Kelompok 5 - FINANCIAL SHENANIGANS
Kelompok 5 - FINANCIAL SHENANIGANS
SHENANIGANS
KELOMPOK 5:
BENEDICTUS BAYU CATUR MURTI / 126221055
KHARISMA LAILATUL RAUDA / 126221049
PENGERTIAN
FINANCIAL
SHENANIGANS
FINANCIAL
SHENANIGANS Pendapatan lebih besar
Tindakan manajemen yang dapat
menyesatkan investor mengenai
kinerja keuangan atau kesehatan Arus kas lebih kuat dari kondisi sebenarnya
ekonomi perusahaan.
Posisi neraca lebih
aman
4 KELOMPOK FINANCIAL
SHENANIGANS
Earnings Acquisition
Cash Flow Key Metric
Manipulation Accounting
Shenanigans Shenanigans
Shenanigans Shenanigans
3
EARNINGS
MANIPULATIO
N
SHENANIGANS
7 KATEGORI EARNINGS MANIPULATION SHENANIGANS
3. Boosting income
1. Recording revenue 2. Recording bogus
using one-time or
too soon revenue
unsustainable
activities
Inflating Future-Period
7. Shifting future Earnings
6. Shifting current
expenses to the current
income to a later period
period
5
1. RECORDING
REVENUE TOO
SOON
RECORDING REVENUE TOO SOON
Mencatat pendapatan sebelum Mencatat pendapatan jauh
menyelesaikan kewajiban melebihi pekerjaan yang
material berdasarkan kontrak. diselesaikan pada kontrak.
Entitas mencatat penjualan bahkan
Entitas waktu sebelum terjadinya aktivitas
menganggap
penandatanganan signifikan oleh penjual.
sebagai saat kontrak
pengakuan Mengubah
pendapatan. pendekatan estimasi pengakuan
Entitas memperpanjang tanggal pendapatan Percentage-of-
akhir pada kuartal akhir. completion (POC).
Manajemen Entitas mencatat pendapatan dalam
melakukan perubahan kebijakan jumlah jauh lebih besar daripada
akuntansi yang mengakui yang diberikan.
Entitas seluruh
pendapatan lebih awal. mengakui
pendapatan di mana
terdapat
jasa yang baru akan diberikan di
tahun mendatang. 7
7
RECORDING REVENUE TOO SOON
Mencatat pendapatan ketika
Mencatat pendapatan sebelum penerimaan akhir
pembayaran dari pembeli masih
pembeli atas produk.
tidak pasti atau unnecessary.
8
2. RECORDING
BOGUS
REVENUE
RECORDING BOGUS REVENUE
Mencatat pendapatan dari transaksi yang tidak memiliki substansi ekonomi
Contoh:
Dalam transaksi ini, pihak yang disebut konsumen antara tidak berkewajiban untuk menyimpan atau
membayar produk, atau tidak ada barang maupun jasa yang ditransfer.
Perusahaan data bertukar data dengan penyedia data lain dan mencatat transaksi tersebut sebagai penjualan
dengan nilai berdasarkan perkiraan perusahaan sendiri.
Mencatat pendapatan dari transaksi yang tidak memiliki proses wajar (arm’s length process)
Contoh:
Sebagian besar pendapatan entitas berasal dari penjualan ke perusahaan induk dan entitas hampir tidak pernah
menerima cash dari penjualan tersebut.
10
10
RECORDING BOGUS REVENUE
Mencatat pendapatan atas penerimaan dari transaksi yang tidak menghasilkan pendapatan
Contoh:
Entitas mengambil pinjaman jangka pendek dan menempatkan persediaan sebagai jaminan. Entitas mencatat
kas yang diterima sebagai penjualan barang seolah-olah persediaan yang diagunkan telah dibeli oleh bank.
Mencatat pendapatan dari transaksi yang sesuai tetapi dalam jumlah yang meningkat
Pelanggaran dalam cara ini dilakukan dengan mengakui pendapatan dalam jumlah yang berlebih atau menyesatkan
investor. Pendapatan berlebih atau menyesatkan ini mungkin dikarenakan oleh penggunaan metodologi yang tidak
sesuai dan/atau menambah pendapatan untuk membuat perusahaan terlihat lebih besar dari kenyataannya.
11
11
3. BOOSTING INCOME
USING ONE-TIME OR
UNSUSTAINABLE
ACTIVITIES
BOOSTING INCOME USING ONE-TIME OR
UNSUSTAINABLE ACTIVITIES
Entitas menjual salah satu lini bisnisnya Mengalihkan biaya operasi normal
dan mencatat sebagai pendapatan ke bagian non-operasi.
atas transaksi one-time tersebut.
Kemudian membuat perjanjian untuk Mengalihkan pendapatan non-
buy back produk yang sudah dijual. operasi atau tidak berulang menjadi
bagian operasi.
13
4. SHIFTING CURRENT
EXPENSES TO A
LATER PERIOD
SHIFTING CURRENT EXPENSES TO A LATER PERIOD
Perusahaan memperhitungkan biaya dan pengeluaran dalam 2 langkah:
1. Pada saat pengeluaran terjadi
Ketika biaya (cost) telah dibayarkan tetapi manfaat belum diterima.
Pengeluaran merepresentasikan future benefit bagi perusahaan sehingga dicatat sebagai aset pada
neraca.
2. Ketika manfaat (benefit) diterima
Ketika manfaat telah diterima maka biaya yang dikeluarkan diakui sebagai beban (expense) dan berpindah
dari Neraca ke Laporan Laba Rugi
Long term benefit => biaya akan berada di Neraca dalam jangka waktu yang lebih lama sebelum menjadi
beban
Penundaan pengakuan beban pada langkah 1 ke langkah 2 => beban pada tahun berjalan dicatat lebih rendah
sehingga laba menjadi lebih tinggi.
15
SHIFTING CURRENT EXPENSES TO A LATER PERIOD
Contoh:
Beban amortisasi menjadi lebih kecil
sehingga laba menjadi lebih tinggi Masa manfaat aset diperpanjang agar perusahaan memperoleh
“suntikan” pendapatan di masa depan
17
SHIFTING CURRENT EXPENSES TO A LATER PERIOD
4. Gagal mencatat biaya untuk piutang tak tertagih dan mendevaluasi investasi
18
5. EMPLOYING OTHER
TECHNIQUES TO
HIDE EXPENSES OR
LOSSES
EMPLOYING OTHER TECHNIQUES TO HIDE
EXPENSES OR LOSSES
Manajemen berusaha menyembunyikan beban terkait dengan short-term benefit dari investor
20
6. SHIFTING CURRENT
INCOME TO A LATER
PERIOD
SHIFTING CURRENT INCOME TO A LATER PERIOD
Jurnal seharusnya:
Cash $900
Sales revenue $900
23
SHIFTING CURRENT INCOME TO A LATER PERIOD
Contoh:
Perusahaan memperoleh pendapatan yang sangat besar
pada suatu periode dan manajemen mendapatkan bonus
maksimal.
Untuk menjaga bonus pada periode berikutnya,
manajemen berhenti mencatat penjualan dan
menggesernya ke periode berikutnya
24
7. SHIFTING FUTURE
EXPENSES TO THE
CURRENT PERIOD
SHIFTING FUTURE EXPENSES TO THE CURRENT PERIOD
Dua prinsip utama:
1. Lebih baik mengakui beban seluruhnya saat ini dibanding meletakannya pada Neraca terlalu lama
2. Mencatat seluruh beban saat ini dibanding menyembunyikannya (the earlier the better)
Melakukan penghapusan aset dengan tidak Mencatat biaya secara tidak tepat untuk membentuk
tepat pada periode berjalan untuk mencegah cadangan yang digunakan untuk mengurangi biaya di
beban di masa depan masa depan
Contoh:
Contoh:
• Perusahaan mengakui biaya restrukturisasi (PHK
Melakukan penghapusan persediaan sebagai karyawan) seluruhnya pada periode berjalan untuk
persediaan yang usang menghindari beban yang terlalu tinggi di masa depan
Memperpendek masa manfaat aset tak • Perusahaan membuat cadangan restrukturisasi lebih
berwujud besar dari yang dibutuhkan dan meningkatkan
pendapatan di masa depan dengan melepaskan
cadangan tersebut.
26
CASH FLOW
SHENANIGAN
CASH FLOW SHENANIGAN
Menggeser arus kas masuk Memindahkan arus kas Meningkatkan arus kas operasi
pembiayaan ke operasi keluar operasional ke arus dengan menggunakan aktivitas
kas yang lain yang tidak berkelanjutan
mencatat arus kas dari Mencatat pembelian persediaan Meningkatkan arus kas dari operasi
operasi palsu yang berasal sebagai arus kas keluar dengan membayar vendor secara
dari pinjaman bank normal pembiayaan lebih lama
meningkatkan arus kas dari Meningkatkan arus kas dari operasi
operasi dengan menjual dengan melakukan penagihan dari
piutang sebelum tanggal pelanggan secara lebih cepat
penagihan
28
KEY METRIC
SHENANIGAN
KEY METRIC SHENANIGAN
Contoh: Contoh:
membelokkan metrik piutang untuk menyembunyikan
menampilkan adjusted EBITDA
adanya masalah dalam pendapatan dengan cara menjual
dengan mengeluarkan beban piutang, mengubah piutang menjadi notes receivable
bunga, beban pajak, beban
depresiasi dan amortisasi untuk
menggantikan metrik penghasilan
(earning)
30
ACQUISITION
ACCOUNTING
SHENANIGAN
ACQUISITION ACCOUNTING SHENANIGAN
32
RED FLAG
COMMON RED FLAGS
UNTUK FINANCIAL
STATEMENT FRAUD
MELIPUTI:
1. Anomali akuntansi
2. Pertumbuhan yang cepat
3. Keuntungan yang tidak biasa
4. Kelemahan pengendalian internal
5. Agresivitas excecutive management
6. Obsesi terhadap harga saham oleh
excecutive management
7. Micromanagement oleh manajemen
eksekutif
34
SPECIFIC RED FLAGS UMUM
UNTUK TIMING DIFFERENCE
35
SPECIFIC RED FLAGS UMUM
UNTUK FRICTITIOUS
REVENUE
Peningkatan yang tidak biasa dalam aset (sisi lain
dari entri untuk menciptakan pendapatan fiktif);
Pelanggan dengan data yang hilang (terutama
alamat dan nomor telepon);
Perubahan dijelaskan dalam hubungan atau
rasio tren tertentu (misalnya, peningkatan
pendapatan tapi piutang tidak).
36
SPECIFIC RED FLAGS UMUM
UNTUK CONCEALED
LIABILITIES
Transfer berlebihan dari satu entitas ke entitas
yang terkait;
Transfer dari satu entitas ke entitas yang terkait
yang tidak biasa atau tidak bisa dijelaskan;
Mempekerjakan perusahaan audit yang berbeda
untuk anak yang berbeda atau badan usaha yang
terkait;
Faktur vendor dan transaksi kewajiban lain yang
tidak tercatat dalam buku.
37
SPECIFIC RED FLAGS UMUM
UNTUK INADEQUATE
DISCLOSURES
Pengungkapan catatan yang sangat dikaburkan
sehingga sulit untuk menentukan sifat dari
peristiwa atau transaksi;
Penemuan kontinjensi hukum yang dirahasiakan,
atau acara penting lainnya;
Penemuan Fraud yang dirahasiakan.
38
SPECIFIC RED FLAGS UMUM
UNTUK IMPROPER ASSET
VALUATION
Peningkatan nilai buku aset yang tidak biasa atau
tidak dapat dijelaskan (persediaan, piutang, aset
jangka panjang)
Tren rasio atau hubungan aset ke bagian lain
dari laporan keuangan yang tidak biasa
(misalnya, peningkatan secara konsisten dalam
jumlah hari dalam rasio piutang, perubahan rasio
piutang terhadap pendapatan)
Pelanggaran GAAP dalam mencatat beban sebagai
asset
Kecenderungan manajemen untuk menjadi tidak
responsif ketika auditor internal melaporkan aset
yang telah dihapus dari neraca
39
PREVENTION
AND
DETECTION
PREVENTION
• Pemisahan tugas antara bagian pencatatan, otorisasi, dan reviu
aktivitas.
• Melakukan audit laporan keuangan secara periodik.
• Para pemimpin secara terbuka mengkomunikasikan nilai-nilai yang
dianutnya secara terbuka dan transparan kepada orang-orang di dalam
dan di luar organisasi (tone at the top).
• Menetapkan tujuan finansial yang realistis
41
DETECTION
• Aplikasi auditor keuangan SAS No. 99.
• Analisis horizontal dan vertikal dari laporan keuangan.
• Analisis rasio, khususnya tren selama beberapa tahun.
• Lima Rasio manipulasi laba Beneish.
• Pemeriksaan Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum tarif pajak versus tingkat
pajak tunai.
• Komite audit yang memenuhi persyaratan SOX dan secara aktif terlibat dalam
program antifraud, terutama dalam meminta pertanggungjawaban eksekutif.
• Menjalankan pemeriksaan latar belakang pada eksekutif.
• Auditor eksternal mempertahankan profesional skeptisisme pada setiap klien.
42
KASUS PT INDO BERAS UNGGUL
• PT Tiga Pilar Sejahtera (AISA) atau TPS Food merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi
consumer goods.
• Kasus ini bermula dari ditemukannya anak perusahaan PT TPS Food yaitu PT Indo Beras Unggul (IBU) mengepul
beras petani bersubsidi untuk diproses dan dikemas ulang menjadi beras premium. Karena kejadian ini, saham
AISA turun signifikan dan membuat perusahaan berusaha mempercantik laporan keuangan tahun 2017.
• Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) 2018, pemegang saham mengajukan investigasi
terhadap laporan keuangan 2017 dan menunjuk Ernst & Young Indonesia (EY) untuk melakukan audit kembali
atas laporan keuangan tahun 2017.
• Terdapat dugaan overstatement sebesar Rp 4 triliun pada akun piutang usaha, persediaan, dan aset tetap Grup
TPSF dan sebesar Rp 662 miliar pada Penjualan serta Rp 329 miliar pada EBITDA Entitas Food.
• Terdapat dugaan aliran dana sebesar Rp 1,78 triliun dengan berbagai skema dari Grup TPSF kepada pihak-pihak
yang diduga terafiliasi dengan Manajemen Lama (“Pihak Terafiliasi”), antara lain dengan menggunakan
pencairan pinjaman Grup TPSF dari beberapa bank, pencairan deposito berjangka, transfer dana di rekening
Bank, dan pembiayaan beban Pihak Terafiliasi oleh Grup TPSF.
• Terkait hubungan dan transaksi dengan Pihak Terafiliasi, tidak ditemukan adanya pengungkapan (disclosure)
secara memadai kepada para pemangku kepentingan (stakeholders) yang relevan. Hal ini berpotensi
melanggar Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No. KEP-412/BL/2009
tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu.
43
THANK YOU!