Anda di halaman 1dari 17

PRINSIP-PRINSIP ETIKA

DALAM PENELITIAN
KUALITATIF
Dosen Pengampu: Ns. Yulia Irvani Dewi, M.Kep.Sp.Mat
Kelompok 2 (A 2020 2)
Nama-Nama Anggota Kelompok

Fajriyatul Kamal 2011135238 Hikmawati Ilma 2011135230


Fathur Rahman 2011111504 Sri Agustina 2011113516
Febby Putri 2011113530 Indah Oktarina 2011113520
Ananda
Fiona Adhania 2011113268 Sulistyawati 2011114361
Fitrah Salam 2011125084 Jihan Azzahra Nasha 2011113262
Aqila
Gesi Freona Br S 2011135233 Khairatul Husnia 2011116723
Grace Sri Dewani 2011113182 Latifa Murani 2011113251
Haniifah Nurul 2011113253    
Almas
Latar Belakang Etika dalam Penelitian

• Etika berasal dari istilah etik, istilah ini berasal dari bahasa Greek
yang mengandung arti kebiasaan atau cara hidup.

• Latar belakang etika dalam penelitian kualitatif ialah seorang


peneliti wajib menghargai kesediaan dan pengorbanan manusia
tetapi juga menghormati dan melindungi kehidupan, kesehatan,
keleluasaan pribadi (privacy), dan martabat (dignity) subjek
penelitian.
Sambungan

• Penelitian kualitatif dipagari dengan etika penelitian. Peneliti


dihadapkan pada dua sikap profesional .
a. Sikap pertama: pengetahuan yang cukup untuk memahami
teknik-teknik penelitian.
b. Sikap kedua adalah sensitivitas pada aspek etika dalam
melakukan penelitian.
Prinsip-Prinsip Etik dalam Penelitian

Adapun prinsip-prinsip etika penelitian yang disebut juga dengan The five rights
of human subjects in research menurut Polit & Beck dalam Kurniawan (2015),
yaitu:
Respect for Autonomy Partisipan memiliki hak untuk membuat keputusan secara sadar
dan untuk menerima atau menolak menjadi partisipan

Privacy atau dignity Partisipan memiliki hak untuk dihargai tentang apa yang mereka
lakukan dan apa yang dilakukan terhadap mereka serta untuk
mengontrol kapan dan bagaimana informasi tentang mereka
dibagi dengan orang lain

Anonymity dan Peneliti menjelaskan kepada partisipan bahwa identitasnya


Confidentialy terjamin kerahasiaannya dengan menggunakan pengkodean
sebagai pengganti identitas dari partisipan
Sambungan

Justice Peneliti memberikan kesempatan yang sama bagi partisipan


yang memenuhi kriteria untuk berpartisipasi dalam penelitian ini

Beneficence dan Penelitian ini tidak membahayakan partisipan dan peneliti harus
Nonmaleficence melindungi partisipan dari bahaya ketidaknyamanan (protection
from discomfort).
Ethical clearance dalam riset kualitatif

• Pemerintah RI telah membentuk Komisi Nasional Etik Kesehatan (KNEPK)


berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1334/Menkes/SK/X/002
tanggal 29 Oktober 2002.
• Tugasnya KNEPK bekerjasama dengan semua lembaga di Indonesia yang
melakukan penelitian kesehatan mengikutsertakan relawan manusia
sebagai subyek penelitiannya yang dikembangkan dengan memanfaatkan
jaringan komunikasi Nasional Etik Penelitian Kesehatan (Jarkomnas EPK).
Faktor yang mendorong perkembangan etik penelitian kesehatan:

1 2
Persyaratan bahwa setiap Tanpa persetujuan etik,
penelitian kesehatan yang hasil penelitian tidak dapat
mengikut-sertakan manusia dipublikasi dalam majalah
sebagai subyek penelitian ilmiah yang bermutu atau
harus memiliki persetujuan ditawarkan kepada industri
etik dari komisi yang kesehatan
berwenang
Informed consent riset kualitatif

• Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti


dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan
yang diberikan sebelum penelitian dilakukan.
• Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan
tujuan penelitian, mengetahui dampaknya.
• Aspek utama informed consent yaitu informasi, komprehensif, dan
volunterness
Adapun aspek kemanfaatan informed consent antara lain:

1. Penghormatan 3. Melindungi peneliti


pada seseorang

2. Melindingi subjek 4. Kerahasiaan


penelitian
Contoh informed consent
ANALISIS PENERAPAN
Contoh prinsip etik dalam penelitian kualitatif
Penelitian oleh Gori,M & Kustanti, C.(2018). Studi Kualitatif Perilaku Emotional Eating Mahasiswa
Tingkat IV Program Studi Sarjana Keperawatan di Stikes Bethesda Yakkum Yogyakarta. Journal
Kesehatan, 6(2), 88-98.
● Anonymity dan Confidentialy
Dapat di lihat dari artikel kualitatif yang sudah dibaca, sebagai berikut.
Pemahaman partisipan mengenai emotional eating dapat dilihat dari pernyataan
kesepuluh partisipan seperti berikut:
P1: “Ketika kita meluapkan kepada makanan sih menurutku.... emosi kita terhadap
makanan jadi kita luapin ke makanan gituloh..... ketertarikan pada makanan yang
tinggi.”
P2: “Perasaan yang membuat kamu untuk makan.”
P3: “Melarikan diri ke makananmakanan, jadi dia makan pas dia merasa dirinya itu tu
emosi kayak gitu.”
P4: “Perilaku yang membuat kita emosi mungkin, mm.. mungkin emosi dengan
sesuatu.”
P5: “Jadi kayak pelampiasan perasaan ke makanan.”
sambungan

P6: “Gimana yaa, untuk kita tidak bisa mengontrol nafsu makan.”
P7: “Mungkin asal pilih makanan aja gak mikir-mikir dulu gitu kalau
kebanyakan atau kadang bisa berlebihan makannya.”
P8: “Yaa mungkin perasaan yang membuat kamu makan gitu kali ya..”
P9: “ya emotional eating itu adalah perasaan yang membuat kita ingin
makan, seperti itu.”
P10: “Mungkin itu perasaanmu ketika emosi sehingga membuat kamu
makan.”
Dapat dilihat dari kata-katapartisipan diatas bahwa identitas klien sudah
terjamin kerahasiaannya dengan pemberian kode yaitu “P1 sampai P10”.
• Justice

dapat dilihat dari artikel kualitatif yang sudah dibaca, sebagai


berikut.
P1: “Kalau aku sih bukannya jangan jangan, tapi lihat sikon dulu ya
yang pertama liat sikon”
P2: “...dan kalaupun pake pertimbangan kalau misalnya kayak mau
pertimbangin kayak misalnya kayak mau aku kerjain apa dulu.”
“Emang orangnya gitu, kalau stresbawaannya pengen makan.”
P3: “Disaat orang stres pasti dia juga butuh tenaga kan, jadi
makanya kalau orang stres makan itu wajar.”
sambungan

P5: “Jadikan misalnya gak ada kegiatan ni, bosen, lagi


kebingungan, pastikan ujung-ujungnya makan, nah
waktu makan itu tuh, jadi kayak ngerasa ada kegiatan.”
P10: “Mungkin karena udah kebiasaan aku kali ya, dari
dulu itu emang kalau mood lagi gak enak.”

Dapat dilihat dari kata-kata partisipan di atas, bahwa


peneliti sudah memberikan kesempatan yang sama
pada semua partisipan untuk dapat mengungkapkan
perasaannya baik sedih maupun senang dan
mengungkapkan seluruh pengalamannya
Kesimpulan

Etika penelitian sebagai batasan terhadap sejauh mana penelitian dapat


melibatkan partisipannya serta bisa mencegah terjadinya pelanggaran
yang dapat merugikan diri partisipan. Maka dari itu krusial sekali untuk
para peneliti untuk bisa mematuhi etika ini agar tidak ada satupun pihak
yang dirugikan selama serta setelah penelitian berlangsung.
-TERIMA KASIH-

Anda mungkin juga menyukai