Anda di halaman 1dari 12

Diskusi Lesi Oral

Torus Palatinus
NAMA : GIFFARI ADRIAN JUSUF
NIPP : (20184020009)
Identitas Pasien

 Nama Pasien : Siti Faradibah


 No. RM :
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Status Perkawinan : Belum Nikah
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Mahasiswa
SUBJEKTIF
 (CC) Pasien mengeluhkan rasa tidak nyaman pada langit-langit
rongga mulutnya karena terdapat tonjolan pada rahang atas.
 (PI) Tonjolan terletak di atas bagian tengah berbentuk bulat dan
keras. Pasien menyadari tonjolan saat SD, Pasien juga tidak
mengeluhkan rasa sakit. Pasien tidak punya riwayat trauma jatuh
atau trauma saat makan. Tonjolan tidak bertambah besar, pasien
belum pernah memeriksakan keadaan tersebut ke dokter gigi.
 (PDH) pasien menyikat gigi 2x sehari pagi setalah makan dan
malam sebelum tidur, pasien sebelumnya pernah ke dokter gigi
untuk melakukan perawatan orthodonsi sekitar 1 bulan yang lalu
 (PMH) pasien belum pernah rawat inap di RS, pasien tidak
mengkonsumsi obat tertentu secara rutin, pasien tidak dicurigai
memiliki Riwayat penyakit tertentu, pasien tidak memiliki Riwayat
alergi obat serta makanan
 (FH) pasien mengaku ayahnya mengalami hal serupa, orang tua
tidak di curigai memiliki Riwayat penyakit sistemik.
 (SH) pasien seorang mahasiswi, pasien sering mengkonsumsi
buah dan sayur-sayuran, pasien juga sering mengkonsumsi air
putih yang cukup
OBJEKTIF
 Terdapat lesi noduler pada sutura midline palatum
durum,  berbentuk bulat dengan batas jelas
berkonsistensi keras berukuran sekitar 1 cm
berwarna sama dengan mukosa, tidak sakit,
Case
 Assessment : dx : Torus Palatinus
 Planning : KIE dan kontrol
K Mengkomunikasikan kepada pasien bahwa keadaan ini disebut dengan torus
palatinus atau benjolan di langit – langit rongga mulut pasien itu tidak
berbahaya dan bukan suatu keganasan, Serta tidak menular
I Memberikan infomasi kepada pasien bahwa penyebab dari Torus ini
kurang jelas. Namun, bisa disebabkan oleh genetic/keturunan dari orang tua, atau
bisa juga karena disebabkan oleh trauma. Penyebab torus juga bisa disebabkan oleh
defisiensi nutrisi. Pasien juga dijelaskan bahwa kemungkinan besar penyebab
torus yang dialami oleh pasien adalah karena genetic.
E Memberikan edukasi kepada pasien bahwa jangan panik atas kondisi yang
sedang dialami. Tetap jaga kesehatan, makan makanan yang bergizi serta menjaga
keadaan rongga mulutnya.
 OBSERVASI
a. Melihat apakah ada penambahan jumlah & ukuran pada torus palatinus
b. Melihat apakah torus palatinus semakin membesar atau normal

 KONTROL
E. PEMBAHASAN

 Torus adalah benjolan atau massa jaringan yang padat dan menonjol dari tulang. Torus palatinus
adalah lesi noduler dari tulang yang terletak di midline palatum durum. Penonjolan tulang
biasanya asimptomatik (Regezi, 2017).
 Torus palatinus merupakan salah satu variasi normal yang disebabkan oleh faktor genetik. Apabila
torus palatinus tidak mengganggu fungsi bicara, pengunyahan dan tidak terdapat keluhan maka
pembedahan untuk mengambil torus palatinus tidak diperlukan.
 Pembedahan perlu dilakukan apabila diperlukan alat protesa untuk mengembalikan fungsi gigi yang
hilang yang terbuat dari metal maupun akrilik
 Torus palatinus sering kali tidak bergejala kecuali jika terkena trauma dan beberapa pasien menyadari
keberadaan torus ketika terjadi trauma yang menimbulkan rasa sakit (Langlais, 2009).
F. ETIOLOGI
 Penyebab terjadinya torus palatinus tidaklah jelas, teori yang
paling banyak diterima adalah karna faktor genetik, tetapi
ada berbagai sumber mengatakan faktor lingkungan seperti
makanan dan tekanan kunyah juga dapat menyebabkan
terbentuknya torus palatinus
 Klasifikasi torus palatinus berdasarkan ukuran menurut Woo (Seah, 1995):

  Peninggian (mm) Lebar (mm) Panjang (mm)

Kecil <3 < 10 < 15

Sedang 3-5 10 - 15 15 - 25

Besar >5 > 15 > 25


 Klasifikasi torus palatinus berdasarkan bentuk menurut
Thoma:
a. Flat torus adalah penebalan torus yang dasarnya lebar dan
datar, sedikit cembung, menonjol, permukaannya halus.
b. Spindle torus adalah torus yang memperlihatkan ridge di
bagian midline.
c. Nodular torus adalah terdiri dari tonjolan kecil yang bersatu
membentuk pembengkakan tunggal.
d. Lobular torus adalah adalah torus yang tumbuh
menggantung karena pembengkakan yang berlanjut.
Terletak pada basis tunggal dan terbagi menjadi lobus yang
dipisahkan oleh satu atau beberapa alur.
G. KESIMPULAN
 Torus palatinus adalah lesi noduler dari tulang yang terletak di midline
palatum durum. Torus palatinus merupakan salah satu variasi normal yang
disebabkan oleh faktor herediter atau keturunan. Apabila torus palatinus tidak
mengganggu fungsi bicara, pengunyahan dan tidak terdapat keluhan maka
hanya perlu dilakukan observasi.
H. DAFTAR PUSTAKA
 Consolaro, Alberto dan Consolaro, Renata. 2015. Origin of Torus Palatinus
and Torus Mandibularis: Basis for Clinical Interpretation. Dental Press
Implantology Journal.
 Langlais, R., Miller, C., dan Gehrig J. 2009. Color Atlas of Common Oral
Diseases, 4th Edition. USA: Lippincott Williams & Wilkins.
 Regezi, J., Sciubba, J., dan Jordan, R. 2017. Oral Pathology Clinical
Pathologic Correlation, Seventh Edition. China: Elsevier.
 Seah, Y.H. 1995. Torus Palatinus and Torus Mandibularis: A Review of the
Literature. Australian Dental Journal.

Anda mungkin juga menyukai