Anda di halaman 1dari 56

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
MALANG

Seminar Komprehensif

PREDIKSI PERUBAHAN LAHAN


PERTANIAN DENGAN PENDEKATAN
CELLULAR AUTOMATA DI KOTA BATU
DISUSUN OLEH :
ARI SANDI WAFA PRATAMA (1724082)

DIBIMBING OLEH :
Dr. Agung Witjaksono, ST.,MT dan Widyanto Hari Subagyo Widodo, ST.,Msc
OUTLINE PEMBAHASAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB IV GAMBARAN BAB VI PENUTUP
Memuat hasil studi liteartur untuk UMUM PENELITIAN Memuat terkait kesimpulan dari hasil
tahapan perumusan variabel penelitian dan juga memuat terkait
Memuat terkait pembahasan gambaran umum
penelitian. dengan rekomendasi.
pada lokasi studi yang berkaitan dengan tema
penelitian dan variabel yang digunakan.

1 2 3 4 5 6

BAB I PENDAHULUAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB V ANALISA DAN


Memuat terkait latar belakang, Memuat tentang metode analisis yang dipakai untuk
urgensi penelitian, tujuan dan merumuskan sasaran dan juga untuk proses
PEMBAHASAN
sasaran penelitian serta keluaran pencapaian tujuan dari penelitian. Memuat hasil analisa dan pembahasan mengenai
dan sistematika pembahasan masing-masing sasaran yang telah dibuat untuk
dalam penelitian mencapai tujuan penelitian yang sudah dirumuskan.
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
MALANG

Seminar
Komprehensif
PREDIKSI PERUBAHAN LAHAN
PERTANIAN DENGAN
PENDEKATANCELLULAR AUTOMATA
DI KOTA BATU

BAB 1
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Arahan pengembangan Kota Batu sebagai kawasan agrowisata dan
agropolitan

Besarnya perubahan lahan pertanian sebagai pendukung konsep


agrowisata dan agropolitan

Pada kondisi arah perkembangan Kota Batu didominasi oleh sektor non
pertanian

Intervensi tersebut membuat potensi perubahan lahan pertanian semakin


tinggi kedepannya.

Perlu dilakukan antisipasi dengan melihat dinamika perubahan


penggunaan lahan yang akan terjadi kedepannya.
PENDAHULUAN
mengetahui prediksi perubahan penggunaan lahan
sehingga dapat diketahui potensi perubahan rencana
TUJUAN lahan pertanian yang akan terjadi.

SASARAN
Mengidentifikasi Trend Pola Perubahan Penggunaan Lahan
Kota Batu tahun 2009 – 2019

Mengidentifikasi Faktor Pendorong dan Penghambat


Perubahan Penggunaan Lahan di Kota Batu

Memprediksikan Perubahan Penggunaan Lahan di Kota Batu

Memprediksikan Potensi Perubahan Lahan Pertanian yang Didasarkan


Pada Hasil Pemodelan dan Juga Kesesuaian dengan Rencana Tata
Ruang Pertanian yang Ada di Kota Batu.
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
MALANG

Seminar Komprehensif
PREDIKSI PERUBAHAN LAHAN
PERTANIAN DENGAN
PENDEKATANCELLULAR AUTOMATA
DI KOTA BATU

BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
KAJIAN PUSTAKA
VARIABEL PENELITIAN
INDIKATOR PERMUKIMAN
P
E
JARAK MENUJU KAWASAN PERMUKIMAN
F
N
INDIKATOR PENDUDUK A
D
PERTAMBAHAN JUMLAH PENDUDUK K
O
INDIKATOR AKSESBILITAS T
R
JARAK DARI JALAN UTAMA O
O
R
JARAK DARI JALAN SEKUNDER
N
INDIKATOR RAWAN BENCANA ALAM G
POTENSI MULTIBAHAYA BENCANA
KAJIAN PUSTAKA
VARIABEL PENELITIAN INDIKATOR PRASARANA
P
JARINGAN LISTRIK
INDIKATOR FASILITAS E
F
FASILITAS PERDAGANGAN DAN JASA JARINGAN AIR
N
A
FASILITAS PENDIDIKAN JARINGAN DRAINASE
D
K
JARINGAN PERSAMPAHAN O
T
FASILITAS PERKANTORAN

R
FASILITAS KESEHATAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI
O
O
FASILITAS PERIBADATAN INDIKATOR LOKASI R
PUSAT KOTA
N
FASILITAS PERBANKAN
G
JARAK DARI KAWASAN PARIWISATA
KAJIAN PUSTAKA
INDIKATOR LAHAN TERBUKA HIJAU LAHAN LP2B
PEMAKAMAN

TAMAN KOTA

HUTAN KOTA

INDIKATOR KONSERVASI
TAMAN HUTAN RAYA

SEMPADAN SUNGAI

SEMPADAN MATA AIR

HUTAN LINDUNG
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
MALANG

Seminar Komprehensif
PREDIKSI PERUBAHAN LAHAN
PERTANIAN DENGAN
PENDEKATANCELLULAR AUTOMATA
DI KOTA BATU

BAB 3
METODOLOGI
PENELITIAN
METODE PENGUMPULAN DATA
DATA SEKUNDER
DATA PRIMER
Jenis Data Instansi Kepentingan

Rencana Pola Ruang Kota Batu

GROUND CHECK POINT VALIDASI LANDUSE 2021


Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Sebagai data untuk melakukuan overlay terhadap hasil pemodelan dan
 Rencana Pola Ruang Pertanian
Ruang Kota Batu identifikasi potensi alih fungsi lahan pertanian yang akan terjadi.
 Kawasan LP2B/KP2B

𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑎𝑛𝑑𝑢𝑠𝑒
𝑛= × 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎h 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑙𝑎h 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢𝑘𝑎𝑛
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎h 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 Peta Penggunaan Lahan Kota Batu Tahun 2009 dan 2019
Skala 1:25.000
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang Kota Batu
Sebagai data masukan dalam penyusunan model prediksi penggunaan
lahan

DATA TITIK LOKASI FASILITAS Data Peta Dasar

 Batas Administrasi

Hasil Survey Primer. 


Transportasi

Perairan

 Kontur

 Toponimi

Data Peta Tematik

DATA TITIK LOKASI OBJEK PARIWISATA  Jaringan Prasarana Eksisting

Jaringan Energi/Kelistrikan

Jaringan Telekomunikasi

Hasil Survey Primer. Jaringan Sumber Daya Air


Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang Kota Batu
Digunakan sebagai data masukan dari penyusunan model dan juga
untuk membahas terkait dengan gambaran umum wilayah
Jaringan Drainase

Jaringan Persampahan

 Fisik Wilayah

Morfologi dan Kelerengan

Topografi

Jenis Tanah

Klimatologi

Hidrologi

Kawasan Resiko Bencana

Data Kependudukan
Sebagai salah satu data masukan dalam perumusan model spasial
Bada Pusat Statistik Kota Batu
prediksi penggunaan lahan.
 Jumlah Penduduk 5 Tahun Terakhir

Peta Penggunaan Lahan Kota Batu Tahun 2019 Skala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Sebagai data masukan dalam penyusunan model prediksi penggunaan
1:25.000 Ruang Kota Batu lahan
METODE ANALISIS DATA
No. Sasaran Alat Analisis Penjelasan Alat Analisis Hasil
 Terkait dengan change analysist yang menggunakan prinsip dasar regresi
 Change Analysist polinomial merupakan gambaran awal terkait dengan trend peola
perubahan penggunaan lahan yang didasarkan pada dua data masukan
 Regresi Polynomial yaitu penggunaan lahan tahun 2009 dan tahun 2019. Tren pola perkembangan lahan di Kota Batu, sehingga
Mengidentifikasi trend pola perubahan
1. diketahui terkait trend pola perubahan dari masing-masing
penggunaan lahan Kota Batu tahun 2009 – 2019. Terkait dengan proporsional random sampling digunakan untuk jenis penggunaan lahan dan luasannya yang terjadi.
 Proporsional Random Sampling 
memvalidasi penggunaan lahan faktual yaitu penggunaan lahan tahun
  2021.

 Analisa Deksriptif digunakan untuk mencari operasionalisasi dari


variabel yang didapat dari literatur yang disesuaikan dengan kondisi
eksisting lokasi penelitian, sehingga didaptkan variabel yang sesuai
dengan lokasi penelitian. Analisa deksriptif dilakukan pada tahap sintesa
variabel.

 Analisa Deksiprtif  Statistik Crammer digunakan dalam menentukan bobot dari masing-
masing varibel, sehingga dapat diseleksi terkait variabel yang
Crammer’s V berpengaruh maupun yang tidak berpengaruh terhadap pemodelan.
Mengidentifikasi faktor pendorong dan  Diketahui terkiat dengan variabel yang sudah diolah dalam
2. penghambat perkembangan penggunaan lahan di bentuk data raster sehingga bisa dijadikan masukan untuk
Kota Batu.  Euclidean Distance  Euclidean Distance digunakan untuk mengkonversi data menjadi data diproses ke proses selanjutnya yaitu cellular automata.
dalam bentuk raster berdasarkan prinsip hitungan matematis yang
bersumber dari variabel faktor pendorong dan penghambat yang nantinya
 Perhitungan Proyeksi Penduduk akan diubah menjadi data raster.

 Untuk perhitungan proyeksi penduduk eksponensial digunakan untuk


data masukan yang harus diolah terlebih dahulu sebagai salah satu faktor
pendorong perkembangan perubahan penggunaan lahan.

 MLP Neural Network digunakan untuk mencari iterasi secara otomatis


yang didarkan pada perhitungan statistik regresi non parametrik sehingga
didapatkan model potensi transisi terbaik dari variabel yang dmasukan
untuk mendukung proses pemodelan. Diketahui bobot dari masing-masing faktor baik faktor
 MLP Neural Network pendorong dan faktor penghambat sehingga bisa tersusun peta
Memprediksikan perkembangan perubahan  Markov’s Chain Merupakan salah satu metode perhitungan dari cellular transisi potensial yang nantinya digunakan untuk merumuskan
3.  (Markov’s Chain-Cellular Automata) automata dengan prinsip dasar hitungan berkala rantai markov untuk model prediksi perkembangan penggunaan lahan dalam rentan
penggunaan lahan di Kota Batu.
melakukan perhtungan prediksi penggunaan lahan 5 tahunan selama jangka waktu 30 tahun yang sudah vald dan
 Coeffisien’t Kappa bisa diterima, sehingga bisa masuk dalam proses prediksi alih
 Coeffisien’t Kappa digunakan untuk validasi dari model prediksi fungsi lahan pertanian
sehingga model dapat diterima.

Memprediksikan potensi alih fungsi lahan Setelah terbangunnya model kemudian akan dilakukan intersect atau
pertanian yang didasarkan pada hasil pemodelan menumpang tindihkan antara model prediksi dan juga lahan cadangan sawah Teridentifikasinya prediksi alih fungsi lahan pertanian di masa
METODOLOGI PENELITIAN
4.  Overlay Geographic Information System
dan juga kesesuaian dengan rencana tata ruang nasional dan juga lahan pertanian berdasarkan shp Rencana Pola Ruang di Kota mendatang.
pertanian yang ada di Kota Batu. Batu.
METODE ANALISIS DATA

METODE
. Penggunaan Lahan Tahun 2009 .Change Analysist Growth Cell Pola Perubahan
SASARAN 1
Mengidentifikasi Trend Pola Perubahan
Land Use Land Use
. Penggunaan Lahan Tahun 2019 Penggunaan Lahan Tahun 2009-2019

Aspek Fisik

Faktor Pendorong
Perubahan Lahan

Aspek Sosial
Identifikasi Faktor SASARAN 2
Perubahan Euclidean Mengidentifikasi faktor pendorong dan
DIstance Crammer’s V penghambat perkembangan penggunaan
Penggunaan Lahan
lahan di Kota Batu

Faktor Penghambat
Perubahan Lahan Constrain Zone
METODE ANALISIS DATA
Constrain Zone

Sasaran 1 METODE
Regresi Polinomial

Transisi Potensial Prediksi Perubahan SASARAN 3


METODE Memprediksikan perubahan penggunaan
Perubahan Penggunaan Lahan
Markov,s Chain lahan di Kota Batu.
Penggunaan Lahan (Cellular Automata)
(MLP)

Sasaran 2 Penentuan Bobot


Faktor
METODE
Validasi Model Hasil Pemodelan
Cross Tabulation
Kappa

METODE
Land Use 2021
-Statistik
V’Crammer’s

SASARAN 4
.SHP Rencana Pola Ruang Kota Batu Terkait Sektor Pertanian METODE
Overlay
Memprediksikan Potensi Perubahan
Lahan Pertanian yang Didasarkan Pada
Hasil Pemodelan dan Juga Kesesuaian
dengan Rencana Tata Ruang Pertanian di
Kota Batu

Prediksi Perubahan Lahan Pertanian Dengan Pendekatan Cellular Automata di Kota Batu
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
MALANG

Seminar
Komprehensif
PREDIKSI PERUBAHAN LAHAN
PERTANIAN DENGAN
PENDEKATANCELLULAR AUTOMATA
DI KOTA BATU

BAB 4
GAMBARAN UMUM
KONDISI WILAYAH PENELITIAN
KONDISI GEOGRAFIS

ORIENTASI WILAYAH KOTA BATU

16% 22%

62%

Kec. Batu Kec. Bumiaji Kec. Junrejo

Kota Batu, memiliki 3 (tiga) kecamatan dengan luas mencapai 19.416, 24 km²
(Berdasarkan data RTRW Kota Batu) dan juga memiliki 19 desa/kelurahan
yang tersebar di 3 (tiga) kecamatan.
KONDISI KEBENCANAAN
Klasifikasi Multi Bahaya Bencana (ha)
Kecamatan Desa Total
Rendah Sedang Tinggi
Ngaglik - 84,17 235,78 319,95
Oro-Oro
2,40 67,65 1.349,92 1.419,97
MULTI BAHAYA BENCANA (HA)
Ombo
Pesanggraha
1,06 57,66 614,49 673,21
n
Batu
Sidomulyo - - 257,61 257,61
Sisir - 14,03 240,74 254,77 Tinggi
Songgokerto - 150,28 533,03 683,31
Sumberejo - 26,73 272,95 299,68
Temas - 27,46 430,89 458,35
Kec. Batu 3,45 427,99 3.935,40 4.366,84
Bulukerto - 121,00 895,44 1.016,44
Bumiaji - 160,21 675,79 836,00 Kec. Junrejo
Giripurno - 378,40 621,36 999,77 Sedang
Gunungsari - 169,15 518,02 687,17 Kec. Bumiaji
Bumiaji
Pandanrejo - 97,55 526,55 624,09 Kec. Batu
Punten - 46,92 204,03 250,95
Sumber
- 295,97 2.750,92 3.046,89
Brantas
Sumbergondo - 329,99 1.079,81 1.409,80
Tulungrejo - 531,85 2.679,91 3.211,76
Kec. Bumiaji - 2.131,06 9.951,82 12.082,88
Rendah
Beji - - 241,94 241,94
Dadaprejo - - 203,14 203,14
Junrejo - 3,94 406,51 410,45
- 2,000.00 4,000.00 6,000.00 8,000.00 10,000.00 12,000.00
Junrejo Mojorejo - - 192,22 192,22
Pendem - 4,78 390,77 395,55
Tlekung - 135,67 1.159,54 1.295,21
Torongrejo - 15,26 325,56 340,83
Kec. Junrejo - 159,65 2.919,68 3.079,33
KONDISI KEPENDUDUKAN
Terkait aspek kependudukan akan dibahas mengenai jumlah dan
kepadatan penduduk pada lokasi penellitian Kepadatan Penduduk (Jiwa/Ha)
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Desa/ Kec.Junrejo
No. Kecamatan Total
Kelurahan 2016 2017 2018 2019 2020 28%
Kec.
Oro-Oro
10.576 10.814 11.059 11.305 10.745 54.499 Batu
Ombo 36%
Temas 18.948 19.363 19.795 20.224 18.139 96.469
Sisir 18.175 18.072 17.981 17.876 21.396 93.500 Kec.Bu
Batu Ngaglik 11.336 11.358 11.384 11.403 12.942 58.423 miaji
1
Pesanggrahan 12.917 13.054 13.198 13.334 13.802 66.305
35%
Songokerto 7.155 7.222 7.291 7.357 7.496 36.521
Sumberejo 7.320 7.370 7.421 7.470 7.831 37.412
Sidomulyo 7.705 7.713 7.723 7.730 8.527 39.398
Kec.Batu 94.132 94.966 95.852 99.699 100.878 485.527 Kec.Batu Kec.Bumiaji Kec.Junrejo
Pandanrejo 5.830 5.861 5.861 5.862 5.970 29.384
Bumiaji 6.364 6.394 6.402 6.450 7.232 32.842
JUMLAH PENDUDUK (JIWA)
Bulukerto 5.942 5.902 5.902 5.903 6.506 30.155
Gunungsari 6.816 6.846 6.878 6.906 7.108 34.554 100000
Punten 5.287 5.290 5.312 5.330 5.237 26.456 90000
Bumiaji
2 Tulungrejo 9.411 9.568 9.665 9.759 9.477 47.880 80000
Sumbergondo 3.899 3.906 3.924 3.941 4.186 19.856 70000
Giripurno 9.933 10.023 10.090 10.148 10.635 50.829 60000
Sumber 50000
4.640 4.669 4.716 4.758 4.669 23.452
Brantas 40000
Kec.Bumiaji 58.122 58.459 58.750 59.057 61.020 295.408 30000
Tlekung 4.134 4.156 4.156 4.160 5.073 21.679 20000
Junrejo 9.507 9.625 9.777 9.921 11.076 49.906 10000
Mojorejo 5.097 5.181 5.269 5.357 5.625 26.529 0
Junrejo Torongrejo 5.696 5.729 5.764 5.791 6.014 28.994 2016 2017 2018 2019 2020
3
Beji 8.028 8.109 8.191 8.272 8.448 41.048
Pendem 11.205 11.275 11.351 11.420 12.192 57.443 Batu Junrejo Bumiaji
KONDISI PENGGUNAAN LAHAN
KONDISI PENGGUNAAN LAHAN
Terkait aspek kependudukan akan dibahas berdasarlan 2 (dua) aspek penggunaan
lahan yaitu penggunaan lahan terbangun dan penggunaan lahan non terbangun

KONDISI PENGGUNAAN LAHAN KESELURUHAN

TPA
Sungai
Semak Belukar
Sawah dengan Padi Diselingi Tanaman Lain/Bera
Sawah
Sarana Olahraga
RTH
Permukiman
Perkantoran
Peribadatan
Perdagangan dan Jasa
Pendidikan
Pariwisata
Ladang/Tegalan Holtikultura
Khusus Kelistrika
Kebun Campuran
Kawasan Militer
Industri
Hutan Tanaman Kota Batu masih didominasi oleh peruntuk hutan primer seluas 6.471,24 hektar yang tersebar di
Hutan Sekunder semua kecamatan. Sedangkan untuk aspek lahan terbangun memiliki luasan total mencapai 3.163,55
Hutan Primer hektar yang terdiri dari kawasan permukiman beserta sarana dan prasarana penunjangnya, atau
- 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 sekitar 16,29% dari total luasan Kota Batu secara keselurahan.
KONDISI SARANA
Pemusatan sarana cenderung berada pada Kecamatan Batu yaitu sebesar 69,47 % dari
total 100 % sarana pelayanan umum yang ada di Kota Batu atau sekitar 66 unit SPU.
Untuk Kecamatan Bumiaji memiliki presentase sarana SPU sebesar 33,68 % atau sebesar
32 unit SPU dari total jumlah sarana pelayanan umum yang ada di Kota Batu. Serta untuk
Kecamatan Junrejo memiliki jumlah SPU sebanyak 29 unit.

35
30
25
20
15
10
5
0

Kec. Batu Kec. Bumiaji Kec. Junrejo

Pemusatan lokasi pariwisata berada pada Kecamatan Batu yaitu sebanyak 41 objek
pariwisata yang tersebar di semua desa/kelurahan. Untuk Kecamatan Bumiaji memiliki
jumlah objek pariwisata sebanyak 12 unit dan untuk Kecamatan Junrejo memiliki jumlah
objek pariwisata sebanyak 8 unit. Sarana Pariwisata

60
40
20
0
Kec. Batu Kec. Bumiaji Kec. Junrejo GAMBARAN UMUM
KONDISI PRASARANA
Aspek prasarana digunakan sebagai variabel masukan untuk proses pemodelan. Komponen
aspek prasarana yang dijadikan variabel diantaranya adalah prasarana jaringan jalan, prasarana
jaringan listrik, jaringan air bersih, drainase, telekomunikasi, dan persampahan .

KONDISI JARINGAN JALAN Panjang Jaringan Jalan (Km) Panjang Jaringan Distribusi Air
Jaringan jalan pada lokasi penelitian didominasi oleh jenis jalan yaitu jalan desa sepanjang 300 Bersih(Km)
449,96 km. Pada Kecamatan Batu, total panjang jalan mencapai 210,02 km yang tersebar di
semua desa/kelurahan. Untuk Kecamatan Bumiaji memiliki panjang jalan mencapai 318,70 250
45
km dan untuk Kecamatan Junrejo memiliki panjang jalan mencapai 129,97 km. 200 40
KONDISI JARINGAN AIR BERSIH 150 35
Panjang unit distribusi atau jalur distribusi air bersih yang ada pada lokasi penelitian adalah 30
sepanjang 54,98 km dengan rincian sebesar 41,60 km yang terdapat pada Kecamatan Batu, 100 25
sepanjang 11,30km yang terdapat pada Kecamatan Bumiaji dan sepanajng 2,8 km yang 50 20
terdapat pada Kecamatan Junrejo. 15
0
KONDISI JARINGAN DRAINASE Jalan Desa JKP-2 JKP-4 Jalan lokal Jalan strategis 10
primer Kota 5
Kondisi eksisting aspek jaringan drainase pada lokasi penelitian terbagi menjadi 2 (dua)
0
jenis drainase yaitu drainase primer dan draianse sekunder. Panjang draianse primer pada Kec. Batu Kec. Bumiaji Kec. Junrejo Kec. Batu Kec. Bumiaji Kec. Junrejo
lokasi penelitian mencapai 136,12 km yang tersebar di 3 (tiga) kecamatan, sedangkan untuk
panjang jaringan drainase sekunder sekunder mencapai 19,39 km yang tersebar di 3 (tiga) Kondisi Eksisting Jaringan Drainase (Km)
Kondisi Eksisting Jaringan Persampahan
kecamatan.
KONDISI JARINGAN TELEKOMUNIKASI 80.00
25
Terdapat sebanyak 4 (empat) titik BTS pada Kecamatan Batu yang berlokasi di 4 (empat) 70.00
desa/kelurahan. Pada Kecamatan Junrejo, terdapat sebanyak 4 (empat) titik BTS yang 60.00 20
tersebar di 4 (empat) desa/kelurahan. Pada Kecamatan Bumiaji, terdapat sebanyak 3 (tiga) 50.00
15
titik BTS yang tersebar di 2 (dua) desa/kelurahan. 40.00

KONDISI JARINGAN PERSAMPAHAN 30.00 10


jumlah TPS yang tersebar di semua kecamatan mencapai 50 titik yang tersebar pada semua 20.00
5
desa/kelurahan di 3 (tiga) kecamatan, sedangkan untuk TPA terdapat sebanyak 1 (satu) titik 10.00
yang berada pada Desa Tlekung Kecamatan Junrejo. 0.00 0
Kec. Batu Kec. Bumiaji Kec. Junrejo Kec. Batu Kec. Bumiaji Kec.Junrejo

Jaringan Primer Jaringan Sekunder


KONDISI RENCANA SEKTOR
PERTANIAN
Terkait rencana sektor pertanian yang sudah disesuaikan dengan kondisi eksisting terdiri dari 3 (tiga) subsektor pertanian yaitu subsektor pertanian hortikultura, subsektor pertanian
tanaman pangan dan subsektor kehutanan
Rencana Kawasan Tanaman Pangan
(Ha) Rencana Kawasan Hortikultura (Ha)
Kec.
SUBSEKTOR HORTIKULTURA Kec. Batu
Kec.
Kec. Junrejo
Batu
13%
5%
Rencana subsektor pertanian hortikultura pada lokasi 8%
Bumiaji
penelitian adalah seluas 3.081,79 hektar yang tersebar di 3 18%
kecamatan.
Kec. Junrejo Kec. Bumiaji

SUBSEKTOR TANAMAN PANGAN 73% 82%

Rencana subsektor pertanian tanaman pangan pada lokasi


penelitian adalah seluas 572,22 hektar yang tersebar di 3
kecamatan Kec. Batu Kec. Bumiaji Kec. Junrejo
Kec. Batu Kec. Bumiaji Kec. Junrejo

SUBSEKTOR KEHUTANAN Rencana Kawasan Hutan Produksi Tetap (Ha) Rencana Kawasan Hutan Lindung (Ha)

Rencana subsektor kehutanan pada lokasi penelitian Kec. Junrejo


16%
adalah seluas 4.387,88 hektar yang tersebar di semua Kec. Junrejo Kec. Batu
Kec. Batu
12% 22%
kecamatan, dengan rincian : 37%

Hutan lindung seluas 3.034,15 hektar terdapat


pada 3 kecamatan Kec. Bumiaji Kec. Bumiaji
66% 47%
Hutan produksi tetap seluas 3.273,99 hektar
terdapat pada 3 kecamatan

Kec. Batu Kec. Bumiaji Kec. Junrejo Kec. Batu Kec. Bumiaji Kec. Junrejo
KONDISI FAKTOR PENGHAMBAT
Faktor penghambat yang sudah disesuaikan dengan kondisi eksisting sebagai
masukan dalam melakukan pemodelan perubahan penggunaan lahan nantinya Klasifikasi Faktor Penghambat (Ha)
meliputi kawasan hutan lindung, LP2B, RTH Taman Kota, RTH Pemakaman,
Sempadan Mata Air, Sempadan Sungai dan Taman Hutan Raya RTH Taman Kota
0% RTH Pemakaman

LUASAN FAKTOR PENGHAMBAT 1%

Kawasan Hutan lindung seluas 3.034,15 hektar


terdapat pada 3 kecamatan
Hutan Lindung
Kawasan LP2B seluas 572,22 hektar terdapat pada 38%
3 kecamatan Taman Hutan Raya
54%
Kawasan RTH Pemakaman seluas 75,56 hektar
terdapat pada 3 kecamatan
LP2B
Kawasan Sempadan Mata Air seluas 8,18 hektar 7%
terdapat pada Kecamatan Batu dan Kecamatan Sempadan Mata Air
0%
Junrejo Sempadan Sungai
0%
Kawasan Sempadan Sungai seluas 5,12 hektar
tersebar di 3 kecamatan
Kawasan Taman Hutan Raya seluas 4.388,83
hektar terdapat pada 3 kecamatan
Kawasan RTH Taman Kota seluas 5,20 hektar
terdapat pada
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
MALANG

Seminar
Komprehensif
PREDIKSI PERUBAHAN LAHAN
PERTANIAN DENGAN
PENDEKATANCELLULAR AUTOMATA
DI KOTA BATU

BAB 5
HASIL PEMBAHASAN
ANALISA TREND POLA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KOTA
BATU TAHUN 2009-2019
Sasaran 1 merupakan tahapan yang dilakukan sebagai masukan untuk merumuskan sasaran 3,
dimana dari pola perubahan penggunaan lahan nantinya dijadikan dasar untuk menentukan
potensi perubahan yang mungkin akan terjadi kedepannya.

ALUR PENGERJAAN
PENGGUNAAN
SASARAN 1
LAHAN 2009
CHANGE LUASAN
ANALYSIST PERUBAHAN
PENGGUNAAN
LAHAN 2019
REGRESI
POLYNOMIA
L

OUTPUT

TREND POLA PERUBAHAN


PENGGUNAAN LAHAN
ANALISA TREND POLA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KOTA
BATU TAHUN 2009-2019
Pembahasan mengenai trend pola perubahan penggunaan lahan eksisting Kota Batu tahun 2009-2019 memuat terkait validasi penggunaan lahan, analisis perubahan penggunaan lahan
Kota Batu, analisis perubahan penggunaan lahan pertanian kota Batu dan juga yang terkahir sebagai kesatuan tahapan adalah trend pola perubahan penggunaan lahan pertanian yang
terjadi pada lokasi studi.

VALIDASI PENGGUNAAN LAHAN TAHUN 2021 ANALISA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN TAHUN 2009-2019
Hasil perhitungan dari penentuan titik sampel, diketahui Luas perubahan penggunaan lahan dalam rentan waktu 10 tahun terkahir yang terjadi di Kota
bahwa proposi sampel yang digunakan sebagai validasi Batu didominiasi oleh perubahan lahan menjadi permukiman dan juga kebun campuran.
penggunaan lahan di Kota Batu adalah sebanyak 78 titik Diketahui bahwa luasan perubahan permukiman mengalami pertumbuhan seluas 1.090 hektar.
untuk semua kelas penggunaan lahan.
Perubahan Penggunaan Lahan Tahun 2009-2019 (Ha)
Permukiman -162 1252
Sawah -1234 129
TPA
Sungai
Semak belukar 750
Sarana Olahraga 3
RTH 10
Perkantoran -4 2
Peribadatan
Perdagangan dan Jasa -4 158
Hasil dari validasi penggunaan faktual Pendidikan -1 1
Pariwisata -6 66
tahun 2021 di Kota Batu memiliki Ladang/Tegalan Hortikultura -919 674
tingkat keakurasian sebesar 90,70 % Khusus Kelistrikan
1
Kesehatan
(persen) Kebun Campuran 998
Kawasan militer
Industri 45
Hutan Tanaman -1 106
-1808
Hutan Sekunder 583
Hutan Primer -1497 859
-2000 -1500 -1000 -500 0 500 1000 1500

Gains Loses
ANALISA TREND POLA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KOTA
BATU TAHUN 2009-2019
ANALISA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2009-2019
Perubahan penggunaan lahan hutan primer memiliki luasan perubahan Perubahan penggunaan lahan ladang/tegalan hortikultura memiliki luasan
mencapai 578,02 hektar, dengan rincian : perubahan mencapai 944 hektar, dengan rincian :

Pada Kecamatan Batu seluas 143,31 hektar. Pada Kecamatan Batu seluas 143,31 hektar.

Pada Kecamatan Bumiaji seluas 741,34 hektar. Pada Kecamatan Bumiaji seluas 741,34 hektar.

Pada Kecamatan Junrejo seluas 35,83 hektar. Pada Kecamatan Junrejo seluas 35,83 hektar.

Perubahan penggunaan lahan hutan sekunder memiliki luasan perubahan Perubahan penggunaan lahan Sawah memiliki luasan perubahan
mencapai 1.615,33 hektar, dengan rincian : mencapai 944 hektar, dengan rincian :

Pada Kecamatan Batu seluas 530,47 hektar. Pada Kecamatan Batu seluas 713,48 hektar.

Pada Kecamatan Bumiaji seluas 1.004,13 hektar. Pada Kecamatan Bumiaji seluas 93,42 hektar.

Pada Kecamatan Junrejo seluas 80,53 hektar. Pada Kecamatan Junrejo seluas 137,11 hektar.

Perubahan penggunaan lahan hutan tanaman memiliki luasan perubahan


mencapai 1,31 hektar pada Kecamatan Batu.

Perubahan penggunaan lahan kebun campuran memiliki luasan


perubahan mencapai 0,13 hektar pada Kecamatan Batu.
ANALISA TREND POLA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KOTA
BATU TAHUN 2009-2019
ANALISA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2009-2019
Perubahan Lahan Sawah Perubahan Lahan Hutan Primer Perubahan Lahan Hutan Sekunder
ANALISA TREND POLA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KOTA
BATU TAHUN 2009-2019
ANALISA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2009-2019
Perubahan Lahan Ladang/Tegalan Perubahan Lahan Hutan Tanaman Perubahan Lahan Kebun Campuran
Hortikultura
ANALISA TREND POLA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KOTA
BATU TAHUN 2009-2019
ANALISA TREND POLA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2009-
Trend Pola Perubahan Hutan Primer
2019
Trend Pola Perubahan Penggunaan Lahan yang akan diidentifikasi adalah terkait dengan trend
pola perubahan lahan yang berkaitan dengan sektor pertanian.

Trend Pola perubahan Hutan primer memiliki luasan mencapai 6.496,81


hektar dengan rincian :

Trend Pola Perubahan dengan klasifikasi sedang seluas 4.276,25 hektar yang
01 tersebar pada 3 kecamatan

Trend Pola Perubahan dengan klasifikasi Tinggi seluas 2.220,55 hektar yang
02 tersebar pada 3 kecamatan

Trend Pola perubahan Hutan Sekunder memiliki luasan mencapai


8.624,75 hektar dengan rincian :

Trend Pola Perubahan dengan klasifikasi sedang seluas 4.973,90 hektar yang
01 tersebar pada 3 kecamatan

Trend Pola Perubahan dengan klasifikasi Tinggi seluas 3.650,85 hektar yang
02 tersebar pada 3 kecamatan

Trend Pola Perubahan Hutan Sekunder


ANALISA TREND POLA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KOTA
BATU TAHUN 2009-2019
ANALISA TREND POLA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2009-
Trend Pola Perubahan Hutan Tanaman
2019
Trend Pola Perubahan Penggunaan Lahan yang akan diidentifikasi adalah terkait dengan trend
pola perubahan lahan yang berkaitan dengan sektor pertanian.

Trend Pola perubahan Hutan Tanaman memiliki luasan mencapai 11.427,5


hektar dengan rincian :

Trend Pola Perubahan dengan klasifikasi sedang seluas 9.483,87 hektar yang
01 tersebar pada 3 kecamatan

Trend Pola Perubahan dengan klasifikasi Tinggi seluas 1.943,28 hektar yang
02 tersebar pada 3 kecamatan

Trend Pola perubahan Kebun Campuran memiliki luasan mencapai


6.391,89 hektar dengan rincian :

Trend Pola Perubahan dengan klasifikasi sedang seluas 4.874,21 hektar yang
01 tersebar pada 3 kecamatan

Trend Pola Perubahan dengan klasifikasi Tinggi seluas 1.517,68 hektar yang
02 tersebar pada 3 kecamatan

Trend Pola Perubahan Kebun Campuran


ANALISA TREND POLA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KOTA
BATU TAHUN 2009-2019
ANALISA TREND POLA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2009- Trend Pola Perubahan Ladang/Tegalan
Hortikultura
2019
Trend Pola Perubahan Penggunaan Lahan yang akan diidentifikasi adalah terkait dengan trend
pola perubahan lahan yang berkaitan dengan sektor pertanian.

Trend Pola perubahan Ladang/Tegalan Hortikultura memiliki luasan


mencapai 10.461,26 hektar dengan rincian :

Trend Pola Perubahan dengan klasifikasi sedang seluas 7.167,59 hektar yang
01 tersebar pada 3 kecamatan

Trend Pola Perubahan dengan klasifikasi Tinggi seluas 3.293,66 hektar yang
02 tersebar pada 3 kecamatan

Trend Pola perubahan Sawah memiliki luasan mencapai 6.140,56 hektar


dengan rincian :

Trend Pola Perubahan dengan klasifikasi sedang seluas 3.221,48 hektar yang
01 tersebar pada 3 kecamatan

Trend Pola Perubahan dengan klasifikasi Tinggi seluas 2.919,08 hektar yang
02 tersebar pada 3 kecamatan

Trend Pola Perubahan Sawah


MENGIDENTIFIKASI FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT
PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN
Sasaran 2 merupakan tahapan yang dilakukan sebagai masukan untuk merumuskan sasaran 3,
dimana faktor pendorong digunakan sebagai masukan perumusan peta potensi perubahan dan
faktor penghambat sebagai masukan dalam melakukan model prediksi .
MONOTICALLY
ALUR PENGERJAAN
SASARAN 2
INCREASING

FAKTOR EUCLIDEAN FUZZY SET


PENDORONG DISTANCE MEMBERSHIP

MONOTICALLY
DECREASING

FAKTOR VECTOR TO
PENGHAMBAT RASTER V’CRAMMER’S

OUTPUT
IDENTIFIKASI FAKTOR PENDORONG
DAN PENGHAMBAT PERUBAHAN
PENGGUNAAN LAHAN
MENGIDENTIFIKASI FAKTOR PENDORONG DAN FAKTOR PENGHAMBAT
PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN
Penentuan faktor pendorong dan juga faktor penghambat pada proses penentuanyya
dilakukan dengan beberapa proses pengolahan data. Untuk penentuan faktor
pendorong dilakukan dengan cara melakukan pembobotan dari sub variabel yang telah
didapat dari proses tinjauan pustaka, kemudian dilakukan pembobotan dengan metode
v’crammers sehingga diketahui untuk faktor pendorong yang berpengaruh terhadap
pemodelan yang telah dilakukan.

PENENTUAN FAKTOR PENODORONG

No. Variabel Bobot Overall V Klasifikasi

1. Jarak Dari Objek Pariwisata 0,2068 Cukup Kuat


2 Jarak Dari Fasilitas Kesehatan 0,2870 Cukup Kuat
3 Jarak Dari Fasilitas Pendidikan 0,2378 Cukup Kuat
4 Jarak Dari Fasilitas Peribadatan 0,2362 Cukup Kuat
5 Jarak Dari Fasilitas Perjas 0,2715 Cukup Kuat
6 Jarak Dari Fasilitas Perkantoran 0,2866 Cukup Kuat
7 Jarak Dari Jaringan Jalan Sekunder 0,1445 Tidak Memiliki Pengaruh
8 Jarak Dari Jaringan Jalan Utama 0,2075 Cukup Kuat
9 Jarak Dari Jaringan Air Bersih 0,1715 Cukup Kuat
10 Jarak Dari Jaringan Drainase 0,1352 Tidak Memiliki Pengaruh
11 Jarak Dari Jaringan Listrik 0,2463 Cukup Kuat
12 Jarak Dari Jaringan Persampahan 0,1942 Cukup Kuat
13 Jarak Dari Jaringan Telekomunikasi 0,3009 Cukup Kuat
14 Jarak Permukiman Eksisting 0,2256 Cukup Kuat
15 Jarak Dari Pusat Kegiatan/Kota 0,2611 Cukup Kuat
16 Proyeksi Penduduk By Target 0,1254 Tidak Memiliki Pengaruh
17 Jarak Dari Fasilitas Perbankan 0,2798 Cukup Kuat
MENGIDENTIFIKASI FAKTOR PENDORONG DAN FAKTOR PENGHAMBAT
PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN

PENENTUAN FAKTOR PENODORONG


MENGIDENTIFIKASI FAKTOR PENDORONG DAN FAKTOR PENGHAMBAT
PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN
ANALOGI PEMASUKAN FAKTOR PENGHAMBAT

Faktor Penghambat
(Data Raster) Sebelum Penampalan Zona
Konstrain

Klasifikasi
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi

Setelah Penampalan Zona


Konstrain
Klasifikasi
Sangat Rendah
Rendah
Peta Potensi Transisi Zona Konstrain Peta Potensi Transisi Sedang
dengan Zona Kontrain
Zona Non Konstrain Tinggi
Sangat Tinggi
MENGIDENTIFIKASI FAKTOR PENDORONG DAN FAKTOR PENGHAMBAT
PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN
PENENTUAN FAKTOR PENGHAMBAT
Faktor penghambat yang akan menjadi perhitungan konstrain adalah RTH Taman Kota, RTH
Pemakaman, Sempadan Mata Air, Sempadan Sungai, Taman Hutan Raya, Hutan Lindung. Luasan
kawasan peruntukan sebagai fungsi lindung pada lokasi penelitian mencapai 9.186,47 hektar atau
mencapai 47 % dari total lokasi penelitian secara keseluruhan.

Kawasan Hutan lindung seluas 3.034,15 hektar Klasifikasi Faktor Penghambat (Ha)
terdapat pada 3 kecamatan RTH Taman Kota
0% RTH Pemakaman
Kawasan LP2B seluas 572,22 hektar terdapat pada 1%
3 kecamatan

Kawasan RTH Pemakaman seluas 75,56 hektar


terdapat pada 3 kecamatan
Hutan Lindung
Kawasan Sempadan Mata Air seluas 8,18 hektar 38%
terdapat pada Kecamatan Batu dan Kecamatan Taman Hutan Raya
Junrejo 54%

Kawasan Sempadan Sungai seluas 5,12 hektar


tersebar di 3 kecamatan
LP2B
Kawasan Taman Hutan Raya seluas 4.388,83 7%
Sempadan Mata Air
hektar terdapat pada 3 kecamatan 0%
Sempadan Sungai
Kawasan RTH Taman Kota seluas 5,20 hektar 0%
terdapat pada
MEMPREDIKSIKAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KOTA
BATU
Sasaran 3 digunakan sebagai masukan untuk merumuskan sasaran 4 yaitu memprediksikan
potensi perubahan lahan pertanian yang merupakan output dalam penelitian

ALUR PENGERJAAN
SASARAN 1
MULTI LAYER
PERCEPTRON
PERUMUSAN
PETA POTENSI
SASARAN 2
PEMASUKAN
FAKTOR
SASARAN 3
TRANSISI
SASARAN 2 PENGHAMBAT
(PEMASUKAN
FAKTOR
PENDORONG MARKOV’S
PREDIKSI PERUBAHAN CHAIN
PENGGUNAAN LAHAN CELLULAR
AUTOMATA

PENGGUNAAN
LAHAN FAKTUAL
HASIL VALIDASI VALIDASI MODEL
LAPANGAN

PREDIKSI PERUBAHAN PENGGUNAAN


LAHAN OUTPUT
ANALISA PREDIKSI PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KOTA BATU
Pada pembahsan terkait dengan prediksi perubahan penggunaan lahan di Kota Batu, akan dibagi menjadi 2 (dua) sub pembahasan yaitu terkait dengan analisa potensi transisi yang
mungkin akan terjadi pada masing-masing penggunaan lahan di Kota Batu, dan yang berikutnya adalah terkait dengan hasil pemodelan dan juga pemasukan faktor penghambat sebagai
pembatas dalam perubahan penggunaan lahan yang akan terjadi.
ANALISIS POTENSI TRANSISI PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN
Transisi Hutan Primer Ke Hutan Tanaman Transisi Hutan Primer Ke Kebun Campuran Transisi Hutan Primer Ke Permukiman Transisi Hutan Primer Ke Sawah Transisi Hutan Primer Ke Hutan Sekunder

Transisi Hutan Primer Ke Hortikultura Transisi Hutan Sekunder Ke Hutan Primer Transisi Hutan Sekunder Ke Hutan Tanaman Transisi Hutan Sekunder Ke Kebun Campuran Transisi Hutan Sekunder
Ke Horikultura
ANALISA PREDIKSI PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KOTA BATU
Pada pembahsan terkait dengan prediksi perubahan penggunaan lahan di Kota Batu, akan dibagi menjadi 2 (dua) sub pembahasan yaitu terkait dengan analisa potensi transisi yang
mungkin akan terjadi pada masing-masing penggunaan lahan di Kota Batu, dan yang berikutnya adalah terkait dengan hasil pemodelan dan juga pemasukan faktor penghambat sebagai
pembatas dalam perubahan penggunaan lahan yang akan terjadi.
ANALISIS CONSTRAIN ZONE/ZONA KONSTRAIN
ANALISIS POTENSI TRANSISI PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN No. Jenis Transisi Zona Konstrain
Transisi Hutan Sekunder Transisi Hutan Sekunder Transisi Ladang/Tegalan Hortikultura Transisi Sawah 1. Hutan Primer Menjadi Hutan Sekunder - Sempadan Sungai
Ke Semak Belukar Ke Permukiman Ke Industri Ke Industri
2. Hutan Primer Menjadi Kebun Campuran - Sempadan Sungai
Hutan Primer Menjadi Ladang/Tegalan
3 Taman Hutan Raya, hutan Lindung
Hortikultura
4 Hutan Primer Menjadi Kebun Semak Belukar Taman Hutan Raya, hutan Lindung
5 Hutan Primer Menjadi Sawah Taman Hutan Raya, hutan Lindung
6 Hutan Primer Menjadi Permukiman Taman Hutan Raya, hutan Lindung
7 Hutan Primer Menjadi Hutan Tanaman Taman Hutan Raya, hutan Lindung
8 Hutan Sekunder Menjadi Hutan Primer Sempadan Sungai
9 Hutan Sekunder Menjadi Hutan Tanaman - Sempadan Sungai
10 Hutan Sekunder Menjadi Kebun Campuran - Sempadan Sungai
Hutan Sekunder Menjadi Ladang/Tegalan
11 Taman Hutan Raya, hutan Lindung
Hortikultura
Transisi Sawah Transisi Sawah Transisi Hortikultura 12 Hutan Sekunder Menjadi Semak Belukar - Sempadan Sungai
Ke Perjas Ke Permukiman Ke Permukiman
13 Hutan Sekunder Menjadi Permukiman Taman Hutan Raya, hutan Lindung
14 Ladang/Tegalan Hortikultura Menjadi Idnustri Sempadan Sungai,RTH
Ladang/Tegalan Hortikultura Menjadi
15 Sempadan Sungai,RTH
Permukiman
16 Sawah Menjadi Perjas LP2B, Semapdan Sungai, RTH
17 Sawah Menjadi Permukiman LP2B, Semapdan Sungai, RTH
18 Sawah Menjadi Industri LP2B, Semapdan Sungai, RTH
ANALISA PREDIKSI PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KOTA BATU
Pada pembahsan terkait dengan prediksi perubahan penggunaan lahan di Kota Batu, akan dibagi menjadi 2 (dua) sub pembahasan yaitu terkait dengan analisa potensi transisi yang
mungkin akan terjadi pada masing-masing penggunaan lahan di Kota Batu, dan yang berikutnya adalah terkait dengan hasil pemodelan dan juga pemasukan faktor penghambat sebagai
pembatas dalam perubahan penggunaan lahan yang akan terjadi.
ANALISIS PREDIKSI PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KOTA BATU
Dari hasil validasi diketahui bahwa untuk nilai dari
Dalam pembahsan mengenai analisa prediksi penggunaan lahan kota Batu, akan dibagi
menjadi 2 (dua) sub bahasan yaitu terkait validasi pemodelan, perbandingan hasil Overall Kappa dari cross tabulation antara hasil
prediksi pengguanan lahan yang dirinci per desa dan kecamatan dengan penggunaan pemdoelan tahun 2021 dan juga penggunaan lahan
lahan faktual tahun 2021. faktual tahun 2021 mencapai 0,9804. Nilai
ANALISIS VALIDASI MODEL PREDIKSI PENGGUNAAN LAHAN kesepakatan tersebut menurt (Altman,1991) tergolong
sebagai kesepakatan sangat kuat sehingga model
dapat diterima dan dilanjutkan untuk pengolahan guna
mengetahui potensi laih fungsi lahan pertanian pada
wilayah studi.
ANALISA PREDIKSI PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KOTA BATU
Pada pembahsan terkait dengan prediksi perubahan penggunaan lahan di Kota Batu, akan dibagi menjadi 2 (dua) sub pembahasan yaitu terkait dengan analisa potensi transisi yang
mungkin akan terjadi pada masing-masing penggunaan lahan di Kota Batu, dan yang berikutnya adalah terkait dengan hasil pemodelan dan juga pemasukan faktor penghambat sebagai
pembatas dalam perubahan penggunaan lahan yang akan terjadi.
ANALISIS PREDIKSI PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KOTA BATU
Dalam pembahsan mengenai analisa prediksi penggunaan lahan kota Batu, akan dibagi menjadi 2 (dua) sub bahasan yaitu terkait validasi pemodelan, perbandingan hasil prediksi
pengguanan lahan yang dirinci per desa dan kecamatan dengan penggunaan lahan faktual tahun 2021.
ANALISIS PERBANDINGAN HASIL PEMODELAN DENGAN PENGGUNAAN LAHAN FAKTUAL Perubahan penggunaan lahan pada Kecamatan Batu
didominiasi dengan penambahan permukiman seluas 312,75
hektar yang seblumnya hanya seluas 1051,08 hektar pada
tahun 2021 menjadi sleuas 1363,83 hektar pada tahun 2051.
Selain pertambahan eprmukiman, pada Kecamatan Batu juga
didominasi dengan kehilangan lahan sawah seluas 311,54
hektar. Luas lahan sawah sebelumnya pada tahun 2021
mencapai 427,74 hektar, berubahn menjadi 116,20 hektar
pada tahun 2051.
1400.00
1200.00
1000.00
800.00
600.00
400.00
200.00
0.00
er er an tri an an ra ta an sa an an an H ga ah ar
P rim kund nam ndus pur ehat kultu iwisa didik n Ja adat ntor kim RT ahra Saw eluk
I am es lti ar en da rib rka mu l
e
tan n S an T
a
C K Ho P P an Pe Pe er aO kB
u
H ut ut a bun
an ng P ran ema
l
H H Ke eg
a ga Sa S
g/T erda
n P
da
La

2021 2051
ANALISA PREDIKSI PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KOTA BATU
Pada pembahsan terkait dengan prediksi perubahan penggunaan lahan di Kota Batu, akan dibagi menjadi 2 (dua) sub pembahasan yaitu terkait dengan analisa potensi transisi yang
mungkin akan terjadi pada masing-masing penggunaan lahan di Kota Batu, dan yang berikutnya adalah terkait dengan hasil pemodelan dan juga pemasukan faktor penghambat sebagai
pembatas dalam perubahan penggunaan lahan yang akan terjadi.
ANALISIS PREDIKSI PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KOTA BATU
Dalam pembahsan mengenai analisa prediksi penggunaan lahan kota Batu, akan dibagi menjadi 2 (dua) sub bahasan yaitu terkait validasi pemodelan, perbandingan hasil prediksi
pengguanan lahan yang dirinci per desa dan kecamatan dengan penggunaan lahan faktual tahun 2021.
ANALISIS PERBANDINGAN HASIL PEMODELAN DENGAN PENGGUNAAN LAHAN FAKTUAL Perubahan penggunaan lahan pada Kecamatan Bumiaji
didominiasi dengan penambahan permukiman seluas 1449,84
hektar yang seblumnya hanya seluas 749,98 hektar pada
tahun 2021 menjadi 2199,82 hektar pada tahun 2051. Selain
pertambahan permukiman, pada Kecamatan Bumiaji terjadi
perubahan signifikan pada penggunaan lahan hutan sekunder,
dimana luas pada tahun 2021 mencapai 1740,43 hektar
menjadi 610,81 hektar pada tahun 2051. Pengurangan luasan
secara signifikan juga terjadi pada jenis penggunaan
ladang/tegalan hortikultura dengan total luasan perubahan
mencapai 896,67 hektar, dimana pada tahun 2021 memiliki
luasan
6000
sebesar 2898,73
5000
4000
3000
2000
1000
0
er er an t ri an a n t ur a ta an as a an H ga w ah ar
im nd m us pur at l i s a i di k J im R T hr a luk
P r e k u a na In
d
m es e
h k u w an
k a Sa e
n
Ca r t i Pa r i nd u Ol B
ta n
S
n
T K Ho Pe an d Perm na ak
H u ut a tu a b u n n g r a e m
la n
Sa S
H H Ke ga ga
/ Te rda
ng Pe
da
La

2021 2051
ANALISA PREDIKSI PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KOTA BATU
Pada pembahsan terkait dengan prediksi perubahan penggunaan lahan di Kota Batu, akan dibagi menjadi 2 (dua) sub pembahasan yaitu terkait dengan analisa potensi transisi yang
mungkin akan terjadi pada masing-masing penggunaan lahan di Kota Batu, dan yang berikutnya adalah terkait dengan hasil pemodelan dan juga pemasukan faktor penghambat sebagai
pembatas dalam perubahan penggunaan lahan yang akan terjadi.
ANALISIS PREDIKSI PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KOTA BATU
Dalam pembahsan mengenai analisa prediksi penggunaan lahan kota Batu, akan dibagi menjadi 2 (dua) sub bahasan yaitu terkait validasi pemodelan, perbandingan hasil prediksi
pengguanan lahan yang dirinci per desa dan kecamatan dengan penggunaan lahan faktual tahun 2021.
800
ANALISIS PERBANDINGAN HASIL PEMODELAN DENGAN PENGGUNAAN LAHAN FAKTUAL
700

600

500

400

300

200

100

uk n
an
/Te su se n

Pe n J n
rk asa

Be h
lan el an
ltik ka
a
an nd ata

m Sa H
wa Ind er

da K K mpu r

Su ar
ai
ku r

bu n M tri

A
a ite
S e im e

ng hu e ra

rm ora
n d i ka

ak wa
ur

ng
TP
nd
Ke sa us

luk
ga s K hat

im
Ho istri

R
ag Pe iwis
ult
n C il

ga id

Pe ant
tan Pr

a
r
Hu tan

P a
Hu

Se
Ka

rd
Pe
La
2021 2051
MEMPREDIKSIKAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KOTA
BATU
Sasaran 4 merupakan hasil akhir atau output dari penelitian yang didapat dari pengerjaan
sasaran 1 sampai dengan sasaran 3

ALUR PENGERJAAN
SASARAN 4
LUAS DAN
SASARAN 3
LOKASI
POTENSI
OVERLAY PERUBAHAN
PERUBAHAN
PENGGUNAAN
RENCANA LAHAN
SEKTOR
PERTANIAN
ANALISA POTENSI ALIH FUNGSI LAHAN YANG DIDASARKAN PADA HASIL PEMODELAN DAN KESESUAIAN
TERHADAP RENCANA POLA RUANG PERTANIAN KOTA BATU
Analisa potensi alih fungsi lahan pertanian akan menggunakan metode overlay antara rencana pola ruang pertanian dan kehutanan sebagai bagian dari subsektor pertanian yang
nantinya akan dilakukan overlay dengan hasil pemodelan penggunaan lahan untuk mengidentifikasi potensi alih fungsi lahan yang terjadi.

Jenis Rencana Pola Ruang Luas


Kawasan hortikultural 3081.79

Kawasan hutan lindung 3034.15

Kawasan hutan produksi tetap 3273.99

Kawasan tanaman pangan 572.22

Taman hutan raya 4388.83

Total 14350.98
ANALISIS PREDIKSI POTENSI PERUBAHAN RENCANA LAHAN SEKTOR
PERTANIAN TAHUN 2031
Luasan Potensi perubahan lahan rencana sektor pertanian tahun 2031 secara keseluruhan mencapai 2.229,16 hektar.
Kecamatan Batu : 777,60 hektar, dengan rincian : Kecamatan Bumiaji: 3.116,05 hektar, dengan rincian :

Hutan Produksi Tetap seluas Hutan Produksi Tetap seluas


01 398,84 hektar 01 292,43 hektar

Kawasan Hortikultura seluas Kawasan Hortikultura seluas


02 244,15 hektar 02 478,36 hektar

Hutan Lindung seluas 127,04 Hutan Lindung seluas 306,98


03 hektar 03 hektar

Kawasan Tanaman Pangan Kawasan Tanaman Pangan


04 seluas 7,56 hektar 04 seluas 7,08 hektar

Kecamatan Junrejo : 786,30 hektar, dengan rincian : Taman Hutan Raya seluas 12,98
05 hektar
Kawasan Tanaman Pangan
01 seluas 11,57 hektar

Kawasan Hortikultura seluas


02 138,49 hektar

Hutan Lindung seluas 0,02 hektar Hutan Produksi tetap seluas


03 04 203,66 hektar
ANALISIS PREDIKSI POTENSI PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN SEKTOR
PERTANIAN TAHUN 2031
Luasan Potensi perubahan lahan rencana sektor pertanian tahun 2031 secara keseluruhan mencapai 4.858,35 hektar.

KECAMATAN JUNREJO

KECAMATAN BATU

KECAMATAN BUMIAJI
ANALISIS PREDIKSI POTENSI PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN SEKTOR
PERTANIAN TAHUN 2036
Luasan Potensi perubahan lahan rencana sektor pertanian tahun 2036 secara keseluruhan mencapai 2.580,97 hektar.
Kecamatan Bumiaji: mengalami penambahan luasan potensi perubahan lahan sebesar
351,81 hektar menjadi 1.449,83 hektar
Penambahan luas potensi perubahan Kawasan Hortikultura seluas
01 262,77 hektar dari tahun sebelumnya menjadi 741,13 hektar

Penambahan luas potensi perubahan Hutan Produksi Tetap seluas


02 165,26 hektar dari tahun sebelumnya menjadi 457,69 hektar

Penambahan
Luasan
Penambahan
TAHUN 2031 Luasan
TAHUN 2036
ANALISIS PREDIKSI POTENSI PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN SEKTOR
PERTANIAN TAHUN 2041
Luasan Potensi perubahan lahan rencana sektor pertanian tahun 2041 secara keseluruhan mencapai 3.009,17 hektar.
Kecamatan Bumiaji: mengalami penambahan luasan potensi perubahan lahan sebesar
428,20 hektar menjadi 1.877,82 hektar
Penambahan luas potensi perubahan Kawasan Hortikultura seluas
01 48,21 hektar dari tahun sebelumnya menjadi 789,34 hektar

Penambahan luas potensi perubahan Hutan Produksi Tetap seluas


02 303,75 hektar dari tahun sebelumnya menjadi 761,44 hektar

Penambahan Penambahan
TAHUN 2036 Luasan TAHUN 2041 Luasan
ANALISIS PREDIKSI POTENSI PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN SEKTOR
PERTANIAN TAHUN 2046
Luasan Potensi perubahan lahan rencana sektor pertanian tahun 2046 secara keseluruhan mencapai 3.392,34 hektar.
Kecamatan Bumiaji: mengalami penambahan luasan potensi perubahan lahan sebesar
378,22 hektar menjadi 2.256,04 hektar
Penambahan luas potensi perubahan Kawasan Hortikultura seluas
01 208,56 hektar dari tahun sebelumnya menjadi 997,90 hektar

Penambahan luas potensi perubahan Hutan Produksi Tetap seluas


02 169,65 hektar dari tahun sebelumnya menjadi 931,09 hektar

Kecamatan Junrejo: mengalami penambahan luasan potensi perubahan lahan sebesar


4,95 hektar menjadi 358,70 hektar
Penambahan luas potensi perubahan Kawasan Tanaman Pangan
01 seluas 4,79 hektar dari tahun sebelumnya menjadi 16,36 hektar

Penambahan luas potensi perubahan Hutan Produksi Tetap seluas


02 0,16 hektar dari tahun sebelumnya menjadi 203,82 hektar
ANALISIS PREDIKSI POTENSI PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN SEKTOR
PERTANIAN TAHUN 2051
Luasan Potensi perubahan lahan rencana sektor pertanian tahun 2051 secara keseluruhan mencapai 3.749,51 hektar.
Kecamatan Batu mengalami penambahan luasan potensi perubahan lahan sebesar
11,25 hektar menjadi 788,85 hektar
Penambahan luas potensi perubahan Kawasan Hortikultura seluas
01 2,34 hektar dari tahun sebelumnya menjadi 246,49 hektar

Penambahan luas potensi perubahan Hutan Produksi Tetap seluas


02 4,44 hektar dari tahun sebelumnya menjadi 403,28 hektar

Penambahan luas potensi perubahan Kawasan Tanaman Pangan


03 seluas 4,48 hektar dari tahun sebelumnya menjadi 12,04 hektar

Kecamatan Bumiaji mengalami penambahan luasan potensi perubahan lahan sebesar


345,91 hektar menjadi 2.601,95 hektar
Penambahan luas potensi perubahan Kawasan Hortikultura seluas
01 210,17 hektar dari tahun sebelumnya menjadi 1.208,07 hektar

Penambahan luas potensi perubahan Hutan Produksi Tetap seluas


02 135,74 hektar dari tahun sebelumnya menjadi 1.066,38 hektar
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
MALANG

Seminar
Komprehensif
PREDIKSI PERUBAHAN LAHAN
PERTANIAN DENGAN
PENDEKATANCELLULAR AUTOMATA
DI KOTA BATU

BAB 6
PENUTUP
KESIMPULAN

Hasil dari pembahasan dan analisis untuk sasaran 1, didapatkan hasil bahwa, untuk trend pola perubahan penggunaan lahan diketahui bahwa untuk trend pola perubahan
dengan klasifikasi tinggi dan sedang pada jenis penggunaan lahan yang berkaitan dengan sektor pertanian tersebar di 3 (tiga) kecamatan..

Dari hasil perhitungan dan analisis yang dilakukan untuk sasaran 2, diketahui bahwa Terdapat 21 variabel yang dipakai dalam pemodelan karena memiliki bobot sesuai
dengan standar yang ditentukan dari 25 variabel secara keseluruhan.

Dari hasil prediksi penggunaan lahan diketahui bahwasannya, Perubahan lahan secara signifikan terjadi di 2 (dua) kecamatan, yaitu Kecamatan Batu dan Kecamatan Bumiaji
dari hasil pemodelan prediksi yang telah dilakukan.

Potensi perubahan rencana sektor pertanian cenderung mengarah ke Batu bagian utara dalam kurun waktu 30 tahun kedepan. Hal ini karena, Kecamatan Bumiaji menjadi
Kecamatan yang mengalami penambahan luas potensi perubahan secara terus-menerus dalam kurun waktu 30 tahun kedepan.
REKOMENDASI

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan


masukan dalam pembuatan dokumen perencanaan sektoral pada
bidang pertanian

Arahan dalam pengurangan laju perubahan lahan rencana sektor


pertanian

Memasukan aspek ekonomi kedalam model prediksi.


 

Pelibatan Stakeholders dalam merumuskan model.


 
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai