami tugas
perkembangan keluarga anak remaja beserta
aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Remaja
• Tugas Perkembangan Remaja menurut
Havighurst (1970):
1. Mencapai hubungan baru dan hubungan yang
matang dengan teman sebaya dari kedua jenis
kelamin
2. Mencapai peran social feminine dan maskulin
3. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan
tubuh secara efektif
4. Mencapai kemandirian emosional dari orang
tua dan orang lain
5. Mencapai keyakinan akan kemandirian
ekonomi
Lanjutan tugas perkembangan..

6. Memilih dan mempersiapkan diri untuk bekerja


7. Persiapan pernikahan dan kehidupan
berkeluarga
8. Membangun kecakapan intelektual dan konsep-
konsep yang diperlukan dalam bermasyarakat
9. Ada keinginan untuk mencapai perilaku yang
bertanggung jawab
10. Mencapai nilai-nilai dan meyakini sistem adat
tertentu sebagai pedoman dalam bertingkah
laku
Karakteristik perkembangan remaja:
1. Perkembangan fisik dan psikologis yang cepat
2. Emansipasi pribadi vs pertimbangan anak usia remaja
seringkali belum matang  konflik orang tua – anak
3. Ada harapan dan aspirasi yang tidak realistis
 Fase-fase remaja:
1. Tahapan remaja awal (12-15 tahun): anak duduk di
bangku SMP, peralihan dari masa kanak-kanak
pertengahan
2. Tahapan remaja pertengahan (15-18 tahun): anak
duduk di bangku SMU, persiapan menuju jenjang
universitas
3. Tahapan remaja akhir (18-21 tahun): mengarah pada
masa dewasa muda, pertimbangan-pertimbangan
sudah lebih matang daripada pada masa remaja awal
dan pertengahan, persiapan terjun ke dunia kerja
Lanjutan……..
• Di masa remaja, perkembangan relasi interpersonal menjadi
salah satu fokus dalam tugas perkembangan. 2 macam gerakan
relasi interpersonal pada masa remaja:
1. Gerakan ke luar: usaha untuk belajar memisahkan diri dari
jangkauan orang tua
2. Gerakan menuju komunitas teman sebaya (peer group)
• Dengan adanya kedua gerakan tersebut, relasi dengan orang tua
menjadi sangat penting.
• Attachment yang tidak terpenuhi pada masa kanak-kanak 
ada perasaan tidak aman (insecure)  hambatan pada saat
berinteraksi dengan teman sebayanya
• Insecure + ketergantungan  konformitas berlebihan pada teman
sebaya, atau sebaliknya terjadi isolasi, dimana remaja merasa
sulit menjalin hubungan dengan teman sebaya.
• Untuk mencapai identitas diri  eksplorasi  komitmen pada
beberapa hal yang menjadi tugas perkembangannya seperti:
komitmen pada sekolah, waktu luang, persahabatan, relasi pada
orang tua, agama, dan hubungan intim (pacar)
Stadium pencarian identitas diri pada
remaja menurut Marcia (1980):

1. Stadium Achievement: dicapai oleh remaja yang


mampu menemukan identitas diri secara lebih tegas
dan mantap setelah melakukan eksplorasi
2. Stadium moratorium: menggambarkan remaja yang
sedang sibuk-sibuknya mencari identitas diri
3. Stadium foreclosure: remaja menemukan identitas diri
tanpa melalui eksplorasi dan krisis, identitas diri
ditemukan secara tidak sengaja
4. Stadium identity diffusion: remaja tidak mampu
menemukan identitas diri yang sesungguhnya, terjadi
kebingungan menemukan peran  remaja menjadi
ragu-ragu tidak percaya diri.
Pengasuhan Remaja

Remaja umumnya merasa dirinya sudah dewasa dan
dapat mengambil keputusan, padahal keputusannya
seringkali kurang realistis  sebabkan konflik dengan
orang tua

Kebanyakan konflik dengan orang tua diwarnai dengan
pertentangan antara komitmen dengan orang tua –
komitmen dengan persahabatan atau komitmen
solidaritas dengan teman sebaya.

Selain itu orang tua juga sering meributkan hal yang
tidak prinsip misal: gaya berpakaian, berdandan, dll. 
sebabkan remaja semakin tidak mau terbuka pada
orang tua dan remaja merasa orang tua sebagai ‘tukang
kritik’
Konflik dengan orang tua dan Masalah
Perilaku Remaja
• Hal-hal menjadi sumber konflik orang tua dengan
remaja:
1. Performa di sekolah
2. Nilai-nilai kehidupan dan moral
3. Interaksi terhadap anggota keluarga
4. Tanggung jawab
5. Kehidupan dan perilaku sosial

• Dalam mengasuh remaja, pola pengasuhan orang tua


tidak dapat disamakan dengan mengasuh anak pada
tahapan sebelumnya. Hal ini dapat diatasi dengan
bernegosiasi.
• Masalah perilaku pada remaja: Ketergantungan
terhadap obat-obatan terlarang, alkohol, masalah
makan (anoreksia dan bulimia), bunuh diri
3 cara orang tua menerapkan aturan
pada anak remaja:

• Dengan tawar-menawar, misal: “kamu boleh


pergi malam ini, asalkan kamarmu sudah
dibersihkan.”
• Dengan perjanjian: orang tua dan remaja
setuju untuk mengikuti aturan tertentu pada
waktu tertentu.Misal: “Papa setuju kamu
menyetir mobil Papa dan pergi ke pesta
temanmu, kalau kamu akan segera berada di
rumah kalau Papa minta kamu untuk pulang.”
• Dengan kontrak: ada kontrak yang harus
dipenuhi anak dan orang tua yang berlaku
secara umum.
Karakteristik Keluarga
dengan Anak Remaja

Orang tua yang memiliki anak remaja, dapat
memperhatikan kebutuhan pribadinya lebih baik, karena
anak remaja sudah tidak membutuhkan pengawasan
terus-menerus seperti pada tahapan kehidupan
sebelumnya  anak sudah lebih mandiri

Ketika remaja mencari identitas diri, orang tua juga
sedang mengalami masa yang sama (35-45 tahun) 
puber ke-2

Orang tua yang berhasil melewati masa-masa sulit
dalam pernikahannya, pada masa ini kepuasan
perkawinan mulai meningkat  karena orang tua sudah
lebih ada waktu untuk memikirkan kepentingan sendiri,
dan orang tua harus kompak dalam mengatasi konflik
yang terjadi dengan anak remajanya.

Anda mungkin juga menyukai